Jumat, 12 Juli 2019

Kritik

Pada suatu hari ada seorang perempuan tetanggaku berkata kepada istriku, bahwa kalau Tini itu bukan kakak istriku, pastilah perempuan yang bernama Tini ini akan didampratnya. Apa masalahnya? Begini duduk persoalannya, perempuan tetanggaku ini mengajarkan kepada istriku cara membuat wajik langsung sekalian demo. Hasilnya? Enak! Tidak mengecewakan. Keesokan harinya tanpa sepengetahuan istriku, kakak istriku ini menemui perempuan tetanggaku ini dan berkata bahwa wajik buatannya kurang ini dan kurang itu. Perempuan tetanggaku tidak terima dengan segala ucapan kakak istriku ini.

Perempuan tetanggaku ini orang Magelang  dan umurnya kira-kira 50 tahun. Magelang terkenal sebagai kota di mana Akademi Militer Indonesia berada dan terkenal dengan kue wajik yang menjadi ciri khas kota ini. Di kota ini yang terkenal adalah wajik dengan brand Nyonya Kweek. Bagi kebanyakan orang kota ini, wajik adalah makanan yang lumrah dibuat oleh orang di sini. Ibaratnya, orang Magelang tentu lebih banyak tahu cara membuat wajik dibandingkan dengan orang Palembang atau orang Minang. Begitu logikanya, bukan? Aku juga harus mengakui jujur, bahwa temanku laki orang Palembang lebih piawai membuat pempek dibandingkan denganku orang Blitar, walaupun aku pernah menetap di Palembang selama lima belas tahun. Aku tahunya makan pempek. Jadi? Jangan mengajarkan kepada buaya bagaimana seharusnya berenang. Apa yang telah dilakukan oleh kakak istriku itu namanya kritik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kritik artinya kecaman atau tanggapan yang kadang-kadang disertai pertimbangan baik atau buruk. Tidak semua orang dapat menerima kritik, walaupun disertai alasan logis, apalagi feeling sedang tidak mood disodori kritik, jadinya seperti menyiram satu pletikan api kecil dengan bensin. Langsung kebakaran besar. Mau bicara tentang kritik rasanya kurang lengkap kalau tidak menyertakan romo Suseno dalam bukunya Etika Jawa. Bukan kebetulan juga pelaku cerita di atas adalah orang-orang Jawa, maka aku mau bicara sedikit beretika dalam memberi kritik. Kritik dapat dilakukan oleh berbagai etnis dan bangsa mana pun. Jaman sekarang anak saja sudah berani memberi kritik kepada orang tua. 

Lima puluh tahun yang lalu dalam dunia pendidikan tinggi ada satu istilah yang disebut dosen killer. Siapa saja yang berani mengeritik kepada seorang dosen, maka bersiaplah menjadi mahasiswa abadi alias tidak pernah menyelesaikan kuliahnya pada waktunya. Jangan mengeritik, terima saja apa kata bu dosen, baik atau buruk yang penting lulus (Ashadi Siregar, novel, Jakarta : 1976). Hasilnya? Setelah bertahun-tahun mereka digembeleng untuk menyenangkan hati dosen the killer, maka jadilah mereka pekerja-pekerja bermental "yes man" atau asal bapak senang selama enam dekade kepemimpinan Bapak Orde Baru. Kritik untuk membangun pasti okay? Seperti apa kritik untuk membangun? Benny Moerdani adalah jenderalnya Soeharto yang disegani di antara sesama jenderal pernah dengan beraninya di hadapan "Pak De"nya ini mengkritik secara empat mata perilaku bisniz anak-anak laki Soeharto. Hasilnya? Ia dicopot tak lama kemudian (Salim Said, Bandung : 2014, hlm. 325). Suatu kondisi kritis tidak dapat dibiarkan berlarut-larut yang dapat mengancam kerukunan, maka diperlukan pula suatu terobosan untuk mengatasi kondisi kritis. Membutuhkan keberanian luar biasa untuk mengkritik orang yang sangat berkuasa pada waktu itu, walaupun mungkin menyadari bahwa dirinya siap menjadi tumbal.

Romo Suseno berkata, bahwa para orang tua supaya mendidik anak-anak mereka berani untuk berbicara. Dan, romo selanjutnya juga berkata bahwa dari sejak dini anak-anak dididik apa artinya menjaga kerukunan. Kerukunan dimulai dari keluarga inti, yakni ayah, ibu, dan anak-anak. Masyarakat adalah kumpulan keluarga-keluarga berantakan, agak rukun, dan rukun benaran. Keluarga-keluarga rukun relatif lebih mudah bersosialisasi, sementara yang berantakan cenderung menutup diri dan akhirnya tersisihkan sebagai orang-orang tertolak di tengah suatu masyarakat. Keluarga-keluarga perlu rukun, maka itu disebut rukun tetangga. Apa sih yang disebut rukun?

Rukun berarti kondisi tenang dan tenteram. Kondisi seperti ini dapat tercapai, apabila individu-individu lebih mengutamakan kepentingan kelompok. Dan, kondisi seperti ini dapat tercapai, apabila satu terhadap yang lain saling menghormati. Individu-individu yang lebih muda usia mendahulukan mereka yang lebih senior, sementara yang lebih tua bersikap mengayomi yang lebih muda. Realitas Injil mengatakan demikian, hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, dan hormatilah raja. Raja? Engkau menempatkan dirimu menghormati orang yang lebih dimuliakan, bukan semaumu sendiri. Semua suku bangsa di Indonesia memegang prinsip saling menghormati berdasarkan strata sosial. Pada beberapa suku bangsa di Indonesia membuka isi hati secara terbuka terlebih terhadap orang yang dituakan, maka tindakan ini dapat menimbulkan ketidaktenangan lingkungan. Lebih baik duduk manis tidak berbuat apa-apa daripada bertindak tapi menimbulkan kondisi tidak tenang. Namun, sekiranya engkau memang terpaksa harus memberi kritik, maka haruslah engkau menggunakan idiom-idiom untuk menjaga perasaan orang lain. Inilah yang dimaksudkan oleh romo Suseno, engkau mempunyai keberanian berbicara, sebaliknya engkau juga menghormati orang yang engkau ajak bicara supaya kondisi tenang dan tenteram tetap terjaga. Idiom itu seperti ini contohnya :"Black forrest cake yang ibu buat itu sudah enak, tapi tentu akan lebih enak bila ditambahkan sedikit kirsch wasser."

Pada masa kini kritik tidak lagi untuk menegur seseorang atau institusi supaya bekerja lebih baik lagi, melainkan mengumpulkan kekurangan atau kesalahan orang lain untuk menjatuhkannya. Ketika William Earl Clinton atau yang lebih dikenal dengan Bill Clinton mencalonkan diri menjadi presiden Amerika Serikat ke 42, ada satu issu politik yang dipakai oleh lawan politiknya, yakni issu Perang Vietnam. Ketika perang Vietnam sedang berkecamuk dari 1960 - 1975, dia memang tidak ikut terjun dalam peperangan ini, tapi dia dapat menepis kritik atas issu ini. Kasus kedua, ketika Joko Widodo mencalonkan diri menjadi presiden Republik Indonesia untuk perioda ke dua, dia diterpa dengan berbagai kritik untuk menggagalkan pencalonannya, antara lain : pemerintah yang lamban menghandel bencana, dekat dengan pemerintah Tiongkok, menjual negara ke Tiongkok, pernah menjadi anggota Partai Komunis Indonesia, ada keturunan Tionghoa, dan melakukan kebijakan ekonomi yang salah. Serangan kritik yang semakin menggunung adalah realitas kehidupan, semakin tinggi kedudukanmu sebagai public figure, maka semakin banyak mendapat serangan kritik. Hanya orang yang bermental negarawan yang mampu menghadapi serangan kritik bertubi-tubi. 

Di negeri ini paling tidak ada dua orang ahli ekonomi makro dan satu orang ahli politik yang gemar memberi kritik kepada pemerintah yang dinilai salah dalam menentukan kebijakan ekonomi. Rasanya mereka tidak bahagia kalau satu hari saja tidak memberi kritik. Lebih baik dalam kehidupanmu sehari-hari menjadi garam dan terang bagi lingkunganmu daripada memberi kritik yang mungkin justeru menciptakan kondisi yang tidak tenang dan tenteram. Jangan menuntut orang lain untuk berubah karena kritikanmu, sebaliknya perubahan dimulai dari dalam pribadimu terlebih dahulu. Berprestasi tentu lebih baik daripada sering melemparkan kritikan kepada orang lain. Keluarkanlah dahulu balok dari dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata orang lain (Matius vii:5). Sebagai penutup tulisanku ini, aku menyajikan singkat kisah sejarah yang pernah terjadi di Jawa Timur, yakni kisah pemberontakan Rangga Lawe (Mulyana, Yogyakarta : 2005, hlm. 207).

Rangga Lawe adalah seorang ksatria, anak bupati Sumenep, Wiraraja yang menetap di Tuban. Ia termasuk ikut berjuang bersama Raden Wijaya mengusir tentara Tartar Kubilai Khan keluar dari pulau Jawa. Lama setelah tentara Tartar terusir dari pulau Jawa, dia datang ke kerajaan menghadap Raden Wijaya, raja Majapahit pertama bergelar Kertarajasa Jayawardana. Di hadapan raja dengan basa-basi kerajaan sekedarnya dia langsung mengutarakan kritik tajam sebagai bentuk kekecewaan yang amat sangat mengapa bukan dia atau Lembu Sora, pamannya yang diangkat menjadi patih.

Memberi kritik tajam dan secara terbuka di hadapan raja dan pembantu-pembantu raja adalah suatu tindakan yang sangat lancang, tetapi siapa yang berani menghadapi Rangga Lawe, pahlawan perang dari Madura yang masih mempunyai pasukan di Tuban. Rangga Lawe adalah orang lapangan yang punya pengalaman tempur yang tak bisa dipandang enteng dan raja masih menghormatinya. Ibaratnya, dia itu panglima komando daerah militer yang dapat menggerakkan pasukannya untuk melawan kerajaan. 

Demi menjaga wibawa raja, Kebo Anabrang, komandan pasukan Majapahit perang tanding melawan Rangga Lawe di sungai Tambak Beras. Dua orang sakti dan berpengalaman perang kini berhadapan face to face. Lawe kalah dan mati berdarah-darah di tangan Anabrang. Tidak tega melihat keponakannya mati teraniaya, Lembu Sora meloncat ke sungai menikam Anabrang dari belakang dengan kris, tembus ke tulang belikat dan mati. Lembu Sora seharusnya dihukum mati menurut KUHP kerajaan, tetapi oleh kebijakan raja, dia dihukum buang, artinya dia tidak boleh melihat Majapahit lagi selamanya 

Hati-hati untuk memberi kritik!!! 

Sumber-sumber pustaka :
Siregar, Ashadi, Cintaku Di Kampus Biru, Novel, Jakarta, 1976.

Film Cintaku Di Kampus Biru, sutradara : Ami Priyono, Yogyakarta, 1976.

Suseno, Franz Magnis, Etika Jawa, Jakarta : Gramedia, cetakan III, 1988.

Muljana, Slamet, Menuju Puncak Kemegahan : Sejarah Kerajaan Majapahit, Yogyakarta : LKIS, cetakan I, 2005.

Said, Salim, Dari Gestapu Ke Reformasi, Bandung : Mizan, cetakan III, 2014.


2 komentar:

  1. Thank for sharing,. sukses terus ..
    Kunjungi juga http://bit.ly/2MWiao7

    BalasHapus
  2. AJO_QQ poker
    kami dari agen poker terpercaya dan terbaik di tahun ini
    Deposit dan Withdraw hanya 15.000 anda sudah dapat bermain
    di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
    - play aduQ
    - bandar poker
    - play bandarQ
    - capsa sunsun
    - play domino
    - play poker
    - sakong
    -bandar 66
    -perang baccarat (new game )
    Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
    PROMO MENARIK
    di sini tempat nya Player Vs Player ( 100% No Robot) Anda Menang berapapun Kami
    Bayar tanpa Maksimal Withdraw dan Tidak ada batas maksimal
    withdraw dalam 1 hari.Bisa bermain di Android dan IOS,Sistem pembagian Kartu
    menggunakan teknologi yang mutakhir dengan sistem Random
    Permanent (acak) |
    Whatshapp : +855969190856

    BalasHapus