Senin, 21 Maret 2016

Melayani Gereja Dengan Margepe

Orang Kristen harus bersungguh hati melayani Tuhan untuk menunjukkan respolisbilitas imannya. Iman tanpa disertai perbuatan yang tulus adalah suatu kehidupan rohani yang mati. Ibadat sejati adalah persembahan tubuh orang percaya sebagai persembahan yang hidup berupa tenaga dan waktu untuk Tuhan. Iman mengalami pertumbuhan luar biasa, semakin besar dan kokoh di dalam suasana persekutuan orang Kristen atau gereja. Gereja artinya komunitas atau sarana berkumpul bagi orang Kristen. Kegiatan persekutuan meliputi pemahaman firman Allah, doa bersama, diskusi, dan berbagi pengalaman rohani. Aku juga ingin menyumbangkan sesuatu untuk persekutuan ini supaya iman bertumbuh melalui melalui ibadat yang benar. Apa, ya, yang aku ingin berikan untuk menyenangkan hati Tuhan? Aku ingin melayani Tuhan dengan margepe. Margepe memang satu nama yang sudah ngtop sebab sudah dikenal lama di bumi Nusantara.

Martabak adalah satu jenis makanan tergolong jajanan pasar yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Ada dua jenis martabak, yakni martabak telor dan martabak manis.  Dari segi bisniz kehadiran kedua jenis martabak ini sudah teruji sebagai makanan favorit yang dapat bertahan terhadap gejolak ekonomi. Orang Minang yang pertama kali bikin popular martabak manis. Kira-kira empat puluh tahun yang lalu orang hanya mengenal nama martabak Padang adalah martabak manis. Kemudian berjalan dengan waktu bermunculan nama-nama seperti, martabak Bangka, Bandung, San Francisco, …. yang belum ada adalah martabak Amsterdam. Margepe tergolong martabak manis, akronim dari martabak gepeng. Bentuknya bundar menyerupai serabi Bandung dengan diameter sebesar 12 centimeter. Terbuat dari tepung terigu, susu cair atau santan kental, gula pasir, garam, margarine, dan pengembang natriumbikarbonat [dapat juga dengan ragi]. Filler dapat berupa keju parut, muises, blueberry, atau strawberry. Disajikan dalam keadaan dilipat setengah bundaran. Ketebalan kira-kira setengan centimeter. Gepeng artinya tipis. Martabak Bandung atau Bangka tebalnya mencapai tiga centimeter.

Aku mengucap syukur kepada Tuhan yang memuliakan hidupku dengan talenta yang aku miliki. Tuhan memberi jalan kepadaku untuk membuat margepe. Aku mendapat resep dari sorga sehingga berhasil membuat margepe. Sebetulnya resep dasarnya aku dapatkan dari internet kemudian aku revisi berulang kali sampai pada formula yang sekarang aku pakai ini. Martabak banyak ditawarkan di mana-mana, tapi margepe tetap martabak yang beda. Beda bentuk dan beda rasanya. Rasanya? Aduhai, mo! Merayang, mentul-mentul seperti spring bed diduduki oleh bokongmu. Anakku perempuan adalah penikmat kuliner yang cukup terandalkan lidahnya. Kalau dia mengatakan, bahwa suatu makanan enak, memang betul enak. Martabak racikanku yang kali pertama kubuat tak enak, katanya, maka dia juga mengatakan tak enak dengan sejujurnya. Bermula seorang ibu gembala dari satu gereja di Bekasi mau mengadakan acara doa bersama membutuhkan konsumsi snack. Istriku menawarkan snack berupa margepe dan macaroni schottel. Ibu gembala deal dengan usul istriku. Order snack berjumlah seratus kotak, berarti seratus margepe. Menurut estimasi membutuhkan kira-kira lima jam untuk menyelesaikan seratus margepe. Untuk melayani Tuhan aku siap bekerja. Melayani gereja adalah melayani Tuhan. Selesai acara doa bersama snack dibagikan. Dahsyat, man! Haleluyah. Margepe paling banyak dimakan duluan.

Tidak pantas tangan dibiarkan menganggur sementara aku juga membutuhkan uang untuk membayar listrik dan air minum. Aku berdoa kepada Tuhan supaya diberikan pekerjaan nyata yang menghasilkan nafkah. Ia mendengar seruanku yang setiap hari aku ucapkan, maka Dia memberiku pekerjaan membuat margepe. Ibu gembala tersebut di atas adalah penikmat pertama margepe. Ibu gembala ini sudah sering memesan roti kepada istriku juga untuk keperluan doa bersama. Terima kasih Tuhan. Tuhan Yesus setia, dia sahabat kami, setia memelihara hidup kami sampai selama-lamanya. Margepe dapat menembus online melalui bantuan anakku perempuan yang telah memiliki lebih dahulu penjualan online frozen foods. Pembeli pertama online berasal dari daerah Bintara, Bekasi pada pertengahan Maret. Kemudian menyusul seorang mahasiswi di Jakarta. Satu kemasan berisi delapan margepe dijual seharga IRD 24000, filler berupa muisses, cheese parutan, atau strawberry. Apakah engkau akan menjadi pembeli berikut? Jangan lewatkan kesempatan ini! Segera hubungi : LINE 0877 8121 7998 a/n Yemima Raissa Kusumawardhani. Bank account BCA : 0950474891 a/n Hengki Budi Prasetyo. Money first, margepe on your hand. Ongkos kirim ditanggung sendiri oleh pembeli dengan GOJEK.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar