Selasa, 30 April 2013
Reduksi dan Oksidasi
Dari sejak lahir tubuh manusia
mengalami proses reduksi dan oksidasi sampai dia mati kembali menjadi debu.
Ide tulisan
ini datang dari anak perempuanku, Yemima. Pada satu malam pukul 07.00 dia
bertanya kepadaku bagaimana menentukan satu reaksi disebut reduksi, oksidasi,
atau gabungan keduanya, reduksi dan oksidasi. Sebagai orang yang pernah menjadi
analist kimia selama 30 tahun di satu pabrik semen, aku tidak mengalami banyak
kesulitan menjelaskan kepadanya. Metoda pengajaran ilmu kimia sekarang jelas
lebih banyak kemajuan dalam pemahaman materi pelajaran ini. Inilah penjelasan
atas pertanyaan anak perempuanku, definisi oksidasi dalam pengertian disiplin ilmu
ini adalah jika satu unsur gas, cairan, atau padatan [mineral] atau beberapa unsur
dalam bentuk persenyawaan telah mengalami kehilangan satu atau beberapa
electron sehingga unsur atau persenyawaan ini menjadi semakin positif. Dalam
pemahaman sehari-hari oksidasi adalah unsur tersebut di atas bereaksi dengan oksigen
yang ada di dalam udara. Definisi reduksi adalah jika materi tersebut di atas telah
mengalami penambahan satu atau beberapa electron sehingga unsur menjadi semakin
negative. Dalam pemahaman sehari-hari reduksi adalah jika unsur persenyawaan
terurai melepaskan unsur oksidan. Setiap unsur mempunyai bilangan oksidasi yang
berbeda, jika satu unsur atau persenyawaan dalam satu reaksi mengalami
perubahan bilangan oksidasi, reaksi ini biasa disebut reaksi redoks atau
reduksi-oksidasi.
Jika satu
batang besi dibiarkan di lingkungan udara terbuka, segera besi ini secara
bertahap mengikat oksigen di sekelilingnya, proses ini sesuai definisi diatas
disebut oksidasi. Dimulai dari unsur besi kemudian teroksidasi oksigen menjadi
besioksida. Oksidasi berlanjut terus sampai akhirnya besi[dua]oksida menjadi besi[tiga]oksida,
karena bilangan oksida besi adalah 2 dan 3. Besi[3]oksida yang berwarna cokelat ini orang awam sering
menyebutnya sebagai karat. Besi yang habis menjadi karat akan bertambah berat,
karena besi tersebut telah mengikat unsur oksigen dan membentuk materi
persenyawaan. Semua unsur pada umumnya mengalami oksidasi, tetapi kekecualian
terhadap unsur-unsur mulia, seperti emas, platina, merkuri, helium, argon,
neon, xenon, dan krypton. Unsur besi yang menjadi bagian dari haemoglobin
adalah kendaraan yang digunakan mengangkut oksigen karena besi mudah menarik
oksigen yang ada di dalam udara pada saat paru-paru menghisap udara. Glukosa
yang ada di dalam aliran darah dioksidasi oleh oksigen kemudian dijadikan
tenaga. Trigliserida adalah substansi dari lemak juga ikut dioksidasi menjadi
tenaga.
Besi yang
telah penuh dengan karat akhirnya menjadi rapuh dan hancur berserakan. Proses
oksidasi memang tidak dapat dihindari, tetapi paling sedikit manusia berusaha
meminimalkan saja. Proses oksidasi dapat terjadi melebihi dari yang seharusnya karena
kerja yang berlebihan, tetapi alam telah menciptakan keseimbangan dengan cara mereduksi
kelebihan oksidant yang telah masuk ke dalam tubuh manusia. Pereduksi juga
menghalau semua racun dari hasil reaksi oksidasi di dalam tubuh, kita juga
biasa menyebutnya sebagai metabolisme tubuh. Anda merasakan letih setelah
bekerja sepanjang hari karena telah mengeluarkan tenaga secara luar biasa, maka
tubuh juga memerlukan penyegaran kembali dengan minum air yang telah direduksi.
Hutan adalah sumber air yang mampu melakukan reduksi air secara alami.
Sebagaimana
semua unsur di bumi, termasuk tubuh manusia sendiri tidak dapat mengelak dari
proses oksidasi dan juga reduksi, maka demikian juga dengan kehidupam manusia
yang tidak dapat lepas dari dosa. Dosa itu ibarat karat-karat kehidupan yang
membuat beban jiwa semakin bertambah berat. Semakin tua, sampai menjadi tua
bangka, maka beban karat-karat ini semakin bertambah berat. Saya telah
mengatakan di atas, bahwa besi yang penuh karat justeru berat besi ini semakin
meningkat, maka orang kalau sudah semakin tinggi usianya, karat-karat dosanya
juga semakin tebal. Yesus telah berkata kepada semua orang yang mendesaknya,
bahwa siapa pun di antara mereka dipersilahkan untuk melempari perempuan yang
kedapatan telah berbuat zinah dengan batu, dengan satu syarat, harus dimulai
dari orang yang tak mempunyai dosa sama sekali. Well, jika engkau ditantang
seperti ini, manusia mana yang tidak pernah berbuat dosa. Semua manusia telah
berbuat dosa tanpa kecuali, kecuali Yesus karena Dia terlahir dari Roh Tuhan,
maka satu per satu dari mereka dimulai dari yang paling tua bangka sampai yang
paling muda pergi meninggalkan Yesus berdua saja dengan perempuan muda ini.
Sebetulnya
manusia menyadari, bahwa ada kuasa di luar dirinya dan dia menyebutnya Dia Yang
Maha Kuasa, Dia itu adalah sesembahan Yang Maha Tinggi, yakni Allah. Manusia
berusaha sekuat tenaganya melakukansemua perbuatan yang dianggapnya baik,
seperti memberi santunan kepada janda-janda miskin, anak-anak yatim, memberi
derma ke kotak amal di rumah ibadat, banyak membangun rumah ibadat, rajin
melakukan ritual agama, dan seterusnya. Semua perbuatan baik ini dilakukan
dalam usahanya mereduksi dosa-dosa yang pernah dilakukan olehnya. Reduksi dosa,
artinya pengurangan dosa yang hanya menjadi otoritas Allah Yang Maha Tinggi
tadi. Apakah manusia tidak mengalami keletihan jiwa dan pikiran dalam upayanya
mereduksi dosa-dosanya. Satu hari, dua hari, setiap hari, setiap bulan, setiap
tahun, sampai pada akhirnya engkau tidak dapat bangun lagi, tergeletak di atas
tempat tidur sambil merenung tahun-tahun yang telah engkau lalui, bertanya di
dalam hati, apakah semua perbuatan baik yang telah aku lakukan diterima oleh
Dia Yang Maha Kuasa. Engkau hanya dapat berkata untuk membesarkan hati, insya
Allah atau semoga amal baikku diterima oleh Dia Yang Mahatinggi. Manusia selalu
takut pada saat matahari terbenam, yang mempunyai arti menjelang akhir
hayatnya.
Pengkhotbah
telah berkata, bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia dibawah langit
adalah kesia-siaan. Kau pikir apakah semua perbuatan baikmu itu berguna dan
menyenangkan Allah. Kau pikir apakah memberi sedekah kepada seorang janda
miskin lalu otomatis dosa-dosamu direduksi oleh Allah. Apakah engkau pikir
perbuatan baik yang satu dapat mereduksi satu pelanggaran atau dosa yang lain?
Jangankan dapat mereduksi karat-karat dosa, bahkan mungkin justeru semakin
menambah jumlah karat-karat dosa yang sudah ada. Tidak percaya? Allah itu
paling tidak menyukai kesombongan manusia. Manusia kalau sudah merasa memberi
banyak amal sedekah, dia mempunyai kecenderungan merasa dirinya sudah paling
benar dan dia paling layak datang kehadirat Allah. Orang lain? Memang gue
pikirkan. Engkau ingat cerita perumpamaan antara orang Farisi dan pemungut
cukai, keduanya berada di tempat yang sama, Bait Allah. Orang Farisi menganggap
dirinya paling benar di hadapan Allah dibandingkan dengan orang pemungut cukai,
dia merasa banyak memberi sedekah ke dalam kotak derma di Bait Allah, dan dia
rajin puasa dua kali dalam satu minggu.
Dalam
ketidakpastiannya, maka Allah yang dikenal oleh orang percaya sebagai Tuhan
yang telah menjelma manjadi manusia, yakni Yesus Orang Nazaret berkata kepada
semua orang yang berbeban dosa, bahwa semua orang yang letih lesu dan berbeban
berat, Dia akan memberi kelegaan kepadamu, supaya engkau memikul beban yang
dipasang oleh-Nyadan belajarlah kepada Dia, karena Dia lemah lembut dan rendah
hati dan jiwamu mendapat ketenangan karena beban yang Dia pasang itu enak dan
beban-Nya pun ringan [Matius xi:28-30]. Manusia perlu diberi beban supaya dia
mempunyai responsibilitas dalam hidupnya, tetapi beban yang diberikan oleh
Tuhan enak dan tidak berlebihan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar