Warung Tegal masa kini. |
Sambal goreng kentang Warteg Mas Leman. |
Ayam goreng Warteg Mas Leman. |
Waktu berjalan terus, masalah selalu ada silih berganti, tetapi masalah perut tetap masalah mengelola keuangan menikmati kuliner di warteg. Populasi semakin meningkat sementara voluma bahan pangan, utamanya beras tidak kunjung meningkat, maka kedua kondisi seperti ini menyebabkan kuliner warteg yang paling sederhana pun tidak murah lagi. Harga beras yang menjadi pemicu utama kenaikan harga satu porsi sekali makan di warteg, sebab beras adalah sumber pangan pokok sehingga menjadi variabel yang sangat berpengaruh. Sebelum kenaikan harga beras, beras termurah yang digunakan oleh pengelola warteg adalah tujuh ribu rupiah per liter. Beberapa jenis harga beras dari kualitas bawah sampai kualitas prima mengalami kenaikan harga pada kisaran dua sampai tiga ribu rupiah per liter. Saat ini harga paling murah makan di warteg rata-rata delapan ribu rupiah per porsi. Walaupun makan di sini tidak dapat disebut murah lagi, warteg masih menjadi tempat pilihan kelompok ekonomi lemah, apalagi di saat kantong sedang bokek. Dan, supaya warteg tidak kehilangan pelanggan, maka porsi nasi sedikit dikurangi, harga tetap sama.
Kenaikan harga beras yang signifikan saat pemerintahan Joko Widodo ini dampaknya luar biasa bagi kebanyakan masyarakat ekonomi lemah. Banyak dari mereka tidak mampu membeli beras yang paling murah sekali pun, maka mereka terpaksa makan nasi aking atau terpaksa membeli beras murah untuk orang miskin, tetapi sudah berkutu dan berbelatung. Setiap tahun negeri ini selalu dilanda goncangan harga-harga komoditas yang dibutuhkan oleh rakyat, kalau tidak harga cabai yang naik, harga daging sapi yang naik. Setelah harga cabai turun, sekarang harga beras yang naik. Kita pernah merasakan bagaimana makan di warteg dengan sambal yang tidak berasa pedas, sebab harga cabai bahan baku utama sambal pernah menyentuh sampai 100 ribu rupiah per kilogram. Walaupun makan di warteg tidak murah lagi, eksistensi warteg harus tetap dipertahankan, sebab rakyat masih membutuhkan pelayanan makan murah.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar