Jumat, 29 September 2017

Pikirkan Hari Tuamu, Jangan Keenakan Indekos

Apa arti indekos menurut Kamus Besar Bahasa Indekos, yakni tinggal di rumah orang lain dengan atau tanpa makan [dengan membayar setiap bulan]. Pelaku indekos kebanyakan adalah lajang laki atau perempuan, status mereka sebagai pelajar sekolah menengah lanjutan, mahasiswa atau pekerja. Status pekerja dapat saja mereka sebagai pegawai negeri sipil, swasta, bahkan pelacur, entah itu pelacur perempuan atau pelacur laki alias gigolo. Pada usia berapa tahun seseorang mulai indekos? Kebanyakan orang memulai kehidupan indekos pada usia 18 tahun. Mereka adalah pekerja pabrik yang baru lulus sekolah menengah lanjutan atau mereka adalah mahasiswa yang kuliah di satu kota besar.

Dulu pada dekade 60 sampai 80 indekos bukan berarti sewa kamar saja melainkan juga dengan makan dengan yang pemilik rumah kos. Apa yang dimakan oleh keluarga penyedia indekos juga menjadi hidangan pelaku indekos. Mereka duduk ngobrol bersama keluarga induk semang kos pada sore hari. Pada masa seperti ini cerita tentang puteri ibu kos dengan anak kos pacaran kemudian mereka menikah memang betul ada terjadi. Ada di antara anak kos laki dan perempuan juga pacaran. Ingat saja film yang berjudul Tiga Dara, film era produksi film tempo dulu dekade 60. Kemudian pada era film warna yang berjudul Mana Tahan yang diperankan oleh Kasino, Dono, dan Indro, ketiga anak kos ini kerjaannya kalau ada kesempatan adalah mengintip pembantu rumah kos yang sedang mandi.

Semakin banyak kaum urban datang ke kota-kota besar, terutama Jakarta, Bandung, Jogjakarta, dan Surabaya, maka bisniz rumah indekos juga semakin berkembang pesat diiringi dengan pesatnya bisniz warung makan yang didominasi oleh orang Tegal. Di kota sebesar Jakarta, ibu kota negara, sebagian besar pelaku bisniz warung makan penyedia urusan perut anak kos adalah orang Tegal. Sekarang urusan indekos murni sewa kamar saja, bayar per bulan. Makan cari sendiri sesuai menurut selera masing-masing. Kalau sudah kenal akrab dengan pemilik warung, maka makan dapat diutang dan dibayar setelah terima gaji atau setelah terima kiriman uang dari orang tua di daerah. Inilah nikmatnya indekos yang sering membuat orang lupa keenakan indekos sampai tua. Zona nyaman indekos. Pada 1991 aku indekos di Citeureup, Bogor, tidak jauh dari Pasar Citeureup dengan status lajang dan pekerja pabrik semen. Tarif kos pada waktu itu IDR 35000 [tiga puluh lima ribu rupiah] dan pemilik rumah kos adalah Pak Haji ... aku lupa namanya. Sekarang pada 2017, fasilitas indekos paling mewah terdapat di Jakarta Pusat, full ac dengan tarif IDR 2000000 [dua juta rupiah].

Berapa lama seseorang menetap indekos? Kebanyakan laki Indonesia menikah pada usia 25 tahun, artinya rata-rata orang indekos selama 7 tahun saja. Paling lama 12 tahun, yakni pada usia 30 tahun mengambil keputusan menikah. Memang ada yang indekos lebih dari 12 tahun? Ada! Inilah jenis manusia yang tidak waspada terhadap bahaya dalam kenyamanan. Antara usia 30 sampai 40 tahun kebanyakan pekerja pabrik atau kantoran sudah mapan baik salary maupun posisinya. Mereka asyik membelanjakan salary untuk banyak hal, bahkan yang tak perlu dibeli justeru dibeli juga. Pada masa kenyamanan seperti ini, sebut saja mereka kost-man juga bebas, bebas kemana saja bepergian sampai seperti tak mengenal waktu. Bebas seperti burung terbang kemana saja mereka mau. Di dalam kamar kost-man [atau kost-woman] bukan berita baru terjadi hubungan kenikmatan seks bebas. Hubungan esek-esek ... hiiiih, hiiih, hiiih, aaaah, aaah, aaah. 

Ketika usia sudah mencapai 50 tahun mereka para kost-man yang kenyamanan lajang dan bebas barulah menyadari, bahwa mereka sesungguhnya tidak memiliki sesuatu pun untuk bekal hari tua. Keluarga tak punya, rumah pun tak punya. Miskin kasih dan miskin harta. kalau masih dapat memilih, kau janganlah sampai miskin kasih. Ada seorang kost-man saudaranya tidak mau peduli lagi dengan keadaan yang dialami oleh orang ini pada usia senjanya. Pemilik rumah kost juga bosan melihat keberadaan orang ini. Bosan? Kebosanan pemilik rumah kost diperlihatkan dengan tak ada respek lagi terhadap diri orang kost ini. Yang namanya manusia itu hidup harus mengalami perubahan setapak demi setapak ke arah yang lebih baik, lebih mapan, dan kaya dengan kasih. Ketika masih berkumpul dengan saudara-saudara dan orang tua disebut persaudaraan sedarah. Namun, ketika mengambil jalan hidup masing-masing mereka bukan lagi persaudaraan lagi, melainkan dua tetangga yang saling menghormati. Jangan terlalu berharap saudaramu akan membantumu pada hari tuamu, sebab masing-masing saudaramu juga mempunyai urusan dengannya sendiri.

Kalau sampai usia 40 tahun seseorang masih lajang juga, dia seharusnya sudah memiliki rumah sendiri. Kalau tidak memiliki rumah sendiri pada hari tuanya, dia akan mengalami kesulitan yang tak terduga ketika dia sudah pensiun, walaupun dia memiliki dana pensiun per bulan. Kesulitan seperti apa bro? Sakit dan sulit bangun dari tempat tidur, misalnya. Mereka yang tergolong manusia semacam ini suatu saat akan menimbulkan kesulitan sosial, pertama bagi dirinya sendiri dan kemudian dengan orang lain. Orang yang menjalani hidup sebagai kost-man lebih dari 25 tahun adalah suatu kondisi orang ini gagal mengelola hidupnya, kecuali pastor. Pastor tak terhitung golongan manusia semacam ini, sebab menjadi pastor pasti lajang dan gereja pasti mengurusnya sampai Tuhan memanggil kembali. Tidak semua orang menjadi pastor, bukan? Tuhan sudah memberi waktu, tetapi waktu yang pernah ada tidak pernah dipergunakan sebagai persiapan hidup mapan. 

Jika terpaksa harus keluar dari rumah kost, mungkin dipaksa keluar oleh pemilik rumah kost. Apa yang akan dialami oleh kost-man lebih dari 25 tahun dalam kondisi seperti ini. Menikah tergesa-gesa dengan seorang perempuan dengan gaya hidup hidup lebih kurang sama atau menikah dengan seorang janda, kalau dapat yang tak punya anak. Menikah dengan pasangan yang asal dapat siapa menjamin mendapatkan karakter unggulan. Orang laki kost-man atau kost-woman seperti ini bukanlah orang berpunya atau kaya secara ekonomi. Orang yang indekos lebih dari 25 tahun adalah orang yang tak punya apa-apa. Seseorang yang memiliki ekonomi mapan tidak indekos lagi, pastilah dia memiliki rumah sendiri, walaupun tetap layang sampai tua.   

Nanti disambung lagi, ya.