Selasa, 16 April 2013
Mengampuni Dengan Hati
Mengampuni seorang
musuh lebih berharga dibandingkan dengan upaya mendapatkan teman baru [satu
percakapan dari film The Drunken Master II].
Tiga aktor memainkan peran dalam kisah perumpamaan yang
sangat terkenal dari Injil Lukas yang berjudul Anak Yang Hilang. Tiga aktor ini
adalah disebut ada seorang atau orang itu dan orang ini biasa disebut ayah dari
dua orang anak saudara sekandung, aktor kedua adalah anak bungsu, dan aktor
ketiga adalah anak sulung. Aktor pertama yang berperan sebagai ayah di dalam
perumpamaan ini biasa dijadikan metafora Bapa di sorga atau TUHAN, dia adalah
seorang ayah yang sangat mengasihi kedua anak tanpa pilih kasih. Ia adalah
seorang ayah yang membagikan warisan berupa harta tak bergerak keluarga kepada
kedua anaknya. Aktor kedua adalah metafora manusia pendosa yang sesungguhnya
adalah perwujudan dari pribadi kita sendiri. Jadi, siapakah anak yang hilang
itu, ya diri kita inilah aktor dalam kehidupan sehari-hari ini. Aktor ketiga
adalah metafora manusia yang menganggap dirinya adalah manusia yang paling
benar karena merasa dia sangat taat kepada hukum agama. Walaupun judul
perumpamaan ini adalah Anak Yang Hilang, aktor utamanya adalah seorang ayah
yang mengampuni dengan hati, karena dia yang disebut pertama kali.
Dalam Perjanjian Lama sangat ditekankan hubungan ketaatan
manusia terhadap TUHAN sebaliknya dalam Perjanjian Baru sangat ditekankan
hubungan manusia terhadap sesama manusia. TUHAN mengampuni kepada manusia
berdosa yang datang minta ampunan kepada-Nya melalui korban penebusan dosa.
Jika TUHAN telah memberi ampunan kepada manusia, Dia pun menuntut supaya manusia
memberi ampunan terhadap sesama mereka satu sama lain. Hukum yang pertama dan
yang paling utama adalah kasihilah TUHAN yang engkau sembah dengan segenap
hatimu, segenap jiwamu, dan segenap akalmu dan hukum yang kedua sejajar dengan
itu adalah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Bicara tentang hukum, kecenderungannya manusia ingin sekali
melihat ada yang dihukum, karena dari sejak awal selama ribuan tahun manusia
diajarkan taat hukum, siapa yang tidak taat hukum, harus dilenyapkan dari
kehidupan. Pada satu hari ada seorang perempuan tertangkap basah berzina, maka
oleh serombongan orang Yahudi yang digerakkan oleh kelompok Farisi membawa
perempuan ini kepada Yesus. Mereka sangat mengharapkan, Yesus pasti akan
menghukum perempuan ini, karena tradisi yang selama ini mereka jalani adalah
siapa saja kedapatan berzina, pelaku zina pasti akan dilempari batu sampai
mati. Namun, betapa mereka sangat kecewa, karena Yesus tidak meminta mereka
untuk menghukum perempuan ini, sebaliknya justeru Dia meminta mereka untuk melempari
perempuan ini dengan batu dengan satu syarat, yakni dimulai dari orang yang
paling tidak pernah berdosa. Pernyataan Yesus ini adalah kalimat hiperbolik,
karena mana ada di bawah langit ini ada manusia yang tidak berdosa. Orang yang
paling tua justeru yang paling banyak dosanya. Satu pernyataan yang mempunyai
makna, bahwa engkau harus mengampuni orang lain bukan memperhitungkan kesalahan
orang lain, sedangkan dirimu sendiri saja masih berlumuran dosa.
TUHAN mengehendaki engkau mengampuni orang yang bersalah
kepadamu, sebagaimana Dia juga mengampunimu. Seakan TUHAN berkata kepada
manusia, Aku telah mengampuni dosamu, sekarang giliranmu, engkau juga harus
mengampuni sesamamu yang telah bersalah kepadamu. Tulisan ini memang berbicara
tentang tuntutan dari TUHAN supaya kita bersedia memberi ampun kepada siapa
saja yang telah bersalah kepada kita. Doa Bapa Kami adalah doa yang bersifat
universal karena berisi kebutuhan manusia yang paling esensial, yakni
pengampunan dari TUHAN dan mengampuni terhadap sesama, bunyinya demikian : “…
ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami …” Doa ini ditutup dengan satu konsekuensi apa
jika engkau tidak mengampuni orang lain yang bersalah kepadamu, yakni … jikalau
engkau mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga mengampuni engkau juga,
sebaliknya jikalau engkau tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan
mengampuni kesalahanmu. Satu peringatan dari sorga yang mempunyai konsekuensi,
bahwa jika engkau tidak mengampuni kesalahan orang, engkau tidak akan pernah
melihat Kerajaan Sorga.
Petrus bertanya kepada Yesus, sampai berapa kali ia harus
mengampuni orang yang bersalah kepadanya. Yesus menjawab, bahwa dia harus
mengampuni sebanyak tujuh puluh kali tujuh kali, satu pernyataan yang mempunyai
makna mengampuni sebanyak tak terbatas terhadap orang yang bersalah. Pada satu
masa di Timur Tengah, khususnya di Palestina di masa lampau angka tujuh
mempunyai makna tak berhingga. Sampai sekarang pun di Indonesia kita sering
mendengar sumpah serapah orang yang sedang sangat marah, demikian seperti ini,
sampai tujuh turunan aku tidak mau mengenalmu lagi atau pernyataan yang
mempunyai arti kesombongan, seperti sampai tujuh turunan kekayaan Pak Harto
tidak akan pernah habis.
Mengapa ada orang yang sulit mengampuni orang lain? Memberi ampunan
kepada orang yang berbuat salah adalah satu tindakan mulia. Aku mengakui betapa
beratnya mengampuni orang yang bersalah, apalagi kesalahan yang telah dibuat
oleh orang itu sangat berat dan terasa sangat mengecewakan, tetapi engkau harus
melakukan. Jika engkau melakukan satu perbuatan yang diperintahkan oleh TUHAN,
engkau harus melaksanakannya betapa pun berat hatimu, percayalah upahmu besar
kau terima dari Dia yang memberi perintah ini kepadamu. Tiga alasan umum
mengapa orang sulit mengampuni yang bersalah kepadanya, yakni :
Kekecewaan yang sangat
berat. Orang yang
paling dekat denganmu biasanya adalah orang yang paling mempunyai potensi
mengecewakanmu. Siapakah orang yang paling dekat denganmu? Ya, dimulai yang
paling dekat sejak kau dilahirkan, seperti ibumu atau ayahmu sendiri,
saudara-saudara kandungmu, sahabatmu, pacarmu, suami atau isterimu sendiri.
Kecewa berat dengan ibu kandung sendiri? Ya, dapat saja terjadi dalam kehidupan
pribadi seseorang. Di kota
Blitar ada seorang ibu dari dua orang anak mempunyai hubungan yang sangat buruk
dengan ibu kandungnya sendiri. Ia berumur 40-an, suaminya adalah seorang
pengusaha garmen yang sukses di kota
ini. Perempuan ini pernah bercerita kepadaku, katanya dia hampir sama sekali
tak menikmati masa remajanya karena ibunya tidak memberi keleluasaan bergaul,
bahkan dengan teman perempuan sekali pun. Jadi, ketika dia menikah dengan laki-laki
pilihannya, dia mengatakan hal ini kepadaku, bahwa dia serasa terbebas. Ia sangat
tidak memperdulikan ibunya lagi ketika dia telah mempunyai seorang anak
laki-laki dan seorang anak perempuan. Lain cerita, ketika aku masih menetap di kota kecil Plaju, seorang
ibu dari dua anak kecil juga berumur 40-an telah meninggalkan suaminya untuk
menikah dengan seorang anak muda umurnya hampir separuh dari umurnya. Tentunya,
keadaan yang lebih mengenaskan suaminya adalah anak muda yang merebut hati
isterinya adalah anak dari teman kerjanya sendiri. Kau lihat sendiri, orang
dekatlah yang menjadi sumber kekecewaan yang sangat menyakitkan hati seperti
tersayat oleh sembilu. Namun, kalau engkau sulit mengampuni kesalahan orang karena
engkau dikecewakan oleh orang itu, cobalah bandingkan dengan Yesus Orang
Nazaret, seharusnya Dia yang harus kecewa dengan semua perbuatanmu, perbuatan
semua manusia di bawah langit. Semua perbuatan manusia tidak ada yang benar
karena semua manusia telah berdosa. TUHAN melalui Orang Nazaret ini justeru
mengampuni semua dosamu, tidak memperhitungkan semua dosa masa mudamu, asalkan
engkau menerima Dia sebagai Juru Selamatmu. Serahkan rasa kecewamu kepada Dia
yang telah menyelamatkanmu, maka Dia yang akan mengobati rasa kecewamu.
Watak dendam. Dendam dapat terjadi pada siapa
saja yang miskin dengan rasa kasih di dalam pribadinya. Orang dapat menyimpan
dendam kepada seseorang, karena dia menginginkan seseorang yang telah menyakiti
hatinya juga harus mengalami penderitaan seperti yang sekarang dialaminya. Bagi
orang seperti ini tidak ada kata ampunan untuk musuhnya. Bagi seorang pendendam
yang ada di dalam ingatannya hanyalah orang itu, katakan saja orang bernama James
telah melukai hatinya. Hanya James yang ada di dalam memori pikirannya. Yang
ada di dalam rancangan pikirannya adalah satu cara jitu untuk melenyapkan
James. Seseorang mempunyai watak seperti ini karena memang ditanamkan di dalam
pikirannya oleh lingkungan keluarga atau oleh suku bangsa tertentu. Seorang
pendendam hanya memikirkan bagi dirinya sendiri, bukan sesamanya. Orang Madura,
orang Jawa, orang Kalimantan, orang Batak, orang Sicilia, Italia, dan
seterusnya maupun pribadi dapat menjadi seorang pendendam. Bagi orang seperti
ini terpuaskan jika musuhnya mendapatkan balasan yang setimpal menurut
kehendaknya sendiri. Ingatlah, bahwa pembalasan adalah hak TUHAN bukan hak
manusia, karena TUHAN memberi menurut keadilan, sedangkan manusia menuntut
balas menurut caranya sendiri. Manusia tidak pernah dapat berbuat adil karena
semua manusia telah berdosa. Harga diri? Jika Yesus Orang Nazaret memikirkan
harga diri seharusnya Dia pasti dapat melepaskan diri dari kejaran orang
Farisi, tetapi Dia tetap setia memikul salib, melupakan diri-Nya sendiri,
sebaliknya Dia mengampuni mereka karena mereka apa tidak tahu apa yang telah
mereka perbuat. Ia tidak memikirkan diri-Nya sendiri, sebaliknya melupakan
diri-Nya untuk semua dosa yang telah engkau lakukan.
Kurang bergaul. Siapa saja teman-temanmu yang
menemanimu berbincang-bincang selama ini? Jika engkau mempunyai sedikit teman
saja untuk berbincang, engkau akan mempunyai potensi sulit mengampuni orang. Berbincang-bincang
kepada orang lain, artinya engkau melepaskan sebagian [sharing] beban pikiranmu
kepada orang lain sehingga ketegangan pikiranmu pun berkurang. Orang kurang
bergaul dapat disebabkan merasa status sosialnya rendah, status pendidikannya
rendah. Anak sulung ini tampaknya adalah orang yang mempunyai sedikit saja
teman bergaul, karena orang yang sudah merasa dirinya paling benar, maka dia
cenderung tidak memerlukan orang lain lagi. Ia
Anda harus mengampuni orang. Bukannya tanpa alasan mengapa
TUHAN menghendaki engkau mengampuni orang. Ia menghendaki supaya engkau dapat
menikmati indahnya kehidupan yang Dia ciptakan untuk semua manusia. Indahnya
kehidupan bukan karena engkau sangat berlimpah harta benda dan mempunyai
deposito milyaran rupiah di bank, melainkan engkau memiliki kesehatan dalam
semua aspek kehidupan yang membentuk satu keseimbangan. Apa itu? TUHAN
menghendaki engkau mempunyai jiwa sehat.
Tidak bahagia. Semua orang pasti pernah membuat
kesalahan. Dalam kisah ini, anak bungsu ini yang sesungguhnya juga terjadi di
sekeliling kehidupan kita telah melakukan pilihan yang salah sehingga dia
tersesat. Namun, ayahnya mengampuni kesalahan anaknya sendiri ini. Orang yang
bersalah dan menyadari kesalahannya, jika dia diampuni dengan hati, dia akan
merasakan kebahagiaan. TUHAN menghendaki engkau pun juga berperan sebagai ayah
anak ini, yakni bersedia mengampuni orang yang bersalah kepadamu, karena jika
engkau tidak melakukan peran ini, engkau akan selamanya menyimpan akar
kepahitan di dalam jiwamu. Jiwamu tertekan dan semakin tertekan menyimpan
kekecewaan yang menjadi beban pikiranmu. Beban pikiran kekecewaan justeru akan
semakin mencuri kebahagiaanmu. Jika engkau tidak mengampuni orang yang bersalah
kepadamu, jiwamu akan semakin jauh dari kebahagiaan. Perhatikan saja baik-baik,
dewasa ini semakin mudah saja pasangan suami dan isteri mengambil keputusan
bercerai. Cerai! Cerai! Cerai! Padahal setelah bercerai, mereka bukannya
mendapatkan solusi yang membuat mereka bahagia satu sama lain, justeru
sebaliknya, yakni semakin terpuruk. Baik suami maupun isteri dapat saja membuat
kesalahan di dalam kekuarga seperti anak bungsu ini. Jadi? Ampunilah satu sama
lain.
Paulus
menulis surat
kepada jemaat di Kolose, sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan
ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang
lain, sama seperti Tuhan [Yesus] telah mengampuni, kamu perbuatlah juga
demikian [Kolose iii:13]. Lebih baik cepat memberi ampun kepada orang dari pada
berlama-lama menyimpan dendam yang akhirnya membusukkan tulang-tulangmu. Jika
ada orang bersalah kepadamu, doakanlah supaya dia menyadari kesalahannya
kepadamu.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar