Minggu, 04 November 2012
Cerdik Seperti Ular, Cantik dan Menggoda Seperti Malinda
“Selagi hidup di dunia orang percaya
kepada Tuhan harus cerdik seperti ular supaya tidak ditipu oleh orang fasik, tetapi
juga harus tulus ikhlas seperti burung merpati, yakni tidak pernah mempunyai keinginan
untuk membalas dendam kejahatan orang fasik.”
Walaupun
banyak ahli perbankan mengatakan, bahwa cara pembobolan bank yang dilakukan
oleh Inong Malinda Dee tergolong konvensional [kuno], ternyata perempuan ini
cukup cerdik memilah-milah calon nasabah yang akan digarapnya. Ia tahu sekali
bahwa sebagian besar dari 200 nasabahnya adalah papan atas plat merah atau
pejabat negara yang memegang uang siluman. Bukan rahasia lagi di negara ini,
dari mana uang yang dimiliki oleh seorang pejabat negara sehingga mempunyai
rekening bernilai besar di sebuah bank internasional. Cara lama atau tekhnik
lama tidak masalah, yang penting situasi dan kondisi tepat, maka hasil yang
efektif akan mudah didapat. Tekhnologi dan metoda memang selalu menunjang
banyak bentuk kejahatan sehingga kualitas kejahatan pun akan terus meningkat.
Nasabah yang telah digarap oleh perempuan ini tentu tidak menduga sama sekali,
betapa cerdiknya Malinda. Cerdik seperti ular, begitu kata pribahasa orang
Yahudi. Aku tambahkan -- cerdik seperti ular, cantik dan menggoda seperti
Malinda --.
Sebelum
orang lain menyadari sepak terjang Malinda Dee membobol bank, perempuan ini
pasti telah memikirkan segala kemungkinan terburuk yang akan dia hadapi
kemudian hari. Ia seorang perempuan cantik, pandai bergaul, dan menarik
sehingga banyak orang senang diajak berbicara dengannya, ya bicara apa saja
sehingga terlena. Orang kalau sudah terlena, terutama kaum laki-laki, seumpama
kerbau yang hidungnya diikat dengan tali, lalu akan mengekor ditarik ke mana saja
maunya Malinda Dee. Ia pasti sudah mengetahui kemampuannya ini dan memanfaat
sangat jauh untuk kejahatan yang dilakukannya.
Ini adalah
negara korup, di mana-mana banyak orang melakukan perbuatan korup, semua aspek
kehidupan selalu dikaitkan dengan korup, semua orang setiap hari berpikir
negative, berprasangka buruk, bahwa semua orang berbuat korup. Kita berkubang
di danau yang luas sekali, namanya Danau Korupsi. Di danau korupsi ini, orang
berpikir dan bertindak mengikuti kecenderungan hatinya, yaitu cari makan dengan
cara korupsi. Di danau pelacuran, orang berpikir dan bertindak mengikuti
kecederungan hati, yaitu mencari makan dengan jadi pelacur. Alam bawah sadar
adalah danau pikiran yang sangat luas berisi pengalaman hidup sehari-hari. Alam
bawah sadar Malinda Dee dan pada umumnya orang Indonesia telah terkontaminasi
racun pikiran, bahwa semua pejabat negara di negeri ini adalah manusia korup.
Jadi? Malinda telah melakukan seleksi nasabah, yakni A, B, C, dan seterusnya
adalah katagori pejabat negara dari kementerian P, Q, R, dan seterusnya.
Nasabah dengan katagori seperti inilah yang diprioritaskan digarap oleh
perempuan ini.
Jika
seorang pejabat negara mempunyai rekening yang nilainya melampaui kemampuan
total gajinya sampai pension, dari mana pejabat ini memperoleh dananya kalau
bukan dari hot money. Nasabah seperti ini, jika uangnya dicuri oleh pencuri
yang lain, yakni Malinda, sangat kecil kemungkinannya akan menuntut balik
kepada pencuri uangnya, karena dia juga tidak menginginkan pihak kepolisian akan
menelusuri asal dananya. Dari pada mendapat kesulitan dengan polisi, lebih baik
diam dan duduk manis. Nasabah berjumlah ratusan dan total deposit ratusam
milyar rupiah, namanya hot money tidak akan pernah lama berada di genggaman
tangan. Uang yang datangnya cepat, maka akan cepat pula perginya. Gaya hidup yang salah dan
keserakahan adalah dua unsur mempercepat proses uang cepat lepas dari genggaman
tangan. Apakah Malinda bekerja sendirian? Hanya Tuhan dan Malinda yang tahu.
Orang dunia
atau orang fasik memang cenderung lihai. Persamaan kata lihai adalah
cerdik, kata ini mengandung arti lebih
dari cerdik atau pandai, yakni orang yang pandai memanfaat segala situasi dan
kondisi untuk medapatkan yang diinginkannya; boleh dikatakan ada unsur tipu
muslihat. Orang percaya kepada Tuhan hidup di tengah kehidupan dunia yang penuh
dengan berbagai tipu muslihat, sebaliknya orang percaya tidak boleh larut
didalam kehidupan orang fasik. Sarlito Wirawan, seorang psikolog terkenal
mengatakan, bahwa ideologi [ajaran] hanya dapat dilawan dengan ideologi
[ajaran] juga. Orang percaya tidak diijinkan melawan tipu daya orang fasik
dengan tipu muslihat, melainkan melawan tipu muslihat dengan dengan kasih.
Kasih adalah ajaran hidup bagi orang percaya kepada Tuhan.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar