Selasa, 23 Februari 2016

Pempek Makanan Sehat Dari Palembang

Pempek telok.

Pempek adalah makanan sehat dari Palembang. Pempek yang dibuat dari resep yang benar dan dengan cara yang benar, maka menghasilkan pempek sebagai makanan yang membuat tubuh sehat. Pempek memiliki gizi yang mengaggumkan. Di Jakarta maupun kota-kota besar lain di Pulau Jawa, restoran selalu menambahi dengan kata Palembang. Pempek Palembang. Jadi, seakan-akan ada pempek Surabaya, pempek Semarang, pempek Tanjung Karang, atau pempek Bangkok. Walaupun tidak ditambahkan kata Palembang, makanan ini asli Wong Kito. Orang Palembang menyebut diri mereka sebagai Wong Kito. Sebab pada mulanya orang Palembang "kito bae adonyo di dunio". Ha, ha, ha, ha, ha, ini canda tawa saja. Lima belas tahun aku pernah menghirup air sungai Musi. Well. aku ingin bercerita tentang pempek Wong Kito ini.

Pempek lenggang.

Bahan baku utama dari pembuatan pempek adalah tepung tapioca. Kemudian diuleni dengan air hangat dan dicampur dengan fillet ikan belida yang telah dihaluskan sebelumnya. Pempek yang paling popular dan rasanya paling top adalah pempek kapal selem. Isinya telur bebek atau telur ayam. Wong Kito menyebut telok untuk telur ayam atau bebek, maka pempek jenis ini juga disebut pempek telok. Pempek mempunyai banyak variasi turunan lain, antara lain pempek lenjer berbentuk bundar dan panjang, pempek lenggang, yakni pempek lenjer yang digoreng dengan telur ayam kocok, tek wan, pempek model, pempek kates, yakni pempek berbentuk pastel isinya rajangan papaya muda, dan pempek panggang. Otak-otak bukan pempek, tetapi masih keluarga makanan Wong Kito. Semua pempek dimakan dengan saus cuko yang terbuat dari bahan dasar cuka aren, kecuali tek wan dan model. Model adalah pempek yang diisi tahu dan berkuah, sedangkan tekwan pantas disebut supnya orang Palembang. Lemak nian galonyo [artinya, enak sekali semuanya].

Tekwan.
Dulu, pada dekade 60 ketika aku kali pertama datang ke kota Wong Kito, orang membuat pempek masih menggunakan fillet ikan belida. Puluhan tahun kemudian keadaan sudah banyak berubah. Sekarang aku sudah tidak menetap di kota Wong Kito lagi. Sekarang orang di sana membuat pempek dengan menggunakan fillet ikan ga.bus, tidak lagi dengan belida, sebab mungkin sudah punah dari kali Musi atau sudah sedikit populasinnya. Inilah buruknya kelakuan bangso kito terhadap lingkungan hidup, khususnya Wong Kito. Selama puluhan tahun ikan belida dieksploitasi habis-habisan tanpa memikirkan sedikit pun untuk melakukan budi daya ikan ini supaya tidak punah. Pada masa kejayaan ikan belida, keberadaan ikan ga.bus dianggap ikan yang tak dipandang sebelah mata. Namun, pada saat ini pun populasi ikan ga.bus sedang dieksploitasi habis-habisan untuk pempek. Apakah ikan ga.bus ini akan bernasib sama dengan pendahulunya?

Kehadiran pempek sebagai makanan bergizi sehat tidak dapat dipandang sebelah mata. Ikan ga.bus memiliki gizi sebagai berikut dalam satuan miligram per 100 gram ikan :

  •  Protein, 25,2.
  •  Lemak, 1,7.
  • Kalsium, 62,0.
  •  Fosfor, 176,0.
  •  Vitamin A, 150 [S.I].
Budak betino.
Dibandingkan dengan daging sapi yang memiliki kadar protein 18,8, maka protein yang dimiliki oleh ikan ga.bus jauh lebih tinggi. Dibandingkan dengan lemak daging sapi yang mencapai 14,0, maka lemak yang dimiliki oleh ikan ga.bus jauh lebih rendah. Lemak daging sapi terdiri dari sebagian besar asam lemak jenuh, sedangkan lemak ikan ga.bus adalah asam lemak tidak jenuh. Protein berguna untuk pertumbuhan jaringan tubuh, kalsium berguna untuk pertumbuhan rangka tulang dan kontraksi otot, fosfor bersama kalsium berguna untuk pembentukan rangka tulang dan pembentukan sel-sel otak, dan vitamin A berguna untuk kesehatan mata. Lemak daging sapi yang terdiri dari sebagian besar asam lemak jenuh meningkatkan ancaman tubuh terhadap penyakit jantung koroner. Ikan ga.bus sumber makanan sehat untuk jantung, maka makan pempek Wong Kito aman buat kito galo.-

Jembatan Ampera


Catatan ; orang Palembang menyebut anak perempuan dengan sebutan budak betino. Kalau sudah dewasa, wong betino.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar