Welcome to Serang, Banten [by Nurman_1]. |
Sabtu, 30 November 2013
Revolusi Itu Dimulai Dari Banten?
“Manusia, yang dengan
segala kegemilangannya tidak mempunyai pengertian, boleh disamakan dengan hewan
yang dibinasakan” [Mazmur xlix:21].
Banyak orang telah menduga sejak lama, bahwa keberadaan Ratu
Atut Chosiyah selaku gubernur provinsi Banten adalah hasil penggelembungan
suara pemilih secara illegal; bahkan ada seorang politisi yang terang-terangan
mengatakan, bahwa gelar kesarjanaan yang dimiliki oleh gubernur ini patut
dipertanyakan legalitasnya. Beberapa fakta di lapangan telah menunjukkan titik
terang mengapa orang harus curiga terhadap kemenangannya beberapa tahun yang
lalu, tetapi sulit untuk membuktikannya. Ia anak perempuan seorang jawara
Banten. Kalau sudah mendengar predikat jawara, biasanya berkonotasi buruk dalam
ingatan setiap orang, seperti suka memaksakan kehendak, keserakahan, kerakusan
dan kesadisan, dan seterusnya yang serba negative. Saya jadi teringat dengan
shooting film Saijah dan Adinda yang disutradarai oleh orang Belanda. Satu film
yang menceritakan penderitaan rakyat Banten pada masa penjajahan pemerintah
kolonial Belanda. Namun, film sejarah ini kemudian dilarang diputar oleh rezim
Suharto yang sedang berkuasa dengan alasan dapat mengganggu persahabatan Indonesia
dan Belanda. Sekarang pun dibawah kepemimpinan Gubernur Ratu Atut rakyat Banten
sedang mengalami kondisi ekonomi yang tidak dapat dikatakan menyenangkan. Apakah
benar Ratu ini belanjanya dalam satu bulan 1 milyar rupiah sementara rakyatnya
dalam kemiskinan dan di provinsi ini banyak infra struktur yang rusak? Ironis
sekali kedengarannya, 350 tahun rakyat Banten pernah dijajah oleh bangsa
Belanda dari sejak Cornelis de Houtman menginjakkan kakinya di Banten pada
1596, tetapi sekarang dijajah oleh bangsa sendiri.
Adalah seorang hakim Mahkamah Konstitusi bernama Akil
Mochtar telah menjadi tersangka kasus uang suap dan telah ditahan oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi. Mochtar menerima suap untuk menangani sengketa pemilihan
kepala daerah tingkat II di Lebak, Banten. Bupati Lebak yang sekarang ini masih
bersaudara dekat dengan Atut dan kelanjutan kekuasaannya harus dipertahankan mengingat
wilayah ini memiliki tambang emas. Kepala daerah tingkat II, yakni bupati
adalah jabatan dibawah gubernur, tugasnya membantu pekerjaan gubernur di
tingkat kabupaten. Semua bupati di Banten adalah lingkaran relasi yang sangat
dekat dengan Atut, paling sedikit adalah
saudara tiri. Relasi orang luar mungkin ditempatkan di pos-pos setingkat camat
dan lurah. Inilah yang sering disebut orang sebagai dinasti politik. Dengan
lapis-lapis kekuasaan seperti ini, maka sangat mudah bagi Atut untuk
mengendalikan orang-orang pilihannya demi menggemukkan isi pundi-pundinya.
Sekarang, orang yang menjadi bupati di Lebak masih terhitung saudara dekatnya
telah menjadi tersangka dan ditahan oleh KPK dalam hubungannya kasus suap yang
melibatkan Mochtar. Dan, saat ini Orang Nomor Satu provinsi Banten ini sedang
menjadi saksi dalam kasus korupsi pengadaan alat-alat kesehatan di rumah sakit
umum daerah Banten [RSUD Banten] yang sedang diusut oleh KPK.
Bagaimana dengan belanja Ratu Atut yang kata orang mencapai
1 milyar rupiah per bulan? Gubernur mana yang menghabiskan uang belanja
kira-kira Rp 33000000,- [tiga puluh tiga juta rupiah] per hari selain Atut?
Sudah aku katakan seperti tersebut di atas, bahwa orang Banten [baca : Atut]
menggunakan cara-cara yang dulu digunakan oleh orang Belanda dalam
mengeksploitasi rakyat jajahan. Mungkin belanja 1 milyar rupiah per bulan itu
adalah belanja harian kantor pemerintah provinsi, tetapi dengan kecerdikannya
belanja harian pribadinya dimasukkan ke dalam nota belanja harian pemerintah
provinsi. Berapa persen? Katakanlah 50 persen dan dibagi-bagi dengan orang-orang
terdekat di kantor pemerintah daerah. Apakah tulisanku ini tidak benar? Untuk
apa ratusan mahasiswa di provinsi ini melakukan demonstrasi menuntut Atut
meletakkan jabatannya kalau tidak ada apa-apanya? Dan, biasanya kalau seorang public
figure sudah dipanggil oleh KPK dengan kapasitas sebagai saksi, maka biasanya tak
lama kemudian orang ini akan berubah statusnya menjadi tersangka dan ditahan.
Ditahan? Impian banyak orang Banten, perempuan ini seharusnya ditahan. Abraham Samad dan teman-temannya tidak perlu takut menghadapi provokasi ajian santet, ajian halimunan, dan debus Banten, sebab payung hukum negara berlandaskan Pancasila melindungi mereka dalam menjalankan tugas perjuangan melawan korupsi.
Surya Paloh berkata, bahwa negeri ini membutuhkan semacam
revolusi. Bukan semacam revolusi yang dibutuhkan oleh bangsa ini, melainkan revolusi
sungguhan, yakni menuntut perubahan yang mendasar dan semesta dari Merauke
sampai Sabang. Revolusi belum selesai di negeri ini. Revolusi fisik pada masa
perang kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan telah usai. Revolusi yang
berikut adalah revolusi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia . Yang namanya revolusi
pasti menggetarkan seluruh sendi-sendi kehidupan satu bangsa. Ada banyak revolusi telah terjadi di berbagai
negara. Revolusi Prancis getarannya bukan saja memporakporandakan Prancis,
melainkan gemanya terasa ke seluruh dunia dan effeknya masih terasa sampai
sekarang. Tanpa terjadinya Revolusi Prancis, maka kita tidak akan pernah
mengalami apa artinya negara demokrasi dengan pemerintahan yang dibagi dalam
tiga pilar yang kita kenal Trias Politica, yakni yudikatif, legislative, dan
eksekutif. Keadilan sosial adalan cita-cita luhur bangsa Indonesia , yakni setiap warga negara Indonesia
memiliki kesempatan dalam mendapatkan penghasilan yang merata dan cukup.
Bukankah doa kepada Tuhan bunyinya demikian, berilah kepada kami pada hari ini
makanan yang secukupnya. Jika uang negara yang dikorup oleh birokrat-birokrat
rakus diakumulasikan, katakanlah untuk kondisi di Banten, akumulasi uang negara
ini dapat membangun banyak pabrik yang dapat memberikan pekerjaan bagi ribuan
buruh.
Seorang kepala daerah hidup dalam gelimangan kemewahan
sedangkan rakyatnya hidup dalam himpitan kemiskinan adalah seperti pembunuh
berdarah dingin yang tega menghabisi saudaranya sendiri. Revolusi Prancis pecah
pada abad ke 18 pada puncaknya rakyat dalam himpitan kemiskinan dan kelaparan
hebat sementara Louis XVI dan isterinya Maria Antoinette hidup dalam kemewahan
di istana Vesailles. Revolusi ini pecah ketika ratusan ribu rakyat Prancis
menyerbu benteng Bastille, raja dan isterinya dihukum mati dengan leher
dipancung dengan guillotine. Sejarah sudah menunjukkan, bahwa manusia yang
dengan sekuat tenaga dan dengan berbagai tipu muslihat memperluas dan
mempertahankan kekuasaannya pada akhirnya tumbang juga. Bagi seorang pemimpin yang
di dalam dirinya sudah ada pemikiran pemusatan dan mempertahankan kekuasaannya,
maka dia sudah menumbuhkan embrio kekuasaan yang korup. Pemimpin berkarakter
kuat memperjuangkan idealisme bangsanya, sebaliknya pemimpin berkarakter lemah
dan lama berkuasa cenderung menghasilkan kelompok kekuasaan yang korup. Rezim
Suharto layak disebut rezim korup yang memerintah Indonesia selama 30 tahun. Tidak
ada kekuasaan yang abadi bagaimana pun hebatnya seorang jawara. Untuk segala
sesuatu di kolong langit ini ada masanya. Ada
masanya berkuasa, ada masanya meletakkan kekuasaan dan menyerahkan kekuasaan
kepada orang lain. Barangsiapa takut kehilangan nyawanya, maka dia akan
kehilangan nyawanya. Nyawa bagi seorang koruptor adalah kekuasaannya. Jika seorang pejabat korup kehilangan lapis demi lapis kekuasaannya, dia akan kehilangan kesempatan melanjutkan keserakahannya akan harta. Kekuasaan habis, maka nyawanya pun habis!
Gubernur
dan bupati menjalani masa jabatan hanya dua perioda saja, yakni total 10 tahun.
Tidak masalah! Selama 10 tahun berkuasa, dia telah menyiapkan gubernur
penggantinya, begitu pula dengan bupati-bupatinya telah disiapkan
pengganti-pengganti menurut pilihannya. Ia pasti telah mempunyai paling sedikit
satu perusahaan yang disiapkan untuk beroperasi penuh pada saat di tidak
menjadi gubernur lagi. Korporasinya akan menjadi rekanan kerja baik bagi
proyek-proyek pemerintah daerah maupun perusahaan-perusahaan swasta yang ada di
daerah ini. Ia tentu bukan orang bodoh, maka korporasinya dijalankan oleh orang
lain yang sudah sangat dipercaya dan mungkin dibawah ancaman secara halus. Di
tingkat kabupaten, saudara-saudaranya tentu membangun korporasi dalam skala
yang lebih kecil dengan tujuan yang sama. Siapa pemenang tender rekanan kerja
telah diatur skenarionya oleh the big boss. Inilah kejahatan nepotisme, yakni
siapa saja yang dianggap tidak sejalan dengan the big boss, tidak akan dapat
bagian kue pengerjaan proyek. Di dalam nepotisme tidak ada keadilan sosial,
yang ada adalah semuanya adalah milik saya. Ini milik saya! Itu milik saya!
Yang di sebelah sana
milik saya! Orang sering mengalami kegagalan karena sering mengabaikan sejarah,
bahwa ada orang yang lebih dahulu telah melakukan dan gagal, maka seharusnya
jangan melakukan tindakan yang sama seperti pendahulunya. Rezim Suharto telah
melakukan cara hidup seperti ini, tapi pada akhirnya ambruk, padahal kendaraan
yang digunakan mengawal rezim ini sangat kuat, yakni militer dan birokrat.
Terkutuklah manusia yang hidupnya mengandalkan manusia. Ia yang mengandalkan
kekuatannya sendiri untuk mempertahankan kekuasaan dan memperkaya diri sendiri.
Tidak ada yang tahu bilamana nafsu keserakahan itu berhenti tidak menggoda hati
lagi.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar