Senin, 20 Agustus 2012
Nasionalis Sekuler Poros Tengah
Definisi. Nasionalis adalah orang yang
memperjuangkan kepentingan bangsanya. Sekuler adalah suatu keadaan yang bukan
bersifat keagamaan atau kerohanian [bersifat keduniawian]. Definisi dari dua
kata ini berdasarkan pengertian dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, diterbitkan
oleh Balai Pustaka. Penggabungan dua kata ini, nasionalis dan sekuler memiliki
arti, orang yang mempunyai visi bagi kepentingan bangsanya dengan misi yang
lebih ditekankan dengan metoda yang tidak bersifat keagamaan. Agama adalah
urusan masing-masing pribadi terhadap suatu kekuatan atau terhadap sesembahan
yang diyakini oleh penganutnya. Ajaran moral dari setiap agama yang dianut oleh
masing-masing pribadi memang seharusnya diekspresikan dalam kehidupan nyata
sehari-hari, tetapi bukan untuk dijadikan alat perjuangan mencapai cita-cita
kebangsaan, karena setiap agama mempunyai konsep yang berbeda satu dengan yang
lain untuk mencapai tujuan kebangsaan. Untuk mencapai tujuan kebangsaan yang
dicita-citakan oleh seluruh elemen suatu bangsa, maka di dalam negara
nasionalis sekuler dibutuhkan satu instrument pemersatu yang dapat diterima
oleh seluruh rakyat bangsa ini. Di dalam semangat nasionalis sekuler yang
ditekankan bukan kau beragama apa atau aku beragama apa, melainkan kontribusi
apa yang aku berikan untuk bangsaku.
Ciri-ciri. Ciri-ciri umum negara bersemangat
nasionalis sekuler adalah semua warga negara bebas menyatakankan ajaran apa
saja, yang penting tidak mengganggu kepentingan umum. Simbol agama jika dipandang
mengganggu kepentingan umum, maka hal tersebut perlu dilarang beredar. Negara
dengan semangat nasionalis seperti ini kurang memberi peluang perkembangan
sekolah yang berwacana agama, bahkan di beberapa negara, warga negara mengenal
pendidikan agama hanya sebatas di sekolah taman kanak-kanak, setelah ini, dari
tingkat pendidikan dasar sampai universitas tidak ada sama sekali pendidikan
agama. Negara mengarahkan pendidikan bagi rakyat menuju masyarakat yang
berpikir logis, bahkan di beberapa negara beranggapan, bahwa agama hanya
sebagai racun masyarakat.
Negara-negara penganut paham
nasionalis sekuler. Seluruh
Eropa [kecuali Vatican ],
Inggris, Amerika , Canada ,
Australia ,
Selandia Baru, Cina, dan Turki. Turki telah memulai menuju masyarakat
nasionalis sekuler dari kepemimpinan Kemal Pasha Attaturk yang dipandang
sebagai bapak bangsa Turki membangun negara ini menuju Turki modern dengan
model pendidikan Barat. Attaturk yang berasal dari kalangan tentara, pahlawan
perang Galipoli melarang penggunaan semua symbol agama [baca : Islam], seperti
pemakaian jilbab, sekolah agama pondok pesantren, sampai pakaian yang menjadi
ciri-ciri orang Islam pun dilarang, masjid Aya Sophia yang sangat terkenal di
seluruh dunia hanya digunakan sebagai museum, bukan tempat ibadah. Tentu saja
pada mulanya kampanye anti symbol agama diberlakukan di seluruh Turki, dia
mendapat perlawanan dari kaum ulama, tetapi dia mendapat dukungan luas dari
kalangan militer dan rakyat juga mendukung dia karena keberhasilannya membangun
Turki modern. Turki adalah satu-satunya negara berpenduduk mayoritas Islam
dengan semangat nasionalis sekuler.
Sasaran yang dicapai. Di negara nasionalis sekuler,
negara tidak mengijinkan rakyat untuk menggunakan symbol agama, karena
berpotensi dapat menimbulkan konflik horizontal yang sangat luas apabila ada
penyulut utama untuk terjadi konflik tersebut. Biasanya factor penyulut
utamanya adalah dimulai dari issue ekonomi. Itu sebabnya, negara-negara
nasionalis sekuler berusaha membuat pertumbuhan ekonomi negara semakin
meningkat setiap tahun. Karena focus untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi demi
tercipta keamanan dan ketertiban, pada akhirnya bangsa-bangsa yang bersemangat
nasionalis sekuler terjerumus pada pendewaan uang.
Mungkin
Anda berkata kepada saya, bahwa satu per satu negara yang menganut paham
nasionalis sekuler pada mulai mengalami keretakan. Misalnya? Norwegia baru saja
dilanda terror bom yang dipicu masalah ras oleh seorang yang berpaham
ultra-nasionalis. Inggris belum lama ini dilanda kerusuhan penduduk yang dipicu
oleh masalah ras yang berakar dari keadaan ekonomi. Jerman dan Prancis juga
termasuk negara-negara yang berpaham nasionalis sekuler, boleh dikatakan kedua
negara ini adalah penggagas utama. Begini man, segala sesuatu kalau berlebihan,
pasti tidak menghasilkan sesuatu yang berguna bagi satu bangsa. Segala sesuatu
kalau ekstrem kiri atau ekstrem kanan pasti tidak baik. Anda harus menjadi
seorang nasionalis sejati, tetapi bukan menjadi seorang extreme-nasionalis
sehingga tidak mau lagi bergaul dengan bangsa-bangsa lain.
Seorang
bersemangat nasionalis sekuler bukan berarti tidak mempunyai agama. Contohnya,
Bung Karno, dia beragama Islam, tetapi caranya dia menyatakan imannya dia lebih
condong ke arah sekuler. Buktinya? Buktinya, dia mengizinkan eksistensi komunis
di Indonesia .
Bung Karno tidak mengizinkan berdirinya negara agama di Indonesia , karena dia lebih
mengutamakan kepentingan nasional dari pada kepentingan satu kelompok tertentu.
Bung Karno adalah pelopor paham nasionalis sekuler di Indonesia .
Visi
Pancasila sudah jelas tertulis di dalam Piagam Jakarta, sedangkan misi
Pancasila adalah mempersatukan keberagaman [agama, suku, dan kelompok] untuk
kepentingan bangsa. Sekali lagi untuk kepentingan bangsa, BUKAN AGAMA. Kalau
sudah untuk kepentingan bangsa, jangan ada pikiran agama superior, suku
superior, dan kelompok superior. Jika Pancasila dijalankan sesuai menurut landasannya,
Indonesia
tergolong negara nasionalis sekuler yang lebih lunak dibandingkan nasionalis
sekuler murni. Ya, katakan saja nasionalis sekuler poros tengah, yaitu
menjembatani antara yang nasionalis agamis dan nasionalis sekuler. Pancasila
memberi warna tersendiri bagi arah nasionalisme negeri ini.
Jangan kamu
tanyakan, mana yang lebih utama ajaran agama atau Pancasila? Agama adalah
panduan hidup yang diyakini oleh penganut agama bersangkutan memiliki visi
eskatologis paling dapat memberi kebahagiaan, sedangkan Pancasila adalah
panduan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk bermasyarakat. Jadi, jalurnya sudah
beda, peganglah ini.
Pada
saat seperti sekarang ini banyak pihak mengatakan, bahwa Indonesia bukan negara agama,
tetapi kenyataannya beberapa organisasi masyarakat mengatasnamakan agama
bergerak seakan lebih berwibawa dibandingkan dengan apparat negara yang seharusnya
melindungi masyarakat dari tindakan anarkis. Kondisi social keagamaan di Indonesia
dalam keadaan payah, karena agama lebih banyak dijadikan komoditas politik demi
menarik suara pemilih sebanyak-banyaknya dalam presiden dan wakil presiden.
Pemilih seperti ini masih sangat banyak di tingkat akar rumput dan seperti
dibiarkan dalam kebodohan politik. Dakwah agama lebih banyak diarahkan supaya
audiens memisahkan diri terhadap kelompok lain yang beda. Hasilnya, semakin
hari semakin jauh hubungan pertemanan dengan jarak yang semakin lebar. Hanya
orang bodoh saja yang kebingungan menghadapi perubahan zaman dan hanya orang
bodoh saja mudah ditipu oleh rupa-rupa ajaran. Nah, supaya tidak mudah
dibodohi, belajarlah berpikir logis seperti orang-orang yang bersemangat
nasionalis sekuler, tanpa melupakan TUHAN.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar