Rabu, 30 September 2020

Nonton Film Pengkhianatan G30S/PKI

Aku tidak ingat pada tahun berapa kali pertama menyaksikan film berjudul Pengkhianatan G30S PKI. Tapi yang jelas waktu itu aku masih sebagai karyawan pabrik semen di Citeureup, Gunung Putri, Bogor. Setiap karyawan pabrik tempatku bekerja wajib menonton film ini, bahkan seluruh warga negara Indonesia di Indonesia harus menyaksikan film ini yang disajikan di seluruh stasiun tv di Indonesia. Dan, kami menyaksikan film ini setiap tahun di semua stasiun tv di Indonesia. Kewajiban menonton film ini berakhir setelah presiden ke 2 Republik Indonesia, Soeharto mengakhiri kediktatorannya pada 21 Mei 1998. Presiden RI ke 3, BJ Habibie melalui menteri penerangannya tidak mewajibkan orang Indonesia menonton film ini lagi.

Tidak salah kalau dikatakan bahwa film ini bergenre sejarah. Tapi sejarahnya siapa dan apa saja yang didokumentasikan? Soeharto telah memimpin bangsa ini selama 32 tahun dengan tangannya yang berlumuran darah bangsa ini. Orang seperti ini sedang membangun citra dirinya melalui film Janur Kuning yang bercerita tentang serangan pasukan Indonesia atas Jogjakarta dibawah komando Kolonel Soeharto terhadap pasukan Belanda yang pernah menduduki kota ini. Menurut ahli sejarah serangan ini tidak ada artinya dari pandangan sejarah militer, tapi ahli sejarah mana yang berani mengkritisi film ini. Jenderal Leonardus Benyamin Moerdani adalah Pangab pada jaman Orde Baru pernah mengkritik bisniz anak-anak Soeharto yang mulai serakah. Tak lama kemudian jenderal ini langsung dicopot. Apapun yang dilakukan oleh diktator ini jangan sekali-kali dikritik! Kau dapat dislentik kemudian dicopot kau! Watak diktator di mana-mana memang demikian. Selagi berada di puncak tangga atas seharusnya orang tahu diri untuk memilih tidak mau dipilih lagi, maka pasti akan diingat oleh seluruh komponen bangsa, tetapi dasar orang serakah jalan terus memenuhi nafsu birahinya untuk berkuasa terus.

Sukses melalui Janur Kuning dilanjutkan membuat Pengkhianatan G30S PKI. Masa itu satu rezim penguasa Orde Baru tidak memberi peluang kepada pihak lain untuk membangun negeri ini, karena yang dianggap membangun fondasi bangsa adalah Orde Baru. Soeharto adalah pencitraan Orde Baru. Dalam film ini aktor utamanya adalah Soeharto yang lebih menonjolkan tentang dirinya bahwa dirinyalah sebagai orang paling berjasa menumpas Partai Komunis Indonesia dalang peristiwa berdarah ini, sedangkan yang lainnya hanya sebagai figuran. Soeharto sedang merajut cerita bahwa dirinyalah sejarah pemegang komando utama penumpasan PKI.

Fakta sejarah belum ada kejelasan sampai sekarang siapa pemain utama dalam peristiwa berdarah ini. Ada yang mengatakan bahwa Amerika melaui intelligent agency-nya adalah pemain utama, sedangkan PKI hanya sebagai operator. Buktinya tidak ada. Menurut Cornell University peristiwa berdarah ini adalah urusan internal angkatan darat, karena yang menjadi korban semuanya adalah perwira tinggi angkatan darat. Soeharto juga jenderal angkatan darat sebagai Panglima Komando Strategi Angkatan Darat, tetapi mengapa tidak turut menjadi korban. Dalam film ini tidak ditunjukkan peran sebenarnya Kolonel Abdul Latief dan begitu juga Brigadir Herman Sarens Soediro, Komandan Garnizun. Di mana keberadaan aslinya Surat Perintah Sebelas Maret? Disembunyikan oleh seseorang! Ini surat penting yang ditandatangani oleh Boeng Karno dan apa saja isi surat ini, hanya seseorang itu dan Gusti Allah yang paling mengetahui isinya. Sejarah kelam bangsa ini berkaitan dengan peristiwa paling berdarah ini masih menyimpan misteri yang amat dahsyat. 

Ada satu peristiwa berdarah yang pernah terjadi di Dallas, Texas, Amerika pada 22 November 1963 pukul 10.00 waktu setempat? Presiden John F. Kennedy ditembak oleh Lee Harvey Oswald di dalam mobil terbuka yang melewati rute perpustakaan kota. Peristiwa pembunuhan ini menyimpan sangat banyak misteri yang tak pernah terungkapkan sampai sekarang, semua orang yang layak dicurigai sudah pada mati. Lima puluh tujuh tahun setelah peristiwa ini berlalu dan seperti biasa peristiwa besar yang tak kunjung ada penyelesaian, maka polisi federal melakukan "closed file". Akankah peristiwa berdarah yang pernah terjadi di negeri ini juga akan mengalami closed file? Menurut perhitungan di atas kertas peristiwa 1 Oktober 1965 early morning sudah tergolong closed file.

Masih pada jaman Orde Baru ada film aksi yang diperankan oleh Silvester Stallon, yakni Fist of Blood artinya darah yang tertumpah. Ia berperan sebagai John Rambo, ex Green Barette, dan pahlawan perang Viet Nam. Stallon pernah main beberapa film sebelumnya, tetapi film ini yang sangat mengangkat popularitas namanya, bahkan Presiden Amerika Ronald Reagen sampai menggemari film ini. Presiden RI ke 5 pun juga menggemari film ini. Sudah berapa kali film ini diputar oleh stasiun Trans TV. Aku tidak ingat sudah berapa kali menyaksikan film ini. Apakah film Rambo ini tergolong film sejarah? Genrenya tergolong film sejarah yang dikemas dalam kehidupan sipil di Amerika Serikat. Sejarah itu bicara tentang fakta dan fakta itu ada bahwa pernah terjadi peperangan di bumi Viet Nam, Viet Nam Utara dibantu oleh Rusia, sebaliknya Viet Nam Selatan dibantu oleh Amerika Serikat. Kita tidak ada yang tahu apakah figur John Rambo pernah ada atau hanya rekaan penulis novel atau rekaan sutradara semata. Tidak tergolong film dokumentasi karena peristiwa yang terjadi dalam film ini bukan peristiwa riil.

Menyaksikan film Pengkhianatan G30S PKI tidak bedanya menyaksikan panggung sejarah yang direka-reka demi keserakahan satu dinasti yang pernah berkuasa di negeri ini dengan satu harapan ketika sudah tidak berkuasa lagi, maka nama dinasti Soeharto sangat harum di mata rakyatnya. Sesuatu disebut sejarah bangsa kalau memang ada faktanya. Seharusnya sejarah itu diabadikan melalui media cetak atau selullose ketika pelaku sejarah sudah mati dengan demikian tidak ada interfensi penulisan fakta-fakta sejarah dari pelaku sejarah. Diktator ini mungkin berpikir kekuasaannya disebut selesai adalah sampai malaikat Tuhan mencabut nyawanya dan rakyat diharapkan menangisi kepergiannya ke alam maut. Namun, sebelum nyawa diktator ini lepas dari tubuhnya, Gusti Allah Sing Mohokuoso mencabut kekuasaannya dengan cara yang sangat tidak mulia. Ia dipaksa turun melalui demonstrasi mahasiswa besar-besaran di Jakarta. TNI-AD yang selama 32 tahun membentengi kekuasaannya tidak dapat membendung kekuatan rakyat. Akhir sejarah kekuasaannya yang belum terabadikan lewat film. Menurutku dari pada melihat banyak kebohongan dalam film ini lebih baik menyaksikan film Fist of Blood, Stallone atau menyaksikan film Patriot, Mel Gibson.-

==================================

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar