Rabu, 30 April 2014

Yesus Menderita Sengsara Karena Konspirasi Politik Di Palestina

Pontius Pilatus memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki [Matius 27:18].

Sesuai menurut penyataan iman rasuli, yakni percaya, bahwa Yesus menderita sengsara pada waktu pemerintahan Pontius Pilatus yang menjadi gubernur wilayah jajahan Romawi di Palestina. Berbicara tentang pemerintahan berarti berbicara tentang kekuasaan dan kekuasaan adalah kendaraan untuk mencapai tujuan pilihan politik orang yang sedang berkuasa. Manusia sesungguhnya tidak mungkin terlepas dari dunia politik, sebab politik adalah satu dari banyak aspek yang mengelilingi kehidupan manusia. Di Indonesia setiap lima tahun orang mengikuti pemilihan calon legislator dan calon presiden dan wakil presiden. Kemudian disusul pemilihan kepala daerah, yakni gubernur dan wakil gubernur, selanjutnya bupati dan wakil bupati. Politik sendiri dalam arti yang terbatas berarti kepentingan. Tapi mendekati dan berbuat baik terhadap seorang ibu yang mempunyai anak perempuan cantik untuk dijadikan calon isteri tidak tepat dikatakan mempunyai strategi politik. Pernyataan yang tidak lazim. Urusan politik biasanya untuk kepentingan yang sangat luas dan jangka panjang. Misalnya, Salomo menikahi banyak perempuan dari bangsa kafir sebagai strategi politik supaya kerajaan tidak diganggu oleh kerajaan lain yang lebih kuat. Majapahit menjadi semakin lemah karena strategi politik yang dijalankan oleh Kerajaan Islam Demak dengan cara memberi umpan perempuan Cina menjadi isteri petinggi-petinggi Majapahit.

Ada asumsi yang mengatakan, bahwa politik itu kotor dan jahat. Jika aku membenarkan asumsi ini, berarti aku memberikan pernyataan yang tidak adil. Politik itu sebenarnya adalah seni untuk mencapai tujuan dengan cara yang indah. Namanya juga seni, jadi segalanya ditinjau dari sudut keindahan. Politik itu dapat disebut indah dan bermoral tergantung dengan keadaan hati orang sebagai pelaku di belakang politik itu sendiri. Pastor, pendeta, guru agama seharusnya menjadi cermin yang memberikan nilai-nilai positif terhadap lingkungan mereka, tetapi banyak juga di antara mereka yang melakukan perbuatan tidak bermoral. Orang yang berkarir di bidang politik, biasa disebut politisi, tetapi orang-orang yang memegang jabatan politis juga memiliki strategi politik untuk melancarkan jabatannya. Gubernur, bupati, dan menteri adalah jabatan politis. Jabatan politis adalah jabatan yang bermuatan kepentingan. Kepentingan itu biasanya sarat dengan muatan mendapatkan uang. Nah, siapa di antara pembaca posting ini yang pernah menyaksikan film Ben Hur? Gubernur wilayah jajahan itu orang yang berkepentingan mengatur uang pajak. Dan, uang adalah godaan jahat sepanjang masa, sehingga ada ungkapan yang mengatakan, bahwa cinta akan uang sahabat setan. Well, di sini masalah itu dimulai, jika politisi atau jabatan politis diisi oleh manusia yang tidak mempunyai hati nurani lagi, rusaklah system tata negara. Semuanya itu kembali kepada hati nurani masing-masing. Apa itu hati nurani?

Hati nurani. Adalah suara hati manusia yang terdalam dan sedalam-dalamnya dan paling jujur. Ingatan manusia itu seperti danau luas dan dalam. Danau pikiran yang luas dan sangat dalam sekali, setiap hari engkau isi dengan perbendaharaan kata baru. Seperti benda yang melayang tenggelam ke tempat terdalam dan diam di situ bertahun-tahun sejak kau lahir. Orang pertama yang memberimu kata-kata adalah ibumu sendiri. Simpanlah danau pikiranmu dengan kata-kata yang bernilai indah, seperti kejujuran, kelembutan hati, hormat, responsibilitas, kasih, kesabaran, damai sejahtera, kemurahan, melayani, dan seterusnya sampai hatimu meluap penuh kebahagiaan. Tapi ada juga seorang ibu yang tega hati berkata kasar kepada anak perempuannya dengan kata-kata seperti, ngentot luh, ngewek luh, dasar pereks luh. Kasihan anak ini sejak dini hatinya sudah dibombardir dengan kata-kata yang tidak membangun. Apakah hati nurani sama dengan bawah sadar? Bawah sadar adalah endapan perasaan dan respon yang tersimpan di dalam lubuk hati. Bicara hati nurani sejatinya bicara tentang rasa atau roso kata orang Jawa. Hati nurani tidak ada kaitannya dengan iman seseorang. Paulus berkata kepada jemaat di Roma dalam suratnya, bahwa apabila ada bangsa-bangsa lain yang tidak mempunyai hukum oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum, maka, walaupun mereka tidak mempunyai hukum, mereka menjadi hukum bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela [Roma ii:14-15]. Menurut surat Roma ini, bahwa semua orang, entah dia seorang Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, atau tak beragama sama sekali tetap mempunyai hati nurani. Hanya manusia yang memiliki hati nurani, sebaliknya kucing dan golongan mereka tidak mempunyai sama sekali. Yang membedakan satu terhadap yang lain adalah ada yang peka, sebaliknya ada yang tumpul. Tuhan menyelidiki hati nurani seseorang, Tuhan Maha Tahu suara hati seseorang, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan hati nurani seseorang [Roma viii:27]. Paulus mengajarkan kepada Timotius, bahwa mengucap syukur kepada Tuhan harus dengan hari nurani yang murni [2 Timotius i:3]. Gubernur Pilatus mengetahui, bahwa  orang-orang Parisi, imam-imam, dan tua-tua  menyerahkan Yesus kepada pemerintah karena dengki. Walaupun mengaku orang beragama, bukan jaminan bahwa seseorang adalah orang yang memiliki hati nurani yang suci murni. Mungkin saja mereka itu sebetulnya membenarkan ajaran Yesus, tetapi dalam dunia politik orang tidak melihat ketulusan hati, melainkan kalkulasi untung rugi kepentingan demi tercapainya tujuan. Imam-imam tentu sudah berkalkulasi, Yesus dibiarkan hidup, maka mereka kehilangan pengikut dan kemudian akan kehilangan penghasilan, yakni uang dari jualan hewan kurban. Kedengkian telah mengeraskan hati nurani mereka.

Hasutan. Orang-orang Parisi, imam-imam dan tua-tua telah menghasut banyak orang untuk meminta kepada Pilatus supaya Barabas dibebaskan dan sebaliknya Yesus harus dihukum mati [Matius xxvii:20]. Dalam dunia politik sudah menjadi kelaziman kelompok kuat menghasut rakyat jelata yang lugu. Hasutan dilakukan baik secara halus, sebaliknya dapat juga secara kasar. Pada 1965 Partai Komunis Indonesia pernah mempunyai anggota partai politik terbesar di Indonesia pada waktu itu, yakni 2 juta jiwa, terutama di Pulau Jawa sebagai basis terbesar. Kader-kader partai masuk ke pelosok desa menghasut semua petani yang kebanyakan buta huruf dan sangat lugu. Mereka diberi janji yang mudah dicerna oleh pikiran yang sangat lugu, yakni jika ikut menjadi anggota, kesejahteraan petani akan meningkat. Tanda tangan cukup dengan cap jempol.

Imam-imam dan tua-tua mempunyai kekuasaan yang sangat kuat memaksa rakyat demi tercapainya tujuan politik mereka. Pada masa itu tidak ada perlindungan hak azasi manusia, rakyat jelata pastilah ketakutan dengan intimidasi. Mungkin, dapat saja imam kepala and his gang menyebar issue negative, bahwa yang tidak mengikuti gerakan ini tidak boleh mengikuti ibadat di Bait Allah. Alkitab tidak mencatat secara rinci tentang bentuk hasutan imam-imam dan tua-tua terhadap rakyat. Hasutan memiliki konotasi negative mengajak orang lain untuk melakukan perbuatan yang diinginkan oleh orang yang menghasut.

Setiap tahun pemerintah Romawi di Palestina mempunyai kebiasaan melepaskan seorang tahanan atas pilihan rakyat. Tapi suara rakyat yang mana mewakili pilihan rakyat? Pada waktu itu ada dua tahanan, yang pertama bernama Barabas dan yang kedua bernama Yesus. Barabas adalah seorang tahanan yang terkenal kejahatannya di seluruh Palestina, yakni seorang pemberontak dan pembunuh sadis, sebaliknya Yesus Orang Nazaret ditahan bukan karena melakukan kesalahan yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan negara Romawi. Atas hasutan imam-imam dan tua-tua terhadap rakyat supaya memilih Barabas untuk dibebaskan, sebaliknya Yesus harus disalibkan. Dalam dunia politik, hanya mereka yang tidak memiliki hati nurani, maka mudah dihasut dan melakukan perbuatan tercela. Dengan kata lain menurut konteks jaman sekarang adalah orang benar dimasukkan ke dalam penjara sementara koruptor yang telah merugikan uang negara sebesar triliyunan rupiah dibebaskan dari semua tuntutan tanpa syarat. Karena pandainya penasehat hukum yang dibayarnya.

Cuci tangan. Artinya tidak ikut campur dalam suatu masalah walaupun mengetahui masalah tersebut atau tidak mau terlibat dalam kesalahan yang dibuat oleh orang lain. Pilatus mengetahui masalah yang dihadapi oleh imam-imam dan tua-tua tetapi dia tidak mau terlibat. Pilatus adalah gubernur yang mempunyai responsibilitas terhadap ketertiban dan keamanan di wilayah jajahan Romawi, dia tidak menghendaki jika masalah ini dapat menjadi laporan tidak menyenangkan tentang dirinya terhadap Roma. Isterinya juga berkata kepadanya, bahwa dia jangan mengganggu orang ini [Yesus], sebab sepanjang malam mendapat mimpi yang membuatnya gelisah. Alkitab berkata, bahwa kematian Yesus di kayu salib adalah nubuat dari Allah. Peristiwa cuci tangan Pilatus adalah suatu bentuk campur tangan Allah terhadap penggenapan rencana keselamatan dari Allah melalui Yesus. Cuci tangan adalah suatu bentuk peristiwa yang biasa terjadi dalam dunia politik. Seorang politisi dalam upaya mencari selamat sendiri, maka dia tidak segan mengorbankan teman sendiri dengan cara cuci tangan .

Yesus merelakan diri-Nya menjadi tersangka untuk nafsu dunia manusia. Siapakah manusia yang mengumbar nafsu dunia ini? Ya, kita inilah manusia yang sering mengumbar nafsu duniawi. Namun, Dia yang merelakan diri-Nya untuk menjadi tersangka dan darah-Nya tercurah di kayu salib bersedia juga menjadi tebusan dosa kita bagi yang percaya.- 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar