Roti kasur fresh from the oven. |
Selasa, 04 Maret 2014
Tuhan Memuliakan Orang Percaya Dalam Pemeliharaan-Nya
“Pada waktu petang
datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada
waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. Ketika embun itu telah
menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang
seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi” [Keluaran 16:13-14].
Apakah masih mungkin menunggu berkat yang jatuh dari langit
seperti yang pernah dialami oleh bangsa Israel ? Mengapa tidak? Apa yang mustahil
bagi manusia, sebaliknya tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Mujizat Tuhan
tetap berlaku dari dulu, sekarang, dan seterusnya tetap ada. Mujizat Tuhan
selalu hadir di tengah ketidakberdayaan orang percaya. Bangsa Israel mengalami ketidakberdayaan selama puluhan
tahun di padang
Gurun Sinai dalam perjalanan menuju ke satu negeri yang telah dijanjikan oleh
Tuhan kepada mereka. Tuhan menjanjikan kepada mereka satu negeri yang penuh
susu dan madu. Tentu saja mereka tidak mempunyai waktu lagi baik untuk bertanam
gandum maupun berternak domba dan sapi, tetapi Tuhan tetap memelihara hidup
mereka. Kepada Musa mereka bersungut-sungut, bahwa mereka tidak pernah lagi
makan daging, sebaliknya Tuhan menjawab sungut-sungut mereka dengan mengirimkan
jutaan burung puyuh pada sore hari sehingga mereka dapat makan daging. Mereka
menyebut tepung yang jatuh dari langit sebagai manna, karena mereka tidak tahu
menyebut apa yang jatuh dari langit yang bentuknya seperti sisik halus berwarna
putih. Selama 40 tahun tahun lamanya sampai tiba di tanah yang dijanjikan oleh
Tuhan mereka makan manna. Burung puyuh dan manna adalah berkat dari langit atas
kemurahan Tuhan. Namun, Tuhan adalah Tuhan Yang Mahatahu sampai di mana
ketidakberdayaan ummat-Nya. Mujizat itu adalah gabungan ketidakberdayaan
manusia dan kuasa Tuhan. Jadi, engkau harus menunjukkan kerjamu sampai pada
satu batas yang engkau tidak ketahui optimalnya seperti apa. Hanya Tuhan Yang
Mahatahu sampai di mana batas optimalmu sehingga engkau pantas disebut tidak
berdaya lagi. Jangan hanya mengeluh dan bersungut-sungut saja, sebaliknya
mengucaplah syukur sajalah apa yang ada engkau miliki. Sebelum engkau berdoa
meminta sesuatu, Tuhan sudah mengetahui apa yang ada dalam pikiranmu. Itulah
sebabnya kepada orang yang sering mengucap syukur, Dia memberi sesuatu yang ada
di dalam pikiran orang ini melalui suatu cara yang tidak pernah terpikirkan
oleh orang ini.
Orang Betawi mempunyai istilah berkat dari langit dengan
ungkapan rezeki nomplok. Orang Jawa juga dengan ungkapan tenguk-tenguk nemu
getuk. Orang Inggris juga punya dengan ungkapan money from heaven. Mungkin
antara tahun 1985 sampai 1990 aku pernah menyaksikan film yang diperankan oleh
Chris Christopherson, judulnya adalah Flash Point. Diceritakan dalam film ini,
Christ berperan sebagai anggota Texas Rangers, yakni polisi perbatasan antara
Amerika dan Mexico .
Ia dan seorang temannya melakukan patroli rutin beberapa puluh kilometer di
sepanjang di perbatasan dengan mobil jeep off road Willyz. Di satu tempat yang
telah dipenuhi oleh semak belukar, mereka
menemukan bangkai mobil jeep Williz. Di tempat bagasi belakang mobil
yang sudah jadi besi tua ditemukan dua kantong besar berisi uang bernilai ratusan
ribu dollar dan beberapa catatan kejadian yang pernah terjadi sekitar tanggal
pembunuhan Presiden John F. Kennedy, yakni November 1963. Mereka mendatangi
satu bank lokal dan menunjukkan beberapa lembar dari uang temuan mereka dan
meminta konfirmasi apakah uang temuan ini masih berlaku. Mereka mengatakan
kepada bank officer, bahwa uang itu diperoleh dari menang main poker. Ternyata
uang yang pernah beredar tahun 1963 itu masih berlaku. Ratusan ribu dollar
setelah 20 tahun masih berlaku. Money from heaven!
Aku sudah sering mendengar cerita seperti ini di kehidupan
nyata, bukan sekedar cerita rekayasa dari seorang pengarang novel. Ini satu
cerita dari kehidupan nyata yang pernah terjadi di Palembang pada 1972. Pada tahun itu aku masih
menetap di Palembang
dan sedang mengikuti pendidikan kejuruan minyak dan gas bumi di perusahaan
tambang minyak milik negara di Plaju. Plaju adalah kota
kecil 8 kilometer di sebelah selatan dari Palembang .
Ketika itu masih beredar undian yang dinamakan Nalo, singkatan dari Nasional
Lotere. Pemenang undian lotere ini berhak mendapatkan uang tunai sebesar 72
juta rupiah. Adalah Kirmanto, katakan saja demikian nama seorang laki yang
berprofesi sebagai pengayuh becak. Ia mempunyai keluarga dan menetap di satu
rumah sangat kumuh dan jauh dari kenyamanan. Pada satu hari yang tidak pernah
dibayangkan oleh pengayuh becak ini, dia menjadi seorang dari puluhan juta
penduduk Indonesia
yang beruntung mendapatkan uang dari undian ini. Emosinya sungguh tak
terbendung lagi. Luar biasa gembira! Barangkali yang ada dalam pikirannya
adalah sebentar lagi good bye kemiskinan. Ia membakar rumah yang selama ini
ditempati oleh dia, anak, dan isterinya. Ia lupa sama sekali, bahwa tanda bukti
undian Nalo berada di dalam rumah yang sedang berkobar oleh kobaran api yang
sedang menghabiskan rumah ini. Setelah dia menyadari apa yang telah terjadi
dengan tanda bukti undian yang telah habis terbakar di dalam rumahnya sendiri
yang telah rata dengan tanah, maka dia berteriak histeris memilukan hati. Hartanya
sendiri musnah terbakar, sedangkan uang 72 juta rupiah tidak pernah ada dalam
genggaman tangannya. Uang senilai 72 juta rupiah pada 2014 hanya dapat untuk
membeli satu mobil minibus bekas, tetapi pada 1972 dapat digunakan untuk
membeli satu rumah baru lengkap dengan perabotan di dalamnya dan satu mobil
baru sedan Toyota atau Holden sederhana. Walaupun disebut sederhana, yakni
tanpa AC dan sound system, memiliki mobil baru pada masa itu adalah satu
kemewahan. Bagi seorang pengayuh becak miskin, menyisihkan sebagian penghasilan
hariannya untuk tabungan hari tua, sampai akhir hayat pun adalah satu
kemustahilan, maka bagi Kirmanto, uang hasil undian Nalo itu rejeki nomplok
atau uang kaget yang tak pernah terbayangkan dalam hidupnya. Jika pada saat ini
dia masih hidup, umurnya mungkin sekitar 70 tahun. Dan aku tidak tahu apakah
dia masih menjadi penghuni rumah sakit jiwa kilometer 5 Palembang .
Tapi sebaiknya engkau tidak usah bermimpi memperoleh money
from heaven seperti cerita di atas. Kekayaan yang diperoleh dengan cepat, cepat
pula habisnya. Ia seperti mempunyai sayap burung rajawali, terbang melesat
dengan cepat menghilang. Manusia itu menurut kodratnya dia harus bekerja keras
untuk mendapatkan satu dua piring makanan. Mau makan satu piring ketela rebus,
dia bekerja berpeluh keringat. Jika dia mau makan yang lebih enak lagi, satu
piring ayam goreng atau tenderloin beef
steak, dia harus bekerja lebih keras lagi. Bangsa Israel dapat makan
daging di Gurun Sinai sebab kemurahan Tuhan melalui Musa yang mendapat mandate
dari Tuhan untuk memimpin bangsa ini keluar dari Mesir menuju Tanah Kanaan.
Musa memimpin jutaan orang Israel
berjalan kaki di gurun pasir dari tanah perbudakan menuju ke negeri kebebasan
bukan perkara mudah. Ia harus bekerja keras menghadapi perangai bangsanya yang
tegar tengkuk. Ia memberi ungkapan yang sederhana kepada bangsanya prihal manna
yang jatuh dari langit di atas permukaan gurun pada pagi hari. Ia berkata
kepada bangsanya, bahwa manna yang setiap hari dimakan oleh bangsanya adalah
roti dari Tuhan. Ya, benar. Inilah realitas Injil, bahwa setiap hari orang
percaya makan roti yang bikin orang perutnya kenyang, sebaliknya juga orang
percaya harus makan roti dari Sorga yang bikin kenyang jiwa, yakni firman
Tuhan.
Kalau engkau pernah menyaksikan satu acara program On The
Spot pada satu stasiun tv, pernah diberitakan seorang pelayan rumah pada satu
keluarga kaya di Hong Kong mendapat warisan 1 milyar
US dollar dari majikannya. Majikannya ini suaminya sudah meninggal dan tidak
mempunyai anak pewaris kekayaan. Pelayan perempuan inilah yang setia menemani majikannya
selama bertahun-tahun sampai majikannya meninggal. Pelayan perempuan ini
sungguh berhikmat menghadapi satu kondisi yang membuat siapa saja sangat
gembira luar biasa. Ia menyadari, bahwa luapan kegembiraan yang berlebihan akan
membuat siapa saja menjadi lengah. Bekas babu ini sekarang menjalankan satu
usaha besar dari warisan yang diterima dari orang yang tidak mempunyai hubungan
darah dengannya. Bekas babu ini memiliki kemampuan menjaga emosinya. Bagaimana
dengan engkau sendiri? Apakah engkau tergolong manusia yang memiliki kemampuan
menjaga emosi? Satu hal yang sangat penting dalam menghadapi berkat yang tidak
terduga adalah kestabilan emosi. Seseorang memiliki kemampuan menjaga emosi,
sebab dia mempunyai kesehatan mental yang sangat prima.
Pada saat seperti sekarang ini, rumahmu di Bekasi dilanda
banjir kemudian ada teman yang bermurah hati memberimu bantuan sebesar 500
ratus ribu rupiah. Tentu saja terima kasih, tetapi uang sebesar itu menurut
kurs sekarang memang bukan nilai luar biasa; sebaliknya jika engkau terima
warisan seperti cerita di atas, siapkah mentalmu menerima kondisi yang tidak
terduga ini. Ya, aku siap!!! Ah, itu hanya sesumbar sikapmu saja. Tunggu dulu, Tuhan
Mahatahu, Dia sangat mengetahui kondisi mentalmu seperti apa. Jatah berkatmu
sebenarnya sudah disediakan oleh Tuhan. Selain itu Tuhan juga tidak
mengehendaki berkat yang engkau terima itu dapat menyusahkanmu saja, melainkan
Dia memberi sesuatu yang memang engkau membutuhkan untuk dipenuhi. Namun, jika
Tuhan Mahatahu kondisi mental seseorang, mengapa Dia memberi Kirmanto uang
hadiah Nalo, padahal jelas dia tidak siap mental menerima hadiah ini. Orang
seperti Kirmanto ini tergolong orang menurut istilah orang Jawa adalah wong
dumeh, artinya orang sombong. Menurut pikiran Kirmanto, walaupun rumah dan
seluruh isinya dibakar habis, uang hadiah Nalo dapat menutupi semuanya. Orang
yang mendahulukan jalan pikirannya sendiri, tanpa penyertaan Tuhan adalah orang
sombong. Kesombongan selalu mendahului kejatuhan. Orang yang meletakkan pikiran
Tuhan ke dalam pikirannya selalu bertanya kepada jiwanya, untuk apa uang
sebanyak ini. Kita kembali ke cerita ketika bangsa Israel menerima manna di gurun
pasir. Musa memberi perintah kepada bangsanya, yakni supaya bangsa Israel
mengambil manna secukupnya saja sesuai menurut kebutuhan satu keluarga. Jangan
ada yang menyimpannya sampai besok pagi. Ternyata banyak juga bangsa Israel tidak
menuruti perintah Musa. Mereka mengambil manna melebihi kebutuhan sendiri, ada
yang menyimpan kelebihan manna di dalam kemah mereka, akibat keserakahan mereka
manna menjadi busuk dan berulat tidak dapat dimakan. Padahal tidak perlu mereka
menimbun kelebihan, karena setiap orang pasti mendapat bagiannya masing-masing.
Keserakahan juga adalah bentuk mental yang tidak sehat. Setiap peristiwa yang
terjadi pada diri seseorang pasti atas seijin Tuhan untuk pembelajaran hidup
sehat.
Tuhan memuliakan orang percaya dalam pemeliharaan-Nya,
walaupun dalam kondisi yang sangat sulit sekali pun. Roti dan daging burung
adalah makanan manusia. Apakah ada tertulis di dalam Alkitab, bahwa Tuhan
menyediakan rumput segar daging gajah atau daging badak. Tidak pernah ada
tertulis demikian! Rumput bagaimana pun segarnya bukan makanan manusia. Daging
gajah dan daging badak juga tidak lazim dimakan oleh manusia. Orang percaya
tidak perlu mencuri kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan perut, Tuhan sudah
menyediakan lebih dari cukup. Memiliki hikmat jauh lebih berharga dibandingkan
dengan mendapatkan money from heaven tapi tidak siap menerimanya. Mintalah
hikmat dari Tuhan, sebab hanya orang yang berhikmat saja selalu siap menghadapi
kondisi yang luar biasa, dia dapat menggunakan pengetahuannya dengan tepat
dalam setiap tindakan yang diambilnya. Siapa tahu engkau adalah orang berikut
yang mendapatkan sesuatu yang tidak terduga datang dari Sorga dan … engkau
adalah orang yang tepat menerimanya.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar