Senin, 27 Juni 2016

Hari Minggu Waktu Khusus Untuk Tuhan

Gereja Bukit Zaitun di Blitar.
Masih dalam suasana liburan di Wlingi, Jawa Timur aku telah menyempatkan diri mengikuti kebaktian Minggu di dua gereja. Pertama di Gereja Petakosta di Indonesia jemaat Wlingi di Wlingi dan kedua di GPdI jemaat Theofilus di Blitar. Aku selalu mengucap syukur kepada Tuhan kalau dapat hadir ke gereja. Pertama mengucap syukur dapat datang ke rumah Tuhan tidak dengan tangan yang hampa, ada persembahan yang dapat aku berikan dan kedua aku mengucap syukur pulang dari rumah Tuhan tidak dengan jiwa yang hampa, sebab firman Tuhan adalah berkat bagi jiwa-jiwa siapa saja yang hadir di rumah-Nya. Kuduskan hari Minggu khusus untuk Tuhan. Pada hari ini aku menguduskan hatiku untuk Dia yang setia memelihara hidupku. Inilah tandanya engkau masih dipenuhi oleh Roh Kudus, yakni engkau masih mempunyai kerinduan datang ke rumah-Nya.

Gereja adalah kumpulan orang percaya untuk berbagi pengalaman atau kesaksian rohani. Orang Kristen yang taat adalah domba-domba yang mau mendengarkan suara gembala mereka. Tuhan telah bekerja dalam penciptaan semesta alam selama enam hari, hari ketujuh berhenti. Tuhan telah memberi teladan kepada manusia, bahwa pada hari ketujuh berhenti bekerja. Istirahat. Hidup itu adalah satu siklus, enam hari kerja, hari ketujuh istirahat. Setelah hari ketujuh, mulai lagi hari pertama sampai hari keenam, istirahat lagi pada hari ketujuh, demikian seterusnya. Sediakan satu hari saja khusus untuk Tuhan. Manusia perlu istirahat baik fisik maupun pikiran. Orang yang tidak pernah menyediakan waktu khusus untuk Tuhan, justeru kinerjanya semakin menurun. Pabrik semen saja perlu istirahat, istilahnya overhaul, apalagi manusia. Dalam keletihan fisik dan mental selama enam hari bekerja, maka orang Kristen perlu diisi kembali pikirannya dengan firman Tuhan sehingga jiwanya segar kembali. 

Kalau ada orang Kristen memiliki toko, istirahatlah tidak buka pada hari Minggu, beri kesempatan kepada para pekerja toko untuk istirahat. Kalau tokonya besar seperti mall dengan jumlah pekerja sampai ratusan, pekerja diatur kerja bergilir. Kalau ada orang Kristen dapat giliran kerja pagi, masih dapat mengikuti kebaktian Minggu pada sore hari. Dahulukan Tuhan, maka Dia membuka tingkap-tingkap langit bagi berkatmu. Di Blitar ada orang Kristen setiap hari berjualan pecal dari Senin malam sampai Sabtu malam, Minggu malam tutup, sebab satu hari penuh Minggu dari fajar menyingsing sampai matahari terbenam diperuntukan Tuhan. Penjual pecal ini orang Madiun, jadi jualan pecalnya juga khas Madiun. Aku mengira penjual pecal ini adalah seorang perempuan tua sudah ubanan, sebab yang sering aku jumpai di desa-desa sekitar Blitar seperti itu gambarannya, ternyata mereka adalah suami istri muda yang taat kepada Tuhan.

Segala sesuatu di kolong langit ini adalah suatu kesia-siaan untuk dikejar habis-habisan. Habis-habisan mengejar harta kekayaan dunia, mati juga tak dibawa mati. Habis-habisan mengejar karier dengan penuh nafsu supaya status sosial naik tak berhingga, mati juga tak dibawa mati. Namun, satu hal saja yang tidak sia-sia engkau lakukan dalam hidupmu yang singkat ini, yaitu hidup mengandalkan TUHAN. Diberkatilah orang yang hidupnya mengandalkan Tuhan dan meletakkan seluruh harapan hidupnya kepada-Nya. Berdoa adalah manisfestasi orang percaya yang mengandalkan kuasa Tuhan. Dan, paling sedikit satu minggu sekali pada hari Minggu datang ke rumah Tuhan, yakni gereja adalah menifestasi orang percaya yang mengandalkan hidupnya terhadap kuasa Tuhan yang dahsyat, ajaib, dan mengherankan. Jangan kuatir untuk hari esokmu, serahkan kuatirmu kepada-Nya, sebab engkau adalah manusia makhluk ciptaan-Nya yang paling mulia di antara segala makhluk ciptaan-Nya yang lain, engkau pasti tidak dibiarkan kelaparan. Ada harga yang harus engkau lakukan supaya engkau tetap dipelihara oleh-Nya sampai menuju kekekalan, yakni taat kepada-Nya. 


   

Senin, 20 Juni 2016

Berlibur ke Surabaya

Seharusnya aku pulang ke Bekasi dari Wlingi pada 7 Juni dengan kereta Matarmaja, tetapi adikku perempuan memintaku supaya diundur saja sampai 20 Juni. Aku mau diajak ke Surabaya untuk menjenguk anaknya perempuan yang kuliah di kota ini. Aku menyetujui saran ini. Lagipula istriku di Bekasi juga menyetujui. Aku ini pergi ke Wlingi sendirian, tanpa keluarga menyertai.

Restoran Bon Ami Surabaya.
Berlibur ke Surabaya ini diluar rencana. Berempat kami berangkat pada dini hari, yakni aku, adikku perempuan, suaminya, dan teman suaminya, sedangkan anak laki tertua sudah berangkat duluan. Terakhir aku mengunjungi kota ini pada 1995, jadi kira-kira 21 tahun kemudian aku dapat mengunjungi kota ini lagi. Kami memasuki kota ini kira-kira pukul 07.00 lewat jalan toll. Kami memasuki perumahan mewah yang dibangun oleh pengusaha properti tajir, yakni Ciputera. Aku memasuki kawasan rumah mewah ini melalui bagian depan kawasan Universitas Negeri Surabaya. Pengusaha tajir ini juga mendirikan universitas bagi kota ini, yakni Universitas Ciputera letaknya kira-kira 2 kilometer dari perumahan mewah ini. Setelah melewati UNESA kami memasuki bagian depan perumahan mewah ini yang dihiasi dengan patung singa Merlion. Merlion adalah patung singa simbol nasionalisme negara pulau Singapura. Pantaskah patung ini menghiasi Surabaya yang dijuluki kota pahlawan?

Tenderloin steak. Bon Ami.
Singapura pernah melakukan protes ke Indonesia melalui saluran diplomatik, sebab keberatan atas pemberian nama kapal perang RI dengan nama dua orang bintara KKO (sekarang Marinir). Kalau aku tak salah nama kedua bintara ini adalah Saleh dan Harun. Apa urusan mereka protes kepada Indonesia? Latar belakang keberatan Singapura tak dapat dijadikan alasan protes diplomatik tersebut. Pada jaman pemerintahan Presiden Soekarno pernah terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia dan Singapura. Dua bintara KKO ini melakukan beberapa sabotase di Singapura, kemudian tertangkap sampai keduanya dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung. Sekarang kedua negara telah menjalin hubungan antar negara dengan baik.  Lalu apa urusan negara pulau ini protes? Pemberian nama kapal perang ini adalah hak kedaulatan Indonesia. Adanya Merlion di bumi Surabaya memang bukan kepentingan Singapura, tetapi apakah kita sebagai orang Indonesia sudah tidak memiliki harga diri lagi sehingga bangga dengan kebanggaan milik bangsa lain.

Ikan suro dan buaya. Mitos Surabaya.
Apakah pihak perusahaan pengembang sudah kehabisan inspirasi membuat patung penghias berupa Merlion di pintu masuk perumahan mewah ini? Seharusnya kebanggaan nasional Indonesia dibangun di situ, paling tidak kebanggaan nasional orang Surabaya. Surabaya  adalah ikon kota pahlawan bagi negeri ini, maka seharusnya pihak pengembang (baca : Ciputera) mendirikan patung pahlawan nasional Indonesia atau patung binatang ikon Indonesia di situ. Misalnya : Tan Malaka, Boeng Tomo, Pangeran Diponegoro, banteng seruduk, dan seterusnya. Untuk apa membanggakan milik orang lain, milik tetangga, milik bangsa lain. Setiap bangsa mempunyai kebanggaan masing-masing. Misal : orang Inggris bangga dengan pahlawan mereka, yakni Laksamana Horatio Nelson, patung laksmana ini dibangun di Trafalgar Square, London.  

Itu baru persoalan Merlion di perumahan mewah ini. Sejak sekolah dasar kita sudah diajarkan, bahwa bahasa itu menunjukkan bangsa. Coba perhatikan semua nama jalan di perumahan ini, di bagian belakang nama jalan pasti ada dua huruf RD, seperti .... (nama jalan) RD. Tidak salah lagi kedua huruf itu adalah singkatan dari kata bahasa Inggris, yakni road yang artinya jalan. Orang Singapura memang berbicara dengan bahasa Inggris. Kita orang Indonesia berbicara dengan bahasa Indonesia, maka penulisan nama jalan di perumahan ini seharusnya dengan menggunakan norma yang berlaku di Indonesia. Banggalah dengan bahasa sendiri. Banggalah dengan milik sendiri. Ini Surabaya, lho, Indonesia bukan Singapura, jangan memindahkan kebanggaan dan atmosfir bangsa lain ke dalam atmosfir ke negeri ini.

Rujak cingur. Makanan khas wong Suroboyo.
Jauh sebelum Merlion selesai dibangun di Surabaya, novelis Pramoedya Ananta Toer pernah menyatakan, bahwa nasionalisme orang Indonesia sedang saja kualitasnya. Mungkin ada benarnya juga pernyataan penulis ini, makanya tidak ada malunya lagi Merlion dibangun di kota ini. Sampai akhir dekade 60 orang Indonesia bangga banget dapat bicara bahasa Belanda, sebab siapa saja dapat bicara Belanda waktu itu dianggap orang intelek. Sekarang jamannya sudah beda, tapi mentalitasnya tetap sama, yakni bangga dengan segala sesuatu milik bangsa lain. Sepertinya kurang percaya diri kalau menggunakan produk bangsa sendiri. Cintailah produk-produk Indonesia, begitu kata iklan oleh boss Maspion Surabaya. 

Dengan sepeda motor aku mau mencoba keliling kota ini. Aku tak beruntung sampai di distrik Wiyung aku ditilang polisi. Belum setengah hari di kota ini sudah kena tilang oleh polisi. Kata adikku, di Surabaya banyak jebakan dilakukan oleh polisi, jadi harus hati-hati. Aku membayar denda pelanggaran di kantor polisi sebesar 100 ribu rupiah. Ini resmi, bukan sogokan. Aku tak bersemangat lagi melanjutkan niat keliling kota ini. Kembali ke Wlingi pada malam hari pukul 20.00. Selamat tinggal Surabaya.-
    

Jumat, 10 Juni 2016

Makan Pecal Madiun di Blitar

Menyebut kota Blitar, maka yang teringat dalam benakku adalah makanan sehat yang disebut pecal. Pada 7 Juni pagi pukul 06.15 aku tiba di kota kecil Wlingi dengan menggunakan kereta Matarmaja dari stasiun Pasar Senen Jakarta. Aku rindu dengan adikku perempuan bungsu. Wlingi terletak kira-kira 20 kilometer di sebelah timur Blitar. Dari masa kanak-kanak sampai telah bersuami dan mempunyai dua orang anak laki dan perempuan, adikku menetap di kabupaten Blitar. Wlingi adalah kota kecil di kabupaten Blitar. Anak-anak sudah besar semua. Yang pertama laki telah menyelesaikan pendidikan di fakultas ekonomi di suatu universitas di kota Ma.lang, sedangkan yang kedua perempuan sedang mulai kuliah perhotelan di suatu universitas di Surabaya.

Aku ditraktir makan pecal Madiun, Bu Beni yang terletak di ujung jalan Seruni, simpangan jalan Mastrip, dan tidak jauh dari situ ada gereja pentakosta jemaat Theofilus. Pecal adalah menu makanan Jawa Timur yang aku sukai selain rawon. Di Jawa Tengah pecal biasa disebut janganan. Bedanya pecal Madiun dan Blitar adalah saus bumbu pecal Madiun lebih halus dibandingkan dengan pecal Blitar. Pecal Madiun menggunakan rebusan daun singkong dan sawi putih, sedangkan Blitar menggunakan rebusan daun papaya, lainnya sama, yakni taoge, kacang panjang, dan bayam. Walaupun trademark menggunakan nama Pecal Madiun, rasa pecal dominan dengan rasa Blitar. Orang yang menyajikan pecal ini memang orang Madiun, tapi dominan rasa Blitar. Hal ini sudah biasa terjadi perkawinan rasa antara Madiun dan Blitar. Tidak bedanya dengan masakan Padang di Jakarta dan di Blitar, Jakarta terasa pedas menggigit, sedangkan Blitar rasanya rada smooth di lidah. Di Blitar juga ada rumah makan masakan Padang.  

Pecal Madiun ala Blitar ini ternyata enak. Ada tiga rasa saus bumbu pecal, yakni ekstra hot, sedang, dan tidak pedas. Aku memilih yang tidak pedas. Pecal Madiun diberi serundeng. Serundeng ada yang diberi potongan daging, tetapi ada juga yang tidak. Pecal yang aku makan di sini tidak diberi potongan daging. Tetapi pemberian serundeng pilihan saja. Apakah pecal Madiun atau Blitar sama saja keduanya adalah makanan sehat bagi siapa saja yang menyadari bahwa kesehatan itu penting untuk dipelihara. Tambahan pecal di tempat Bu Beni ini adalah tahu goreng, tempe goreng, goreng ati dan ampela ayam, bakwan jagung, verkadel, peyek kacang tanah, dan telur ayam dadar. Enak tenan [bahasa Jawa, tenan artinya luar biasa]. Di Bekasi tempatku menetap tidak ada pecal seenak ini. Datang ke Wlingi untuk meluapkan rinduku kepada adikku perempuan, sekali gus memenuhi keinginan nafsu makanku terhadap nikmatnya makan pecal. Melepaskan rindu makan lumpia paling enak, maka jawaban yang paling tepat adalah kunjungilah Jalan Mataram, Semarang. Blitar adalah tujuan utama yang paling tepat bagi pemburu pecal enak dan sehat.

Aku asyik makan pecal ini, tidak menoleh ke kiri dan kanan. Anyway fokus ke arah yang sedang kunikmati, yaitu pecal. Pecal disajikan menggunakan kertas plastik di atasnya dilapisi dengan lembaran daun pisang. Pengunjung lesehan pecal ini cukup banyak, dibuka dari pukul 18.00 sampai pukul 23.00. Dagangan pecal ini laris. Berjualan hanya dari Senin sampai Sabtu malam, Minggu tutup, sebab pemiliknya, Bu Beni adalah anggota jemaat Theofilus yang taat. Pada hari Minggu menyediakan waktu satu hari penuh khusus untuk Tuhan. Aku memilih tambahan dua tahu goreng, satu bakwan jagung, dan satu goreng ati dan ampela ayam. Selesai makan kerongkongan didorong  dengan segelas teh hangat sedikit manis. Glek, glek, glek. Tidak perlu ditanya berapa harganya per porsi, tidak sopan kalau ditanya, sebab aku ditraktir oleh adikku perempuan. Di Blitar dan sekitarnya sampai jauh ke pelosok pinggiran kota cukup banyak restoran yang menyajikan nasi pecal. Namun, jangan lewatkan kesempatan singgah ke tempat Bu Beni, kalau berlibur ke Blitar.-

Link :  
Makanan sehat untuk penderita hipertensi dan jantung koroner. 
8 tanda pencernaan perut lancar.