Roti dari TUHAN, supaya tetap hidup. |
Senin, 18 Maret 2013
Orang Percaya Diselamatkan Melalui Kematian Kristus
Semua manusia yang pernah hidup
pasti akan mati. Yesus adalah TUHAN yang menjelma menjadi manusia, pada akhirnya seperti manusia biasa juga, Dia telah mengalami kematian.
Well, lho, Tuhannya orang Kristen kok mati, begitu kata mereka yang tidak percaya. Manusia
mengalami kematian setelah dia melawan perintah TUHAN. Perlawanan terhadap
TUHAN disebut dosa karena manusia lebih memikirkan duniawi atau nafsu
kedagingan. Manusia terusir dari hadapan TUHAN karena dosa. Manusia
meninggalkan TUHAN karena sikap ego manusia, ingin mengetahui segala hal yang
seharusnya diketahui oleh TUHAN saja. Upah dosa adalah maut. Maut, artinya mati
total. Mati rohani, mati jiwa, dan mati fisik. Mati rohani, hubungan antara
manusia dan TUHAN yang serupa dan segambar dengan-Nya sudah terputus karena
manusia sendiri yang telah lebih memilih memutuskan diri dengan TUHAN. Manusia
tidak pernah lagi mendapatkan kebahagiaan di dalam jiwanya, karena manusia yang
telah dibelenggu oleh dosa yang ada dalam pikirannya adalah mementingkan
diri-sendiri. Perkawinan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun kemudian
diakhiri dengan perceraian adalah satu bentuk sikap ego manusia; bahkan ada
satu pesta perkawinan dengan biaya pesta milyaran rupiah, berakhir hanya satu
malam saja. Dengan kondisi seperti ini manusia akhirnya letih fisik dan
pikiran, semua yang dilakukan di bawah langit hanya berakhir sia-sia. Manusia
diberi kesempatan hidup oleh TUHAN sampai 70 tahun. Jadi, isilah hidup ini
supaya tidak sia-sia dengan segala sesuatu yang menjurus pada pencarian
kebenaran. TUHAN itu kebenaran sejati.
Supaya
manusia kembali pada citranya semula, yakni segambar dan serupa dengan TUHAN,
maka dibutuhkan pengganti yang setara dengan kematian manusia akibat dosa. Selama
ratusan tahun bangsa Israel
memberi korban penghapusan dosa pada Hari Raya Paskah Besar berupa pemotongan
korban hewan sapi atau domba jantan tak bercacat. Korban penebusan dosa berupa
darah hewan sapi yang tercurah hanya simbolik, bahwa pemberi korban penebusan
dosa telah menerima hidup baru kembali. Darah adalah simbol kehidupan makhluk hidup.
Tanpa darah semua makhluk hidup pasti mati. Darah hewan yang tercurah itu
adalah simbol pengganti kehidupan manusia yang berdosa. Korban penebusan dosa
seperti ini sempat terputus selama lebih kurang 70 tahun ketika bangsa Israel dibuang ke Babel .
Semua yang
takluk pada hukum Taurat pasti akan mati karena dosa, karena hukum ini
diberikan oleh TUHAN kepada manusia sebagai penuntun hidup menuju keselamatan
dari yang semula tersamar atau simbolik menuju pada akhirnya bentuk yang nyata.
Seperti apa bentuk yang nyata itu? Pengganti kematian yang setara dengan
manusia adalah Yesus Kristus, Anak TUHAN yang dalam kesetaraan-Nya dengan
manusia, TUHAN menjatuhkan hukuman atas kemanusian-Nya, tetapi Dia sendiri
tidak hidup menurut daging melainkan hidup menurut Roh. Kristus takluk pada
hukum, tetapi Dia tidak takluk pada maut. Yesus Kristus hadir ke dunia adalah
nyata manusia dan Dia adalah keselamatan itu sendiri.
Kematian
Kristus di kayu salib disaksikan oleh banyak orang sebagai saksi hidup pada
masa itu, satu pasukan tentara Romawi, beberapa perempuan ada di situ, di
antara mereka adalah Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome. Untuk
membuktikan bahwa Dia adalah manusia dan telah mati di kayu salib, seorang
tentara Romawi menusuk lambung-Nya dengan tombak, maka keluar darah dan air. Kematian-Nya
diikuti oleh fenomena alam yang sangat dahsyat pada waktu itu, yakni kegelapan
luar biasa meliputi wilayah yang sangat luas mulai tengah hari sampai kira-kira
pukul 03.00 sore dan disertai gempa bumi. Kalau aku bandingkan, tingkat
kegelapannya mungkin melebihi gerhana matahari total. Mengenai tombak yang
digunakan menusuk lambung-Nya, kemudian hari bahkan ratusan tahun kemudian
timbul mitos, bahwa barangsiapa memiliki ujung tombak ini, maka dia akan
menjadi manusia yang berkharismatik tinggi di seluruh dunia.
Tentang
Kristus semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, dia akan
mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya [KPR x:43]. Setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal [Yohanes
iii:16]. Percaya kepada Kristus bukan hanya perkara keyakinan percaya, bahwa
Kristus mati di kayu salib, melainkan bersedia hidup di dalam persekutuan dengan
orang percaya melalui baptisan air, karena di dalam persekutuan satu sama lain
saling menguatkan iman. Anda mempercayai kematian-Nya adalah iman. Persekutuan
orang percaya biasa disebut gereja. Bandingkanlah ketika bangsa Israel
diperintahkan oleh TUHAN supaya menorehkan darah anak domba jantan tak bercacat
berumur satu tahun pada kedua tiang pintu dan ambang atas setiap rumah. Mereka
semua diselamatkan, tidak ada yang mendapatkan tulah dari TUHAN. Darah anak
domba jantan dan darah Kristus yang tertumpah di kayu salib mempunyai fungsi
yang sama, yakni sebagai meterai. Walaupun hanya dapat didapatkan oleh orang
percaya kemudian hari, keyakinan ini adalah satu penghiburan, bahwa pada akhir
jaman nanti TUHAN akan melihat apakah ada meterai darah Kristus pada dahi Anda.
Semua orang percaya memiliki meterai keselamatan ini, sebaliknya mereka yang
tidak mempunyai meterai ini akan mati selamanya. Yesus telah menguduskan
umat-Nya dengan darah-Nya sendiri sekali dan untuk selamanya.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar