Kamis, 22 Desember 2016

Kecongkakan Mendahului Kehancuran

Sombong adalah sifat dasar dasar manusia mengingat manusia diciptakan sebagai makhluk paling mulia di antara ciptaan Tuhan yang lain. Tuhan memberikan kemampuan kepada manusia untuk berpikir, dengan berpikir selanjutnya manusia berimajinasi, dan dengan imajinasi manusia membuat berbagai peralatan yang membuat manusia dapat bertahan hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Iblis lebih cerdik dibandingkan dengan manusia telah memutarbalikkan kebenaran Tuhan sehingga manusia jatuh ke dalam dosa. Manusia telah melakukan tindakan bodoh di Taman Eden, yakni tidak taat kepada perintah Tuhan adalah bentuk kesombongan. Jadi, manusia sebenarnya telah mempunyai benih kesombongan sebelum jatuh ke dalam dosa. Semua tindakan melawan Tuhan adalah kesombongan. Orang bodoh pasti melakukan kebodohan, tetapi orang pandai pun dapat melakukan kebodohan sebab keinginan daging. Saul diturunkan dari takhta sebab dia melakukan tindakan bodoh. Daud berzinah dengan Batsyeba adalah suatu kebodohan. Nabal, suami Abigail menolak kedatangan Daud juga tindakan bodoh.

Apa beda congkak dan sombong? Orang congkak pasti orang sombong, sebaliknya orang sombong tidak berarti orang congkak. Biasanya suatu sikap dilanjutkan dengan tindakan berkaitan dengan sikap ini. Sombong masih sebatas sikap yang tersimpan di dalam hati, sebaliknya congkak sudah menjadi tindakan nyata kesombongan sehingga ada orang lain terganggu. Kesombongan ada di mana-mana bahkan di dalam rumah ibadat pun ada kesombongan. Hanya Tuhan saja yang mengetahui seberapa dalam kesombongan seseorang di dalam hatinya. Kesombongan seseorang terpancar dari hati terdalam dan memancar semakin tajam melalui pandangan matanya. Pandangan mata sombong memang sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Mengapa ada orang bersikap sombong? Untuk menutupi kelemahan dirinya, maka orang bersikap sombong. Saul itu raja yang kurang percaya diri, maka untuk menutupi kelemahan dirinya, dia telah melakukan tindakan bodoh sampai empat kali.. Pertama, dia melakukan korban bakaran keselamatan yang seharusnya dilakukan oleh Samuel, imam dan hakim bangsa Israel. Kedua, dia membuat rakyat Israel berdosa sebab mereka memakan kambing domba bersama darahnya. Ketiga, dia tidak melaksanakan perintah Tuhan untuk membunuh seluruh orang Amalek termasuk rajanya dan tidak membunuh seluruh ternak milik orang Amalek. Keempat, dia pergi ke dukun pelihat arwah di En Dor. Untuk suatu prestisius maka orang bersikap sombong. Sekarang makan di restoran masakan Padang memang bukan suatu kemewahan lagi. Namun, dua puluh lima tahun yang lalu di kota kecil seperti Citeureup atau Cibinong adalah suatu prestisius dapat makan di restoran masakan Padang. Ada orang tidak mau makan di warung nasi Tegal bukan karena masakan Tegal tidak enak atau warung Tegal identik dengan tidak higienis, melainkan makan di restoran masakan Padang lebih prestisius. Ada orang tidak mau memiliki rumah di perumahan rakyat nasional, sebab menetap di perumahan seperti ini tidak prestisius dibandingkan dengan di real estate. Orang yang memilih study yang bukan bidangnya juga adalah bentuk kesombongan. Seorang pemuda yang seharusnya memilih study pertanian, tetapi dia kemudian memilih bidang arsitek, sebab dia berpikir arsitek lebih prestisius dibandingkan dengan tanam cabe atau beras. Hasilnya? Ia menjadi mahasiswa drop out. Kesombongan rohani juga terdapat di dalam rumah ibadat [Lukas xviii:10-12]. Pamer kekayaan adalah bentuk kesombongan [Lukas xii:16-21].

Mengapa ada orang bertindak congkak? Manusia mempunyai kesadaran terhadap power yang dimilikinya sehingga lebih mengandalkan kekuatan manusia, tetapi sering melupakan bahwa kemenangan sesungguhnya ada di tangan Tuhan [Proverb xxi:31]. Ketika manusia menyadari kekuatan dan kekuatan kuda, kuda digunakan sebagai barisan pendobrak terkuat untuk mengalahkan lawan, tetapi sesungguhnya kemenangan bukan karena memiliki ribuan kuda melainkan kuasa Tuhan saja. Goliat meremehkan Daud sebab kesadaran terhadap kekuatannya lebih unggul dibandingkan dengan Daud [I Samuel xvii:43-44]. Goliat memiliki tinggi badan jauh di atas rata-rata tinggi orang Israel. Ia memakai baju berlapis besi, pakai ketopong, pakai perisai besar, dan tombak. Nabal meremehkan terhadap kedatangan Daud [I Samuel xxv:9-11]. Daud meremehkan Uriah [ II Samuel xi:4]. Keserakahan terhadap kekuasaan dan kebencian terhadap kelompok lain membuat Napoleon dan Hitler menyerang Rusia. Nafsu hedonisme, yakni nafsu mengejar kenikmatan dunia [Matius iv:3-10]. Orang yang menganggap dirinya adalah figur masyarakat yang paling benar dan pamer kekuatan bahwa dirinya mempunyai kemampuan mengerahkan massa dalam jumlah sangat besar.

Untuk keduanya ada ganjarannya masing-masing. Orang congkak menemui kehancuran. Napoleon dan Hitler mengalami kehabcuran karena ambisi mereka. Napoleon dengan ratusan ribu tentaranya, kavaleri, dan altileri melewati Jerman dan Polandia menyerbu Rusia, tetapi mereka dihancurkan oleh tentara Rusia sebelum mereka mencapai Moscow ketika musim dingin tiba. Pertempuran bersejarah di Waterloo mengakhiri kekuasaan Napoleon. Ia dibuang ke Pulau Sint Helena, pulau terpencil di Lautan Atlantik dan meninggal di pulau ini. Dua abad kemudian Adolf Hitler, dikatator dari Jerman mengulang kesalahan yang sama seperti Napoleon. Ia menyerbu Rusia dengan dua juta tentaranya dan perlalatan tempur yang jauh lebih modern dari pendahulunya. Target utama penyerbuan adalah Stalingrad, kota kelahiran diktator Rusia, Joseph Stalin, terletak di tepi Sungai Volga. Kebencian luar biasa terhadap komunis membuat Hitler bernafsu meratakan kota ini serata tanah. Namun, sejarah terulang kembali, di kota ini tentara Jerman harus menerima kehancuran total ketika musim dingin tiba. Tentara Jerman lebih banyak mengalami kehancuran karena menghadapi cuaca yang lebih dingin dibandingkan dengan di Jerman. Lumpur dan salju juga banyak menghambat gerak maju tank dan panzer. Perang Dunia II berakhir dengan kekalahan Jerman di Berlin dan Hitler bersama Eva Braun, istrinya mati bunuh diri dengan menelan kapsul sianida. 

Orang sombong pasti direndahkan oleh Tuhan. Orang Farisi membanggakan kesalehan mereka sehingga perlu bertanya kepada beberapa murid Yesus pada suatu jamuan makan, mengapa Yesus, guru mereka bersedia makan bersama dengan dengan banyak pemungut cukai. Orang Farisi tidak mengetahui sama sekali, bahwa Yesus datang ke dunia untuk memanggil orang berdosa bukan orang benar [Matius ix:13]. Semua orang di dunia ini telah berbuat dosa sehingga kemuliaan Allah, maka engkau tidak boleh bermegah dengan segala kesalehan badani saja, sebab hyidupmu dibenarkan oleh Allah setelah menerima anugerah keselamatan melalui Kristus [Roma iii:23]. Orang Farisi dengan segala kesalehan mereka menganggap, bahwa Yesus tidak pantas bergaul dengan orang-orang berdosa. Kesalehan yang seperti diperlihatkan oleh orang Farisi masih ada sampai sekarang ini. Seperti apa? Mereka bersorban putih, jubah putih, menganggap ajaran mereka yang paling benar, bergaul membatasi diri, sebab takut tercemar.

Kesombongan adalah kerak-kerak dosa yang melekat di dasar hati manusia. Seperti beras yang ditanak untuk menjadi nasi, ketika telah matang, ada sebagian di bagian dasar panci nasi yang menjadi kerak berwarna hitam. Kerak-kerak nasi ini sulit dihilangkan. Kerak-kerak kesombongan sulit dihilangkan dari dalam hati seseorang, sebab orang yang bersangkutan tidak merasa dirinya adalah orang sombong. Penyesalan datangnya selalu terlambat, yakni ketika usia telah mencapai empat puluhan, maka seorang sombong bertanya pada dirinya sendiri, mengapa sampai usianya sekarang ini belum menikah juga. Kesombongan dan berbagai karakter negative lain berasal dari dalam hati manusia meluap melalui mulut dan sikap kemudian mengotori lingkungan pergaulan [Matius vii:21].

Hidup bukan mengandalkan kuda. Pada masa lalu suatu negara [baca : kerajaan] disebut kuat apabila memiliki ribuan kuda sebagai barisan pendobrak terkuat untuk mengalahkan lawan. Sampai sekarang pada abad ke 21 ini olah raga berkuda adalah olah raga prestisius, mengingat harga satu ekor kuda balap dapat mencapai dua kali harga sedan Mercedez-Benz yang termahal. Pemazmur berkata, bahwa kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang walaupun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan. Sesungguhnya mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan. Dia-lah penolong kita dan perisai kita [Mazmur xxxiii: 17-20]. Kuda itu lambang kekayaan dan kemegahan seseorang. Betapa pun kayanya seseorang yang paling kaya di dunia, kekayaannya tidak akan dapat meluputkan dirinya dari dosa dengan menyumbangkan seluruh kekayaannya sebagai amalan perbuatan baik, sebab maut itu tidak dapat diganti dengan harta kekayaan selain dengan penumpahan darah, yakni darah Kristus di kayu salib. Barangsiapa percaya dan menerima fakta, bahwa Yesus Orang Nazaret mati di kayu salib, maka jiwanya diselamatkan sampai menuju kekekalan.-