Makan nasi pakai supit. |
Minggu, 28 Oktober 2012
Menggugah Rasa Malu Tuan Gubernur
“Jika engkau tidak
dapat makan seperti manusia, engkau tak ada bedanya dengan anjing-anjing yang makan
sampah di tempat sampah.”
Setiap pribadi, setiap suku, dan ke tingkat yang lebih
tinggi, yaitu bangsa yang bermartabat memegang nilai-nilai tersebut di atas,
tetapi bobotnya berbeda-beda satu sama lain. Sebagai satu bangsa, ada yang
menekankan kesetiaan, responsibility, dan rasa malu. Penulis Amsal mengatakan
belajarlah dari semut. Semut adalah binatang yang paling rajin bekerja, mereka
mengumpulkan makanan untuk kepentingan bersama. Tetapi, setiap bangsa mempunyai
implementasi yang berbeda satu sama lain dalam pelaksanaan rajin bekerja.
Misalnya, orang Jepang rajin bekerja dilandasi rasa kesetiaan, responsibility,
dan rasa malu. Apakah masih ada orang yang mempunyai rasa malu di Indonesia ?
Jika ada orang mempunyai rasa malu, seharusnya tahu diri, kalau sudah pernah
menjadi narapidana sekian tahun di dalam penjara, baiknya mengundurkan diri.
Tidak perlu menunggu Tuan Presiden atau Tuan Gubernur memecat Anda. Jangan
pura-pura tidak tahu. Jika ada orang tidak mempunyai rasa malu lagi, dia tidak
beda dengan anjing-anjing di tempat sampah.
Di Jerman ada seorang perempuan kepala gereja di negeri ini
karena telah mengendarai mobil dalam keadaan mabuk, dia mengalami kecelakaan,
tetapi tidak ada korban jiwa. Satu hari kemudian, perempuan ini mengundurkan
diri dari jabatannya, walaupun public di negeri ini masih menginginkan dia
masih tetap menjabat sebagai kepala gereja. Ada rasa malu di hati orang ini. Di Jepang
pernah ada dua orang menteri, yang satu dicurigai terlibat korupsi sedangkan
yang lain dicurigai pernah mempunyai hubungan dengan Yakuza. Mereka telah
mengundurkan diri dari jabatan mereka, walaupun belum ada penyelidikan resmi dari
polisi dilakukan terhadap mereka. Ada
rasa malu di hati kedua menteri ini. Bahkan pada masa lalu, di Jepang ada
kebiasaan pada mereka untuk menebus rasa malu dengan melakukan hara-kiri, yakni
bunuh diri atas kerelaan hati sendiri. Tetapi pada zaman modern ini mereka
cukup dengan mengundurkan diri dari jabatan. Sekali lagi ada rasa malu.
Hidup ini tidak cukup dijalani hanya dengan landasan hukum,
melainkan juga harus ada rasa. Tetapi rasa itu subyektif sifatnya, mungkin
begitu Anda berpikir. Memang benar, rasa itu subyektif sifatnya, dapat benar,
dapat juga salah, karena itu berlatihlah supaya Anda peka dengan rasa itu.
Franz Magnis Susena, Guru Besar Filsafat di Universitas Indonesia mengatakan,
bahwa anak-anak Jawa sejak kecil dididik rasa malu, yakni malu karena melakukan
perbuatan yang tidak layak bagi manusia bermoral. Intinya ditekankan masalah “rasa”. Well, orang Jawa mempunyai rasa
malu ketika masih berada di Yogyakarta atau Surakarta ,
tetapi begitu tiba di Jakarta
rasa malu itu sirna sama sekali [sorry, ya, it’s just kidding]. Di Yogyakarta
indeks korupsi, tidak terhitung oleh lembaga riset alias 0 [baca : nol]. Tuhan
juga yang mengajarkan kepada manusia tentang adanya rasa di dalam hati manusia.
Tuhan bicara tentang rasa kepada manusia di dalam Kitab Amsal dan Kidung Agung.
Jika ada orang sudah tidak mempunyai rasa malu lagi, orang ini tidak bedanya
dengan anjing di onggokan tempat sampah. Apakah ada anjing yang mempunyai rasa
malu?
Di satu provinsi di Indonesia bagian barat ada sebelas
orang yang pernah dipenjara karena perbuatan korupsi mereka terhadap negara,
tetapi gubernur tidak memecat mereka sampai habis masa hukuman mereka. Mereka
telah dipromosikan oleh gubernur menduduki jabatan penting di provinsi
tersebut. Siapa saja warga negara Indonesia yang telah mendapat vonnis
dari hakim dan telah berkekuatan hukum, seharus orang ini segera dipecat dari
jabatannya. Namun, mereka sebelas orang ini tidak dipecat oleh gubernur
sebaliknya telah mendapat rekomendasi dari gubernur untuk menduduki jabatan
penting dengan alasan tidak ada undang-undang yang melarang bekas pejabat yang
telah menjalani masa hukuman di penjara untuk dipromosikan kembali. Tidak ada
rasa malu lagi, baik gubernur maupun mereka yang telah mendapat promosi
jabatan. Tindakan gubernur ini melukai rasa keadilan bangsa Indonesia , karena gubernur ini melawan arus di
tengah bangsa Indonesia
yang sedang giat memberantas kejahatan korupsi.
Banyak contoh di banyak negara, bagaimana pemerintah negara
tersebut dalam upaya memberantas korupsi. Misalnya, pemerintah Latvia pernah
memberhentikan separuh dari seluruh jumlah pegawai negeri, Cina dan Viet Nam
melakukan hukuman mati, sedangkan pemerintah Georgia telah mengganti separuh
dari seluruh jumlah polisi di negara ini.
Jika tindakan gubernur ini tidak dicegah sama sekali, bukan
tidak mungkin lagi tidak membuat effek jera kepada pejabat negara yang korup.
Banyak dukungan dari masyarakat supaya hukuman mati berlaku bagi pejabat korup,
ini gubernur justeru mengangkat mereka dengan jabatan khusus. Sekiranya banyak
juga yang keberatan terhadap hukuman mati, mereka pejabat korup itu seharusnya
dihukum penjara dengan hukuman maksimal tanpa keringanan hukuman dan seluruh
harta korupsi disita oleh negara. Mereka harus dimiskinkan. Dan, jangan lupa
mereka harus dipecat dari jabatan mereka!!! Apakah bangsa ini sudah tidak
mempunyai rasa malu lagi?
Kamis, 18 Oktober 2012
Perkelahian Massal Siswa Antar SMA di Jakarta
Perkelahian massal siswa SMA antar sekolah sudah menjadi
issue nasional, bahkan tidak jarang juga perkelahian massal mahasiswa antar
universitas terjadi. Masalah sekecil apa pun jika dibiarkan berlalu, pasti akan
menjadi issue yang semakin besar di dalam masyarakat dan menjadi gangguan ketertiban
dan keamanan. Perkelahian massal ini juga diawali pada satu dan dua titik saja
di Jakarta dan
dibiarkan, karena dipikir mungkin akan hilang sendiri. Issue perkelahian massal
ini sudah menjadi masalah serius yang harus segera diakhiri. Perkelahian massal
siswa SMA di Jakarta ini, temanku di Australia mengatakan, kejadian tersebut dapat
dilihat di sana
melalui tv. Memalukan bangsa Indonesia !
Perkelahian massal ini sudah sangat memperihatinkan sekali, karena dalam satu
bulan September tahun ini sudah tiga orang siswa SMA mati dalam perkelahian massal
ini.
SMA di Jakarta Timur |
Empat puluh tahun yang lalu perkelahian antar siswa sudah
ada, tetapi hanya sebatas duel satu lawan satu walaupun melibatkan dengan
sekolah lain. Selesai berkelahi tak ada dendam pribadi. Dan, pada masa itu juga
di Jakarta yang
disebut perkelahian massal hanya terjadi di wilayah Paal Meriaam dan Berland di
Salemba, belum melibatkan siswa secara massal seperti sekarang ini. Apa gerangan
yang menyebabkan siswa semakin beringas bernafsu menghancurkan orang lain? Di
Inggris, Belanda, Jerman, Amerika, dan Prancis tidak pernah terdengar berita
perkelahian massal antar siswa. Mengapa? Di negeri ini yang kata orang disebut
negara agamis justeru penduduknya mudah mengamuk menghancurkan orang lain.
Mengapa? Apa yang dapat diharapkan dari siswa-siswa yang terlibat perkelahian
massal terhadap masa depan negara ini?
Ah, itu hanya terjadi di Jakarta , di daerah tidak ada itu perkelahian
massal pelajar, mungkin demikian pikir banyak orang. Satu butir beras dapat
memiringkan timbangan, kata pepatah Cina. Jangan menganggap remeh satu issue
apalagi sudah jadi masalah besar di satu daerah atau di satu kota . Dulu, yang namanya masalah narkotika
hanya sebatas di Jakarta , tetapi sekarang
distribusi narkotika sudah sampai ke daerah lain di luar Jakarta . Di Makassar rasanya tidak ada hari
tanpa perkelahian, rasanya mereka tidak bahagia kalau tidak berkelahi satu hari
saja. Perkelahian massal antar siswa sekarang bukan di Jakarta saja melainkan sudah mulai menjalar
ke daerah lain. Saya mengharapkan masalah ini tidak menjalar sampai ke kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar. Mengharapkan saja memang tidak
cukup, tetapi kita semua elemen bangsa ini harus berupaya mendapatkan solusi,
lepas dari belenggu masalah social ini. Faktor apa saja yang menciptakan
kondisi yang paling mungkin siswa-siwa ini mudah tergoda bergabung untuk
melakukan perkelahian massal.
Rasa bahagia yang
semakin berkurang. Orang
kalau mau berhasil harus diberi beban atau stress supaya otaknya terpacu untuk
berpikir. Pada satu batas tertentu, yakni antara keseimbangan kuantitas kurikulum
dan pelaksanaan kurikulum, maka siswa menikmati stress dengan rasa nyaman.
Bagaimana kalau melebihi kemampuan siswa? Dulu sekali, ada istilah ganti
menteri, ganti kebijakan. Kebijakan sebelumnya tidak sepenuhnya dihapus,
kemudian ditambah dengan kebijakan baru, begitu terus selama bertahun-tahun,
maka sekarang inilah puncaknya, beban kurikulum yang overdosis. Kondisi seperti
sekarang ini yang dirasakan kebanyakan siswa, yakni beban kurikulum terlalu
berat. Banyak mata pelajaran yang harus dipelajari, tetapi tidak mempunyai
waktu yang cukup untuk melakukan analisis setiap mata pelajaran, karena yang didapatkan
oleh siswa, pengetahuan hanya sebatas kulitnya saja. Ketika siswa-siswa
menghadapi Ujian Nasional atau test masuk universitas negeri, paling banyak
yang diuji hanya empat atau enam mata pelajaran. Lalu pelajaran yang lain apa
manfaatnya ikut dipelajari selama tiga tahun sekolah?
Mungkin para penggagas pendidikan berpikir untuk mencegah siswa-siswa
melakukan perkelahian massal, maka kepada siswa sebaiknya ditambah beban
kurikulum sehingga waktu lebih banyak tersita untuk pelajaran di sekolah. Ah, kelihatannya
sudah menyelesaikan masalah. Tapi, guru-guru pelaksana tampaknya lupa, bahwa
otak siswa-siswa itu juga perlu penyegaran kembali, sebaliknya yang didapatkan
beban yang semakin memberatkan otak. Banyak siswa menjadi jenuh dan mereka melampiaskan
kejenuhan dalam banyak penyimpangan, paling sedikit mereka menjadi gampang
tersinggung. Bukankah perkelahian dimulai dari salah satu pihak yang merasa
tersinggung lebih dulu? Mungkin Anda berpikir, tetapi banyak juga pelajar
berprestasi memenangkan penghargaan olympiade fisika di luar negeri. Ya,
sayangnya prestasi bagus ini tenggelam ke dalam hiruk pikuk perkelahian massal
antar siswa. Ibaratnya susu satu belanga dirusak oleh satu tetes nila. Dan,
jangan dilupakan tidak semua siswa memiliki tingkat kecerdasan akademik yang
sama dan kestabilan mental yang sama.
Lingkungan sekolah
tidak nyaman. Sekolah
tempat semua siswa belajar adalah rumah kedua bagi mereka, rumah harus home
kalau ingin disebut nyaman. Home sweet home. Banyak sekolah di Jakarta tidak memberi rasa
sweet kepada siswa, karena sekolah tidak memiliki lapangan yang seimbang antara
jumlah siswa dan luas lapangan olah raga plus kantin dan aula. Selain itu
banyak sekolah yang tidak memiliki fasilitas penyaluran bakat, yang biasa
disebut ekstra kurikulum. Lapangan sekolah yang cukup luas dan fasilitas
penyaluran bakat adalah sarana untuk melepaskan enegi yang berlebihan.
Berteriak bebas dan lepas di lapangan luas untuk melepaskan energi berlebihan.
Lapangan olah raga yang membuat rasa nyaman bukan dilihat
dari segi luasnya saja, tetapi sebaiknya satu lapangan luas pinggirannya banyak
dipenuhi dengan pohon-pohon rimbun dan ada tempat duduknya juga. Well, pikiran
letih akibat beban pelajaran yang berat rasanya terobati dengan atmosfer
seperti ini. Ya, tetapi ada berapa banyak sekolah di Jakarta yang memiliki fasilitas lapangan luas
dengan gambaran seperti ini. Tidak banyak lagi. Kalau ada beberapa sekolah yang
memiliki fasilitas seperti ini, pastilah sekolah negeri yang dalam istilah pop
adalah sekolah negeri favorit dan sekolah swasta papan atas dan penghuninya
kebanyakan adalah pelajar dari kalangan social menengah ke atas. Tidak
berlebihan untuk diungkapkan, bahwa siswa-siswa yang terlibat perkelahian
massal adalah mereka yang berasal dari sekolah swasta atau negeri dari strata
social menengah ke bawah. You don’t trust me about it, don’t you?
Mencari yang tidak
mereka dapatkan di dalam rumah. Ada
satu hal yang tidak dapat diganti dengan uang, yakni kasih. Kasih artinya Anda
memberi perhatian khusus kepada seseorang yang Anda cintai tanpa imbalan. Kasih
artinya Anda membuat orang lain bahagia, walaupun mungkin Anda tidak ikut
terlibat di dalam kebahagian yang dirasakan oleh orang lain tersebut. Orang tua
tidak dapat lepas tanggung jawab masalah ini dengan alasan sudah membayar
sekolah untuk kepentingan anak-anak. Ingatlah selalu kasih tidak dapat ditukar
dengan uang. Di Jakarta orang tua, apakah strata kaya atau miskin, semua sibuk
urusan mencari uang, berangkat pagi sebelum matahari terbit, sampai di rumah
lagi ketika matahari telah terbenam dalam keadaan letih. Sangat sedikit waktu
saja yang tersisa untuk anak-anak. Bagaimana di sekolah? Mr. Teacher atau Ms.
Teacher memberikan saja bahan foto copy pelajaran Pendidikan Moral Pancasila
untuk siswa supaya dihafal saja. Inilah bahayanya, pendidikan moral yang
seharusnya meresap sampai ke dalam jiwa, tetapi hanya dihafal secara mekanis
saja. Ada seorang ayah dengan profesi pedagang
keluar kota
sampai berhari-hari sementara ibu sibuk arisan, lalu kapan anak mendapat
sentuhan kasih dari orang tua semacam ini? Anak yang sangat sedikit mendapat
sentuhan kasih dari orang tua mereka, cenderung memiliki hati yang sensitive.
Sentuhan kasih dari orang tua itu sudah sebagian dari mata pelajaran pendidikan
akhlak murni yang dulu disebut budi pekerti.
Kekerasan fisik yang
sering terjadi di dalam masyarakat. Faktor ini memang bukan penyebab langsung perkelahian massal
antar siswa, tetapi setidaknya kekerasan seperti ini dilihat langsung oleh banyak
orang dan kemudian perilaku ini ditiru oleh siswa-siswa SMA. Di Jakarta sudah
sering terjadi kelompok preman berkelahi dalam skala besar dengan kelompok
preman lain sehingga memacetkan lalu lintas. Kelompok lain ada juga dari
organisasi massa
atas nama agama tertentu melakukan klaim dengan kekerasan terhadap kelompok organisasi
lain yang dianggap tidak benar. Ini adalah potret wajah kepengapan social di
Jakarta. Besi menajamkan besi, sesama manusia saling menajamkan akal satu sama
lain. Siswa-siswa yang bergerombol cenderung semakin beringas dan semakin
cerdas menyakiti siswa lain yang menjadi lawan mereka.
Penggabungan beberapa sekolah yang terlibat perkelahian
massal siswa bukan solusi untuk jangka panjang. Ini cara instant, karena
setelah siswa-siswa berhasil beradaptasi dengan lingkungan baru mereka, maka
mereka kembali ke habitat lamanya lagi, yakni duel. Sanksi seharusnya diberikan
bukan terhadap siswa melainkan terhadap institusi sekolah yang bersangkutan,
yakni penurunan akreditasi, dari A ke B misalnya. Banyak siswa berkelahi adalah
kegagalan sekolah mengelola kesehatan mental siswa di sekolah dan kegagalan
orang tua mendidik anak di rumah. Kurangi beban kurikulum sekolah yang tidak
perlu dan ciptakan lingkungan sekolah yang nyaman. Perlu dipikirkan, bahwa
pendidikan moral Pancasila dapat effektif berjalan, jika kondisi social bangsa
ini memang memperlihatkan perilaku yang selaras dengan seluruh landasan ideal
falsafah bangsa ini.-
Senin, 08 Oktober 2012
Sarapan Itu Penting dan Harus Dilakukan
“Het
Nederlands ontbijt met brood in plaats van Indonesiƫ ontbijt met rijst. God die
heeft gemaakt brood en rijst te voldoen, dan is er een weg naar het van Anyer
naar Panarukan.”
Bangun tidur pada pagi hari perut kosong dan pasti terasa lapar, karena sepanjang malam perut istirahat tidak diisi makanan sedangkan energi untuk menggerakkan jantung dan paru-paru jalan terus. Kegiatan awal memerlukan sarapan untuk menggantikan energi yang hilang sepanjang malam waktu tidur dan energi yang dibutuhkan untuk kegiatan rutin sepanjang hari. Energi tentu lebih banyak yang terkuras, jika tadi malam ada permainan cinta suami istri, memang perlu extra breakfast yang berkualitas. Namun, tadi malam sebelumnya ada kegiatan extra atau tidak di atas tempat tidur, sarapan itu penting dan harus dilakukan. Dan, sarapan tidak hanya sekedar makanan pengganjal perut, melainkan juga harus berkualitas, yaitu bikin sehat.
Bangun tidur pada pagi hari perut kosong dan pasti terasa lapar, karena sepanjang malam perut istirahat tidak diisi makanan sedangkan energi untuk menggerakkan jantung dan paru-paru jalan terus. Kegiatan awal memerlukan sarapan untuk menggantikan energi yang hilang sepanjang malam waktu tidur dan energi yang dibutuhkan untuk kegiatan rutin sepanjang hari. Energi tentu lebih banyak yang terkuras, jika tadi malam ada permainan cinta suami istri, memang perlu extra breakfast yang berkualitas. Namun, tadi malam sebelumnya ada kegiatan extra atau tidak di atas tempat tidur, sarapan itu penting dan harus dilakukan. Dan, sarapan tidak hanya sekedar makanan pengganjal perut, melainkan juga harus berkualitas, yaitu bikin sehat.
Apa sarapan
yang akan Anda nikmati? Sarapan pada umumnya adalah makan dengan menu sederhana
tetapi cukup memenuhi kebutuhan gizi dan kalori yang membuat tubuh tetap sehat.
Setiap bangsa, suku, dan keluarga mempunyai kebiasaan masing-masing, Anda bebas
menentukannya sendiri. Ketika saya masih menetap di Palembang, kebiasaan
sarapan orang di sini adalah makan burgo, yakni dadar gulung tepung beras dan
diberi kuah sop ikan gaboes, tetapi ada juga yang sarapan pempek bersaus cuko
yang serba asam. Di Padang atau Bukittinggi kebanyakan orang di sini sarapan
dengan ketupat atau lontong sayur pakis. Di Surabaya banyak yang menyukai
sarapan dengan lontong ba.lap Surabaya .
Sarapan itu identik dengan kesederhanaan, kenikmatan, tetapi tidak mengabaikan kesehatan tubuh. Di
bawah ini saya menunjukkan enam
macam sarapan yang popular menurut versi saya sendiri.
Sandwich. |
Pancake. Orang Amerika menyebut makanan ini
pancake terbuat dari bahan dasar tepung terigu. Adonan tepung terigu dipanggang
di atas penggorengan datar sampai berwarna kuning kecokelatan. Biasanya satu
porsi untuk tiga lapis disiram dengan madu atau syrup jagung, dan pakai topping
keju. Tetapi dapat juga dimakan dengan taburan gula halus saja. Orang Indonesia
juga mempunyai makanan seperti ini, namanya serabi kinca, bedanya adalah serabi
menggunakan bahan dasar tepung beras. Kinca adalah saus terbuat dari gula aren
dicampur dengan santan kelapa, ya semacam syrup begitu. Di Indonesia pancake
masuk golongan kue jajanan pasar tradisional, jadi termasuk macam-macam kue ini
antara lain, carabikang, dadar gulung isi unti atau fla soes, kue balapis, getuk, donat, kue
mangkok, dan seterusnya.
Cheese Caramel Pancake. |
Soto ayam. |
Bubur Manado. |
Lontong Cap Gomeh. |
Selamat
menikmati sarapan.-
Lokasi:
Bekasi, Indonesia
Bergaul Itu Menyatakan Identitas Diri Kepada Orang Lain
Ketika Anda memutuskan untuk bergaul dengan orang lain, maka
pada saat itu Anda sudah harus berupaya menaklukkan orang lain. Anda
menaklukkan orang lain supaya eksistensi Anda diperhatikan oleh orang lain.
Pergaulan dimulai dari Anda sebagai individu yang mencoba membaur dengan satu
kelompok orang, mungkin di satu tempat pesta, tempat pekerjaan, pusat kebugaran
jasmani atau tempat lain. Jika mereka menilai Anda adalah orang yang tepat bagi
mereka, mereka dengan senang hati menerima Anda; sebaliknya jika tidak, Anda harus
mencari kelompok yang lain yang mau menerima Anda.
Bergaul itu artinya Anda menyatakan identitas. Diterima atau
tidak dalam satu komunitas pergaulan hal itu tergantung dengan identitas yang
Anda miliki. Apa identitas Anda? Kelompok pengedar drugs pasti tidak begitu
saja menerima anggota baru tanpa diketahui lebih dahulu identitas orang baru
tersebut. Itulah sebabnya, ada Kelompok Gay, ada Kelompok Pemuda Penuh Dosa, ada
Kelompok Bajingan Wajah Sangar, ada Kelompok Pemuda Kampung Ambon, ada Kelompok
Gigolo Jakarta, dan seterusnya masing-masing kelompok ada identitasnya. Dengan
cara bagaimana Anda menaklukkan orang lain sehingga orang lain mau menerima
Anda?
Buatlah semua orang lingkungan Anda menjadi takut kepada
Anda. Dengan kata lain, menaklukkan orang lain supaya Anda ditakuti oleh orang
lain. Mengapa Anda ditakuti oleh orang lain, jawabannya dapat bermacam-macam.
Misalnya, Anda ditakuti oleh orang lain karena Anda jagoan kung fu yang tidak
segan sama sekali menghabisi nyawa orang lain atau karena Anda banyak uang yang
dapat menyewa pembunuh bayaran. Ciptakan ketakutan. Ketakutan itu dapat
menjalar dengan cepat. Mulanya yang takut hanya satu orang, tetapi yang satu
orang akan cerita kepada orang lain, dan akhirnya ada satu kelompok besar semua
pada takut kepada Anda. Akhirnya, satu kelompok besar satu pusat perdagangan
besar di satu kota
besar semua takut kepada Anda. Semua orang satu kota besar biasa menyebut orang seperti Anda
adalah preman. Ada
preman Pancoran, preman Kebon Jengkol, preman Pasar Bering Harjo, preman Pasar
Turi, dan seterusnya di seluruh dunia selalu ada preman. Untuk membuat orang
lain takut, maka Anda harus menggunakan kekerasan. Ini adalah cara preman.
Kelompok besar dimulai dari setiap individu berkepentingan
sama yang membaur untuk satu tujuan menunjukkan eksistensi terhadap kelompok
besar lain. Misalnya, kelompok SMA Negeri 6 dan kelompok SMA Negeri 70.
Identitas mereka sudah jelas sekali dan mereka satu sama lain menghendaki
takluk terhadap yang lain yang lebih kuat. Karena ekspressi mereka adalah
kekerasan, maka yang timbul adalah perkelahian untuk mempertahankan eksistensi.
Jika dalam perkelahian ada siswa yang terluka apalagi sampai cacat, selalu
timbul keinginan untuk membalas sampai lawannya juga ikut merasakan seperti
yang pernah dialaminya juga. Jika Anda pernah tergabung dalam salah satu
kelompok ini, apakah Anda mendapatkan rasa bahagia menyakiti orang lain. Kejahatan
dibalas dengan kejahatan, maka akan menghasilkan kejahatan juga, begitu terus
dan tak pernah habis. Dunia preman adalah dunia kekerasan.
Cara kedua menaklukkan orang lain adalah buatlah semua orang
lingkungan Anda memberi rasa hormat kepada Anda. Bagaimana itu, mo? Bagaimana
Anda mempengaruhi orang lain sehingga mereka menghormati Anda. Tidak dapat
tidak, Anda harus mempunyai pribadi yang menarik, yakni pribadi yang mempunyai
daya magnet menarik orang lain yang menghormati Anda. Magnet adalah besi yang
mempunyai kekuatan menarik logam besi lain, karena besi tersebut mempunyai daya
magnet atau daya tarik. Pribadi yang menarik adalah daya magnet kuat bagi
pribadi yang kuat. Nah, daya magnet apa yang Anda miliki sehingga semua orang
lingkungan Anda tertarik. Maybe Anda dihormati oleh lingkungan Anda, karena
penulis blog tersohor atau pemain gitar legendaries ternama, pernah menjadi
pemain bola klas dunia, mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap professi pemain
film, dan seterusnya, anyway Anda mempunyai banyak prestasi. Melayani sesama
manusia dalam arti khusus juga dapat disebut satu prestasi, misalnya pendeta
mengunjungi orang sakit di hospital atau kunjungan dari rumah ke rumah.
Cara pertama Anda menuntut orang lain supaya memberi
perhatian kepada Anda, sebaliknya cara kedua Anda adalah figure yang memberi
perhatian kepada orang lain melalui prestasi Anda. Keduanya adalah budaya yang
jelas berbeda, yang satu mengutamakan kekerasan, sedangkan yang lain
mendahulukan kemanusiaan. Sudah menjadi hukum alam, bahwa semakin Anda membuat
orang lain takut, maka reaksinya adalah semakin kuat penolakan terhadap
eksistensi Anda. Tidak ada yang senang dengan kehadiran preman. Yang namanya
preman tidak hanya di dalam pasar, di dalam sekolahan pun juga ada preman. Di
satu universitas papan atas di Jakarta
ada dua kelompok mahasiswa yang berbeda jurusan bidang study berkelahi terus
selama bertahun-tahun. Ini namanya apa? Di dalam satu kelompok besar
universitas anu satu sama lain berkelahi. Sebaliknya mengikuti cara kedua,
semakin banyak Anda memberi perhatian kepada orang lain, maka reaksinya adalah
semakin besar respon orang lain terhadap Anda. Semakin tinggi nilai prestasi
Anda, maka lingkungan Anda juga semakin bangga terhadap kelompok tempat di mana
Anda berada. Mana yang lebih membuat Anda bahagia, menyakiti orang lain dalam
satu perkelahian atau membuat orang lain bangga terhadap almamaternya karena
prestasi Anda.
Di
Jakarta ada banyak kelompok siswa SMA berkelahi satu sama lain. Yang paling
menonjol pada bulan ini adalah kelompok SMA Negeri 6 dan kelompok SMA Negeri
70, karena dalam satu bulan ini terdapat 3 orang siswa tewas dalam perkelahian
missal ini. Baiknya dua kelompok sisa SMA Negeri ini diadakan temu tanding
dalam satu pertandingan. Pertandingan yang paling cocok adalah pertandingan
volley ball, karena kedua belah pihak dibatasi oleh jaring net sehingga tidak
ada pertemuan kontak langsung secara fisik. Di dalam pertemuan tanding ini,
maka hasrat untuk saling menaklukkan dilampiaskan dalam saling usaha menambah
point. Well, selamat bertanding dan jangan berkelahi lagi.-
Kamis, 04 Oktober 2012
Rumah Tempat Berteduh Kokoh dan Abadi
In my Father’s house are many rooms;
if it were not so, would I have told you that I go to prepare a place of you [John
xiv:3].
Roti pemberian dari Tuhan. |
Sebagai
negara yang paling sering terkena bencana gempa, kata tsunami sendiri berasal
dari kata Jepang yang berarti gelombang pasang, maka para ahli bangunan negara
ini selama bertahun-tahun telah membuat banyak bangunan gedung bertingkat yang
diperkirakan mampu menahan gempa. Bagaimana pun hebatnya tekhnologi yang
dikembangkan oleh akal budi manusia, siapa yang mampu melawan kedahsyatan
kekuatan alam. Manusia berusaha sekuat tenaga dan pikiran, tetapi kedahsyatan
alam datang dengan kekuatan melebihi yang telah dirancang oleh manusia. Mereka
mengatakan, bahwa semua gedung dan bangunan infrastruktur telah dirancang untuk
gempa kekuatan 8,9 skala Richter, tetapi Fukushima Daiichi yang kokoh tidak
mampu menahan getaran gempa. Pembangkit listrik tenaga nuklir di kota Fukushima
memiliki 4 reaktor nuklir, beberapa di antara mereka mengalami kebakaran.
Kebakaran yang sulit dipadamkan di kompleks reactor nuklir ini telah melelehkan
bahan bakar reactor, seterusnya menyebabkan penyebaran radiasi nuklir yang
tidak terhindarkan lagi. Instansi berwenang terkait keamanan kota
telah memerintahkan seluruh penduduk kota Fukushima mengungsi ke luar kota .
Manusia
mungkin saja mampu membangun gedung bertingkat yang mampu menahan gempa
kekuatan >>> 9 skala Richter, tetapi tentu membutuhkan biaya
pembangunan yang mahal sekali. Lalu rumah atau gedung seperti apa yang aman
untuk tempat tinggal manusia tanpa ada rasa takut terkena musibah gempa? Rumah
yang tahan terhadap getaran gempa adalah rumah Bapa di Sorga. Setiap orang yang
percaya kepada Yesus Orang Nazaret pasti akan memperoleh rumah ini cuma-cuma,
karena Yesus Kristus sendiri yang telah memesankan tempat itu bagi yang percaya
kepada-Nya. Landasan rumah ini juga dibangun dari bahan yang sangat kokoh,
yaitu landasan Kristus. Banyak orang di seluruh dunia mencari rumah yang kokoh
dan bebas banjir, sebaliknya banyak dari mereka salah memilih rumah. Mereka
mendiami sebuah rumah yang dikira mempunyai suasana kasih dan damai sejahtera,
justeru yang mereka dapatkan adalah sebaliknya, yaitu perceraian, rebutan harta
warisan, percabulan, madat morfin, mabuk minuman alkohol, penipuan, dan seterusnya
segala macam kotoran dunia. Semua peristiwa yang telah aku sebutkan ini adalah
jauh lebih dahsyat dari getaran gempa mana pun di dunia.
Sebut saja,
perceraian. Jangan engkau sebut ini adalah peristiwa biasa saja. Perceraian
adalah gempa besar yang menimpa sebuah kehidupan rumah tangga. Sepasang
suami-istri selama belasan tahun membina rumah tangga dan anak-anak mereka
menikmati suasana gembira melihat mereka rukun, tetapi pada satu hari harus
menerima kenyataan pahit, karena mereka harus bercerai. Aku pernah menyaksikan
seorang istri tega meninggalkan suaminya dan kedua anaknya untuk menikah dengan
seorang laki-laki yang usianya jauh lebih muda dari perempuan ini. Mereka dulu
adalah tetanggaku. Kasihan anak-anak mereka yang telah menjadi korban perceraian.
Gempa besar pasti meretakkan tanah sehingga terbelah dan selalu berakhir porak
poranda. Demikan pula dengan perceraian, gempa kehidupan yang meretakkan
mahligai rumah tangga sehingga terbelah dua dan pasti berantakan. Semoga tidak
terjadi! Jika di dalam hati anak-anak timbul perasaan dendam kepada salah satu
dari orang tua, jangan salahkan mereka. Orang tua tua egois telah merampas
kebahagiaan anak-anak karena keras hati untuk bercerai.
Aku
baru saja selesai membaca sebuah novel yang bercerita tentang seorang ayah yang
kaya sekali, tetapi doyan kawin dan tidak pernah memperhatikan kehidupan rohani
anak-anaknya. Sepanjang hidup ayah ini yang dipikirkan dan dilakukan adalah
menumpuk kekayaan sehingga dia termasuk kelompok orang kaya di Amerika. Ayah ini
telah 3 kali menikah resmi, semua istrinya adalah bekas sekretarisnya, dan
istri-istri ini telah diceraikan. Masing-masing istri mempunyai anak, semua 6
anak. Ada
seorang wanita lain juga bekas sekretarisnya dibuat hamil sampai melahirkan
anak, kemudian anak ini diadopsi oleh sepasang suami-istri pendeta. Anak lahir
di luar nikah ini kemudian hari menjadi seorang missionarist di suatu negara
berkembang dan di wilayah sangat terpencil. Ketika ayah ini mati, harta
warisannya menjadi rebutan anak-anaknya. Sebetulnya, ayah mewariskan seluruh
hartanya hanya kepada putrinya yang jadi missionarist, karena anak-anaknya yang
lain dianggap tidak memperhatikan dirinya pada hari tuanya selain harta saja.
Kecewa ayah ini pada hari tuanya. Ayah ini bunuh diri dengan terjun dari gedung
14 tingkat miliknya setelah selesai menulis surat wasiat warisan. Melalui kebijakan
pengadilan setempat anak-anak yang lain hanya mendapat bagian 1/250 bagian saja
dari total warisan setelah dipotong pajak dan bagian terbesar lainnya untuk
missionarist yang akhirnya tidak dapat diterima, karena missionarist mati kena
malaria. Bagian missonarist diserahkan ke perwalian dana amal. Harta warisan
yang jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab juga sebuah gempa besar
di dalam rumah tangga. Gempa itu adalah ribut rebutan harta, bahkan disertai
taruhan nyawa. Engkau dapat kehilangan orang yang engkau cintai melalui
perebutan harta, karena di situ ada harta, di situ pula Iblis mempunyai ramuan
menciptakan gempa besar di dalam sebuah rumah tangga. Ingatlah baik-baik :
carilah rumah yang kokoh dibalut oleh kasih dari Tuhan.-
Label:
Roti Kehidupan
Lokasi:
Bekasi, Indonesia
Rabu, 03 Oktober 2012
Menuju Indonesia Bersatu Membutuhkan Titik Temu
Di Banten
ada debus, yaitu orang dibacok dengan golok tetapi tidak mengalami luka sama
sekali, di Betawi tempo doeloe ada pencak, di tanah Priangan ada jimat
halimunan, yaitu orang dapat menghilang seperti kabut, karena itu disebut
halimunan, halimun artinya kabut, di tanah Jawa ada jimat rawerontek, yaitu
orang dibacok pakai golok, tangan atau kaki putus, jatuh ke tanah, tetapi
kemudian menyambung kembali, di Madura ada clurit,di kota Solo ada tengleng,
yaitu gule kepala kambing yang sarat sekali dengan santan kental, dan
seterusnya. Apakah semua yang saya sebutkan di atas ini ada gunanya bagi bangsa
Indonesia
menuju bangsa yang berdiri tegak perkasa sejajar dengan bangsa-bangsa lain di
dunia? Bangsa Belanda tidak mempunyai debus, rawerontek, pencak, halimunan, dan
seterusnya, tetapi mereka telah menunjukkan keperkasaan mereka menjajah negeri
ini selama 350 tahun; karena mereka mengetahui dari belajar, bahwa bangsa
negeri jajahan ini tidak mempunyai jiwa persatuan. Jangan disebut persatuan
Nusantara, persatuan di antara sesama teman satu suku saja tidak ada. Di mana
ada permusuhan antara pribadi pada satu suku atau antar suku, maka di situ
pasti ada orang Belanda yang menjadi provokator.
Di negeri
ini ada banyak orang pandai berbagai bidang sekaliber B.J. Habibie, ahli
tekhnik perancang pesawat terbang, bahkan di negeri Belanda sendiri belum ada
yang sekaliber orang ini. Jepang adalah gudang tekhnorat di Asia, tetapi kalah
pandai dengan kebanyakan orang Indonesia .
Coba lihat, kendaraan motor yang disebut bemo. Semua insinyur Jepang saya jamin
tidak ada yang dapat memperbaiki bemo, tetapi di tangan montir Indonesia
kendaraan ini masih tetap beredar di negeri ini selama hampir 50 tahun, sampai
sekarang. Apakah keahlian seperti ini ada gunanya bagi bangsa ini? Orang Indonesia pandai merawat mobil, sepeda motor,
atau apa saja sehingga tetap berfungsi selama puluhan tahun; tetapi lihatlah,
bagaimana dengan kendaraan angkutan umum massal, seperti bis kota dan kereta rel listrik? Semua kendaraan
ini tidak ada yang berumur lebih dari 10 tahun dalam keadaan layak digunakan.
Untuk kendaraan milik pribadi setua apa pun orang Indonesia mampu merawat all
out, paling jago, tetapi untuk milik umum tidak, karena untuk milik umum berarti
memikirkan orang lain. Semua bemo tersebut di atas itu milik pribadi, bukan
milik umum. Untuk menuju bangsa yang bersatu, Anda harus mau memikirkan orang
lain. Harus mau peduli kepada orang lain.
Satu orang
insinyur mesin Indonesia
dapat bekerja menghasilkan sesuatu. Dua orang insinyur mesin masih dapat
bekerja menghasilkan sesuatu. Tiga orang insinyur mesin masih dapat bekerja
menghasilkan sesuatu. Empat orang. lima orang
atau lebih apalagi sampai ratusan insinyur mesin di Indonesia tidak dapat menghasilkan
sesuatu, sebaliknya di tangan ratusan montir mesin jalanan, Jepang dapat maju
melesat menguasai dunia. Anda tahu, bukan? Soichiro Honda adalah montir mesin
jalanan di Jepang. Di Jepang ada ribuan orang seperti Honda. Di Indonesia ada
banyak orang pandai, hanya pandai bicara di ruangan meeting, cabinet meeting
dan segala macam meeting, tetapi hasil meeting tidak berjalan di lapangan
bagaimana seharusnya. Masing-masing pihak hanya dapat berkata, bagaimana nanti
sajalah. Untuk menuju bangsa yang bersatu, kita harus setia dengan komitmen
yang telah kita sepakati sehingga kita mempunyai satu teamwork yang solid.
Negara yang berhasil karena bangsanya mampu membina teamwork yang baik.
Pergesekan
antar agama masih sering terjadi di Indonesia , khususnya Islam dan
Kristen. Di banyak tempat di Indonesia ijin membangun gereja masih terasa sulit
dan yang sudah ada pun tidak jarang jemaat terpaksa terusir dengan alasan
keamanan dan ketertiban, padahal keberadaan gereja tersebut sudah ada selama
bertahun-tahun, bahkan ada yang telah mencapai puluhan tahun. Di Jakarta ada
dua organisasi masa, yang notabene adalah kumpulan orang-orang dari suku
Betawi, mereka beradu kekerasan secara massal, konon diduga rebutan lahan
ekonomi; padahal mereka semua adalah penganut agama yang sama, yaitu Islam. Di
Indonesia bagian timur, di Maluku dan Papua, masih sering terjadi perang antar
suku. Di Sambas, Kalimantan Barat pernah terjadi perang suku yang terhebat
antara suku Dayak dengan suku Madura perantauan. Sering terjadi perkelahian
massal antar warga di subdistrik Johar Baru dan sekitarnya, sekali lagi padahal
mereka penganut agama yang sama, yaitu Islam. Jangan lupa, benih-benih
mewujudkan impian Negara Islam Indonesia
masih ada di antara mereka. Untuk menuju bangsa yang bersatu, kita jangan
sekali-kali mengungkit-ungkit agenda yang telah menjadi harga mati untuk negara
ini, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia . Jangan menggali romantisme impian lama membangun negara agama. Inilah realitas Indonesia yang harus diterima dengan jiwa besar,
bahwa Indonesia mempunyai
pluralisme yang besar, semua suku bangsa di dalam bingkai kebhinekaan, tetapi
tetap di dalam rangka persatuan Indonesia .
Bangsa-bangsa
lain di dunia sudah take off membangun imperium ekonomi, sementara di negeri
ini masih banyak orang yang asyik
berkutat dengan romatisme lama. Ada sementara
orang pada bulan Desember sengaja meninggalkan negeri ini karena tidak mau
bersentuhan dengan Natal
[baca : orang Kristen]. Orang seperti ini tidak layak menjadi pemimpin negara
ini, bahkan memimpin partai politik pun tidak, karena untuk menjadi pemimpin
besar negara ini harus bersedia merangkul semua orang yang berbeda agama, suku,
dan golongan masyarakat. Revolusi harus dilanjutkan untuk membebaskan diri dari
mental perbudakan. Indonesia pada jaman penjajahan Belanda memang sengaja
ditanamkan bahwa siapa saja yang berbeda tidak boleh berada di tempat yang
sama, karena itu ada daerah yang disebut Kauman, yaitu daerah pemukiman orang
Islam, kampung Jawa, kampung Melayu, kampung Ambon, kampong Makassar, dan
seterusnya. Orang yang tidak mau bergaul dengan orang lain yang berbeda
keyakinan sebenarnya dia ada di dalam perbudakan cara berpikirnya yang salah.
Di dalam setiap perbedaan keyakinan pasti ada titik temu untuk bersatu. Orang
yang tidak mau peduli dengan titik temu ini adalah orang yang masih hidup di
dalam perbudakan pikirannya sendiri. Titik temu bangsa ini adalah
gotong-royong.-
Label:
Kebangsaan
Lokasi:
Bekasi, Indonesia
Selasa, 02 Oktober 2012
Udara Sehat Membutuhkan Keseimbangan Komposisi Gas Di Dalam Udara
Udara atau atmosfer adalah adalah satu ruang luas menutupi permukaan
planet dan berisi satu kumpulan bermacam jenis atau hanya satu jenis gas saja.
Misalnya, udara di atas permukaan planet Saturnus berisi gas hydrogen saja.
Udara di atas permukaan planet earth berisi beberapa jenis gas seperti oksigen,
nitrogen, karbondioksida, karbonmonoksida, dan dalam jumlah kecil beberapa
jenis gas mulia seperti helium, neon, dan argon. Oksigen dan nitrogen adalah
dua jenis gas yang dominant di atmosfir bumi. Sejak Revolusi Industri di
Inggris yang dimulai pada abad 19, perlahan dan signifikan volume gas
karbondioksida semakin bertambah dan atmosfir bumi semakin terkontaminasi
sehingga kualitas kesehatan udara di beberapa tempat di bumi ini semakin
menurun.
Setiap kali Tuhan menyelesaikan ciptaan-Nya, Dia selalu berkata, bahwa
segalanya itu baik. Jika komposisi oksigen dan nitrogen di atmosfir bumi berada
pada keseimbangan dikisaran 21 persen dan 79 persen, semuanya itu baik menurut
pemandangan Tuhan. Misalnya, di pegunungan yang tinggi, kisarannya adalah 15
persen oksigen dan 85 persen nitrogen. Di mana pun Anda berada di planet bumi,
maka komposisi kedua gas ini selalu demikian, tetap saja Anda mengonsumsi
oksigen untuk kebutuhan tubuh sekitar separuhnya saja. Mengapa tidak 100 persen
saja oksigen di bumi? Mungkin ada yang mempunyai pikiran demikian. Aku rasa
lebih baik pertanyaannya demikian, mengapa dengan keseimbangan seperti ini
Tuhan mengatakan semuanya itu baik?
Menghirup udara bersih, tanpa polutan adalah baik untuk kesehatan, tetapi
dengan persentase oksigen seperti tersebut di atas, semua benda di muka bumi
sebetulnya mengalami oksidasi. Besi yang terus-menerus mengalami oksidasi akan
mengalami kekeroposan yang diperlihatkan dalam bentuk besi yang berkarat
[ferrioksida] warnanya cokelat tua. Jika manusia menghirup udara yang mempunyai
kadar oksigen 15 persen saja, dalam pengertian bukan karena polutan, efek
oksidasi di dalam tubuhnya semakin berkurang. Dengan mengurangi proses oksidasi
di dalam tubuh manusia, maka efek penuaan dapat diperlambat. Dengan kata lain,
jika kadar oksigen di atmosfir bumi ini, katakan saja 50 persen, proses
oksidasi pun akan meningkat, efek penuaan juga ikut bertambah. Cepat tua itu
identik dengan cepat mati, jika oksidasi semakin ditingkatkan, efek penuaan
juga semakin meningkat, dan itu berarti Anda cepat mengalami kematian. Inilah
sebabnya Anda disarankan mengonsumsi air minum yang mempunyai efek reduksi,
karena air minum seperti ini sehat untuk tubuh Anda, yaitu mengurangi efek
oksidasi. Air minum seperti ini banyak terdapat di pegunungan yang tidak
terkontaminasi dengan polutan.
Orang yang biasa hidup di kota
besar kemudian berlibur ke pegunungan, maka mengalami sesak nafas. Keadaan ini
terjadi hanya karena tubuh belum mengalami adaptasi, dari keadaan padat
oksigen, tetapi mengandung polutan di kota
besar menuju tempat yang sedikit oksigen, tetapi bersih dari polutan. Setelah
Anda mengalami adaptasi tinggal di pegunungan dalam jangka waktu lama, maka
Anda akan mengalami kesegaran fisik yang lebih sehat dibandingkan di kota besar. Bagaimana pun
manusia membutuhkan oksigen untuk proses metabolisme di dalam tubuh sampai pada
batas terendah tidak mengalami oksidasi [thereshold], tetapi kedaan yang ideal,
yaitu padat oksigen tanpa polutan adalah suatu keadaan yang mahal untuk
didapatkan pada zaman serba industri ini.
Keadaan keseimbangan oksigen-nitrogen ini sudah dirancang oleh The Grand
Designer, yaitu Tuhan Yang Mahasakuasa sebelum alam semesta terbentuk. Manusia
berupaya mencari kemungkinan ada kehidupan di planet lain, tetapi sampai sejauh
ini belum menampakkan titik terang. Ada
planet yang sangat kaya dengan nitrogen, tetapi tidak mempunyai oksigen,
sebaliknya ada planet yang sangat kaya dengan hydrogen, tetapi tidak mempunyai
oksigen. Tampaknya hanya bumi saja yang mempunyai oksigen, yaitu gas kehidupan.
Dalam jumlah sedikit oksigen adalah kehidupan bagi manusia, sebaliknya dalam
jumlah banyak adalah racun bagi tubuh manusia. Namun, jangan kuatir, di
atmosfir terbuka Tuhan telah mengatur
batas keseimbangan ini sehingga aman bagi manusia ciptaan-Nya.
Bumi membutuhkan banyak pohon atau hutan yang luas, karena hutan berguna
untuk menyedot gas polutan sehingga kebutuhan oksigen yang dibutuhkan oleh
makhluk hidup di bumi tetap terjaga. The Grand Designer telah menciptakan hutan
luas di Afrika , Brazil ,
dan Kalimantan sebagai perangkap gas polutan
di bumi. Setiap pohon yang ada di bumi harus dijaga kelestariannya demi menuju
bumi yang hijau. Hijau itu sehat.-
Lokasi:
Bekasi, Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)