Senin, 30 September 2013

Aku Bangga Menjadi Anak Seorang Preman

Aku tidak dapat memilih rahim yang melahirkanku, entah dari suku mana, Batak, Jawa, Sunda, Palembang, dan seterusnya; entah dari bangsa mana, Inggris, Prancis, Belanda, atau Cina, dan seterusnya; dan, aku sendiri juga tidak dapat memilih seorang laki-laki yang menjadi ayahku dengan pekerjaan seperti apa. Aku dilahirkan di Surabaya tujuh puluh tahun yang lalu. Ketika umurku masih sepuluh tahun aku dan adikku yang masih berumur delapan tahun dibawa oleh ayahku merantau ke Jakarta. Ayahku dan ibuku keduanya asli orang Surabaya. Kami menetap di satu gang kecil di belakang pasar di Tanah Abang Bukit. Ayahku berprofessi sebagai penjual soto kikil sapi tak jauh dari rumah kami, sementara ibu tetap sebagai ibu rumah tangga. Laris setiap malam selalu habis. Soto kikil khas masakan Surabaya. Aku dan adikku bersekolah di sekolah rakyat negeri  di Jalan Tanah Abang 5. Sampai sekarang pun sekolah ini masih berdiri, namanya menjadi Sekolah Dasar Negeri [aku lupa nomor sekolah ini]. Setiap hari aku dan teman-temanku semuanya sepuluh orang berjalan kaki pulang-pergi dari Tanah Abang Bukit melewati Jalan Abdul Muis. Hati gembira saja tak terasa jalan sejauh itu kami tempuh tiga puluh menit sekali jalan. Sampai di rumah aku langsung belajar karena malam hari harus ikut membantu cuci piring di warung soto ayahku.

Pada satu malam menjelang tutup tempat jualan, kami didatangi empat orang berwajah tidak ramah. Mereka memesan empat porsi soto kikil sapi dan empat gelas es sirop pandan wangi. Selama dua puluh menit mereka makan dan minum tanpa bicara. Sekeliling tempat ayahku berjualan memang sudah sepi dari orang jualan kecuali penjual rokok yang memang jualannya dua puluh empat jam, jaraknya kira-kira dua puluh meter ke timur dari tempat ayahku jualan. Sepi, waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam. Seorang dari mereka yang bibirnya berkumis tipis memberi isyarat kepada tiga teman lainnya untuk pergi. Ya, mereka pergi begitu saja. Baru lima langkah keluar dari warung, ayahku menegur si kumis, bahwa dia dan teman-temannya belum bayar. Mereka berbalik. Seorang dari mereka yang kulitnya hitam, berambut ikal, dan berbadan gempal maju dengan tangan terkepal siap dengan hook kirinya, berseru keras : “Dibayar pakai ini, yaaakh!.” Seterusnya semua kejadian berlangsung sangat cepat sekali tak sempat aku mengedipkan mata. Kulit hitam gempal dibanting oleh ayahku jatuh ke tanah dengan suara merdu, buuug. Si kumis menyabut belati dari pinggangnya diarahkan ke perut, tetapi tangan kanan ayah memelintir tangan kanan si kumis, selanjutnya mendorong bokongnya dengan keras, dan berakhir masuk ke dalam selokan. Belati terlepas jatuh di kegelapan malam. Dua orang lainnya maju serempak. Tangan kiri ayah menarik kuat tangan kanan orang yang ada di sebelah kirinya, sedangkan orang terakhir jari-jarinya dicengkeram kuat dengan tangan kanan sehingga keluar suara gemeretak suara tulang patah. Larilah mereka. Kejadian ini berlangsung tidak sampai lima menit sehingga tak menimbulkan kegaduhan. Itulah untuk pertama kalinya aku baru mengetahui, bahwa ayahku menguasai seni bela diri aikido. Kata ibuku, ayah sudah pegang sabuk hitam dan pernah di Jepang selama satu tahun. Peristiwa duel ini adalah titik balik kehidupan kami sekeluarga. Ayahku didaulat oleh semua pedagang di situ menjadi penjaga keamanan pasar. Waktu itu istilahnya centeng pasar.

Dengan kelebihan sebagai centeng seharusnya tanpa bekerja keras lagi ayahku sudah dapat menghidupi keluarga. Namun, ayah adalah orang rendah hati tetap memilih berjualan soto kikil di Tanah Abang Bukit. Hidup ini tidak gratisan, ada harga yang harus dibayar, demikian pada satu hari ayah memberi nasehat kepada kami. Orang mau disebut terhormat dan mau dimuliakan, maka orang harus bekerja sehingga dia mempunyai nilai-nilai dalam hidupnya. Itulah harga diri. Dan, jangan lupakan ini, jangan sombong, katanya menutup pembicaraan. Tidak selamanya orang menjadi centeng pasar. Walaupun mempunyai kasekten aikido, karateka, kung fu, yudo, atau apalah namanya, siapa pun tidak akan dapat terhindar dari proses penuaan, menjadi lemah kemudian disingkirkan oleh orang yang lebih muda dan perkasa … pada akhirnya hilang lenyap ditelan jaman. Singa jantan tua pada akhirnya tersingkir oleh singa jantan muda perkasa. Untuk segala sesuatu di bawah langit ada masanya berjaya dan ada masanya runtuh. Runtuh, kecuali Dia, Tuhan Yang Perkasa, El Gibbor kekal selamanya. Semasa hidup ayah yang namanya duel antar centeng dalam perebutan wilayah selalu dilakukan satu lawan satu. Kalau kalah, ya mundur secara gentleman tanpa ada rasa dendam. Tidak ada tuh yang namanya duel antar jagoan sampai ada pengerahan massa seperti pada jaman seperti sekarang ini. Sampai pada akhir hayat ayahku jumlah jagoan pasar yang pernah dibantingnya ada mungkin sepuluh orang. Tak ada satu lawan pun yang dapat memegang ujung hidung ayahku. Resmilah di kalangan jagoan ayahku diakui sebagai jagoan Pasar Tanah Abang Bukit. Untuk konteks jaman sekarang biasa disebut preman.

Walaupun hanya penjual soto kikil sapi berpenampilan sederhana, ayahku sangat memperhatikan pendidikan kami. Aku menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 5 Budi Oetomo, Lapangan Banteng. Pada masa itu orang memegang ijazah SMA masih dianggap mempunyai kesaktian ampuh. Masih gampang cari kerja, apalagi hanya untuk jadi tentara. Sebagai anak Surabaya sejati, ayahku sangat bangga ketika aku mendaftarkan diri menjadi prajurit KKO, yakni Korps Komando Operasi [sekarang namanya menjadi Korps Marinir]. Aku tidak mewarisi aikido sepenuhnya dari ayah melainkan dari teman ayah di Menteng Dalam yang menjadi guru yudo bagiku selama tiga tahun. Namun, paling sedikit ayah telah memberiku dua puluh jurus utama aikido. Aku tidak lupa pada hari pertama ketika aku dan semua green-man menerima pelatihan dari instruktur bela diri, Sersan Mayor Bambang Hariadi, karateka pemegang sabuk hitam. Aku telah dua kali membanting dan menguncinya. Untuk hasil perbuatan ini aku disuruh lari sepuluh kali lapangan bola ditambah push-up tiga puluh kali oleh Letnan Satu Albertus Ginting. “Kalau mau jadi jagoan, tempatnya bukan di sini. Sana jadi centeng pasar!”, katanya.

Aku bangga dengan ayahku, bekas preman Tanah Abang Bukit. Aku bangga karena dari ayah aku belajar kedisiplinan dan nasionalisme. Tidak semua preman jahat. Ayahku tidak pernah memeras pedagang-pedagang di pasar. Bagi Sheriff kota Nottingham, Robin Hood adalah preman meresahkan semua bangsawan di Inggris, tetapi dia pahlawan bagi rakyat. Ken Arok pun pernah menjadi preman sebelum menjadi raja di Singosari. Dalam Alkitab ada satu cerita yang menceritakan, bahwa Yefta orang Gilead yang kerjanya merampok, tetapi akhirnya berbakti kepada Tuhan dengan memerangi orang Amon [Hakim-hakim xi:3]. Tapi, lain dulu lain sekarang. Sekarang preman lebih banyak membuat resah masyarakat. Kalau bukan aku sebagai anaknya, siapa yang bangga terhadap ayahku sendiri. Mungkin pada saat seperti ini hanya dua hal saja yang membuat aku masih memiliki kebanggaan, yakni bangga sebagai anak bekas preman dan bangga sebagai bekas prajurit Marinir. Dulu, yang namanya menjadi KKO bukan saja kebanggaan keluarga, tetapi juga kebanggaan satu bangsa. Betapa tidak, waktu itu Indonesia adalah satu negara yang mempunyai kekuatan laut dan udara yang sangat disegani di Asia Tenggara. Tapi kini kekuatan laut itu seperti besi tua yang sedikit demi sedikit habis digerus oleh karat. Pulau Sipadan dan Ligitan sudah berpindah tangan dari Indonesia ke tangan Malaysia, karena Indonesia kalah dalam berperkara di Pengadilan International di Den Haag. Kemudian dilanjutkan dengan keributan territorial block Ambalat yang kaya minyak karena Indonesia dan Malaysia saling klaim. Hanya satu kata saja yang menjadi sebab utama kekuatan laut kita kedodoran dipermalukan oleh tetangga, yakni : korupsi. Korupsi sedang menggerogoti semua kementrian di pemerintahan, sehingga negara tak banyak mempunyai uang untuk menyediakan kapal perang dan kapal selam penjaga kedaulatan negara.  Jika bangsa Indonesia tidak bijak mengelola sumber daya alam di negeri ini yang sangat beragam dan melimpah, tidaklah mustahil bahkan satu keniscayaan, bahwa bangsa ini akan dapat menjadi budak bagi bangsa lain; bahkan menjadi budak di negeri sendiri. Ayah selalu bersemangat sekali kalau sudah berbicara segala sesuatu yang membangkitkan nasionalisme.

Pada akhir bulan Septemper 1965 terjadi satu peristiwa besar dan memilukan yang belum pernah terjadi di Indonesia setelah Indonesia merdeka 1945, yakni pembunuhan enam perwira tinggi dan satu perwira muda Angkatan Darat. Siapa dalang peristiwa pembunuhan yang sangat menghebohkan sejarah ini? Dengan mudah pada waktu itu semua pihak menyebut, PKI [Partai Komunis Indonesia] adalah dalangnya. Harus ada yang dijadikan kambing hitam, yakni dalang perebutan kekuasaan. Ken Arok bekas pelayan Tunggul Ametung juga telah melakukan coup d’etat terhadap juragannya ini karena ingin memiliki istrinya yang muda dan cantik, yakni Ken Dedes. Tapi pada jaman Ken Arok istilah coup d’etat atau perebutan kekuasaan belum digunakan oleh masyarakat. Ken Arok berhasil membunuh juragannya sekaligus mengawini Ken Dedes tanpa dia harus berurusan dengan badan resort kriminal Tumapel yang masih bawahan Singosari, karena dia mempunyai muslihat yang telah disiapkan beberapa bulan sebelum peristiwa pembuhunan ini terjadi. Apa muslihatnya itu? Ia telah menempatkan sahabatnya sendiri, Kebo Ijo sebagai kambing hitam. Kebo Ijo dihukum mati.

Selanjutnya setelah September 1965 sampai pertengahan 1967 banyak anggota PKI di seluruh Indonesia terutama di Jawa dibunuh oleh massa dan tentara dari satuan Angkatan Darat. Dalam suasana chaos yang luar biasa ini, fitnah keji ada di mana-mana terhadap orang yang dianggap pernah menghalangi nafsu jahat. Banyak orang yang ingin menggeser posisi ayah sebagai centeng pasar seperti mempunyai kesempatan dalam kesempitan dalam chaos ini. Mereka menghembuskan fitnah keji kemana-mana, bahwa ayah anggota Pemuda Rakyat, organisasi bawahan PKI. Begitu mudahnya masyarakat terhasut dengan emosi tak terkendali mereka berbondong-bondong menyerbu ke rumah ayah. Tuhan telah melindungi ayah. Lima belas menit setelah ayah dan ibu meninggalkan rumah menuju asramaku di Kwini, mereka mendatangi rumah ayah untuk menculik ayah. Adikku berhasil lolos dari amukan massa dan menyusul kami di asrama. Tak ada lagi tempat aman untuk bersembunyi. Aku dititipkan kedua orang tuaku dan adikku di Ciputat di rumah paman bekas temanku di sekolah dasar di Jalan Tanah Abang 5. Satu tahun ayah dan ibu kontrak rumah di sini. Rumah kami di Tanah Ababg Bukit hancur dan rata dengan tanah. Tahulah kami pada akhirnya siapa manusia penyebar fitnah itu. Ternyata adalah tetangga sebelah kami sendiri. Dialah yang kemudian menjadi centeng pasar. Yang namanya Yudas Iskariot ada di mana-mana. Tidak hanya di Palestina, tetapi di Tanah Abang Bukit juga ada. Namanya juga perolehan yang bukan berkat dari Gusti Allah, aku dengar dari seorang tetangga kami juga, enam bulan setelah peristiwa penyerbuan rumah kami, dia hilang, entah diculik atau dibunuh. Sampai pada hari tuanya ayah dan ibu menetap di Ciputat karena rumah yang dikontrak dulu telah dibeli oleh ayahku, sementara adikku dan isterinya melanjutkan usaha ayah jualan soto kikil di Pasar Mayestik.

Pada Desember 1967 aku menikahi Mamiek Haryati, gadis Semarang, anak komandanku sendiri yang dulunya pernah aku banting, Letnan Dua Bambang Hariadi. Keluarga mertuaku telah mengetahui dengan pasti siapa ayahku, tetapi justeru mereka bangga menerima aku sebagai bagian dari mereka. Kami menikah pada masa sulit, apa-apa masih serba mahal, tapi akhirnya badai telah berlalu. Kami dikaruniai oleh Tuhan seorang putri yang kami beri nama, Nugrahani Dian Hartati. Kalau umumnya seorang preman mati mengenaskan, mungkin karena perebutan wilayah kekuasaan, badan digerogoti penyakit kronis atau tersingkir dengan cara memalukan, maka ayah meninggal dengan tenang di rumah di kelilingi oleh ibu, anak-anak, cucu-cucu, dan menantu. Ayah disegani baik oleh lawan maupun kawan-kawan, itu sebabnya pada saat kematiannya sangat banyak orang yang mengantar kepergian ayah ke tempat peristirahatan terakhir. Bekas pedagang di Tanah Abang Bukit dulu beserta anak-anak mereka, teman-teman sekolahku dulu, teman-teman dari satuan Marinir, semua menyatu di sini bahkan bekas istri "Yudas Iskariot" itu pun hadir . Aku bangga menjadi anak seorang preman, bekas preman Pasar Tanah Abang Bukit. Aku bangga pernah menjadi Sersan Mayor Korps Marinir. Di pusara ayahku tertulis : “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, dia akan hidup walaupun dia sudah mati.” [Yohanes xi:25]. 


Diceritakan kembali oleh seorang bekas prajurit KKO. Semua nama pelaku adalah fiktif belaka.  


Minggu, 22 September 2013

Tuhan Pemberi Nyawa Makhluk Hidup

Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas altar untuk mengadakan pendamaian bagi dirimu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa [Imamat xvii:11].

Roti enak langsung dari oven.
Beberapa bulan yang lalu ada satu seminar yang pernah diselenggarakan oleh satu gereja di Bekasi. Seminar membicarakan tentang keadaan orang percaya setelah mati dan pembicara datang dari Basel, Swiss. Ada seorang peserta seminar bertanya, begaimana dengan nya.wa orang percaya setelah mati. Pertanyaan tidak berkelanjutan, mungkin karena keterbatasan bahasa atau penterjemah tidak mampu untuk menterjemahkan kata “nya.wa” Apa itu nya.wa? Jika engkau penggemar membaca serial komik silat karangan Ganes Th, banyak sebutan yang menggunakan kata nya.wa. Misalnya, Golok Mata Malaikat Pencabut Nya.wa, Golok Samber Nya.wa, Malaikat Samber Nya.wa, dan seterusnya. Ada banyak orang mengatakan, bahwa kucing itu mempunyai nyawa sembilan lapis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nya.wa artinya adalah pemberi hidup kepada manusia atau makhluk hidup lainnya. Nya.wa dapat juga berarti roh, jiwa, dan semangat. Arti yang ketiga adalah hidup atau kehidupan. Kalimat yang menggunakan kata nya.wa memiliki arti berbeda satu sama lain tergantung bagaimana konteksnya. Misalnya : [1] Nyawanya sudah melayang sebab kehabisan darah, artinya darah yang membuat manusia tetap hidup. [2] Nyawa sudah terpisah dari raganya sebab takdirnya hanya sampai di situ. [3] Jualan serabi adalah nyawa satu-satunya bagi keluarga bibi Minah, artinya yang memberi kehidupan secara ekonomi.  

Kehidupan dimulai dari Allah pencipta semesta alam, Allah itu adalah Firman, dan Firman itu menyatakan, bahwa manusia berasal dari debu yang kemudian dihembuskan roh dari nafas Allah sehingga manusia bernyawa. Nyawa manusia ada di dalam darahnya. Darah adalah satu kefanaan, yakni eksistensi manusia ketika masih hidup di dunia. Semua yang tampak oleh mata adalah kefanaan. Manusia terdiri dari substansi fana, yaitu tubuh yang terdiri darah dan daging yang semua dapat hancur kembali menjadi debu; dan substansi baka, yaitu roh dan jiwa, tidak dapat hancur melainkan roh kembali kepada Allah sebagai pemilik kehidupan. Nya.wa baru berfungsi sebagai pemberi kehidupan manusia ketika roh manusia ada masih menyatu dengan tubuhnya. Dapat saja seseorang secara biologis tampak sehat setelah general check-up dinyatakan sehat oleh dokter, tetapi pada malam harinya ketika sedang tidur Malaikat Tuhan mengambil roh orang ini. Lepaslah nyawa dari tubuh kemudian dokter menyatakan mati karena serangan jantung. Satu cara mudah memberikan alasan hubungan sebab akibat mati. Hubungan antara nya.wa dan darah dapat dibandingkan seperti hubungan antara jiwa dan prilaku. Engkau dapat dinyatakan berjiwa sehat, jika engkau mampu mengendalikan pikiranmu karena prilaku adalah refleski pikiran yang terkendali. Engkau dapat dinyatakan masih bernyawa, jika darah masih mengalir lancar di dalam pembuluh darahmu, sedangkan keberadaan roh adalah refleksi bahwa Tuhan masih mengizinkan engkau masih hidup karena tubuh [daging] dan darah tanpa roh adalah mati [Yakobus ii:26]. Jadi, bicara tentang nya.wa adalah bicara tentang eksistensi manusia di dunia, sebaliknya roh dan jiwa adalah bicara tentang eskatologis karena roh dan jiwa tidak dapat mati.

Darah adalah cermin kesehatan manusia dan pada umumnya makhluk hidup, maka kematian jasmani dimulai dari darah, misalnya : debit darah makin berkurang, kekurangan oksigen, keracunan, makin kental, kerusakan permanent, kehabisan darah karena luka sangat parah, dan seterusnya. Semua orang pasti tahu hal ini, potonglah urat nadi di leher ayam, sapi atau domba sampai putus, biarkan darahnya tercurah sampai habis, maka matilah semua binatang yang telah aku sebutkan ini. Keadaan orang berdosa adalah seperti orang kehabisan darah karena mengalami luka sangat parah, akhirnya mati tak bernyawa. Korban penghapusan dosa berupa sapi atau domba jantan tak bercacat dan berpenyakitan. Darah sapi atau domba yang tercurah ke bumi adalah metafora pengganti kematian nyawa orang yang berdosa supaya tetap hidup di hadapan Tuhan. Darah [nyawa] orang berdosa mengadakan pendamaian dengan Tuhan dengan perantaraan nyawa hewan korban penghapusan dosa. Prosesi korban penghapusan dosa ini dilakukan oleh bangsa Israel sebagai Paskah Besar dilakukan oleh seorang imam setiap tahun.  Telah disebutkan di atas bahwa darah adalah eksistensi manusia ketika masih hidup di dunia, maka korban penghapusan dosa ini adalah satu ketaatan di hadapan Tuhan yang harus dilaksanakan ketika manusia masih ada di dunia. Jika orang ini nyawanya putus, selesailah eksistensi kehidupannya di dunia, darah korban penghapusan tak diperlukan lagi, kehidupan yang pernah dimilikinya dikembalikan kepada pemilik-Nya, yakni Tuhan, dan terakhir jiwanya yang tidak mati melayang-layang ditempatkan di dunia orang mati oleh Tuhan Yang Mahakuasa. Nya.wa adalah kehidupan kembali kepada pemilik nya.wa, yaitu Tuhan.

Tuhan Yesus berkata, bahwa gembala yang baik menyerahkan nya.wanya untuk domba- dombanya. Nya.wa adalah kehidupan, maka seperti apa kehidupan seorang gembala. Kehidupan seorang gembala adalah mencari rumput untuk makanan ternak, menggiring mereka ke padang rumput, menggiring mereka ke sumber air, memandikan seluruh ternak, menghitung jumlah keseluruhan setiap hari, bagian yang terberat adalah menghalau pencuri. Pencuri dapat berupa hewan, seperti serigala dan manusia yang kerjanya memang sebagai pencuri. Bagi seorang gembala menghadapi kedua jenis pencuri ini, maka nyawanya sendiri harus siap dipertaruhkan. Dengan kata lain, nyawa seorang gembala adalah nyawa bagi domba-dombanya, nyawa seorang gembala ada di dalam setiap tetes darah domba-dombanya [Yohanes x:11]. Yesus adalah Gembala Agung yang tidak akan membiarkan domba-domba-Nya dicuri oleh serigala, yaitu Iblis. Engkau menjadi domba Kristus sebab Dia-lah yang sejak semula sebelum dunia dijadikan telah memilihmu untuk diselamatkan. Pada masa kini ada banyak domba yang berhasil dicuri oleh serigala, apakah gembalanya [baca : pendeta] kurang perhatian terhadap domba-dombanya. Bukan karena bapak gembala kurang perhatian terhadap domba-dombanya melainan tidak sedikit mereka itu hanya penumpang gelap saja. Semoga engkau tidak terhitung sebagai penumpang gelap karena hanya mereka yang benar terhitung sebagai penumpang yang akan sampai menuju tujuan ke Rumah Abadi.

Namun, Allah menghendaki darah korban penghapusan dosa yang mempunyai nilai yang setara dengan nyawa manusia, bukan darah hewan yang hanya sebagai metafora saja. Yesus adalah manusia yang membawa sifat ilahi turun dari sorga karena Roh Tuhan ada di dalam diri-Nya. Ia disalibkan di bukit bersama dengan dua orang penjahat, Dia berada di tengah di antara mereka, dan darah-Nya tercurah ke bumi seperti darah hewan korban penghapusan dosa. Dua ribu tahun yang lalu di pinggiran kota Yerusalem di bukit yang dinamakan bukit Tengkorak peristiwa penyaliban ini terjadi. Ia sendiri yang merelakan diri-Nya menjadi korban penghapusan dosa untuk semua orang percaya atas kebenaran ini. Ia berteriak dengan suara nyaring kemudian Dia menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa yang telah mengutus-Nya turun ke bumi [Matius xxvii:50]. Baik Injil Matius, Markus, Lukas, dan maupun Yohanes melaporkan, bahwa banyak tentara Romawi [bukan onta-onta!] yang menjadi saksi atas peristiwa penyaliban yang sangat fenomenal di dunia ini. Engkau hanya percaya saja karena imanmu, bahwa darah-Nya yang tercurah ke bumi seperti darah korban penghapusan dosa memberikan kebangkitan dan hidup kekal kepadamu walaupun engkau sudah mati [Yohanes xi:25].-


Sabtu, 07 September 2013

Membersihkan Pipa Air Pralon

Pada satu hari aku harus naik ke atap rumah di lantai dua untuk membersihkan seluruh saluran pipa pvc diameter setengah inchi. Pipa ini berawal dari water tank kapasitas 1000 liter kemudian bercabang-cabang ke beberapa titik di dalam rumah, antara lain kamar mandi, dapur, garasi, dan seterusnya. Kondisi air di perumahan tempat aku menetap tidak bagus untuk standar air minum, bahkan untuk mencuci pakaian pun tidak bagus kalau tak disaring dengan karbon aktif. Perumahan ini menempati satu area bekas rawa yang luas dan dalam kemudian diurug dengan tanah. Tanah yang penuh dengan lumut dan lumpur. Sampai satu bulan air di dalam pipa masih lancar mengalir, mulai enam bulan ke depan aliran air mulai mengecil debitnya, dan akhirnya aku harus membersihkan jaringan pipa dua tahun sekali.

Pipa pvc yang sudah lama tersumbat endapan lumut dan lumpur lubangnya semakin sempit diameter yang dapat dilalui oleh air, sampai kira-kira tinggal 80 persen saja. Pernah ada orang yang mengusulkan supaya didorong memakai udara compressor bertekanan tinggi. Ide yang tidak bagus untuk dilaksanakan karena kotoran yang lepas nanti dapat menumpuk pada belokan pipa dan kemudian seluruh pipa akan mampet total. Cara yang aku lakukan adalah dengan memasukkan sedikit demi sedikit bahan kimia pembersih lumut dan lumpur, dimasukkan melalui saluran pipa paling atas pada saluran keluar tangki air, valve output tangki ditutup. Bahan kimia yang digunakan adalah sejenis asam kuat, yaitu pereduksi kuat setelah diencerkan pada kontent 15 – 20 persen voluma per voluma.  Asam kuat yang sering digunakan adalah hydrochloric acid [HCl]. Dalam keadaan belum diencerkan berbentuk cairan yang sangat berasap dan korosif. Larut di dalam air. Dengan cara ini, kotoran yang melekat di sepanjang pipa dapat lepas tetapi tidak akan membuat sumbatan di belokan pipa karena pembersih kimia ini tetap akan membuat kotoran tetap lembek dan likuid. Biarkan bahan kimia ini di dalam pipa pralon selama 10 menit. Kemudian buang. Selanjutnya adalah finishing touch, yakni pembilasan seluruh saluran pipa dengan air yang banyak. Hasilnya adalah debit air yang melewati jaringan pipa pralon ini lancar kembali.

Dapat engkau bayangkan, seperti inilah kira-kira kholestrol jahat [LDL] dan lemak tertimbun di sepanjang arteri dan vena membentuk plaque. Plaque ini adalah sampah biologis yang harus dibuang. Jika timbunan plaque sudah sedemikian tebalnya, debit darah akan semakin berkurang dengan sendirinya pasokan oksigen juga ikut berkurang. Jika keadaan belum parah sekali, penderita penyakit yang disebabkan kelebihan kholestrol akan cepat mengalami keletihan fisik dan kesemutan karena kekurangan pasokan oksigen. Satu hal yang pasti, yaitu jantung akan memompa darah lebih keras lagi. Kondisi terparah kelebihan kholestrol jahat adalah memicu terjadinya penyakit jantung koroner, sebab otot-otot jantung tidak dapat menjalankan fungsinya menggerakan jantung karena kekurangan pasokan oksigen. Kemudian engkau membaca iklan di koran atau majalah, bunyinya begini : Inilah saat yang telah lama dinantikan, telah tiba [… nama obat] mampu menghalau kholestrol jahat dalam waktu relative singkat. Jika engkau penderita kelebihan kholestrol yang sudah tergolong parah, aku sarankan tidak sembarangan konsumsi obat anti-kholestrol, sebaliknya konsultasi kepada dokter penyakit dalam. Dapat saja engkau konsumsi yang berkadar rendah tetapi dalam dalam jumlah banyak, maka yang terjadi timbunan plaque segera dengan cepat meluruh. Kemungkinannya bongkahan plaque yang lepas ini justeru menyumbat total aliran darah di tempat tertentu atau bongkahan-bongkahan plaque yang lepas ini akan menumpuk di dalam bilik jantung atau mengganjal di valve jantung. Tiga kemungkinan ini pasti akan menimbulkan masalah baru.

Seorang temanku belasan tahun yang lalu pernah mengalami kelebihan kholestrol sudah pada tingkatan parah sekali. Ia tegeletak tidak berdaya di tempat tidur di satu rumah sakit spesialis jantung. Dokter juga manusia biasa dengan segala keterbatasan akhirnya menyerahkan masalah ini kepada Tuhan alias dead. Engkau tentu tidak mau mengalami masalah seperti yang pernah dialami oleh temanku ini, maka cobalah konsumsi makanan atau minuman ini sebagai therapy : susu kedelai 2 gelas [350 ml] per hari, acar bawang putih, ikan gindara atau ikan laut dalam lainnya [steamed], jus wortel 2 gelas per hari, salad [pakai minyak zaitun saja]. Semua pilihan ini efektif dalam jangka waktu lama, tetapi tanpa efek sampingan.     

Sekarang kita kembali saja cerita tentang membersihkan pipa air pralon. Jaringan pipa air pralon yang luas dan rumit, maka sebaiknya menggunakan chemical agent bertekanan tinggi dengan cara dipompa dan dilakukan secara sirkulasi. Jika pekerjaan sirkulasi agent ini selesai, bilas pompa ini dengan air yang banyak [jika telat membilas atau kurang air bilasnya, blade akan menjadi berkarat yang dapat memacetkan pompa]. Cara ini akan terasa ekonomis untuk bangunan 2 atau 3 lantai.-