Satu gelas susu sapi. |
Rabu, 21 November 2012
Susu Anak Sapi vs Susu Anak Manusia
“Kebahagiaan hanya
dimiliki oleh siapa saja yang tidak memiliki hati yang dendam.”
Mereka yang
suka berkelahi di jalanan adalah mereka yang sebagian besar lebih banyak minum
susu sapi dibandingkan dengan susu manusia, kata temanku ini. Aku berpikir agak
lama untuk menebak alasannya ini. Yah, jawaban yang logis juga, karena mereka
yang sebagian besar minum air susu ibu pasti lebih banyak menerima sentuhan
kasih dari seorang ibu. Susu manusia biasa disebut ASI atau air susu ibu.
Seorang ibu memberi perhatian penuh kepada anaknya sambil menyusui sampai
kira-kira dua setengah tahun. Belaian tangan ibu mengusap kepala anaknya dan
bisikan mesra ke telinga anaknya adalah sentuhan emosi yang sangat dirasakan
anak sampai anak menginjak usia remaja dan tak terlupakan.
Di
kota-kota besar di Indonesia
terutama di Jakarta
semakin banyak ibu tidak memberi ASI kepada bayi-bayinya, melainkan diserahkan
semua kepada house maid dengan susu bubuk berbahan dasar susu sapi yang diencerkan
dengan air. Bayi menerima susu sapi melalui botol plastic dengan dodotan di
ujung botol, sementara house maid asyik membaca majalah atau menyaksikan tv.
Semakin banyak bayi manusia minum susu sapi karena iklan susu bubuk berbagai
merek juga semakin gencar di tv. Jika bayi-bayi ini semakin dewasa, sadarlah
mereka bahwa mereka dibesarkan oleh house maid dengan susu sapi bukan oleh ibu
kandung dan minum ASI.
Kasih
dimulai dari dalam rumah, suami memberi perhatian kepada isteri, dan
sebaliknya, ayah dan ibu memberi perhatian kepada anak-anak. Kasih artinya
memberi perhatian atau peduli kepada sesama manusia. Setiap hari pulang dari
sekolah, ayah atau ibu bertanya kepada anak-anak bagaimana keadaan di sekolah
tadi atau apa yang dapat dibantu. Ketika anak-anak mulai menginjak usia remaja,
orang tua seharusnya sudah berganti peran, yakni tempat bagi anak-anak
mencurahkan hati. Anak-anak akan membuka diri terhadap orang tua, jika telah
dibangun jembatan komunikasi dua sisi yang saling berbalasan. Jika tidak ada
jembatan komunikasi antara orang tua dan anak-anak, mereka akan mencari solusi
solusi permasalahan mereka di jalanan. Kebanyakan solusi yang didapatkan mereka
adalah solusi yang menyenangkan telinga saja.
hengkiblackcoffee.blogspot.com/2012/03/menjadi-remaja-kristen-yang-bahagia.htmlJika bayi
yang disusui dengan air susu ibu telah menginjak usia tiga tahun, seorang anak
pada usia ini telah mempunyai ingatan yang lebih luas lagi ketika ibunya mulai
bercerita cerita sebelum tidur. Cerita yang disajikan biasanya adalah kebenaran
mengalahkan kejahatan. Keluarga dari kalangan orang percaya kasih karunia Tuhan
selalu memberi nasehat, bahwa kejahatan jangan dibalas dengan kejahatan, karena
Tuhan mengajarkan, jika ada orang yang menampar pipi kananmu, berikanlah juga
pipi kirimu; kasihilah musuhmu dan doakanlah bagi orang yang telah
menyusahkanmu; jika engkau hanya mengasihi kepada orang yang engkau kasihi
saja, lalu apa bedanya engkau dengan perampok, pemungut cukai, atau pelacur;
jika engkau hanya bersedia berjabat tangan dengan saudara-saudaramu atau dengan
teman-temanmu, lalu apa kelebihanmu dengan orang lain, karena mereka yang tidak
mengenal Tuhan juga berbuat demikian [Matius
v: 38-48]. Ini semua adalah pelajaran tentang kasih, karena Tuhan
mengutamakan belas kasihan bukan ajaran tentang dendam kesumat. Jangan harapkan
ada anak siswa SMA yang memiliki jiwa yang tentram selama hatinya penuh dendam kesumat
terhadap sesama siswa SMA lain.
Jika
semakin banyak ibu menyusukan anak dengan air susu ibu, bukan air susu sapi, benih
kasih semakin berlimpah ditaburkan ke dalam hati anak. Dalam kebanyakan kasus,
anak-anak yang berlimpah kasih pada masa anak-anak, maka mereka hanya sedikit
saja yang mempunyai tawar hati kepada orang tua. Output product dari air susu
sapi memang banyak, seperti dijadikan keju, dijadikan campuran cokelat,
dijadikan yoghurt, dijadikan susu bubuk, dan seterusnya, yang secara
keseluruhan mempunyai komposisi gizi yang telah diperkaya. Namun, anak-anak
hidup bukan dari gizi yang telah diperkaya saja melainkan membutuhkan sentuhan pribadi
terhadap jiwanya juga. Anak yang sehat jiwanya adalah anak yang hatinya penuh
kasih dibawah pimpinan Tuhan melalui keteladan orang tuanya. Namun, mengapa
banyak juga keluarga-keluarga Kristen mempunyai anak-anak yang bermasalah? Ya,
inilah realitas Injil, bahwa di antara berkas-berkas gandum di ladang, ada
banyak juga tumbuh penumpang gelap, yakni berkas-berkas ilalang. Mintalah
kepada Tuhan, jangan sampai ada berkas-berkas ilalang tumbuh di dalam rumah
keluargamu.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar