Senin, 07 Juli 2014
Manuver Petualang Politik Mencari Kesempatan Dan Keselamatan
Membaca atau mendengar kisah petualangan itu
mengasyikkan, apalagi kalau kisah itu ditulis oleh penulis berpengalaman. Aku
penggemar berat kisah-kisah petualangan. Kalau sudah membaca lembar pertama
novel petualangan pasti tidak lepas buku ini sebelum selesai. Ada banyak kisah petualangan, seperti
politik, cinta, penaklukan satu daerah yang yang masih liar dan ganas,
criminal, hukum, dan lain sebagainya. Beberapa penulis kisah petualang yang aku
tahu, antara lain Karl May, Agatha Christy, Frederick Forsyth, Ian Flemming,
John Grisham, Motinggo Boesye, dan masih banyak lagi yang lain. Penulis novel
petualangan mempunyai ciri khas, yakni menulis cerita yang sejenis, misalnya
Frederick Forsyth spesialis intrik politik, harap maklum saja orang ini adalah
bekas wartawan BBC London. Ini yang membedakan penulis novel petualangan dengan
penulis biasa. Misalnya, Karl May seorang Jerman suka menulis kisah petualangan
di daerah liar, Frederick Forsyth menulis tentang petualangan politik, Ian
Flemming menulis kisah petualangan James Bond, Agatha Christy menulis tentang
criminal dari sisi medis, John Grisham menulis petualangan kejahatan dari sisi
hukum, Motinggo Boesye menulis kisah petualangan cinta. Beberapa dari novel
petualangan ini pernah diangkat ke layar lebar [movie].
Kata petualang berasal dari kata dari
tualang. Petualangan, artinya adalah orang nekat mendapatkan sesuatu yang
diinginkannya dengan cara tidak jujur atau setidaknya ada agenda tersembunyi
dalam mencapai tujuannya. Misalnya : satu berlian berharga sangat mahal,
disimpan di dalam brankast di gedung yang dijaga sangat ketat, kemudian seorang
pencuri professional berupaya sangat keras untuk mendapatkan berlian tersebut dengan
memanfaatkan tekhnologi hi-end. Kisah petualangan ini pernah difilmkan dengan
Sean Connery sebagai aktornya. Arti petualangan kedua adalah orang yang
hidupnya menyukai tantangan yang mungkin dapat membahayakan jiwanya. Antara
arti yang pertama dan yang kedua, para pelakunya relative sama banyak, tetapi
dari hasil pekerjaannya saja yang dapat membedakan keduanya. Misalnya seperti
apa? Uang atau harta yang diperoleh dengan cara illegal, pasti cepat habisnya,
sebaliknya untuk arti yang kedua, orang yang telah menyelesaikan satu
petualangan baginya adalah kepuasan batin, seperti menaklukkan pendakian pegunungan
granit setinggi 3000 meter. Petualang selalu menjalani kehidupan di luar kebiasaan
yang dilakukan oleh kegiatan manusia normal pada umumnya, bahkan kalau perlu
mengabaikan semua norma yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam beberapa bulan sebelum pemilihan anggota
parlemen kemudian dilanjutkan pemilihan presiden selalu ada petualang politik. Motivasi
masing-masing petualang berbeda satu terhadap yang lain, bisniz, posisi menteri
di cabinet, posisi ketua komisi di parlemen, ada yang mau cari aman supaya
track record buruk masa lalunya tidak diungkit-ungkit, dan seterusnya. Kalau
membandingkan sepak terjang petualang politik yang ada di dalam buku novel
penulis-penulis ternama, kelakuan petualang politik di Indonesia kasat mata seperti sudah
tidak tahu malu lagi. Amien Rais adalah seorang politisi pada 1998 awal
reformasi di Indonesia sangat anti dengan rezim Orde Baru dan dia menjadi ikon
tumbangnya penguasa rezim ini. Kemudian dia mendirikan partai dengan semangat
reformasi politik yang demokrasi. Namun, sekarang dia merangkul calon presiden
dari seorang figure yang pernah dibesarkan pada era rezim Orde Baru, terlebih
lagi calon ini mempunyai track record yang tidak baik berkaitan dengan masalah
hak azasi manusia dimasa lalu, maka jangan heran ada banyak petinggi partai
yang digagasnya ini telah berpindah
memberi dukungan pada calon presiden
lain.
Seorang pengusaha besar merangkap sebagai
politisi bukan cerita baru, sebut saja beberapa orang ini, Aboerizal Bakrie dan
Jusuf Kalla dari Partai Golkar, sedangkan Surya Paloh dari Partai Nasdem. Indonesia
memang adalah negara demokrasi, maka orang bebas mau menjadi anggota partai
mana saja. Namun, seharusnya engkau telah mengetahui tujuan dan platform
perjuangan partai sebelum bergabung. Segala sesuatu yang bersifat prinsipil
jangan engkau pandang enteng berpindah tempat semudah berpindah makan dari
warung nasi yang satu lalu pindah ke warung nasi lain di seberang jalan.
Orang-orang seperti, Adolf Hitler, Napoleon Bonaparte, Karl Marx, Soekarno,
Martin Luther, dan seterusnya diikuti oleh banyak pengikut sebab mereka hidup
mempunyai prinsip. Ada
seorang pengusaha dan politisi belum lama bergabung dengan Partai Nasdem barangkali
hanya dua tahun saja, kemudian keluar dan bergabung dengan Partai Hanura. Dalam
kampanye calon presiden, orang ini pecah kongsi dengan ketua umum partai
politik yang kedua, sebab orang ini memberi dukungan penuh terhadap calon
presiden yang berseberangan jalan dengan calon yang didukung oleh ketua
umumnya. Calon presiden yang didukung oleh orang ini berasal dari figure yang
dibesarkan oleh rezim Orde Baru. Orang seperti ini mengingatkan aku terhadap
sejenis binatang yang kalau berpindah tempat dan terancam bahaya, binatang ini
segera berubah warna tubuhnya mengikuti warna tempat dia berada sebagai
kamuflase. Binatang apa ini namanya? Namanya, bunglon. Orang yang tidak
berpendirian teguh. Hati-hatilah dengan kehadiran seorang petualang politik,
orang seperti ini jangan diharapkan kesetiaan dari hatinya. Hati nuraninya
sudah tumpul. Mungkin saja orang ini sebelum keluar dari partai politik sebelumnya
memang bicara secara santun :”Gue mo keluar! Good bye deh buat lo!” Juga
mungkin saja sebelum memberi dukungan kepada calon presiden idolanya, dia telah
meminta restu kepada boss-nya yang kedua. Yah, tapi untuk ukuran rasa, tindakan
orang ini jelas tidak etis. Orang ini juga pantas disebut blusukan seperti
Jokowi, tapi blusukan demi kepentingannya sendiri. Orang masuk partai
seharusnya berjuang demi kesejahteraan rakyat melalui garis kebijakan
partainya, bukan demi kelancaran bisniznya. Hati-hati saja memilih calon
presiden, sebab banyak petualang politik seperti ini dengan kekuatan kapitalnya
blusukan menginduksi lingkungannya. Perlu diingatkan, bahwa pada umumnya
pengusaha yang berpolitik adalah petualang politik. Orang seperti ini ketika
menjadi petinggi negara setingkat menteri atau lebih tinggi lagi, maka yang ada
di dalam kepalanya adalah menggemukkan bisniz perusahaannya dengan kekuatan
birokrasi yang dipimpin olehnya. Inilah yang disebut sebagai korupsi kebijakan.
Kata orang Jawa, aji mumpung. Yang diharapkan oleh politisi bunglon, ya sesuai
dengan sifatnya bunglon yang mau cari selamat sendiri secara pribadi atau selamatkan perusahaan kalau calon presiden yang didukungnya berhasil.
Mungkin engkau berkata kepadaku, bahwa aku
mengada-ada saja, sebab petualang politik memang sudah lama ada dari sejak
jaman purba, bahkan Amerika, Prancis, dan Inggris adalah tempatnya para
petualang politik. Betul katamu, bangsa kolonialis adalah petualang politik!
Mereka adalah bangsa-bangsa yang memiliki nasionalisme tinggi, segala sesuatu yang
baik atau buruk dilakukan oleh mereka demi negara mereka, sebab mereka adalah bangsa-bangsa
yang bermental expansive hegemonis, sehingga petualangan politik mereka lebih
banyak dilakukan di luar negara. Misalnya seperti apa? Prancis dan Inggris
membangun tapal batas negara-negara di Afrika semudah membelah kue black forest
ketika negara-negara ini masih berstatus pemerintah colonial. Sesudah Perang
Dunia I Prancis dan Inggris membuat
kesepakatan rahasia untuk membuat tapal batas beberapa negara di Timur Tengah
menurut kepentingan mereka, bukan berdasarkan batas-batas budaya bangsa. Kepentingan
negara-negara colonial melalui petualangan politik yang merugikan bangsa-bangsa
lain. Kuwait
sebetulnya pada mulanya adalah satu kesatuan dengan Irak yang sekarang. Di
Amerika juga pernah ada seorang komisaris perusahaan besar merangkap menjadi
politisi dan sekaligus menduduki posisi menteri. Tapi di sana sikap fanatisme terhadap partai sangat besar,
maka kemungkinan menjadi bunglon juga sangat kecil, sebab mereka mempunyai rasa
malu menjadi manusia tidak berprinsip. Orang yang mempunyai prinsip tidak mau
diberi satu box nasi ayam goreng dan berisi satu lembar uang lima puluh ribu rupiah.
Pada masa Majapahit dalam kejayaan banyak
orang tua memberi nama anaknya dengan nama depan Kebo, seperti Kebo Ijo, Kebo
Anabrang, Kebo Ireng, dan seterusnya. Kebo kependekan sebutan untuk kerbau
adalah binatang yang digunakan oleh pak tani untuk menarik bajak, karena
bertenaga kuat, mudah bersahabat, dan mudah dikendalikan. Jadi, orang tua
memberi nama depan anak dengan Kebo, sebab sangat mengharapkan anaknya nanti
bertenaga kuat, bersikap merakyat, dan mau diatur demi kepentingan masyarakat.
Ketika Raden Wijaya menjadi raja Majapahit, ada orang penting kerajaan bernama
Nambi. Ia dapat menjadi mahapatih bukan karena berjuang mengusir kekuatan
asing, melainkan karena maneuver politik di lingkaran dalam kekuasaan kerajaan.
Kelakuan yang tidak terpuji ini membangkitkan kemurkaan terhadap Ranggalawe
sehingga terjadilah pemberontakan dan berakhir dengan tewasnya Ranggalawe.
Manusia bunglon ada di mana-mana dan ada dari sejak jaman purba. Petualangan
politik selalu memberi dampak kekacauan, pemberontakan, bahkan dapat memicu
peperangan terbuka. Masih banyak di antara orang Indonesia yang belum bersikap
cerdas dan tegas terhadap sesuatu yang bersifat prinsip. Karena kemiskinan dan
kesadaran berpolitik masih rendah bagi kebanyakan orang Indonesia di
level akar rumput, kondisi seperti ini sangat dimanfaatkan oleh petualang
politik yang ambisius dengan cara politik suap uang. Bangkitlah dan mau belajar
terus supaya pikiran terbuka tidak dibodohi terus. Orang yang mempunyai harga
diri tidak bersedia menerima uang yang tidak jelas tujuannya untuk apa. Apa
kaitannya satu box nasi dan ayam goreng dan diselipkan uang Rp 50000,- dalam
kebisingan kampanye calon presiden? Kiranya biarlah hati nurani tidak salah
menjawab pertanyaan ini. Binatang yang bernama bunglon memang bagus dipelihara
di rumah sebagai hiasan, tetapi manusia berperangai bunglon harap dijauhi saja,
walaupun dompetnya tebal penuh uang, sebab engkau adalah rakyat dari bangsa
besar yang mempunyai martabat dan tidak bersedia mengikuti kepentingan manusia
bunglon.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar