Selasa, 30 April 2013

Reduksi dan Oksidasi

Dari sejak lahir tubuh manusia mengalami proses reduksi dan oksidasi sampai dia mati kembali menjadi debu.

Ide tulisan ini datang dari anak perempuanku, Yemima. Pada satu malam pukul 07.00 dia bertanya kepadaku bagaimana menentukan satu reaksi disebut reduksi, oksidasi, atau gabungan keduanya, reduksi dan oksidasi. Sebagai orang yang pernah menjadi analist kimia selama 30 tahun di satu pabrik semen, aku tidak mengalami banyak kesulitan menjelaskan kepadanya. Metoda pengajaran ilmu kimia sekarang jelas lebih banyak kemajuan dalam pemahaman materi pelajaran ini. Inilah penjelasan atas pertanyaan anak perempuanku, definisi oksidasi dalam pengertian disiplin ilmu ini adalah jika satu unsur gas, cairan, atau padatan [mineral] atau beberapa unsur dalam bentuk persenyawaan telah mengalami kehilangan satu atau beberapa electron sehingga unsur atau persenyawaan ini menjadi semakin positif. Dalam pemahaman sehari-hari oksidasi adalah unsur tersebut di atas bereaksi dengan oksigen yang ada di dalam udara. Definisi reduksi adalah jika materi tersebut di atas telah mengalami penambahan satu atau beberapa electron sehingga unsur menjadi semakin negative. Dalam pemahaman sehari-hari reduksi adalah jika unsur persenyawaan terurai melepaskan unsur oksidan. Setiap unsur mempunyai bilangan oksidasi yang berbeda, jika satu unsur atau persenyawaan dalam satu reaksi mengalami perubahan bilangan oksidasi, reaksi ini biasa disebut reaksi redoks atau reduksi-oksidasi.

Jika satu batang besi dibiarkan di lingkungan udara terbuka, segera besi ini secara bertahap mengikat oksigen di sekelilingnya, proses ini sesuai definisi diatas disebut oksidasi. Dimulai dari unsur besi kemudian teroksidasi oksigen menjadi besioksida. Oksidasi berlanjut terus sampai akhirnya besi[dua]oksida menjadi besi[tiga]oksida, karena bilangan oksida besi adalah 2 dan 3. Besi[3]oksida  yang berwarna cokelat ini orang awam sering menyebutnya sebagai karat. Besi yang habis menjadi karat akan bertambah berat, karena besi tersebut telah mengikat unsur oksigen dan membentuk materi persenyawaan. Semua unsur pada umumnya mengalami oksidasi, tetapi kekecualian terhadap unsur-unsur mulia, seperti emas, platina, merkuri, helium, argon, neon, xenon, dan krypton. Unsur besi yang menjadi bagian dari haemoglobin adalah kendaraan yang digunakan mengangkut oksigen karena besi mudah menarik oksigen yang ada di dalam udara pada saat paru-paru menghisap udara. Glukosa yang ada di dalam aliran darah dioksidasi oleh oksigen kemudian dijadikan tenaga. Trigliserida adalah substansi dari lemak juga ikut dioksidasi menjadi tenaga.

Besi yang telah penuh dengan karat akhirnya menjadi rapuh dan hancur berserakan. Proses oksidasi memang tidak dapat dihindari, tetapi paling sedikit manusia berusaha meminimalkan saja. Proses oksidasi dapat terjadi melebihi dari yang seharusnya karena kerja yang berlebihan, tetapi alam telah menciptakan keseimbangan dengan cara mereduksi kelebihan oksidant yang telah masuk ke dalam tubuh manusia. Pereduksi juga menghalau semua racun dari hasil reaksi oksidasi di dalam tubuh, kita juga biasa menyebutnya sebagai metabolisme tubuh. Anda merasakan letih setelah bekerja sepanjang hari karena telah mengeluarkan tenaga secara luar biasa, maka tubuh juga memerlukan penyegaran kembali dengan minum air yang telah direduksi. Hutan adalah sumber air yang mampu melakukan reduksi air secara alami.

Sebagaimana semua unsur di bumi, termasuk tubuh manusia sendiri tidak dapat mengelak dari proses oksidasi dan juga reduksi, maka demikian juga dengan kehidupam manusia yang tidak dapat lepas dari dosa. Dosa itu ibarat karat-karat kehidupan yang membuat beban jiwa semakin bertambah berat. Semakin tua, sampai menjadi tua bangka, maka beban karat-karat ini semakin bertambah berat. Saya telah mengatakan di atas, bahwa besi yang penuh karat justeru berat besi ini semakin meningkat, maka orang kalau sudah semakin tinggi usianya, karat-karat dosanya juga semakin tebal. Yesus telah berkata kepada semua orang yang mendesaknya, bahwa siapa pun di antara mereka dipersilahkan untuk melempari perempuan yang kedapatan telah berbuat zinah dengan batu, dengan satu syarat, harus dimulai dari orang yang tak mempunyai dosa sama sekali. Well, jika engkau ditantang seperti ini, manusia mana yang tidak pernah berbuat dosa. Semua manusia telah berbuat dosa tanpa kecuali, kecuali Yesus karena Dia terlahir dari Roh Tuhan, maka satu per satu dari mereka dimulai dari yang paling tua bangka sampai yang paling muda pergi meninggalkan Yesus berdua saja dengan perempuan muda ini.
Sebetulnya manusia menyadari, bahwa ada kuasa di luar dirinya dan dia menyebutnya Dia Yang Maha Kuasa, Dia itu adalah sesembahan Yang Maha Tinggi, yakni Allah. Manusia berusaha sekuat tenaganya melakukansemua perbuatan yang dianggapnya baik, seperti memberi santunan kepada janda-janda miskin, anak-anak yatim, memberi derma ke kotak amal di rumah ibadat, banyak membangun rumah ibadat, rajin melakukan ritual agama, dan seterusnya. Semua perbuatan baik ini dilakukan dalam usahanya mereduksi dosa-dosa yang pernah dilakukan olehnya. Reduksi dosa, artinya pengurangan dosa yang hanya menjadi otoritas Allah Yang Maha Tinggi tadi. Apakah manusia tidak mengalami keletihan jiwa dan pikiran dalam upayanya mereduksi dosa-dosanya. Satu hari, dua hari, setiap hari, setiap bulan, setiap tahun, sampai pada akhirnya engkau tidak dapat bangun lagi, tergeletak di atas tempat tidur sambil merenung tahun-tahun yang telah engkau lalui, bertanya di dalam hati, apakah semua perbuatan baik yang telah aku lakukan diterima oleh Dia Yang Maha Kuasa. Engkau hanya dapat berkata untuk membesarkan hati, insya Allah atau semoga amal baikku diterima oleh Dia Yang Mahatinggi. Manusia selalu takut pada saat matahari terbenam, yang mempunyai arti menjelang akhir hayatnya.

Pengkhotbah telah berkata, bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dibawah langit adalah kesia-siaan. Kau pikir apakah semua perbuatan baikmu itu berguna dan menyenangkan Allah. Kau pikir apakah memberi sedekah kepada seorang janda miskin lalu otomatis dosa-dosamu direduksi oleh Allah. Apakah engkau pikir perbuatan baik yang satu dapat mereduksi satu pelanggaran atau dosa yang lain? Jangankan dapat mereduksi karat-karat dosa, bahkan mungkin justeru semakin menambah jumlah karat-karat dosa yang sudah ada. Tidak percaya? Allah itu paling tidak menyukai kesombongan manusia. Manusia kalau sudah merasa memberi banyak amal sedekah, dia mempunyai kecenderungan merasa dirinya sudah paling benar dan dia paling layak datang kehadirat Allah. Orang lain? Memang gue pikirkan. Engkau ingat cerita perumpamaan antara orang Farisi dan pemungut cukai, keduanya berada di tempat yang sama, Bait Allah. Orang Farisi menganggap dirinya paling benar di hadapan Allah dibandingkan dengan orang pemungut cukai, dia merasa banyak memberi sedekah ke dalam kotak derma di Bait Allah, dan dia rajin puasa dua kali dalam satu minggu.

Dalam ketidakpastiannya, maka Allah yang dikenal oleh orang percaya sebagai Tuhan yang telah menjelma manjadi manusia, yakni Yesus Orang Nazaret berkata kepada semua orang yang berbeban dosa, bahwa semua orang yang letih lesu dan berbeban berat, Dia akan memberi kelegaan kepadamu, supaya engkau memikul beban yang dipasang oleh-Nyadan belajarlah kepada Dia, karena Dia lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu mendapat ketenangan karena beban yang Dia pasang itu enak dan beban-Nya pun ringan [Matius xi:28-30]. Manusia perlu diberi beban supaya dia mempunyai responsibilitas dalam hidupnya, tetapi beban yang diberikan oleh Tuhan enak dan tidak berlebihan.
   

Rabu, 24 April 2013

Satu Hari di Rumah Makan Makmur

Hidup segan, mati tak mau.
Aku mempunyai seorang teman perempuan, namanya katakan saja dia adalah Elena Bomel. Ia seorang perempuan yang berasal dari Bogor bersuamikan seorang Belanda dan mereka sekarang menetap di Groningen. Temanku ini mempunyai satu kenangan yang tetap hidup sampai sekarang, yakni romantisme Radio Kayu Jati di Jakarta. Katanya sih, RKJ mempunyai rating penggemar cukup tinggi, karena menyiarkan dalam empat bahasa, yakni Indonesia, Sunda, Jawa, dan Padang. Ia telah lima belas tahun menetap di Belanda dan sampai sekarang melalui internet dia menikmati siaran radio ini di Negeri Kincir Angin. Romantisme? Apa itu romantisme? Ah, rasanya setiap orang pernah memiliki perasaan ini. Perasaan rindu untuk suka dan duka di masa lalu. Hanya seseorang yang mempunyai sangkutan kenangan tersebut yang merasakannya. Namun, aku mempunyai kegemaran makan di restoran tempo doeloe dan aku sendiri tak mempunyai ikatan masa lalu dengan restoran-restoran lama ini. Ada orang yang sengaja datang ke Jalan Dago Bandung hanya untuk menikmati roti dan minum kopi di toko roti yang telah ada di situ dari sejak jaman Belanda. Padahal sih roti yang ada di situ biasa saja kualitas dan rasanya, tetapi yang namanya nostalgia tak dapat dinilai dengan uang.

Di persimpangan Se_nen yang luas dan berhadapan langsung dengan Pasar Se_nen Jakarta ada satu restoran tergolong tua, namanya Rumah Makan Makmur. Letaknya di Jalan Kramat Bunder, di deretan toko-toko perlengkapan baju tentara dan polisi, 20 meter dari dari bioskop Grand, dan di seberang jembatan halte Trans Jakarta. Keberadaan restoran Chinese Food ini dimulai pada 1932, jadi dia telah berumur 80 tahun. Menurut pemiliknya yang sekarang, ibu Mey Yun, dia telah mengatakan kepadaku, bahwa resto ini dimulai dari mertuanya. Beranda resto ini jauh dari kesan menarik, yakni tembok warna putih, jendela berkaca bening bertuliskan Rumah Makan Makmur. Sangat sederhana. Tangga bagian dalam menuju balkon terletak di sebelah meja kasir masih menurut aslinya terbuat dari kayu jati yang dicat warna hijau tua. Tidak jelas pada tahun-tahun mana restoran ini ramai dikunjungi oleh pengunjung? Lalu apa yang membuat aku tertarik untuk makan siang di sini? Aku tertarik terhadap segala sesuatu yang mengundang nostalgia. Menurut pemiliknya sekarang, yakni generasi kedua, telah mengatakan kepadaku, bahwa berbagai peristiwa besar yang pernah terjadi di Se_nen dapat dilihat dengan jelas dari balkon resto ini. Misalnya, Peristiwa Malari yang telah terjadi pada Januari 1974 di mana di beberapa tempat di dalam pasar besar ini mengalami kebakaran, tetapi pasar ini dapat diselamatkan dari kebakaran yang lebih besar dan masih ada sampai sekarang.  

Mie ayam pangsit rebus.
Pengunjung yang datang masih ada satu dua orang, kebanyakan pelanggan lama yang masih setia, dan resto ini juga dibuka semaunya oleh pemiliknya, sehari buka, dua hari tutup. Jangan mengharapkan berlebihan dari resto seperti ini, karena untuk satu pesanan sederhana saja, seperti mie ayam pangsit rebus, engkau harus bersabar menanti kira-kira lima belas menit. Mungkin juga karena sepi pengunjung, maka kelihatannya lama sekali. Kuah kaldu mie ayam pangsit rebus di resto ini tergolong enak, terbuat dari kaldu ayam. Engkau haus? Don’t worry. Minuman dingin seperti Teh Botol Sos_ro, Coca Cola, Sprite, atau susu soda Fanta tersedia di sini. Makan di sini memang sungguh nikmat, sejuk alami tanpa pendingin ruang ac, tanpa kehadiran pengamen yang suka memberi gangguan minta recehan 500-an rupiah ketika orang sedang makan.

Aku membayangkan, tahun pertama resto ini berdiri telah dikunjungi oleh banyak gadis dan pemuda Cina yang sedang pacaran, encek-encek Cina bermata sipit dan sebagian besar menu memakai daging babi. Makanan haram. Tapi enak. Daging babi itu enak, apalagi kalau dibuat babi kecap manis, sate babi, atau nasi goreng babi dengan lemaknya yang tebal itu. Walaupun kondisi restoran ini hidup segan, mati tak mau, resto ini mempunyai menu yang cukup lengkap. Empat daftar makanan umum restoran Cina di Jakarta adalah mie pangsit, mie baso, kwetiau dan mie goreng, tetapi di sini menu daging babi tetap ada, seperti babi kecap, bistik babi, dan nasi goreng babi. Tiga jaman besar telah dilalui oleh resto ini, yakni jaman Belanda dari 1932 sampai Maret 1942, masa penjajahan Jepang sampai Agustus 1945, dan Indonesia Raya merdeka sampai sekarang masih bertahan di tengah persaingan besar para investor resto Chinese style. Menurut cerita hembusan angin, banyak wartawan senior jaman kemerdekaan menghabiskan waktu cakap-cakap sambil minum kopi di sekitar Se_nen ini. Nggak jatuh gengsi dapat mentraktir pacar noni Belanda makan di resto Makmur ini, tetapi waktu itu pasti belum ada Teh Botol Sosro, bahkan Sprite saja belum ada.-  

  

Selasa, 16 April 2013

Mengampuni Dengan Hati

Mengampuni seorang musuh lebih berharga dibandingkan dengan upaya mendapatkan teman baru [satu percakapan dari film The Drunken Master II].

Tiga aktor memainkan peran dalam kisah perumpamaan yang sangat terkenal dari Injil Lukas yang berjudul Anak Yang Hilang. Tiga aktor ini adalah disebut ada seorang atau orang itu dan orang ini biasa disebut ayah dari dua orang anak saudara sekandung, aktor kedua adalah anak bungsu, dan aktor ketiga adalah anak sulung. Aktor pertama yang berperan sebagai ayah di dalam perumpamaan ini biasa dijadikan metafora Bapa di sorga atau TUHAN, dia adalah seorang ayah yang sangat mengasihi kedua anak tanpa pilih kasih. Ia adalah seorang ayah yang membagikan warisan berupa harta tak bergerak keluarga kepada kedua anaknya. Aktor kedua adalah metafora manusia pendosa yang sesungguhnya adalah perwujudan dari pribadi kita sendiri. Jadi, siapakah anak yang hilang itu, ya diri kita inilah aktor dalam kehidupan sehari-hari ini. Aktor ketiga adalah metafora manusia yang menganggap dirinya adalah manusia yang paling benar karena merasa dia sangat taat kepada hukum agama. Walaupun judul perumpamaan ini adalah Anak Yang Hilang, aktor utamanya adalah seorang ayah yang mengampuni dengan hati, karena dia yang disebut pertama kali.

Dalam Perjanjian Lama sangat ditekankan hubungan ketaatan manusia terhadap TUHAN sebaliknya dalam Perjanjian Baru sangat ditekankan hubungan manusia terhadap sesama manusia. TUHAN mengampuni kepada manusia berdosa yang datang minta ampunan kepada-Nya melalui korban penebusan dosa. Jika TUHAN telah memberi ampunan kepada manusia, Dia pun menuntut supaya manusia memberi ampunan terhadap sesama mereka satu sama lain. Hukum yang pertama dan yang paling utama adalah kasihilah TUHAN yang engkau sembah dengan segenap hatimu, segenap jiwamu, dan segenap akalmu dan hukum yang kedua sejajar dengan itu adalah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Bicara tentang hukum, kecenderungannya manusia ingin sekali melihat ada yang dihukum, karena dari sejak awal selama ribuan tahun manusia diajarkan taat hukum, siapa yang tidak taat hukum, harus dilenyapkan dari kehidupan. Pada satu hari ada seorang perempuan tertangkap basah berzina, maka oleh serombongan orang Yahudi yang digerakkan oleh kelompok Farisi membawa perempuan ini kepada Yesus. Mereka sangat mengharapkan, Yesus pasti akan menghukum perempuan ini, karena tradisi yang selama ini mereka jalani adalah siapa saja kedapatan berzina, pelaku zina pasti akan dilempari batu sampai mati. Namun, betapa mereka sangat kecewa, karena Yesus tidak meminta mereka untuk menghukum perempuan ini, sebaliknya justeru Dia meminta mereka untuk melempari perempuan ini dengan batu dengan satu syarat, yakni dimulai dari orang yang paling tidak pernah berdosa. Pernyataan Yesus ini adalah kalimat hiperbolik, karena mana ada di bawah langit ini ada manusia yang tidak berdosa. Orang yang paling tua justeru yang paling banyak dosanya. Satu pernyataan yang mempunyai makna, bahwa engkau harus mengampuni orang lain bukan memperhitungkan kesalahan orang lain, sedangkan dirimu sendiri saja masih berlumuran dosa.  

TUHAN mengehendaki engkau mengampuni orang yang bersalah kepadamu, sebagaimana Dia juga mengampunimu. Seakan TUHAN berkata kepada manusia, Aku telah mengampuni dosamu, sekarang giliranmu, engkau juga harus mengampuni sesamamu yang telah bersalah kepadamu. Tulisan ini memang berbicara tentang tuntutan dari TUHAN supaya kita bersedia memberi ampun kepada siapa saja yang telah bersalah kepada kita. Doa Bapa Kami adalah doa yang bersifat universal karena berisi kebutuhan manusia yang paling esensial, yakni pengampunan dari TUHAN dan mengampuni terhadap sesama, bunyinya demikian : “… ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami …” Doa ini ditutup dengan satu konsekuensi apa jika engkau tidak mengampuni orang lain yang bersalah kepadamu, yakni … jikalau engkau mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga mengampuni engkau juga, sebaliknya jikalau engkau tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu. Satu peringatan dari sorga yang mempunyai konsekuensi, bahwa jika engkau tidak mengampuni kesalahan orang, engkau tidak akan pernah melihat Kerajaan Sorga.

Petrus bertanya kepada Yesus, sampai berapa kali ia harus mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Yesus menjawab, bahwa dia harus mengampuni sebanyak tujuh puluh kali tujuh kali, satu pernyataan yang mempunyai makna mengampuni sebanyak tak terbatas terhadap orang yang bersalah. Pada satu masa di Timur Tengah, khususnya di Palestina di masa lampau angka tujuh mempunyai makna tak berhingga. Sampai sekarang pun di Indonesia kita sering mendengar sumpah serapah orang yang sedang sangat marah, demikian seperti ini, sampai tujuh turunan aku tidak mau mengenalmu lagi atau pernyataan yang mempunyai arti kesombongan, seperti sampai tujuh turunan kekayaan Pak Harto tidak akan pernah habis.  

Mengapa ada orang yang sulit mengampuni orang lain? Memberi ampunan kepada orang yang berbuat salah adalah satu tindakan mulia. Aku mengakui betapa beratnya mengampuni orang yang bersalah, apalagi kesalahan yang telah dibuat oleh orang itu sangat berat dan terasa sangat mengecewakan, tetapi engkau harus melakukan. Jika engkau melakukan satu perbuatan yang diperintahkan oleh TUHAN, engkau harus melaksanakannya betapa pun berat hatimu, percayalah upahmu besar kau terima dari Dia yang memberi perintah ini kepadamu. Tiga alasan umum mengapa orang sulit mengampuni yang bersalah kepadanya, yakni :  

Kekecewaan yang sangat berat. Orang yang paling dekat denganmu biasanya adalah orang yang paling mempunyai potensi mengecewakanmu. Siapakah orang yang paling dekat denganmu? Ya, dimulai yang paling dekat sejak kau dilahirkan, seperti ibumu atau ayahmu sendiri, saudara-saudara kandungmu, sahabatmu, pacarmu, suami atau isterimu sendiri. Kecewa berat dengan ibu kandung sendiri? Ya, dapat saja terjadi dalam kehidupan pribadi seseorang. Di kota Blitar ada seorang ibu dari dua orang anak mempunyai hubungan yang sangat buruk dengan ibu kandungnya sendiri. Ia berumur 40-an, suaminya adalah seorang pengusaha garmen yang sukses di kota ini. Perempuan ini pernah bercerita kepadaku, katanya dia hampir sama sekali tak menikmati masa remajanya karena ibunya tidak memberi keleluasaan bergaul, bahkan dengan teman perempuan sekali pun. Jadi, ketika dia menikah dengan laki-laki pilihannya, dia mengatakan hal ini kepadaku, bahwa dia serasa terbebas. Ia sangat tidak memperdulikan ibunya lagi ketika dia telah mempunyai seorang anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Lain cerita, ketika aku masih menetap di kota kecil Plaju, seorang ibu dari dua anak kecil juga berumur 40-an telah meninggalkan suaminya untuk menikah dengan seorang anak muda umurnya hampir separuh dari umurnya. Tentunya, keadaan yang lebih mengenaskan suaminya adalah anak muda yang merebut hati isterinya adalah anak dari teman kerjanya sendiri. Kau lihat sendiri, orang dekatlah yang menjadi sumber kekecewaan yang sangat menyakitkan hati seperti tersayat oleh sembilu. Namun, kalau engkau sulit mengampuni kesalahan orang karena engkau dikecewakan oleh orang itu, cobalah bandingkan dengan Yesus Orang Nazaret, seharusnya Dia yang harus kecewa dengan semua perbuatanmu, perbuatan semua manusia di bawah langit. Semua perbuatan manusia tidak ada yang benar karena semua manusia telah berdosa. TUHAN melalui Orang Nazaret ini justeru mengampuni semua dosamu, tidak memperhitungkan semua dosa masa mudamu, asalkan engkau menerima Dia sebagai Juru Selamatmu. Serahkan rasa kecewamu kepada Dia yang telah menyelamatkanmu, maka Dia yang akan mengobati rasa kecewamu.

Watak dendam. Dendam dapat terjadi pada siapa saja yang miskin dengan rasa kasih di dalam pribadinya. Orang dapat menyimpan dendam kepada seseorang, karena dia menginginkan seseorang yang telah menyakiti hatinya juga harus mengalami penderitaan seperti yang sekarang dialaminya. Bagi orang seperti ini tidak ada kata ampunan untuk musuhnya. Bagi seorang pendendam yang ada di dalam ingatannya hanyalah orang itu, katakan saja orang bernama James telah melukai hatinya. Hanya James yang ada di dalam memori pikirannya. Yang ada di dalam rancangan pikirannya adalah satu cara jitu untuk melenyapkan James. Seseorang mempunyai watak seperti ini karena memang ditanamkan di dalam pikirannya oleh lingkungan keluarga atau oleh suku bangsa tertentu. Seorang pendendam hanya memikirkan bagi dirinya sendiri, bukan sesamanya. Orang Madura, orang Jawa, orang Kalimantan, orang Batak, orang Sicilia, Italia, dan seterusnya maupun pribadi dapat menjadi seorang pendendam. Bagi orang seperti ini terpuaskan jika musuhnya mendapatkan balasan yang setimpal menurut kehendaknya sendiri. Ingatlah, bahwa pembalasan adalah hak TUHAN bukan hak manusia, karena TUHAN memberi menurut keadilan, sedangkan manusia menuntut balas menurut caranya sendiri. Manusia tidak pernah dapat berbuat adil karena semua manusia telah berdosa. Harga diri? Jika Yesus Orang Nazaret memikirkan harga diri seharusnya Dia pasti dapat melepaskan diri dari kejaran orang Farisi, tetapi Dia tetap setia memikul salib, melupakan diri-Nya sendiri, sebaliknya Dia mengampuni mereka karena mereka apa tidak tahu apa yang telah mereka perbuat. Ia tidak memikirkan diri-Nya sendiri, sebaliknya melupakan diri-Nya untuk semua dosa yang telah engkau lakukan.

Kurang bergaul. Siapa saja teman-temanmu yang menemanimu berbincang-bincang selama ini? Jika engkau mempunyai sedikit teman saja untuk berbincang, engkau akan mempunyai potensi sulit mengampuni orang. Berbincang-bincang kepada orang lain, artinya engkau melepaskan sebagian [sharing] beban pikiranmu kepada orang lain sehingga ketegangan pikiranmu pun berkurang. Orang kurang bergaul dapat disebabkan merasa status sosialnya rendah, status pendidikannya rendah. Anak sulung ini tampaknya adalah orang yang mempunyai sedikit saja teman bergaul, karena orang yang sudah merasa dirinya paling benar, maka dia cenderung tidak memerlukan orang lain lagi. Ia

Anda harus mengampuni orang. Bukannya tanpa alasan mengapa TUHAN menghendaki engkau mengampuni orang. Ia menghendaki supaya engkau dapat menikmati indahnya kehidupan yang Dia ciptakan untuk semua manusia. Indahnya kehidupan bukan karena engkau sangat berlimpah harta benda dan mempunyai deposito milyaran rupiah di bank, melainkan engkau memiliki kesehatan dalam semua aspek kehidupan yang membentuk satu keseimbangan. Apa itu? TUHAN menghendaki engkau mempunyai jiwa sehat.  

Tidak bahagia. Semua orang pasti pernah membuat kesalahan. Dalam kisah ini, anak bungsu ini yang sesungguhnya juga terjadi di sekeliling kehidupan kita telah melakukan pilihan yang salah sehingga dia tersesat. Namun, ayahnya mengampuni kesalahan anaknya sendiri ini. Orang yang bersalah dan menyadari kesalahannya, jika dia diampuni dengan hati, dia akan merasakan kebahagiaan. TUHAN menghendaki engkau pun juga berperan sebagai ayah anak ini, yakni bersedia mengampuni orang yang bersalah kepadamu, karena jika engkau tidak melakukan peran ini, engkau akan selamanya menyimpan akar kepahitan di dalam jiwamu. Jiwamu tertekan dan semakin tertekan menyimpan kekecewaan yang menjadi beban pikiranmu. Beban pikiran kekecewaan justeru akan semakin mencuri kebahagiaanmu. Jika engkau tidak mengampuni orang yang bersalah kepadamu, jiwamu akan semakin jauh dari kebahagiaan. Perhatikan saja baik-baik, dewasa ini semakin mudah saja pasangan suami dan isteri mengambil keputusan bercerai. Cerai! Cerai! Cerai! Padahal setelah bercerai, mereka bukannya mendapatkan solusi yang membuat mereka bahagia satu sama lain, justeru sebaliknya, yakni semakin terpuruk. Baik suami maupun isteri dapat saja membuat kesalahan di dalam kekuarga seperti anak bungsu ini. Jadi? Ampunilah satu sama lain.

Paulus menulis surat kepada jemaat di Kolose, sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan [Yesus] telah mengampuni, kamu perbuatlah juga demikian [Kolose iii:13]. Lebih baik cepat memberi ampun kepada orang dari pada berlama-lama menyimpan dendam yang akhirnya membusukkan tulang-tulangmu. Jika ada orang bersalah kepadamu, doakanlah supaya dia menyadari kesalahannya kepadamu.-