Aku ingin mencari tahu apa
sebabnya manusia pada jaman dahulu mempunyai kesempatan hidup lebih lama
dibandingkan pada jaman sekarang. Di dalam Kitab Mazmur tertulis umur manusia
rata-rata 70 tahun, kalau ada yang dapat melebihi bilangan ini, artinya orang
ini mendapat bonus. Kenyataannya pada jaman dahulu kala manusia banyak yang
mendapat bonus, kebanyakan di antara mereka mendapat bonus antara 90 sampai 100
tahun. Untuk jaman sekarang, cobalah simak baik-baik berita duka di koran, banyak
di antara mereka di bawah 70 tahun sudah dijemput oleh maut. Kehendak Tuhan,
kata bapak pendeta. Kematian adalah rahasia ilahi. Kehidupan dan kematian
memang rahasia ilahi, tetapi setidaknya kita menginginkan untuk menikmati hidup
yang nyaman tanpa penyakit dan dengan kesegaran jasmani yang baik.
Tuhan telah menciptakan
keseimbangan antara oksigen dan nitrogen di planet bumi ini dalam perbandingan
20 persen dan 80 persen. Jumlah ini mencukupi kebutuhan pasokan oksigen untuk
pernafasan kebanyakan makhluk hidup di bumi. Manusia menghirup oksigen untuk
metabolisme pembakaran di dalam tubuhnya, hasil pembakaran ini menghasilkan gas
karbondioksida yang kemudian diabsorbsi oleh tanaman dan kemudian diproses
kembali menjadi oksigen. Dari 21 persen ini dalam keadaan normal manusia hanya
membutuhkan separuhnya saja. Tidak berlebihan kalau aku mengatakan, bahwa dulu
pulau Kalimantan dan Papua adalah paru-paru dunia, paling sedikit paru-paru Indonesia,
karena di kedua pulau ini terhampar hutan tropis yang luar biasa lebat.
Sejalan jumlah penduduk yang
semakin bertambah dan semakin tinggi mobilitasnya dengan menggunakan kendaraan
bermotor yang menggunakan bahan bakar minyak, maka jumlah jumlah gas buang sisa
pembakaran di dalam silinder yang terlepas ke udara juga semakin meningkat. Gas
buang sisa pembakaran ini adalah gas karbonmonoksida [CO] dan disertai kalori
hasil pembakaran. Jumlah sepeda motor di Jakarta sekarang telah mencapai 9 juta
unit, asumsinya rata-rata setiap sepeda motor menggunakan 4 liter bensin per hari,
maka jumlah bensin yang digunakan oleh sepeda motor di Jakarta setiap hari
adalah 36 juta liter. Jumlah mobil di Jakarta sekarang telah mencapai 5 juta
unit, asumsinya rata-rata setiap mobil menggunakan 20 liter bensin per hari,
maka jumlah bensin yang digunakan oleh mobil di Jakarta setiap hari adalah 100
juta liter. Total pemakaian bensin sepeda motor dan mobil di Jakarta adalah 136 juta liter per hari. Dari
jumlah bensin ini dihasilkan gas karbonmonoksida dari hasil pembakaran di dalam
piston sebanyak kira-kira 45 ribu meter kubik. Gas buang ini terkonsentrasi
terutama di daerah padat lalu lintas, seperti jalan Sudirman, jalan Thamrin,
jalan Gajah Mada, jalan Hayam Wuruk, jalan Haryono MT, jalan Gatot Subroto, dan
jalan Yos Sudarso. Jumlah ini belum ditambah dengan gas karbonmonoksida yang
dihasilkan dari mobil angkutan umum dan kendaraan motor dan power station bahan
bakar heavy solar diesel yang dapat mencapai lebih 50 ribu meter kubik. Gas
buang karbonmonoksida ini lebih lanjut dioksidasi di udara terbuka menjadi gas
kabondioksida [CO2], paling sedikit sekitar 100 ribu meter kubik. Jika
diperhitungkan terhadap 100 kota
besar seluruh dunia, atmosfir bumi menerima lebih 10 juta meter kubik gas
karbondioksida setiap hari. Gas karbondioksida ini menjadi reflector terhadap
panas dari sinar matahari yang dipantulkan kembali ke bumi, sehingga bumi
semakin lama semakin panas. Logikanya, jika lapisan gas CO2 semakin tebal,
reflector semakin dekat terhadap bumi, maka bumi semakin panas. Gas buang sisa
pembakaran mempunyai efek terhadap kesehatan dan lingkungan hidup. Apa saja
dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah gas buang ini.
Mempercepat proses penuaan. Di dalam
darah manusia terdapat haemoglobin atau butir-butir darah merah yang berfungsi
membawa oksigen beredar ke seluruh tubuh. Fungsinya sebagai carrier oksigen
akan terganggu, jika lingkungan atmosfir semakin dipenuhi oleh gas
karbonmonoksida, karena gas ini lebih mudah diabsorbsi oleh haemoglobin
dibandingkan dengan oksigen sehingga seluruh sel yang membentuk organ tubuh
akan mengalami kekurangan oksigen. Seluruh sel organ tubuh sebenarnya setiap
hari secara alamiah mengalami perusakan dan pembentukan, tetapi dengan adanya
gangguan system pernafasan yang menghirup gas karbonmonoksida lebih banyak dari
pada oksigen setiap hari, maka semua sel tubuh mengalami perusakan lebih cepat,
sementara sel pengganti datangnya tidak secepat sel-sel rusak yang semakin
menumpuk di dalam tubuh. Kerusakan sel-sel itu adalah lepasnya semakin banyak
radikal bebas yang beredar di dalam tubuh dan radikal bebas ini bersifat racun
terhadap tubuh manusia. Akumulasi sel-sel rusak di dalam tubuh manusia
memperlihatkan gelaja yang umum, yaitu wajah tampak lebih tua dari usia
sebenarnya. Ah, mungkin kau mengatakan, bahwa aku telah mendahului para ahli
yang sampai sekarang masih berdebat tentang mengapa manusia mengalami penuaan.
Bacalah lebih lanjut tulisanku ini, bahwa bukan ahli atau orang bodoh sekali
pun tahu, tubuh yang kemasukan gas beracun pasti akan mengalami keadaan tidak
nyaman. Di Jakarta sudah sering terdengar ada orang yang mati di dalam mobil
dalam keadaan mesinnya masih hidup karena digunakan untuk menggerakkan mesin
pendingin udara [AC]. Penyebab umum adalah mereka keracunan gas karbonmonoksida
yang tidak berbau dan tidak berwarna. Kebanyakan orang yang hidupnya di
pedesaan dan pegunungan dengan udara yang bersih dari pencemaran gas buang
hasil pembakaran, bukan saja wajah mereka tampak muda, juga mereka tampak sehat
menikmati kehidupan. Tuhan menyediakan oksigen di atmosfir bumi sebanyak 21
persen, ini sudah cukup, tetapi jika manusia masih merasakan kurang nyaman
dengan jumlah ini, pasti ada yang tidak beres di planet bumi ini. Jangan
menyalahkan Tuhan, sebaliknya manusia yang menyebabkan kondisi tidak nyaman di
bumi ini.
Mempercepat keletihan fisik dan mental. Manusia
bekerja mengeluarkan tenaga dalam jangka waktu lama, katakanlah setelah 8 jam
bekerja akan mengalami keletihan. Di kota besar dan padat lalu lintas kendaraan
motor seperti Jakarta, gas buang karbonmonoksida dan panas akan memberi aksi
terhadap tubuh manusia melalui saluran pernafasan, kulit, dan penglihatan;
nafas menjadi sesak karena terus menerus menghirup karbonmonoksida, kulit
semakin banyak mengeluarkan keringat untuk mengatasi panas di sekelilingnya,
dan mata juga menjadi pedih karena asap yang dikeluarkan dari saluran buang
mobil dan sepeda motor menyentuh selaput mata; efeknya adalah tubuh akan
berusaha keras melawan ketidaknyamanan ini, seperti denyut jantung yang semakin
meningkat, air keringat yang semakin banyak, perasaan sabar harus semakin
ditingkatkan dalam menghadapi kemacetan lalu lintas. Efek seperti inilah yang
biasa disebut orang sebagai stress. Stress adalah reaksi tubuh seseorang terhadap aksi yang
datangnya bisa dari luar tubuhnya maupun dari dalam pikirannya sendiri. Jika
stress semakin tinggi, bukan saja mental cepat mengalami keletihan, fisik juga
ikut letih sebelum pekerjaan di tempat yang sebenarnya dimulai, yaitu di kantor
atau di pabrik. Banyak karyawan di banyak kota
besar di dunia berangkat kerja pagi hari sebelum matahari terbit berusahan
menghindari jalanan macet dan pulang kerja pada larut malam juga berusaha untuk
menghindari kemacetan lalu lintas. Stress! Stress! Stress! Produkutivitas kerja
ikut menurun, jika pikiran stress. Stress jangan dilawan dengan merokok, karena
asap rokok dari pembakaran tembakau mengandung gas karbonmonoksida; baik yang
merokok aktif dan pasif akan mengalami peningkatan asam lambung, hal ini
diperlihatkan dengan kepala yang menjadi pusing dan perut mual. Hal ini memang
tidak terlalu dirasakan karena berlangsung perlahan-lahan setiap hari, tetapi
10 tahun kemudian baru dirasakan, …. lho, wah, wajahku tampak kusut dan tampak
tua seperti kakek yang punya 5 cucu,
padahal umurku baru 30 tahun.
Mengacaukan iklim dunia. Seorang petani di Karawang
berkata kepada seorang wartawan surat
kabar K.O.M.P.A.S, bahwa menjadi petani sekarang ini tidak dapat dibanggakan
lagi seperti puluhan tahun yang lalu. Ia mengatakan bahwa tahun-tahun 70-an
dulu dia masih dapat memperhitungkan bilamana waktu menanam dan bilamana waktu
menuai, musim kemarau dari bulan apa ke bulan apa dan musim hujan dari bulan
apa ke bulan apa dapat diperkirakan dan siklusnya selalu sama, yaitu 6 bulan
sekali, tetapi sekarang siklus ini kacau di luar kebiasaan. Ada kalanya dalam satu tahun perioda kemarau
yang panjang, sebaliknya pernah juga terjadi dalam satu tahun perioda musim
hujan yang panjang. Petani Karawang ini tetapi melanjutkan professinya sebagai
petani dalam ketidakpastian iklim. Gas karbonmomonksida dari gas buang
kendaraan motor maupun dari industri perlahan-lahan sebagian dioksidasi menjadi
gas karbondioksida [CO2]. Gas ini bukan semakin berkurang, justeru semakin
banyak memenuhi atmosfir bumi. Sungguh sangat disesalkan sekali, jika di
beberapa tempat di dunia terjadi kebakaran hutan yang sangat luas, karena
kebakaran ini juga menghasilkan gas CO2; dan, ini terjadi hampir setiap
tahun.
Mengancam bahaya kekurangan pangan dunia. Jika
atmosfir bumi semakin meningkat temperaturnya, beberapa jenis serangga pelahap
tanaman pangan akan semakin banyak berkembang biak, karena mereka lebih
menyukai di tempat yang panas udaranya. Logis juga memang, mana ada serangga
berterbangan pada musin hujan. Jika serangga pelahap tanaman semakin banyak berkembang
biak, tentu ada kecenderungan untuk menambah pestisida. Jika ada beberapa ratus
di antara mereka tidak mati oleh semprotan pestisida, mereka akan berkembang
biak dengan spesies baru yang lebih kebal terhadap semprotan pestisida yang
sama, efeknya akan berantai yaitu semakin banyak serangga yang kebal terhadap
semprotan pestisida yang lebih kuat. Hama serangga ini akan menjadi ancaman
baru terhadap kebutuhan pangan dunia, karena semakin banyak tanaman pangan akan
habis dimakan oleh serbuan jutaan serangga yang sudah tidak mempan lagi dibasmi
oleh pestisida yang paling kuat sekali pun, semakin diperkuat daya
mematikannya, maka yang menjadi korban bukan hanya serangganya saja, sebaliknya
manusia juga terkena dampak keracunan uap pestisida. Di sebuah perkebunan
tanaman jambu di Pasar Minggu, Jakarta pernah
terjadi pohon jambu dan buahnya yang sedang panen, habis dimakan hama seranga [atau ulat?]
… habis lenyap dilahap hanya dalam waktu satu malam saja. Seperti itulah
gambarannya nanti, tanaman padi, gandum, sayuran, buah-buahan akan lenyap
dilahap oleh hama serangga yang jumlahnya dapat
menutupi sebuah kota
besar. Jumlah produksi pangan akan merosot sementara kebutuhan pangan semakin
meningkat, akibatnya harga pangan mengikuti tuntutan pasar, yaitu harga semakin
meningkat mengikuti tuntutan yang semakin meningkat. Harga 1 dinar untuk
secupak gandum [pribahasa dari Palestina], artinya kira-kira begini harga 100
ribu rupiah untuk 1 liter beras. Betapa sulitnya kehidupan kemudian hari. Harga
beras yang terbaik saat ini di Jakarta
[2012] adalah 9000 rupiah per liter.
Mengancam bahaya banjir di seluruh dunia. Dengan
naiknya temperature atmosfir bumi, maka perlahan-lahan es yang berada di kutub
utara dan selatan akan mencair, hal ini tentu menyebabkan permukaan air laut di
seluruh dunia akan naik menutupi daratan atau pulau-pulau yang lebih rendah
permukaannya. Pada tahun 2010 di kutub selatan pernah terjadi bongkahan es
sebesar kabupaten Bogor
lepas ke lautan bebas, sementara permukaan es di beberapa tempat di kutub utara
telah mencair beberapa tahun sebelumnya. Bongkahan es raksasa akan semakin
banyak lepas dan mencair menutupi pulau-pulau di Pasifik, jika bumi semakin
panas dan tidak terkendali. Kota Jakarta diprediksi akan tenggelam sekitar 50
tahun lagi sejak tahun 2010, setidaknya wilayah pantai Marunda sampai Stasiun
Kereta Api Kota Beos pasti tenggelam. Menyaksikan sebuah film berjudul Water
World yang dibawakan oleh Kevin Costner, tampaklah sebuah planet bumi di mana
seluruh pulau dan benua tenggelam. Apakah seseram inikah akhir kehidupan
manusia di planet ini?
Pejabat pemerintah di negeri ini
selalu menyalahkan pemanasan global apabila terjadi banjir di seluruh kota besar di Indonesia.
Padahal tanpa ada pemanasan global, di Indonesia, di negeri ini sudah sering
terjadi banjir, seperti Bandung, Samarinda, Semarang, Denpasar, Makassar, Ambon,
Jember, karena pertama, penduduk kota tanpa merasa bersalah membuang sampah ke
sungai, perbuatan tidak pantas ini akan menyebabkan pendangkalan dan
penyempitan sungai sehingga volume sungai menjadi kecil dan tidak mampu
menampung debit air pada waktu musim hujan, akibatnya banjir. Kedua, banjir
juga terjadi karena penebangan hutan tanpa kendali atau melampaui wilayah yang
menjadi konsesi perusahaan penebangan hutan dan hanya sedikit saja upaya
melakukan reboisasi hutan sehingga hutan semakin lama semakin habis, hal ini
akan menyebabkan tanah yang tidak mempunyai daya penyerap air pada waktu musim
hujan, akibatnya banjir. Ketiga, banyak hutan berubah fungsi dari seharusnya
hutan penjangga air tanah menjadi daerah pemukiman penduduk yang semakin
menyita banyak tanah. Peningkatan jumlah penduduk menuntut semakin banyak
membutuhkan perumahan yang semakin luas. Peningkatan jumlah penduduk tidak
terkendali karena pemerintah gagal melakukan pengendalian jumlah penduduk
nasional.
Banyak pulau di perairan Riau
tenggelam, tetapi kasus tenggelamnya pulau-pulau di sini tidak ada kaitannya
dengan pemanasan global, melainkan karena jutaan mater kubik pasir di
pulau-pulau ini habis dijual ke Singapura untuk reklamasi negara pulau ini.
Keruk sampai habis hilang lenyap dari permukaan laut di Indonesia, demi uang.
Dari Cibinong sampai ke Cianjur
pada decade 60, udara masih terasa sejuk, pukul 10 pagi kabut masih beriringan
di lembah-lembah perkebunan teh. Bagaimana dengan Bandung? Kota ini dulu dirancang oleh Belanda untuk 55
ribu penduduk, tetapi sekarang jumlah ini sudah mencapai hampir 20 kali
lipat. Cobalah kau pikirkan dengan akal
sehat, sebuah kamar ukuran 5x5x6 meter, cukup untuk dua orang, kemudian
dijejali oleh 15 orang yang beraktifitas, manusia mengeluarkan panas dan
melepaskan gas CO2, belum lagi kalau ada yang kentut itu adalah gas
dihidrogensulfida atau H2S yang baunya seperti telur busuk. Akibatnya adalah
semua yang ada di dalam stress dan sesak nafas. Apa upaya kita terhadap negeri
kita sendiri dalam menghadapi polutan gas CO2 yang semakin meningkat?
Pertama, untuk kota
sebesar Jakarta dibutuhkan hutan kota sedikitnya seluas 300
km persegi sehingga ada ruang untuk mengabsorbsi gas CO2 dan mengolahnya
kembali menjadi oksigen. Pemerintah kota
jangan terlalu mudah memberi izin pembangunan gedung-gedung bertingkat jika
pada akhirnya dapat mengurangi daerah hijau. Hutan kota
bukan saja berguna sebagai paru-paru kota,
juga berguna sebagai daerah resapan air hujan. Di Jepang ada bar yang
menyediakan tabung oksigen khusus untuk dihirup oleh pengunjung. Masing-masing
pengunjung diberi alat inhaler, minuman yang disediakan hanya juice jeruk,
strawberry, apple, atau zurzak. Apakah orang Jakarta mau mencoba?
Kedua, sudah waktunya kita pada terbuka mata dan
pikiran kita, bahwa pembangunan tidak konsentrasi di pulau Jawa saja, khususnya
di Jakarta dan sekitarnya, karena masih banyak tempat lain di Indonesia untuk
dikembangkan, seperti Semarang, Palembang, Makassar, Samarinda, Palangkaraya,
Banjarmasin, Manado, Ambon, Jayapura, dan seterusnya kawasan di Indonesia Timur
yang masih banyak yang kosong. Jika pembangunan merata ke seluruh kota tersebut di atas,
beban penduduk di kota-kota besar terhadap polusi gas CO dan asap semakin
berkurang.
Ketiga, setiap orang harus menyadari terhadap
lingkungannya sendiri, yaitu sesering mungkin menggunakan kendaraan umum [bis kota atau kereta api].
Manusia modern tidak menunggu harus ada panutan yang dapat dijadikan contoh
kemudian bertindak, sebaliknya langsung bertindak, jika menyadari bahwa yang
dilakukannya memang berguna untuk orang lain. Namun, Indonesia
memang belum modern masyarakatnya, maka memang diperlukan seorang tokoh panutan
untuk memulai. Siapa panutan yang memulai permainan ini? Aku rasa gubernur
orang yang paling tepat untuk menjadi panutan bagi warganya.
Keempat, konversi bahan bakar dan konversi energi
adalah solusi pengurangan polusi CO2. Penggunaan gas alam [gas metan] jauh
lebih bersih dibandingkan menggunakan bensin atau minyak solar, karena jumlah
karbon yang ada di dalam gas metan 1/8 terhadap bahan bakar bensin, dan 1/16
bagian terhadap bahan bakar minyak solar. Power station dengan mesin turbin gas
metan tentu lebih bersih dibandingkan dengan power station bermesin bahan bakar
marine diesel fuel atau jika dibandingkan dengan power station turbin uap
dengan bahan bakar batu bara. Power station dengan bahan bakar masa depan yang
paling bersih adalah pembangkit listrik nuklir, tetapi nuklir masih menjadi
controversial di beberapa tempat di dunia karena bahaya radiasi akibat
kebocoran reactor jika terjadi gempa, misalnya. Pada bulan Maret 2011 ini telah
terjadi gempa dan tsunami di pulau Honshu bagian utara, dekat Tokyo, Jepang. Gempa ini meretakkan reactor
nuklir di pembangkit listerik nuklir di Fukushima
dan segera menyebabkan kebocoran reactor.
Kelima, dengan kesadaran sendiri juga, maka mulai
sekarang dan seterusnya, kita jangan sembarangan lagi membakar sampah dari zat
organik, seperti kantong plastik, pipa pvc, kayu, daun-daun kering, jerami, dan
kalau berkemah di hutan hati-hati buang puntung rokok, karena sampah dari jenis
ini berpotensi besar menghasilkan polutan CO2.
Tuhan memberi mandate kepada manusia untuk mengelola
bumi dan seluruh isinya, tetapi bumi semakin panas, tidak ada lagi tempat
nyaman untuk didiami, semua terjadi karena keserakahan manusia. Anda masih
ingin panjang umur dan menikmati hidup yang segar dan nyaman … mulailah dari
sekarang sering jalan kaki sedapat yang Anda lakukan. Jangan terlalu mudah naik
mobil, jika dengan jalan kaki atau naik sepeda dapat dilakukan.-