Jumat, 27 Januari 2017

Periculum Diffidentiae

Bahaya ketidakpercayaan bukan saja dirasakan pada gereja masa kini, melainkan sudah ada terjadi pada abad permulaan gereja ada. Ajaran sesat yang dapat menggerogoti iman jemaat sudah banyak bermunculan. Sebut saja Marcion yang mengajarkan, bahwa Allah pada Perjanjian Lama berbeda dengan Allah pada Perjanjian Baru. Ditarik puluhan abad lebih jauh lagi ke belakang ketidakpercayaan sudah ada pada umat Israel yang dipimpin oleh Musa keluar dari Mesir. Ketidakpercayaan pasti membangkitkan amarah terhadap Allah. Siapakah mereka yang membangkitkan amarah Tuhan, sekalipun mereka mendengarkan suara-Nya? Mereka adalah bangsa Israel yang keluar dari Mesir dibawah Musa. Tuhan memberi kuasa kepada Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir selama 400 tahun lamanya. Siapakah yang dimurkai oleh Allah selama 40 tahun di padang gurun? Mereka adalah bangsa Israel yang tidak taat sehingga banyak yang mati dipagut oleh banyak ular beracun. Dan, siapakah yang telah disumpahi oleh Tuhan sehingga tidak masuk ke tempat perhentian-Nya? Mereka adalah orang-orang tidak percaya lagi terhadap kasih karunia Tuhan.

Hati yang tidak percaya dimulai dari tidak taat sebab iman mulai goyah ketika melihat suatu keadaan yang dirasa mustahil. Tuhan tidak pernah sama sekali menjanjikan, bahwa memiliki iman berarti memiliki kehidupan damai sejahtera berlimpah berkat. Menjadi orang Kristen tidak semudah membalikan telapak tangan. Menjadi orang Kristen yang berhasil adalah mempunyai kemampuan mengubah yang mustahil menjadi sesuatu yang tidak mustahil, sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Iman tidak pernah bertumbuh sebab tidak pernah dipelihara atau belajar dari titik tolak yang salah, maka kepercayaan mulai luntur  sedikit demi sedikit. Dan, hanya membutuhkan satu pemicu, maka lenyaplah sama sekali kepercayaan itu. Setiap orang pemicu kehilangan kepercayaan berbeda masing-masing. Ada yang meragukan ajaran keselamatan berdasarkan kasih karunia, sebab baginya tidak logis dapat diterima begitu saja oleh Tuhan tanpa perbuatan baik. Ada yang kehilangan kepercayaan sebab tidak ingin kehilangan seseorang yang dicintainya.

Bahaya ketidakpercayaan adalah murtad yang bermuara pada kebinasaan kekal. Kota-kota seperti Efesus, Kolose, Tarsus, Smirna, semua berada di Turki, dahulu adalah kota-kota kantong Kristen di Asia Kecil, begitu juga dengan Lebanon dan Siria di Asia dan Bosnia di Eropa, sebagian besar penduduk di sini dahulu adalah orang Kristen. Namun, hanya sebagian kecil kini masih menyisakan yang masih mempunyai iman. Bagaimana dengan Indonesia? Kiranya Indonesia bagian timur masih menyediakan kantong-kantong Kristen yang masih setia kepada Yesus Orang Nazaret. Surat Ibrani suatu peringatan untuk semua orang percaya supaya makin waspada.  

Peringatan waspada bagi orang Kristen. Di antara jemaat jangan terdapat orang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya karena murtad. Seperti apa gambaran orang yang hatinya jahat? Gambaran orang jahat adalah egois, nafsu hedonisme yang meluap-luap, mudah menyalahkan orang lain, mudah mengeluh, tidak pernah mengucap syukur, sombong, tidak dapat menguasai diri. Anyway, orang seperti ini tidak memiliki fruits of Holy Spirit. Orang-orang dengan karakter jahat seperti inilah yang mengikuti Musa pada awal mereka meninggalkan Mesir. Mereka sangat mudah mengeluh, cepat putus asa, dan kemudian bersungut-sungut sebab mereka tidak segera mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Tuhan melalui Musa, yakni tiba di negeri yang penuh susu dan madu.

Jangan memberi celah kepada Iblis untuk menggodamu. Iblis menggodamu melalui tiga celah yang tersedia, yakni celah ekonomi, sex, dan kekuasaan. Melalui ketiga celah inilah Iblis menggoda orang berkarakter jahat. Orang jahat menghalalkan segala cara untuk memuaskan keinginan. Misalnya perut lapar sekali, maka dia tergoda untuk mencuri uang untuk membeli makanan, padahal manusia hidupnya tidak hanya dari makan roti melainkan dari seluruh sabda yang keluar dari mulut Tuhan. Orang yang berkarakter jahat tidak layak berada di dalam kemah Tuhan [Matius iv]. 

Harus ada keseimbangan antara yang dunia dan yang baka. Tuhan memberi perintah kepada umat-Nya, enam hari boleh kerja keras mencari nafkah, tetapi pada hari ketujuh maka engkau harus menyediakan waktu yang khusus untuk Tuhan. Tubuh sudah sarat dengan keletihan selama enam hari kerja, maka jiwa perlu diberi makanan rohani yang membuat engkau tetap bersukacita dalam pengharapanmu kepada Tuhan. Makanan rohani ini adalah Roti Hidup, yakni sabda Tuhan yang membuat jiwamu tetap hidup. Bapa-Ku tetap bekerja sampai sekarang [pada hari Sabat], kata Yesus. Bolehkah orang Kristen bekerja pada hari Minggu? Orang Kristen diperbolehkan bekerja pada hari Minggu apabila kondisinya menyangkut kemanusiaan sebab bekerja juga sebagai bentuk ibadah. Waspadalah, jangan menyangka engkau sudah berdiri teguh 

Saling menasehati. Ingatkanlah akan saudara kita yang mulai goyah imannya selama masih dapat dikatakan "hari ini". Jangan menunggu hari esok, sebab tidak ada yang tahu tentang hari esok, mungkin saja nanti sore saudaramu sudah dipanggil oleh malaikat maut atas seizin Tuhan. Jagalah perilakumu sehari-hari, sebab perilaku adalah nasehat yang hidup di hadapan saudara kita. Doakan setiap hari dengan tekun dan tanpa jemu saudaramu apabila dia tetap tegar tengkuk.

Berpegang teguh pada iman kepada Kristus. Allah di dalam Kristus hanya menerima orang yang taat di tempat perhentian-Nya. Jika ada jiwa baru hadir di sini, di dalam kemah Tuhan, ini bukan prestasimu, melainkan pekerjaan Roh Kudus, sebaliknya prestasimu adalah puncak ketaatanmu kepada Allah di dalam Kristus, yakni Bapa. Bukan orang yang berseru-seru, Tuhan, Tuhan, Tuhan yang dapat diterima oleh Bapa melainkan orang yang taat melaksanakan perintah Bapa. Engkau menyadari bahwa engkau beroleh bagian dalam Kristus, maka peganglah teguh janji imanmu sehingga engkau beroleh kemenangan seperti seorang atlit memenangkan pertandingan oleh raga [2 Timotius iv:7].

Allah bernubuat melalui nabi Yesaya, bahwa sekalipun bangsa Israel seperti pasir di laut banyaknya, tetapi hanya sisanya akan kembali, Tuhan telah memastikan datangnya kebinasaan dan dari situ timbul keadilan yang meluap-luap [Yesaya nx:22]. Allah di dalam Kristus tidak memandang jumlah Israel yang banyaknya seperti butiran pasir di laut, melainkan sisa Israel berkualitas yang kembali. Sisa Israel berkualitas unggul adalah mereka, yakni anak-anak Tuhan yang percaya dan taat di tempat perhentian-Nya, rumah Bapa yang kekal.-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar