Selasa, 23 Juni 2015
Ketika Suzan Tidak Berjualan Fettuccini lagi
Spaghetti memang makanan khas Italia, tetapi
sebenarnya dunia kuliner Italia bukan hanya spaghetti. Fettuccini juga makanan
berasal dari Italia, tetapi belum sepopuler spaghetti. Seperti apa ya bentuknya
fettuccini? Bentuknya dalam keadaan mentah seperti batang-batang pipih
menyerupai kwetiau. Cara mengolah fettuccini juga menyerupai kwetiau, yakni
masakan orang China .
Rebus air sampai mendidih, tambahkan garam satu sendok teh saja, dan kemudian
masukkan fettuccini ke dalam air mendidih ini. Biarkan selama tujuh menit.
Angkat dan tiriskan dari air rebusan, tambahkan di atas fettuccini ini tiga
sendok margarine atau boleh juga minyak goreng biasa supaya satu sama lain
tidak lengket saja. Lalu apa saja bumbu untuk masakan ini? Bawang Bombay dan
bawang putih dirajang halus, bubuk pala, daun basil dan oregano, merica, garam,
daging sapi asap dirajang kasar, keju diparut, dan susu cair tanpa gula. Semua
bahan dalam tumisan ini diaduk rata. Masukkan fettuccini tadi ke dalam adonan
bumbu ini. Aduk rata. Bagi rata ke dalam masing-masing dua puluh kotak stearofoam
ukuran 10 x 20 centimeter. Di bawah kotak ini dialasi dengan lembaran plastik
bening yang biasa digunakan untuk membuat kue lapis. Bagaimana rasa fettuccini?
Rasa fettuccini adalah kombinasi gurih, pedas, dan fatty. Bagi yang senang
pedas tambahkan saja merica, sebaliknya bagi yang senang gurih tambahkan saja
daging asap atau keju.
Restoran yang menyajikan kuliner Italia telah
tersebar di banyak tempat di Jakarta dan
kota-kota sekitarnya, seperti Bogor ,
Tangerang, dan Bekasi. Lidah orang Jakarta
sudah terbiasa dengan cappuccino numero uno, pasta, dan pizza. Aku sendiri
telah mengenal kuliner Italia ini ketika usiaku dua puluh lima
tahun di satu kota
kecil, kira-kira 10 kilometer di sebelah timur Pa.lem.bang. Lidahku selaras
dengan selera Italia. Fettuccini belum begitu lama dikenal di kalangan anak
muda Jakarta
dibandingkan dengan spaghetti atau macaroni. Orang Jakarta
atau mungkin juga orang Indonesia
adalah pelahap makanan dari negara mana saja. Makanan orang Russia dan Uganda saja yang belum ada. Ada lima jenis kuliner di
luar kuliner Indonesia yang dikenal
di Jakarta , yakni Cina, Amerika, Italia, India ,
dan Arab. Sementara kuliner Jepang, Prancis, Spanyol, dan Mexico hanya di beberapa tempat
tertentu dan masih dipandang kuliner mahal kalangan atas. Kuliner Italia seperti spaghetti dan fettuccini tergolong mudah
dibuat dan cepat disajikan, maka layak disajikan sebagai masakan gaul di
kalangan anak muda di kota metropolitan Jakarta .
Anakku perempuan, Suzan, tidak terasa selama
tiga tahun telah menjadi siswi sekolah menengah atas Kristen di Jakarta Timur. Tuhan
memberi penghidupan kepada kami melalui berjualan roti dari sejak anakku
bersekolah di sekolah dasar Kristen di Jakarta Timur ini. Roti kami buat
sendiri di rumah, semuanya jenis roti manis. Memasuki tahun ketiga bidang studi
sosial, dia mulai berjualan fettuccini di sekolah melayani permintaan
teman-temannya. Sebenarnya sekolah mempunyai peraturan, bahwa siswa tidak diijinkan
terlibat kegiatan berjualan di dalam lingkungan sekolah, tetapi selama satu
terakhir ini pihak menejemen sekolah diam saja. Ia dan seorang temannya
perempuan saja, dua siswi yang berjualan di dalam lingkungan sekolah. Paling
sedikit satu minggu sekali dia membawa dua puluh parcel fettuccini untuk dijual
ke sekolah. Banyak temannya di klas dua belas merasa puas dengan rasa
fettuccini yang dijual olehnya. Walaupun ada larangan kegiatan berjualan kepada
siswa, ada saja beberapa guru sekolah ini memesan fettuccini kepadanya. Melalui
berjualan kuliner Italia ini, dia mendapat uang lebih banyak selain uang saku
rutin yang diterimanya.
Ternyata berjualan fettuccini ini telah
membuka wawasannya tentang bisniz. Ia mengeluarkan ide-ide cemerlang tentang
bisniz. Aku sendiri tak pernah berpikir sejauh ini tentang bisniz, sebab aku
memang bukan pelaku bisniz sejati. Ia memang mempunyai impian tinggi menjadi
mahasiswi sekolah tinggi menejemen bisniz. Lingkungan kuliner telah membuatnya
menjadi familiar untuk berbisniz bidang kuliner. Fettuccini yang dijual oleh Suzan
tergolong murah dibandingkan dengan yang dijual di restoran Italia yang ada di
kawasan Menteng, sebab dia memberi susu, keju, dan daging asap lebih banyak dan
porsinya juga lebih banyak. Aku memahami kalau dijual dengan harga dua kali
dari harga yang sekarang, tak ada teman-temannya yang bersedia membeli sebab
dianggap mahal. Harga satu piring kecil fettuccini di restoran Italia di
Menteng adalah tiga kali dari harga jual yang ditawarkan olehnya. Dengan kata
lain, kegiatan jualan ini lebih focus sebagai harga persahabatan demi tambahan
uang saku anakku perempuan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar