Jumat, 31 Juli 2020

Berdiri Teguh Tetap Setia

Aku bertemu muka dengan seorang kenalan yang aku kenal melalui perkenalan dari Facebook. Kami berbincang-bincang lama di rumahnya. Ia telah lama menekuni professi sebagai pendeta di satu gereja di Bekasi. Prihatin juga aku mendengar ceritanya. Dulu sebelum menjadi pendeta dia berprofessi sebagai tekhnisi di satu pabrik perakitan mobil di Jakarta Utara. Kemudian dia memutuskan sepenuh waktu untuk melayani domba-domba Tuhan. Ketika masih muda dan bersemangat tinggi, dia disambut gembira meluap oleh gembala senior. Dan, selanjutnya dia melayani di sini sepenuh waktu. Namun, ketika pak gembala senior semakin tua dan anak-anaknya semakin besar, maka mulailah berani mengatur temanku dan senior yang lain. Dengan alasan effisiensi dan peremajaan, temanku dengan beberapa temannya yang lain kehilangan kesempatan melakukan pelayanan rohani di gereja ini lagi. Mungkin paling sedikit dia sudah melayani di tempat ini selama 30 tahun dan sudah mapan dari sisi ekonomi. Pendeta muda dan pendeta pembantu yang sudah lama mengabdi tentu beban gereja bagi gaji mereka, sebaliknya mengganti dengan yang masih hijau pasti lebih effisien, maka tegalah gereja memangkas yang sudah tua dan digantikan dengan yang muda segar dengan gaji lebih murah.

Tuhan memberi tempat baru bagi temanku ini, yakni satu gereja kharismatik juga seperti gereja sebelumnya yang dikelola oleh gembala Johnny Brasco. Namun, tidak lama kemudian mungkin tiga tahun setelah pertemuanku dengan temanku ini dia dipanggil oleh Tuhan menuju alam kekekalan. Bagi orang percaya dia dipanggil oleh Tuhan memang sudah waktunya dipanggil. Dipandang dari sisi kemanusiaan kepergiannya tidak lepas dari beban tekanan batin. Pendeta juga manusia biasa yang membutuhkan biaya hidup untuk dirinya dan keluarganya. Yang tadinya nyaman kemudian diusik kenyamanannya.

Dulu aku dan istriku mengikuti ibadat di Gereja Kristus Penebus di Jakarta Utara dengan gembala Leo Hubertus Takarbessy. Kami menerima pemberkatan pernikahan di gereja ini lebih 20 tahun yang lalu. Aku dibaptis selam di gereja ini karena mengikuti peraturan bahwa menikah di gereja ini harus dibaptis selam karena aku sebelumnya dibaptis percik di kota Palembang, sementara istriku sudah lama menjadi anggota jemaat di gereja ini, bertahun-tahun sebelum aku mengenalnya di sini.  Gereja Kristus Penebus tergolong yang paling lama dan berpengaruh di Jakarta. Pendeta yang mengeksekusi pembaptisan selam bagiku, namanya Bambang Gunadi, wakil gembala.

Kemudian kami sekeluarga pindah ke Bekasi tanpa lapor pindah dan mengikuti kebaktian Minggu di kota ini. Sepuluh tahun kemudian kami kembali mengikuti kebaktian Minggu di gereja tempat kami menerima sakramen pernikahan. Ada yang berubah ketika aku kembali ke sini, yakni pertama wakil gembala yang lama, Bambang Gunadi sudah tidak ada lagi. Posisi wakil gembala ditempati oleh anak sulung laki bapak gembala, yakni Jimmy Hendrix Takarbessy  MTh. Perubahan kedua adalah jumlah domba-domba yang ada berkurang tinggal kira-kira separuh dari yang pernah ada. Dari yang hadir saja belum tentu anggota tetap terdaftar, karena banyak juga di antaranya adalah tamu. What happened to the church?

Ada beberapa teman lama kami yang masih mengenal kami ketika kami kembali ke sini. Aku bertanya ke mana perginya ex wakil gembala lama. Aku mendapat info secara bisik-bisik apa yang terjadi di gereja ini sehubungan dengan ex wakil gembala, BG. "Ssssst .... jangan diceritakan ke orang lain." "Percakapan ini antar kita saja, ya." Bisik-bisik seperti ini biasanya tentu ada sesuatu yang tak beres di tempat ini. Di rumah Tuhan yang besar gedungnya. Sekarang keadaan bapak gembala tidak fit betul, sedang mengidap penyakit degeneratif karena kebanyakan makan enak. Aku selalu mendoakan kiranya Tuhan memberkati kesehatannya dan mengijinkan pak gembala melayani domba-domba di sini lebih lama lagi. Seorang teman lama di sini berkata kepadaku, bahwa BG telah diberhentikan dari jabatannya karena tertidur di tempat pekerjaannya. Temanku tidak menyebut rinci pada pukul berapa BG tertidur dan di mana pula tertidurnya? Masalah tertidur di kantor gereja ini menjadi berita besar di gereja ini, sebab BG membawa kasus tidur ini ke pengadilan negeri dan dia menang sehingga pak gembala diharuskan membayar kerugian materi kepadanya. BG orangnya cerdik dan pak gembala tidak waspada.

Di Indonesia setiap pekerja mempunyai hak dan kewajiban. Seorang pekerja mempunyai hak istirahat selama satu jam dalam delapan jam dia berada di tempat pekerjaannya. Istirahat dari pukul 12.00 - 13.00 untuk Senin sampai Kamis sedangkan Jumat dari pukul 11.00 - 13.00. Peraturan ini tertulis dalam Undang-Undang Tenaga Kerja dan berlaku di mana saja di dalam wilayah hukum Indonesia, siapa saja berstatus sebagai pekerja walaupun di kantor rumah ibadat sekali pun dia berhak istirahat pada waktu tersebut di atas. Seorang pekerja dalam melaksanakan hajat istirahatnya yang lamanya satu jam dan dua jam pada hari Jumat, bebas mau tidur di mana saja, kecuali di jalan raya. Keputusan pengadilan di dalam wilayah hukum di Indonesia berlaku atas logika hukum bukan yang tertulis di dalam Alkitab (baca : Kitab Suci Agama). Sekiranya ex wakil gembala, BG tidur di kantor gereja mulai pukul 11.00, yakni saat orang Islam bersiap akan melaksanakan shalat Jumat, pak gembala tidak dapat menggugat, sebab orang yang non-Islam juga ikut terhisab dan Undang-Undang ini  berkekuatan hukum tetap.

Dalam konteks seperti ini tidur atau tertidur di dalam ruang kantor gereja sebetulnya bukan masalah besar untuk dibawa sampai ke ruang pengadilan, apalagi pak BG orang lama sekali di gereja ini. Dari beberapa sumber yang aku dapatkan di gereja ini, bahwa pak gembala dan pak BG sudah berteman sejak masih kuliah di satu sekolah tinggi teologia di Jakarta Selatan dan satu kamar dalam asrama sekolah. Satu terhadap yang lain sudah saling tahu bau keringatnya masing-masing. Mereka pasti sudah tahu, bahwa kasih itu artinya saling memaafkan. Ketika aku masih bekerja di pabrik semen ketahuan tertidur oleh inspektur orang Jerman pada pukul 11.30 siang, tak ada kartu peringatan apalagi pecat. Aku tertidur di kursi dan inspektur hanya ketuk dinding kaca pembatas ruangan memberi peringatan dengan telunjuk tangannya. Aku mempunyai asumsi, bahwa mungkin pak gembala, LHT mempunyai agenda tersembunyi terhadap ex wakil gembala, BG sambil menunggu kesempatan untuk mengeksekusinya. Hanya Gusti Allah Yang Mahatahu dan pak gembala yang mengetahui apa agenda tersembunyi ini. Tidak lama kemudian Jimmy Hendrix Takarbessy, anak laki sulung menggantikan kedudukan BG sebagai wakil pak gembala. Terlalu lama menunggu ex wakil gembala Rest In Peace dipanggil oleh Gusti Allah, maka dirasa ada kesempatan langsung eksekusi. Apakah eksekusi ini atas kehendak Gusti Allah?

Dua cerita yang telah aku tuliskan pada posting ini mungkin hanya potongan kecil keadaan carut-marut organisasi gereja khususnya di lingkungan kharismatik. Aku kecewa! Banyak model organisasi gereja, tetapi keributan yang diam-diam justeru sering terjadi di lingkaran kharismatik. Disebut diam-diam karena anggota jemaat banyak yang tak tahu isi jeroan organisasi. Organisasi! Bagaimana pun hebatnya organisasi gereja, tetaplah buatan manusia. Dan, bagaimana pun kecewanya engkau terhadap satu organisasi gereja, ingatlah Tuhan telah berpesan kepada Raja Daud, bahwa orang percaya jangan mengusik orang-orang yang diurapi oleh Tuhan dan jangan berbuat jahat terhadap hamba-hamba Tuhan (1 Chronicle xvi:22). Berdoalah kepada Bapa di sorga supaya Dia mengampuni hamba-hamba-Nya yang ditunjuk oleh-Nya menjadi gembala bagi domba-domba-Nya, tetapi telah membuat kecewa domba-domba-Nya. Bagaimana pun juga seorang hamba Tuhan adalah manusia biasa yang dapat terpeleset. Berĸirilah teguh, jangan engkau membiarkan Iblis mencuri segala sesuatu yang telah engkau miliki di dalam jiwamu, dan tetaplah setia kepada Yesus Orang Nazaret yang telah menyelamatkanmu.-

===================================