Selasa, 21 Agustus 2012
Ketika Kredibilitas Sedang Menurun
Nazaruddin telah
membuka bagian dalam partai politik yang sedang berkuasa, Andi Nurpati menjadi
tersangka pemalsuan surat MK, Ruhut Situmpul dipermalukan oleh isteri
pertamanya, Marzuki Alie, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, membuat pernyataan
yang tidak menyenangkan didengar oleh telinga orang Indonesia pada umumnya,
Anas Urbaningrum, Ketua Umum, bersama Andi Malarangeng, Menteri Pemuda dan Olah
Raga, mereka tersandung perkara Hambalang, Hartati Murdaya, anggota Dewan Pembina
terlibat kasus suap. Mungkin masih akan ada lagi yang akan menyusul. Mereka
adalah kader dari Partai Demokrat. Mereka menciptakan berita yang tidak sedap
didengar oleh orang Indonesia
sehingga mengganggu kredibilitas Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, juga
pemangku jabatan Presiden RI , yaitu Susilo Bambang Yudhoyono.
Nazaruddin,
bekas Bendahara Umum PD terlibat suap pembangunan wisma atlit SEA GAMES di
Palembang, selama menjadi orang yang dicari di luar negeri, dia menyebar
berita, bahwa banyak petinggi PD telah menerima uang suap, seperti Anas
Urbaningrum, Eddy Baskoro, Angelina Sondakh, dan Andi Alfian Malarangeng. Andi
Nurpati tidak disebut namanya sebagai penerima uang suap, tetapi perempuan ini
sedang bermasalah hukum, yaitu menjadi tersangka kasus pemalsuan surat MK.
Peristiwa pemalsuan ini terjadi ketika dia masih menjadi anggota KPU dan belum
menjadi kader PD. Ruhut Sitompul juga tidak disebut namanya sedikit pun oleh
Nazaruddin, tetapi pengacara ini oleh isteri pertamanya akan dituntut ke pengadilan
karena telah membuat identitas palsu yang berhubungan dengan perkawinan pengara
ini dengan isteri kedua. Walaupun kasus ini adalah masalah keluarga, kasus ini
sudah cukup memberi kontribusi informasi, beginilah isi perut PD sehingga
pengacara ini tidak banyak cakap lagi selama berminggu-minggu. Marzuki Alie
membuat pernyataan, bahwa KPK dibubarkan dan semua koruptor dimaafkan saja.
Orang ini sadar tidak, ya, atas ucapannya ini. Ketika orang Indonesia meletakkan harapan kepada
KPK, benteng terakhir untuk memberantas korupsi di negera ini, orang ini
justeru membuat komentar yang sangat menyakitkan hati nurani bangsa ini.
Nazaruddin juga tidak menyebutkan nama Hartati Murdaya, tetapi ternyata
perempuan ini mempunyai permainan sendiri atas kasus penyuapan terhadap seorang
bupati di Buol, Sulawesi Utara.
Fakta
social hanyalah opini public atau opini dari seseorang yang merasa dirugikan
oleh pihak lain, sedangkan fakta hukum harus melalui pembuktian yang obyektif
dengan semua barang bukti. Berita yang disebarkan oleh Nazraruddin di atas
tergolong fakta social, yaitu sebagian besar orang di Indonesia mulai dari tingkat pusat
sampai ke daerah telah terlibat perbuatan korup. Karena berita korupsi ini
focus ke petinggi PD, semua orang di Indonesia juga ikut focus melihat Presiden
yang memimpin negeri ini adalah petinggi paling top di PD. Walaupun hanya facta
social, penyebaran nama-nama petinggi PD sudah cukup menurunkan kredibilitas
SBY selaku orang nomor satu di negeri ini. Menurut hasil polling satu lembaga
survey di Indonesia, pamor SBY sudah menurun sampai tingkat yang sangat tidak
menguntungkan untuk maju dalam pemilihan umum 2014, yaitu dibawah 50 persen
saja.
Walaupun
ini hanyalah facta social yang tidak didukung oleh bukti-bukti valid, janganlah
kondisi ini membuat KPK tutup mata, pura-pura tidak tahu. Ada asap, pasti ada api. Nazaruddin tidak
sembarang menyebut nama petinggi-petinggi PD, jadi kebenaran tuduhan yang telah
disampaikan olehnya adalah fifty-fifty. Ibaratnya satu keluarga, jika semua
anak di dalamnya membuat kedahsyatan, tentu membuat semua tetangga menjadi
penasaran, … what happen inside??? Ingat saja dengan keluarga Kennedy, dari
anak pertama, berturut anak kedua, ketiga, keponakan, dan seterusnya sebagian
besar dari klan ini mati terbunuh dan kecelakaan. Ini fakta social, Anda tidak
akan dapat membuktikan, bahwa keluarga ini kena kutuk Iblis, tetapi tidak semua
orang menutup mata … what happen inside of this clan? Nah, ini maksud saya,
untuk membuktikan tuduhan Nazruddin ini, KPK harus proactive menyidik kebenaran
tuduhan dari Nazaruddin. KPK tidak boleh segan memeriksa semua orang yang
disebut oleh Din ini.
Jika SBY
masih mempunyai keinginan memperbaiki kendaraan politiknya berjalan normal
kembali, dia harus berani memecat petinggi-petinggi partai yang mempunyai
kelakuan seperti Dursasana. Ibaratnya satu mobil, kendaraan politik SBY ini
jalannya terseok-seok, ban depan kurang angin, remnya tidak mencengkeram,
pelumasnya kurang, starternya payah, akselerasi juga payah, dan seterusnya serba
payah, karena di dalam partai ini juga banyak manusia bermasalah hukum
bersembunyi dibalik keperkasaan partai ini. Jika tuan SBY tidak tega menebang
pohon-pohon yang tidak menghasilkan buah-buah lagi, jangan berharap banyak
rakyat akan memilih suara dari partai ini. Rakyat Indonesia sudah tidak dapat
dibohongi lagi oleh janji-janji manis pemilihan umum.
Apakah ini
hari senja Partai Demokrat? Partai ini dapat bangkrut dari dalam, karena semua
orang yang dituduhkan namanya oleh Nazaruddin, kemungkinan besar juga akan
menuding nama petinggi lain dari partai ini. Karena itu Nazaruddin harus dijaga
keselamatannya supaya kesaksiannya banyak berguna di KPK. Rakyat Indonesia
sudah semakin kristis, jangan sampai ada pengalihan kasus lain untuk menutupi
kebobrokan besar di dalam PD. Ya, kebobrokan besar di dalam PD juga berarti
keborokan bagi bangsa ini, yaitu bangsa korup.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar