Kesempatan kedua. Jadi pedagang ketoprak. |
Jumat, 02 November 2012
Tuhan Memberi Kesempatan Kedua Untuk Anda
“Berbahagialah orang
yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia,
yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu.”
[Psalm xxxii:1-2]
Keberhasilan sejati dicapai melalui perjuangan dan
banyak pengorbanan, bahkan tidak jarang kegagalan mewarnai suka duka menuju
keberhasilan. Tetapi yang paling penting adalah bagaimana Anda bangkit dari
kegagalan Anda. Anda menjadi orang yang berhasil setelah Anda belajar dari
kegagalan demi kegagalan yang pernah anda alami. Seseorang jatuh ke dalam dosa
karena manusia memang berkecenderungan berbuat dosa, tetapi apa yang seharusnya
dilakukan untuk mengatasi kecenderungan ini. Kita sering melihat seseorang
hidupnya di dalam perbudakan dosa, dia begitu putus asa tidak tahu lagi harus
berbuat apa untuk melepaskan diri. Terhadap orang-orang seperti inilah Tuhan
menaruh belas kasihan supaya hidup mereka semakin berkualitas sehingga
hidup ini memiliki makna bagi diri mereka dan bagi sesama manusia.
Bagaimana pun juga Tuhan tidak melegalkan
pelanggaran atau dosa karena untuk setiap pelanggaran tentulah ada konsekuensinya,
yaitu hukuman, tetapi hukuman Tuhan pastilah mempunyai keadilan sehingga
diterima dengan kesadaran pikiran Anda. Misalnya, David dinubuatkan melalui
Nathan bahwa keturunannya akan tidak jauh dari pedang, maka ketika nubuatan itu
digenapi, dia menerimanya dengan ikhlas karena menyadari dosa yang pernah
dibuatnya, yakni meniduri isteri Uriah, Batsyeba sehingga hamil.
Dalam banyak kesempatan Tuhan Jesus tidak selalu
berbicara tentang dosa melainkan lebih fokus terhadap belas kasihan. Benar,
siapa yang tidak patuh kepada Tuhan pasti berdosa. Tetapi apalah artinya Anda
patuh secara normatif tetapi Anda tidak berbelas kasihan kepada sesama Anda.
Orang-orang Farisi dan ahli Taurat berusaha mematuhi semua perintah Taurat
sehingga mereka merasa orang yang paling benar di dalam masyarakat, tetapi
sayang kepatuhan mereka lebih banyak dilandasi azas etika deontologist, yakni orang harus menaati peraturan menurut apa yang tertulis
tanpa melihat situasi dan kondisi yang ada.
Itulah sebabnya ketika mereka menjumpai seorang perempuan berbuat zinah, dengan
sombongnya mereka menuntut supaya Jesus mengizinkan mereka melempari batu
perempuan ini sampai mati seperti yang tersurat di dalam Taurat. Kita memang
membutuhkan hikmat supaya kita dapat mengerti apa yang dikehendaki oleh Allah,
tetapi jika kita mengukur perbuatan kita berdasarkan kepatuhan terhadap
norma-norma, kita akan menjadi orang sombong dan merasa lebih baik dari pada
orang lain. Kenyataannya Anda memperoleh keselamatan bukan karena mematuhi
norma-norma Taurat melainkan beriman kepada Jesus.
Tuhan Jesus memberi kesempatan kepada mereka untuk
melempari batu kepada perempuan itu, tetapi harus dimulai oleh mereka yang
tidak pernah berbuat dosa. Ternyata mereka tidak berani melakukan apa yang
diminta oleh Jesus, karena orang yang paling tua usianya adalah orang yang
paling banyak dosanya, ini adalah realitas kehidupan. Itulah sebabnya sering
dikatakan bahwa bayi itu ibaratnya kertas kosong yang belum ditulisi sebaliknya
orang tua bangka adalah kertas yang telah penuh dengan coretan-coretan kotoran
kehidupan.
Perempuan yang telah berbuat zinah ini adalah
manusia yang mewakili kehidupan Anda, kehidupan kita semua bahwa kita pernah
membuat kesalahan, pelanggaran di hadapan Tuhan. Anda harus jujur terhadap diri
sendiri untuk menilai ulang kehidupan Anda yang masih berlangsung ini. Mungkin
Anda pernah berkata kasar kepada orang tua. Mungkin Anda pernah berlaku tidak
sopan kepada guru di sekolah. Mungkin Anda termasuk orang yang pernah membakar
gereja. Mungkin Anda pernah membuat keputusan yang salah. Dan seterusnya ---
Tuhan menghendaki Anda menentukan pilihan sebagai tantangan kepada Anda untuk
berubah menyongsong ke arah kehidupan yang gemilang, yakni Anda harus
meninggalkan kehidupan lama Anda. Untuk memenangi sebuah tantangan Anda harus
jujur terhadap diri Anda sendiri : ‘Siapa diriku ini?’ dan harus bersikap
radikal. Jika besok pagi bangun tidur, Anda masih bisa melihat cahaya matahari
di ufuk timur, itulah kemurahan Tuhan memberi kesempatan kedua kepada Anda
untuk berubah. Jangan menyia-nyiakan kemurahan Tuhan. Karena pohon yang tidak
pernah berbuah lagi pasti akan ditebang oleh pemilik-Nya kemudian batang dan
rantingnya dibakar. Amen. Amen. Amen.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar