Bapak gembala. |
Senin, 15 Februari 2016
Berkat Tuhan Melalui Ulang Tahun Seorang Pastor
Dengan mengenakan baju putih lengan pendek dan
celana panjang hitam berangkatlah dia berjalan kaki menuju Remano Building,
tempat acara ulang tahun berlangsung. Gedung ini sebetulnya gedung serba guna,
yakni digunakan sebagai kantor, untuk resepsi pernikahan, dan untuk kebaktian
minggu. Gedung ini bersebelahan dengan satu universitas besar di kota Bekasi. Sendirian dia
pergi, sebab tidak mempunyai ongkos transport berdua dengan istrinya. Lagi pula
istrinya tidak dapat berjalan secepat dia. Kata orang Jawa, mlakune koyo macan
luwe. Ia tiba di gedung ini lewat lima belas
menit dari waktu yang ditetapkan pengumumuan undangan, langsung ke lantai lima, tetapi di dalam
ruang ini, dia saja yang awal datangnya, lainnya pembantu-pembantu bapak
pastor. Biasa bagi orang Indonesia
dengan waktu yang mulur seperti karet.
Acara ulang tahun bapak pastor Karo ini
sungguh meriah sekali. Ada
banyak tamu perwakilan dari berbagai cabang. Satu di antara cabang-cabang ini datang
dari Bandung
dengan jumlah yang paling banyak. Beberapa asisten bapak pastor ini ada yang
berasal dari Papua. Sebagian besar domba-domba bapak pastor Karo ini adalah
orang Batak. Acara yang paling mengesankan adalah fragmen runtuhnya tembok
benteng Yerikho yang diambil dari kitab Yoshua. Makna dari kisah meruntuhkan
tembok benteng Yerikho adalah merobohkan sikap-sikap negative yang ada di dalam
pribadi orang Kristen, misalnya : iri hati, egois, kerakusan, ketamakan,
fitnah, percabulan, dan tidak sopan.
Acara berakhir kira-kira pukul 21.30 dan
setiap orang yang hadir mendapat jatah satu kotak makanan fast food masakan
Jepang dari resto HOKBEN. Menu terdiri dari nasi putih pulen, sedikit salad, empat
iris eggroll, dan satu sachet sambel. Ia mengetahui istrinya sepanjang hari
belum makan, jadi bingkisan nasi kotak ini diserahkannya untuk istrinya. Lahap
sekali istrinya makan. Donatto sendiri makan apa? Ia sudah sering berpuasa. Donatto,
istri, dan anaknya perempuan tunggal sudah biasa makan dari remah-remah kue.
Bukan kuenya, tetapi remah-remah kue. Istrinya kadang-kadang menerima pesanan
membuat jar cake. Cake dibuat dengan loyang pendek tapi ukuran besar. Cake ini
kemudian ditekan bundar ukuran tertentu, kemudian bundaran cake ini dimasukkan
ke dalam jar, setiap lapisan diberi fresh cream putih dingin. Nah, kelebihan
setelah dipotong-potong bundar, inilah remah-remah yang dimakan. Perempuan
Fenisia berkata kepada Yesus, bahwa anjing juga makan remah-remah roti dari
tuannya.
Label:
Romantika
Lokasi:
Bekasi, West Java, Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar