|
Main piano. Ada resonansi, ada gema. |
Definisi resonansi adalah peristiwa bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran gelombang elektromagnetik atau gelombang suara dari luar. Suatu benda, katakan saja satu potong besi dipukul dengan logam besi juga akan menghasilkan gelombang suara yang mempunyai nilai frekuensi tertentu. Setiap benda, baik berbentuk gas, cair, maupun padat mempunyai daya merambatkan gelombang suara. Orang yang menyanyi di kamar mandi suaranya lebih bergema dibandingkan di dalam kamar tidur, sebab air air di dalam bak mengalami resonansi dari suara orang yang sedang menyanyi ini. Peristiwa resonansi yang paling sering kita jumpai adalah bergetarnya udara di dalam resonator pada alat musik, seperti gitar, ukelele, biola, mandolin, siter, dan piano. Semua alat musik ini menggunakan kawat string atau snaar dan masing-masing string dalam keadaan bebas distem menurut level urutan nadanya. Snaar yang dipukul, disentuh, atau digesek membuat snaar bergetar dan getarannya merambat ke dalam resonator, maka udara di dalam resonator turut bergetar dan bergema. Resonansi selalu menghasilkan penguatan suara, sebab ada penggabungan energi gelombang suara di sekitar snaar dan udara yang turut bergetar di dalam resonator. Suara yang dihasilkan akibat resonansi dari alat-alat musik tersebut di atas pasi berbeda satu sama lain, sebab bentuk ruang resonator dan cara menggetarkan snaar berbeda satu sama lain. Walaupun gitar memiliki resonator yang lebih besar dibandingkan dengan biola, biola mempunyai rambatan frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan gitar. Biola yang baik kualitasnya dapat mencapai 200000 Hz.
Suatu bom laut dilemparkan ke dalam laut dan diatur meledak pada kedalaman lima puluh meter. Tepat pada kedalaman tertentu ini, maka bom laut meledak dan menimbulkan getaran gelombang suara yang dahsyat yang merambat di dalam air laut. Walaupun ledakan bom ini tidak langsung mengenai dinding kapal selam, getaran gelombang suara ini membuat seluruh dinding kapal selam beresonansi. Dinding kapal selam yang mengalami getaran hebat dari gelombang suara ledakan bom laut menyebabkan kerusakan mekanik yang sangat hebat di dalam kapal selam, bahkan mungkin dapat menenggelamkan kapal selam ini. Ledakan tidak langsung mengenai dinding kapal selam, tetapi semakin dekat lokasi ledakan, semakin fatal kerusakan yang terjadi di dalam kapal selam. Di sekeliling kehidupan kita ada banyak resonansi. Satu ide yang dikeluarkan dari pikiran seorang pemimpin yang berkemauan kuat, maka ide ini akan mampu menggetarkan jiwa bagi siapa saja yang pikirannya selaras dengan penggagas ide ini. Ada ide yang membangun kebanggaan nasional suatu bangsa, sebaliknya juga ada ide yang menyesatkan rakyat suatu bangsa.
Paulus berkata kepada Timotius, bahwa semua
perkataan yang diilhamkan oleh Tuhan memang bermanfaat untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran. Firman Tuhan adalah perkataan yang diilhamkan oleh
Tuhan, sebaliknya perkataan manusia adalah perkataan yang diilhamkan dari
berbagai sumber hasil residu pikiran manusia lain yang saling mengisi.
Perkataan manusia hasil pemikiran manusia ini biasa disebut filsafat. Baik
firman Tuhan maupun filsafat membawa ide. Orang Jawa mengatakan, bahwa ide itu
adalah pletikan [flash] ilahi yang muncul dari dalam batin seseorang. Pletikan
itu tidak muncul begitu saja, melainkan atas kehendak yang bersifat ilahi. Dan,
pletikan batin itu selalu diturunkan pada orang pilihan Tuhan saja. Pada jaman
purba dahulu kala, Tuhan menyatakan ide ilahi kepada manusia melalui mimpi,
dalam penglihatan waktu malam, ketika orang nyenyak tidur dalam pembaringannya,
maka Dia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran.
Bagaimana engkau mengetahui satu ide itu datangnya dari Tuhan atau Setan?
Lenin di Russia dengan ide komunis bertahan
sampai tujuh puluh tahun. Hitler di Jerman dengan ide ras unggul Aria bertahan
hanya sampai enam tahun, Boeng Karno di Indonesia dengan ide Nasakom bertahan
sampai kira-kira sepuluh tahun, dan Khmer Merah di Kamboja dengan ide
memurnikan pikiran manusia berangkat dari budaya agraris total dapat bertahan
dua tahun saja. Semua ide sekuler manusia selalu kandas dan melahirkan masalah
baru yang lebih rumit.
Ambil satu contoh, bermanfaat untuk mengajar.
Lumrahnya guru mengajar adalah di dalam ruangan klas. Tapi dapat juga mengajar
dilakukan di alam bebas di bawah pohon rindang. Mengajar adalah suatu kegiatan
transformasi pengetahuan supaya orang melakukan satu tindakan yang sesuai
tuntutan moral. Untuk mengajarkan sesuatu seorang guru mengajukan satu topik
yang aktual. Satu topik berangkat dari pembicaraan yang beredar dalam satu
kelompok masyarakat setiap hari dan mudah dipahami oleh yang mendengarnya. Banyak
topik untuk dikemukakan, misalnya korupsi, perselingkuhan, atau kesejahteraan. Seorang
pendeta berkhotbah di mimbar pada satu hari minggu pagi juga dapat disebut
sedang memberi pengajaran. Pengunjung yang hadir di gereja pada kebaktian pagi
terdiri dari dari macam-macam professi. Gereja penuh dari depan sampai ke belakang.
Mereka yang duduk di bagian depan sampai ke tengah mata mereka masih penuh
perhatian terhadap khotbah bapak pendeta yang berapi-api, tetapi yang duduk di
bagian belakang banyak yang dalam posisi berdoa dalam roh, alias tertidur atau
setengah tertidur. Satu di antara yang hadir di sini adalah pejabat tinggi negara,
duduk di bagian belakang, pojok kanan. Bapak pendeta memulai khotbahnya
mengutip dari Kitab Lukas :
Orang banyak bertanya kepada Yohanes
Pembaptis. “Jika demikian, apakah yang kami perbuat?” Jawabnya :”Barangsiapa
mempunyai dua helai baju, hendaklah dia
membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan,
hendaklah dia berbuat juga demikian.” Ada
datang juga pemungut-pemungut cukai untuk dibaptis dan mereka bertanya kepadanya
:”Guru, apakah yang harus kami perbuat?” Jawabnya :”Janganlah menagih lebih
banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu.” Dan prajurit-prajurit bertanya
juga kepadanya :”Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?” Jawab Yohanes
kepada mereka :”Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu
dengan gajimu.”
Bapak pendeta mengucapkan firman Tuhan untuk
siapa saja, tetapi dia seakan mengetahui siapa saja yang hadir di rumah Tuhan
pada minggu ini dan mengetahui pembicaraan faktual yang beredar dalam
masyarakat, maka kalimat terakhir pada kutipan tersebut di atas sangat
ditekankan intonasinya. Pernyataan Yohanes Pembaptis pada kalimat ketiga
ditujukan terhadap orang gajian. Orang gajian adalah orang yang menerima
penghasilan secara rutin per minggu atau per bulan. Pejabat tinggi negara jelas
orang gajian, dan mereka terdiri orang-orang dengan jabatan level atas seperti
perwira tinggi polisi, anggota perwakilan rakyat, atau birokrat. Cukupkanlah
dirimu dengan gajimu, pernyataan ini menunjukkan secara tersirat, bahwa pada
zaman Kristus hidup di dunia banyak juga orang gajian tidak cukup dengan gaji
yang mereka terima. Untuk mencukupi kekurangan ini, maka mereka tidak segan
lagi melakukan tindakan tak bermoral. Zaman sekarang banyak perwira tinggi menerima
gratifikasi sehingga menimbulkan berita miring yang terdengar tidak sedap,
yakni rekening gendut. Cukupkanlah dirimu dengan gajimu, kalimat penyataan ini
diulang sampai tiga kali dengan intonansi yang tajam dan suara yang keras.
Suaranya menggema dan memenuhi ruang gereja. Firman Tuhan itu seperti pedang
menembus jiwa seseorang, demikian kata Simeon seorang tua dari Yerusalem yang
memberkati bayi Yesus. Firman Tuhan yang kena mengena dengan kondisi jiwa
seseorang akan memberi efek resonansi terhadap jiwanya, sebab orang yang
melakukan kejahatan pasti jiwanya tidak tentram. Tangan Tuhan sendiri melalui
pendeta di mimbar seperti pedang menunjuk langsung pada jiwanya.
|
Dounut. |
Aku sering menjumpai perkataan Tuhan yang
tidak aku pahami, tetapi aku tidak pernah bertanya kepada siapa pun, sebab aku
berasumsi, bahwa firman Tuhan pasti benar, tetapi pikiranku yang terbatas ini
belum mendapat pemahaman yang benar. Berdoa saja memohon kepada Roh Kudus
supaya Dia memberi terang dalam pikiranku apa arti perkataan Tuhan yang belum
aku pahami ini. Tuhan selalu menjawab pergumulan ini melalui berbagai cara,
seperti mendengar khotbah dari mimbar, dari radio, membaca buku, koran,
majalah, diskusi, dan sebagainya. Sebelum aku lebih jauh membahas tentang
perkataan Tuhan, sebaiknya engkau menyeduh satu cangkir kopi tubruk dan
menyediakan satu atau dua doughnut besar, sebab membaca posting ini akan terasa
lebih nikmat sambil menghirup kopi tubruk dan makan doughnut. Kalau engkau tak
menyukai doughnut yang bergaya Amerika, makan singkong atau pisang goreng juga
boleh. Dougnut memang enak, tetapi lebih berhati-hatilah makan doughnut di Jakarta, terutama doughnut
jajanan pasar. Demi meraih keuntungan besar pembuat jajanan ini tidak
memperdulikan lagi terhadap kesehatan konsumen yang dirugikan, sebab jajanan
ini digoreng dengan minyak goreng yang telah kadaluwarsa. Inilah yang disebut
korupsi bahan makanan. Dunkin Dougnut yang terkenal menggunakan minyak goreng
yang memang dikhususkan untuk menggoreng doughnut.
|
Kopi tubruk. Temannya dounut. |
Pernah pada suatu ketika yang berkhotbah di
mimbar adalah seorang pendeta bekas dokter spesialis penyakit dalam. Orang ini
berbicara di mimbar dengan topik yang sangat faktual dalam kehidupan masyarakat
terkait dengan gaya
hidup masa kini, yakni penyakit diabetis mellitus. Dari awal dia berbicara
sampai dia mengakhiri pembicaraan semua mata hadirin terkonsentrasi penuh
kepadanya, dari depan sampai orang yang paling belakang semua antusias
mendengarnya. Penyakit diabetis adalah penyakit yang sangat ditakuti oleh
banyak orang, dia adalah ibu dari segala penyakit dalam. Tidak ada yang mau
terkena penyakit ini, maka pembicaraan tentang penyakit ini memang satu
kebutuhan. Hamba Tuhan ini mengajarkan kepada jemaatnya bagaimana hidup sehat
mengikuti cara yang telah diajarkan oleh Tuhan. Aku lupa dari kitab mana dia
mengutip firman Tuhan sebagai acuan. Ia sangat fasih berbicara dalam bidangnya.
Orang yang fasih bicara dalam bidang yang dikuasainya dan masyarakat memang
sangat membutuhkan informasi ini, maka ide-idenya pasti memberi efek resonansi
pada jiwa audiensnya. Hamba Tuhan ini sangat menekankan satu hal penting dalam topic
pembicaraannya, bahwa penderita penyakit diabetis cenderung sangat boros dalam
mengonsumsi vitamin B, sebab vitamin ini dibutuhkan untuk mempertahankan
keberadaan gula yang harus dikonversi ke dalam jaringan tubuh.
Bagaimana perkataan Tuhan dapat memberi efek
resonansi terhadap jiwa seseorang dan dampaknya meningkatkan kesadaran seseorang
untuk meninggalkan kebiasaan buruknya? Satu kata saja terucap dari seorang
pengkhotbah di mimbar dan kata itu sedang menjadi issue sentral di dalam
pikiran seorang pendengar, maka kondisi ini sudah cukup memberikan efek
resonansi bagi jiwa pendengar ini. Satu kata telah mengungkapkan banyak
peristiwa dalam ingatan pendengar ini. Tersentuh hatinya dan bahagia, sebab dia
mendapatkan informasi yang sedang diharapkan. Aku menulis satu posting ini
hampir sebanyak 1500 kata, maka tidak tertutup kemungkinan seorang pengkhotbah
mengucapkan satu atau dua kata ajaib dari 1500 kata ini yang membuat seorang
pendengar tergetar jiwanya. Dengan kata lain, -kata ajaib- ini mengalami tune
in dengan pikiran pendengar ini. Namun, hanya kepada orang yang telah bersedia
membuka hatinya, maka perkataan Tuhan memberi efek resonansi dahsyat bagi
jiwanya.
Semua yang tertulis di dalam Alkitab terdiri
dari susunan huruf-huruf mati menjadi kata-kata dan kalimat demi kalimat,
tetapi semua yang mati ini akan menjadi hidup dan berdaya guna dahsyat,
manakala orang mengimani semua yang tertulis di dalam Alkitab atau mendengar dari
orang lain yang mengucapkan perkataan Tuhan. Satu atau dua kata yang sangat
berkesan sanggup mengubah jalan hidup orang yang tersesat, manakala Roh Tuhan
mempertemukan perkataan-Nya yang sinkron dengan yang diyakini oleh orang ini.
Dalam istilah teologi, pertemuan ini disebut titik temu. Pada masa lalu abad ke
19 banyak khotbah bermuatan mitos-mitos yang masih mengental dalam pikiran
orang Jawa Kristen. Misalnya, Dewi Sri, Ratu Adil, Guru, Panutan, Roh Allah
adalah kata-kata ajaib yang memberi efek resonansi bagi jiwa-jiwa orang Jawa
Kristen pada masa itu. Pada masa kini kata-kata ajaib tersebut tentu telah
bergeser mengikuti perkembangan zaman yang kontekstual, seperti psykotropika,
gratifikasi, globalisasi, go green, batu akik, dan seterusnya. Ketika posting
ini ditulis, banyak orang di Indonesia
khususnya di Jakarta
sedang kegandrungan batu-batu perhiasan jenis akik.
Di dalam diri kemanusiaan Yesus Kristus ada Roh Allah,
maka Kristus disebut Tuhan, Dia adalah Firman yang hidup di tengah-tengah
kehidupan manusia, dan Dia berkuasa menghidupkan huruf-huruf mati itu sehingga hidup
dan meresonansi jiwa orang yang dipilih oleh-Nya. Kehadiran Yesus ke dunia
memang untuk menghidupkan hukum dan menuliskannya di dalam loh-loh daging orang
percaya supaya menjadi kesaksian hidup tentang perbuatan ajaib Tuhan. Namun,
betapa pun hebatnya getaran resonansi kata-kata bijak dan menggema di dalam
jiwa seseorang, telunjuk Tuhan saja yang menentukan seorang berdosa itu
bertobat menerima kebenaran Kristus.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar