Di halaman pabrik semen. Tuhan tetap ada. |
Selasa, 06 November 2012
Kesombongan Mendahului Keruntuhan Kekuasaan
Tuhan
Maha Ada, bahkan di tempat yang tampaknya orang tak pernah membicarakan
keberadaan-Nya. Di halaman pabrik semen, di terminal bus, di stasiun kereta, di sungai, Dia ada. Ia mendengarkan setiap kata yang Anda ucapkan dan Dia
memperhatikan tingkah laku Anda.
Cerita tentang hubungan Haman dan
Mordekhai adalah romantika yang sering terjadi disekitar kehidupan kita. Haman
seorang pejabat pemerintah, mempunyai kekuasaan, kekayaan, status sosial bagus,
keluarga yang mendukung karirnya sebagai pejabat dan dekat dengan lingkaran
kekuasaan, tapi jiwanya kerdil, yakni mudah tersinggung, jika keinginan hatinya
tidak dituruti oleh orang lain. Ia tidak segan bersaksi dusta dan menjilat
atasan demi kepentingan dirinya. Ia tampaknya tidak siap mental menjadi seorang
pejabat tinggi pemerintah, karena itu untuk menutupi kekurangannya dia bersikap
arogan supaya orang lain tidak mengetahui kekurangannya. Mordekhai adalah figur
seorang rakyat kebanyakan yang hidup sederhana tetapi dia orang yang mempunyai
prinsip. Haman yang gila hormat itu, menghendaki Mordekhai menghormatinya
sebagai pejabat negara, sebaliknya Mordekhai tidak peduli terhadap apa yang
diinginkan oleh Haman. Ya, Haman merasa dilecehkan keberadaannya sebagai
pejabat oleh rakyat jelata seperti Mordekhai. Setiap hari dia hanya bisa
menahan kemarahan saja di dalam hatinya dan menunggu waktu yang tepat untuk
melampiaskan dendamnya, karena dia sadar bahwa jika urusannya hanya untuk
membalas Mordekhai, terlalu kecil alasan yang digunakan.
Apakah Anda seorang pejabat tinggi
di kantor pemerintah atau perusahaan besar? Apakah Anda pernah diremehkan oleh
lingkungan tempat bekerja? Anda bisa saja meredam mereka dengan segala
kekuasaan yang Anda miliki, tetapi apakah yang Anda dapatkan setelah
melampiaskan kekesalan terhadap bawahan Anda. Anda akan semakin dihormati orang
lain bukan karena seberapa banyaknya kekayaan, tingginya jabatan atau status
sosial yang anda miliki melainkan seberapa besar kepedulian Anda terhadap orang
lain atau lingkungan Anda.
Banyak orang berupaya mendapatkan
kebahagiaan, tetapi sedikit orang saja yang mampu mendapatkan kebahagiaan
sejati, karena kondisi seperti ini hanya terdapat pada diri orang lapang hati
yang saya katakan sedikit ini. Seperti halnya banyak marthabuck manis dijual di
Jakarta , tetapi
hanya sedikit saja yang rasanya enak dan berkualitas ekspor. Lapang hati adalah
bersikap ikhlas merelakan apa yang pernah dimilikinya atau yang diinginkannya
lepas dari jangkauannya. Tuhan sendiri yang mengajarkan kita bersikap lapang
hati, Dia itu Mahakaya, kaya dengan kasih karunia, Dia yang kaya luar biasa
menjadikan diri-Nya miskin supaya kita yang miskin itu menjadi kaya --- hati
Anda dan saya menjadi kaya. Jika Anda memiliki hati yang lapang, itu adalah
kekayaan yang luar biasa. Apa yang Anda dapatkan dari sikap lapang hati ini?
Lapang hati membuat jiwa stabil. Jadi pendeta atau pastor siap dipuji dan dicela. Jadi
pedagang siap ditipu bukan terima untung besar saja. Jadi karyawan siap ditegur
dan dipuji. Hidup ini silih berganti. Dulu jadi juragan, sekarang jadi kuli. Ada siang dan ada malam.
Ada madu dan ada onak. Tuhan tidak pernah membuat perjanjian dengan manusia
bahwa hidup itu happy terus, tetapi … Tuhan memberi kekuatan kepada orang
percaya untuk mengatasi masalah. Jika
sebagai pedagang peluang Anda dicuri oleh seorang pesaing, inilah saatnya Anda
bersikap lapang hati menerima keadaan yang tidak diinginkan ini. Apakah anda
mempunyai alasan untuk mendapatkan kebahagiaan, jika setiap hari hanya bisa
menahan kemarahan karena peluang usaha direbut pesaing lain? Marah boleh saja,
karena marah adalah salah satu mekanisme melampiaskan emosi tetapi ingat marah
cukuplah sehari saja, jangan sampai lewat matahari terbenam, dan jangan
melampiaskan kemarahan semau sendiri sehingga Anda sendiri jatuh ke dalam dosa.
Jika persoalan hari ini tidak diselesaikan kemudian dibawa tidur, besok hari
berikutnya persoalan baru menanti dan jika tidak memenuhi keinginan hati,
hasilnya bikin kemarahan baru, begitu terus hari lepas hari marah lagi. Marah adalah energi negatif yang
harus Anda buang, sebaliknya sukacita adalah energi positif yang harus Anda
tumbuhkan di dalam pikiran Anda. Positive thinking!
Lapang hati menyadarkan diri anda terhadap realitas. Survey kebahagiaan tahun
2007 membuktikan bahwa kota-kota seperti, Semarang, Bandung, Makassar,
Surabaya, Jakarta adalah urutan orang-orang yg menikmati kebahagiaan di
Indonesia. Orang yang memiliki keinginan tanpa disertai lapang hati terhadap
realitas kehidupannya jelas dapat mengurangi kebahagiaan hidupnya. Orang yang
jiwanya tidak stabil pasti hatinya tidak pernah damai, karena mudah sakit hati.
Di Jakarta orang yang mempunyai banyak keinginan untuk mendapatkan keinginannya
harus dibayar dengan uang, tetapi biaya hidup sedemikian tinggi sehingga dia
harus berjuang sekuat tenaga menyisihkan sebagian penghasilannya, yang populer
dengan cara kredit. Tidak sedikit pula keinginan memiliki sesuatu materi
dilandasi bukan kebutuhan yang primer melainkan sekedar prestise saja. Ada yang
terjerat kredit sehingga menikmati hidupnya dalam linangan air mata membayar
hutang.
Di
Semarang dan sekitarnya tentu tak banyak orang mempunyai keinginan duniawi
sehingga pikirannya tak dibebani oleh hutang. Memang, hutang adalah beban
pikiran yang dapat mengurangi kebahagiaan Anda, karena itu relakan saja tidak
usah memiliki sesuatu jika pada akhirnya menyusahkan Anda sekeluarga. Silahkan
memiliki sesuatu sebatas kemampuan dan memang kebutuhan Anda. Dari pada
berhutang untuk memiliki sesuatu yang bukan kebutuhan utama, tentu akan lebih
baik jika uang Anda diberikan kepada teman atau saudara yang membutuhkan uluran
bantuan Anda atau dibawa saja sebagai persembahan ke rumah TUHAN. Anda akan
merasakan kebahagiaan justeru karena membuat orang lain menjadi bahagia melalui
ketulusan perbuatan baik Anda.
Keinginan
anda tidak selamanya terwujud seperti yang anda harapkan. Anda harus menyadari
realitas kehidupan yang sedang anda jalani bahwa segala sesuatu terjadi karena
rancangan Tuhan, bukanlah rancangan anda, dan jalan anda bukanlah jalan Tuhan.
Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan Tuhan dari
jalan Anda dan rancangan Tuhan dari rancangan Anda [Yes.55].
Lapang hati membuat pikiran menjadi damai dan jiwa menjadi tentram. Haman berhasil membujuk Raja Ahasyweros supaya Mordekhai dan
bangsanya, yakni Yahudi harus dilenyapkan dari bumi Kerajaan Media-Persia
dengan alasan, bahwa bangsa Yahudi di kerajaan ini ingin merongrong kekuasaan
raja. Di sini sentimen terhadap anti etnis tertentu, yakni Yahudi dihembuskan
sampai raja menjadi percaya dengan bisikan dari Haman. Hatinya tidak pernah
merasa damai selama masih ada Mordekhai.
Ratu Ester
dan semua orang Yahudi di dalam kerajaan ini berpuasa selama tiga hari, tidak
makan dan tidak minum. Pada satu malam setelah dekrit pembasmian orang Yahudi
diberlakukan, raja tidak dapat tidur. Raja meminta beberapa biduanda membacakan
bergantian kitab pencatatan sejarah kerajaan. Di kitab ini terdapat catatan
tentang Mordekhai yang pernah memberitahukan, bahwa komplotan Bigtan dan Teresh
pernah mencoba membunuh raja ini, tetapi gagal. Raja bertanya kepada biduanda,
kehormatan dan kebesaran apakah telah diberikan kepada Mordekhai oleh sebab
perkara itu. Biduanda menjawab bahwa dia tidak mendapatkan suatu apa pun.
Pada pagi
harinya Raja bertanya kepada Haman, apakah yang harus dilakukan kepada orang
yang raja berkenan kepada orang ini. Haman yang dasar gila hormat dan penjilat,
dia menyangka bahwa dirinyalah yang berkenan di hati raja. Ia menjawab,
hendaklah diambil pakaian kerajaan yang biasa dipakai oleh raja sendiri, dan
lagi kuda yang biasa dikendarai oleh raja sendiri dan yang diberi mahkota
kerajaan di kepalanya, dan hendaklah diserahkan pakaian dan kuda itu ke tangan
seorang dari antara para pembesar raja, orang-orang bangsawan, lalu hendaklah
pakaian itu dikenakan kepada yang raja berkenan menghormatinya, kemudian
hendaklah dia diarak dengan mengendarai
kuda itu melalui lapangan kota sedang orang berseru-seru didepannya : Beginilah
dilakukan kepada orang yang raja berkenan menghormatinya. Raja bertitah kepada
Haman supaya dia melakukan seperti yang dikatakannya dan itu harus dilakukan
demikian kepada Mordekhai. Haman melakukan persis seperti yang diucapkannya
kepada raja.
Setelah
menjalankan perintah raja, Haman bergegas pulang ke rumahnya dengan sedih
hatinya. Ia menceritakan kepada isterinya dan kepada teman-temannya tentang
kejadian yang baru dialaminya itu. Anda dapat membayangkan sendiri, jika
seorang karyawan penjilat yang sangat mengharapkan sanjungan dari atasannya,
sebaliknya sanjungan itu justeru diberikan kepada saingannya. Jiwanya pasti
tergoncang dan mati gaya. Inilah realitas kehidupan yang telah diajarkan oleh
Tuhan kepada kita, yakni siapa saja yang meninggikan dirinya, Tuhan akan
merendahkannya.
Singkat
cerita, melalui kecerdikan Ratu Ester, maka rencana pembantaian terhadap orang
Yahudi dibatalkan; dan mengenai Haman, tidak saja dia gagal melaksanankan
pembantaian terhadap bangsa Yahudi, dia bahkan digantung atas perintah raja.
Haman tidak menyadari bahwa orang lain juga membutuhkan kehidupan, manusia
harus berbagi tempat usaha dan tempat tinggal terhadap sesamanya. Sejarah sudah
membuktikan bahwa genosida dari sejak dahulu kala tidak akan pernah berhasil,
karena bertentangan dengan kehendak Tuhan, yakni menghendaki kita saling
mengasihi satu sama lain. Misal : genosida bangsa Jerman terhadap 5 juta bangsa
Yahudi dan bangsa Serbia yang Katholik Orthodox terhadap umat Islam di wilayah
Bosnia Herzegovina, semuanya tidak menghasilkan sesuatu pun yang berguna bagi
umat manusia. Satu orang musuh kebanyakan, sebaliknya seribu orang teman masih
kurang banyak. Apakah Anda juga ingin berbagi tempat dengan sesama Anda?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar