Roti tawar untuk sarapan. |
Rabu, 19 September 2012
Yesus Orang Nazaret Mati Untuk Orang Berdosa
Manusia
telah jatuh ke dalam dosa karena pemberontakan yang dilakukan oleh manusia
terhadap Pencipta, yaitu Tuhan. Manusia sendiri yang membuat permusuhan dengan
Tuhan sehingga apa pun yang dilakukan oleh manusia tidak ada yang benar di
hadapan Tuhan. Manusia menjadi serba salah karena manusia tidak mempunyai
pengetahuan yang baik dan yang jahat sehingga manusia hidupnya ditawan oleh
perbuatan mereka dan perbuatan mereka adalah dosa. Manusia yang ditawan oleh
dosa, artinya dia adalah budak dosa, seorang budak dosa hidupnya terbelenggu
oleh perbudakan dosa. Tuhan mempunyai satu rancangan untuk memperbaiki hubungan
yang terputus antara sorga dan bumi yang telah rusak karena dosa yang telah
dibuat oleh manusia pertama, yaitu Adam dan isterinya, Hawa. Keselamatan
manusia adalah inisiatif Allah sendiri terhadap manusia. Tuhan Mahatahu, bahwa
manusia tidak akan mampu mendapatkan keselamatan dengan kekuatan sendiri, karena
dosa sudah membelenggu hidup manusia. Karena itu, tugas penyelamatan ditugaskan
kepada putra-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus, keturunan Abraham dari
Ishak yang akan meremukan kepala ular, yaitu Iblis, si Penipu manusia.
Yesus datang untuk mengenapi
kehendak Tuhan. Kehendak
Tuhan yang paling utama adalah memulihkan hubungan manusia terhadap Tuhan
melalui perantara manusia yang membawa sifat ilahi, yaitu bebas dari dosa
dengan cara penebusan sehingga manusia bebas dari perbudakan dosa. Pemulihan
hubungan yang telah terputus ini mutlak adalah inisiatif dari Tuhan yang
dinyatakan kepada Hawa, bahwa keturunan Hawa akan meremukkan kepala ular.
Kemudian Tuhan menegaskan kembali janji-Nya, terhadap siapa keturunan Hawa ini,
yaitu Ishak, anak Abraham dari ibunya, yaitu Sarah. Dan, kehendak Tuhan telah
disampaikan kepada manusia melalui para nabi-nabi Tuhan, antara lain hukum
Tuhan atau Taurat disampaikan melalui Musa, nubuatan Juru Selamat disampaikan
melalui Yesaya dan Yeremia. Kehendak Tuhan yang kedua adalah melalui Roh Kudus
memberi kekuatan kepada manusia supaya hidup kudus di hadapan Tuhan.
Selama
ribuan tahun manusia mencari Tuhan dan berusaha menyenangkan Tuhan dengan
harapan mendapatkan kenikmatan hidup, karena dalam keadaan berdosa manusia
menyadari ada kekuatan Maha Perkasa di luar kekuatan manusia. Melangkah lebih
jauh lagi, manusia tidak lagi sekedar mendapatkan kenikmatan hidup, melainkan
mendapatkan keselamatan kekal. Tuhan menghendaki bahwa suatu tindakan dapat
menyenangkan Tuhan, jika dilakukan sesuai menurut kehendak Tuhan, bukan menurut
kehendak manusia. Tindakan seperti apa yang dapat menyenangkan Tuhan? Manusia
dengan segala upaya melakukan perbuatan yang dikira baik menurut pandangan
manusia sebagai manifestasi ibadat kepada Tuhan.
Namun,
orang hanya dapat diselamatkan dari budak dosa jika mentaati kehendak Tuhan
untuk beriman kepada Yesus, Anak-Nya yang tunggal, yang dilahirkan dari rahim
Maria, yang dikandung dari Roh Kudus, dan Maria satu garis keturunan dari
Ishak, anak Abraham. Bangsa Israel
menjadi budak di Mesir selama 400 tahun adalah gambaran manusia yang menjadi
budak dosa. Bangsa ini dibebaskan keluar dari Mesir karena mentaati perintah
Tuhan melalui Musa untuk membubuhkan darah anak domba atau anak kambing jantan,
tidak bercacat, dan berumur setahun di kedua tiang pintu serambi masing-masing
rumah mereka pada senja hari. Darah anak domba atau kambing jantan dibubuhkan
dengan menggunakan hisop. Pada suatu tengah malam semua rumah di Mesir termasuk
istana raja dikunjungi oleh malaikat Tuhan yang membawa maut pada setiap
keluarga yang tidak menaati perintah Tuhan. Jika kedua tiang pintu serambi
suatu rumah terdapat tanda bubuhan darah anak domba atau kambing jantan, semua
penghuni rumah tidak akan mengalami kematian; sebaliknya jika sebuah rumah
tidak didapati tanda bubuhan darah anak domba atau kambing jantan, malaikat
Tuhan akan mencabut nyawa anak sulung keluarga ini; bahkan anak sulung ternak
pun tidak luput dari kematian. Pada saat fajar menyingsing, timbulah
kedahsyatan luar biasa di seluruh mesir, karena anak sulung raja tidak luput
dari kematian. Ratusan ribu kematian melanda Mesir. Tetapi bangsa Israel
semua selamat. Mereka diijinkan oleh Raja Mesir, Firaun meninggalkan Mesir,
mereka menjadi manusia bebas dari perbudakan. Darah anak domba jantan adalah lambang
atau meterai keselamatan bangsa Israel
yang mentaati perintah Tuhan. Penyembelihan anak domba jantan diperingati oleh
bangsa Israel
sebagai Hari Raya Paskah, artinya hari pembebasan dari perbudakan. Selain itu,
bangsa Israel
juga memperingati penebusan dosa pribadi melalui curahan darah domba, kambing,
atau sapi jantan tidak bercacat sebagai bagian dari hukum atau syariat
Taurat.
Di masa
lalu orang yang menjadi budak seorang tuan dapat dibebaskan oleh pihak lain
yang bebas dengan satu tebusan yang sepadan ketika tuan pemilik budak
mendapatkan budak ini. Budak tidak pernah dapat bebas dengan kekuatannya
sendiri. Semua perbuatan baiknya tidak dipandang sebelah mata oleh pemilik
budak, yaitu tuan besar pemilik budak. Perbudakan dosa adalah masalah hidup dan
mati, maka penebusan dosa harus dilakukan dengan nilai yang mempunyai hidup
juga. Di dalam darah terdapat kehidupan makhluk hidup, tanpa darah domba,
kambing, dan sapi pasti mati, karena itu darah adalah lambang penebusan dosa
manusia; manusia yang menjadi budak dosa pasti mendapatkan kematian. Jadi,
makna pencurahan darah hewan pada Hari Raya Paskah adalah tanpa mempunyai
sesuatu nilai yang membuat manusia itu hidup, maka manusia sebenarnya telah
mati jiwanya. Sejak di dalam kandungan Maria, Yesus dipenuhi oleh Roh Kudus
atau Roh Tuhan, maka darah-Nya kudus dan memberi hidup sehingga dapat menjadi
tebusan dosa bagi siapa saya yang mempercayai-Nya.
Yesus disalibkan bertepatan pada saat bangsa Israel
akan merayakan Hari Raya Paskah sehari sebelumnya. Yesus digantung di kayu
salib, darah-Nya mengalir keluar dari tubuh-Nya membasahi salib dan jatuh
membasahi bumi. Darah Yesus tercurah ke bumi adalah lambang atau meterai
keselamatan kekal untuk mendapatkan pengampunan dosa, Yesus berkuasa mengampuni
dosa manusia; sebagai manusia, Dia bebas dari dosa. Hanya Tuhan yang bebas dari
dosa. Tuhan yang menebus dosa manusia, Yesus adalah Tuhan, karena Roh Tuhan ada
di dalam-Nya. “ … Barangsiapa percaya
kepada-Nya [Yesus], dia [Anda] tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya,
dia [Anda] telah berada di bawah hukuman, sebab dia [Anda] tidak percaya dalam
nama Anak Tunggal Allah [Yesus] … “ [Yohanes 3].
Yesus juga merasakan kodrat-Nya
sebagai manusia.
Satu abad setelah Yesus mati di kayu salib telah berkembang satu ajaran yang
mengatakan, bahwa dalam kemanusiaan-Nya, Yesus mempunyai tubuh yang maya saja.
Jadi, tapak kaki-Nya tidak meninggalkan jejak di bumi. Hantu barangkali? Lebih
jauh lagi dari ajaran ini, ada ajaran yang mengatakan, bahwa siapa pun orang
yang menderita sengsara untuk kemuliaan Tuhan tidak akan merasakan sakit fisik,
betapa pun hebat siksaan yang dialami oleh orang ini; ajaran ini sempat beredar
di kalangan orang Kristen di Indonesia. Ketika Yesus pernah hidup di tanah
Palestina sebagai manusia, hidup dengan dimensi fisik manusia, maka Dia juga
mempunyai kodrat yang ada pada umumnya manusia, seperti haus, sakit, lapar,
kedinginan, marah, gembira, dan … Dia juga mengalami kematian. Tuhan mati?
Yesus datang dari sorga turun ke bumi sebagai manusia dengan cara dilahirkan
seperti manusia, maka Dia juga harus kembali ke sorga dengan cara seperti yang
dialami oleh manusia, yaitu kematian.
Yesus menyelesaikan tugas-Nya. Yesus adalah metafora anak domba
jantan tidak bercela [tidak mempunyai dosa] yang dikorbankan oleh bangsa Israel
setiap Hari Raya Paskah. Hari Raya Paskah Yahudi memperingati hari bebas dari
perbudakan bangsa Mesir, sebaliknya Hari Raya Paskah orang yang percaya kepada
Yesus [baca :Orang Kristen] memperingati, bahwa percaya kepada Yesus berarti
menerima darah Yesus sebagai meterai yang dapat dipertanggungjawabkan di
hadapan Bapa yang mengutus Yesus untuk menyelamatkan manusia dari budak dosa.
Kemudian hari, apabila Yesus datang ke dunia kedua kalinya, hanya mereka yang
mempunyai meterai Anak Domba Tuhan dari Sorga saja yang akan dibangkitkan dari
kematian secara fisik. Bagaimana dengan Nuh, Musa, Abraham, Yosua, Yesaya, dan
seterusnya sampai kedatangan Yesus yang pertama di Palestina? Mereka
menjalankan perintah dari Tuhan dengan landasan iman kepada Tuhan yang memberi
keselamatan, bukan karena perbuatan atau ketaatan terhadap syariat.
Beberapa
abad setelah Yesus mati di kayu salib, ada ajaran yang mengatakan bahwa bukan
Yesus, anak Maria yang disalibkan, melainkan orang lain, yaitu Yudas Iskariot,
murid-Nya yang berkhianat yang disamarkan sebagai Yesus karena Tuhan tidak
mungkin mati, apalagi mati secara terhina. Ini ajaran salah!!! Hanya orang
bebal saja yang mau mempercayai ajaran sesat ini. Ingatlah baik-baik sekali
lagi, bahwa keselamatan datang dari keturunan Ishak, anak Abraham, sedangkan
Yudas Iskariot bukan berasal dari keturunan Ishak. Yesus mati, menyerahkan
nyawa-Nya, turun ke dunia orang mati, atau alam maut. Tiga hari setelah berada
di alam maut, Dia bangkit dari kematian, keluar dari kuburan. Kuburan ini
dijaga oleh satu regu tentara Romawi, tetapi semua penjaga ketakutan ketika Dia
keluar dari kubur. Maria Magdalena dan Petrus yang menjadi saksi atas peristiwa
besar ini. Jika ada Manusia yang dapat bangkit dari kematian, Yesus orangnya,
karena Roh Tuhan ada di dalam diri-Nya, Roh Tuhan membangkitkan tubuh Yesus.
Manusia biasa seperti Yudas Iskariot, termasuk Nuh, Abraham, Musa, dan
lain-lain termasuk Anda, di dalam tubuh kita ini tersimpan roh manusia, kalau
tubuh mengalami kematian, maka roh manusia tetap istirahat di alam hades [alam
maut]. Tubuh orang yang percaya kepada Tuhan akan dibangkitkan oleh Yesus, jika
orang ini mempunyai meterai darah Kristus. Semua manusia bebal tidak akan
dibangkitkan dan mereka akan menerima hukuman kekal.
Masih
tergantung di kayu salib, Yesus berkata :” Sudah selesai.” Ia menundukkan
kepala-Nya, kemudian menyerahkan nyawa-Nya. Apa maksud ucapan-Nya :”Sudah
selesai”? Yesus telah menyelesaikan tugas yang telah dibebankan oleh Bapa ke
pundak-Nya melalui status-Nya sebagai keturunan Ishak untuk menyelamatkan
manusia dari budak dosa. Untuk sesaat, Dia memang direndahkan ketika masih
tergantung di kayu salib dengan darah bercucuran, tetapi kemudian Dia sangat
dimuliakan karena kebangkitan-Nya. Kebangkitan-Nya adalah kepastian keselamatan
yang dijanjikan oleh-Nya, karena tanpa melalui Dia tidak seorang pun dapat
datang kepada Bapa.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar