Minggu, 2 Maret 2014 pukul 15.00 hp-ku berdering. Partono,
temanku orang Surabaya
memberitahukan kepadaku, bahwa Ahmad Juhana telah meninggal dunia pukul 12.00
siang, karena sakit demam berdarah. Asrizal, temanku orang Solok mengirim kabar
melalui sms, bahwa Ahmad meninggal di RS Sentra Medika Cibinong. Berita
kematian selalu memberikan suasana kesedihan, apalagi orang yang meninggal
dunia adalah seseorang yang mempunyai hubungan emosi. Syarifuddin, Iwan, Iswahyanto,
Ahmad, aku, Leo, Arifin, Partono, dan Azril adalah sebagian kecil dari kami
yang memiliki hubungan emosi selama puluhan tahun di tempat pekerjaan kami, di pabrik
semen di Cibinong. Empat teman pertama tersebut di atas telah mendahului kami
dipanggil oleh Tuhan. Aku dan Partono telah pension tiga setengah tahun yang
lalu, tetapi kami masih berkomunikasi melalui tilpon selular. Hampir tiga puluh
tahun aku mengabdikan diri bekerja sebagai analis kimia di pabrik semen ini
sejak 1981. Hanya karena kemurahan Tuhan saja aku telah melewati masa kerja
yang aman di perusahaan ini. Sebetulnya temanku Ahmad ini akan pension tinggal
satu atau dua tahun lagi.
|
Berdiri paling kiri :Ahmad, Naibaho, Syarifuddin, Suyono, Iwan, Sugiarto, ?, ? Duduk dari kiri : Rujito, Kusworo, aku, Suharjito [1982?]. |
Aku, Ahmad, Syarifudin, Partono, Asril, Arifin, Iswahyanto,
Haris, dan Dade, kami yang tergabung pecinta motor Vespa pernah melakukan
perjalanan tamasya bersama ke beberapa tempat di Jawa Barat, antara lain ke Cibatok,
Cibeureum, dan Pelabuhan Ratu. Kami adalah kelompok buruh pabrik semen unit
semen putih dari departemen produksi dan quality control. Secara tidak resmi
kami menyebut kelompok kami adalah Vespa Club P5, karena unit kami disebut P5.
Tidak perlu ada anggaran dasar atau anggaran rt, yang penting asal mempunyai
Vespa lalu bergabung. Di club seperti ini jangan mempunyai pikiran pangkat dan
jabatanku lebih tinggi dari pangkatmu, walaupun di tempat pekerjaan memang ada
hierarkinya. Di club seperti ini memang tidak cocok bagi mereka yang
mengutamakan jaga image. Demikianlah kenyataannya begitu, bahwa jabatan
tertinggi di club ini adalah kepala regu.
|
Berdiri dari kiri : Ahmad, Syarifuddin, Iswahyanto, Azril, aku, Haris, Dade. |
Syarifuddin adalah teman kami yang pertama kali dipanggil
oleh Tuhan setelah berjuang selama satu minggu dirawat di RS Islam Jakarta
karena leukemia.Yang membuat kematian adalah memang malaikat pencabut nyawa
yang diperintahkan oleh Tuhan untuk menyabut nyawa orang pada waktu yang telah
ditetapkan. Ketika Syarifuddin meninggal, dia meninggalkan seorang anak yang
masih berusia belum genap satu tahun. Kemudian menyusul Iwan Setiawan setelah
berjuang selama satu minggu koma di RS Husada Jakarta karena kecelakaan, pada
akhirnya nyawanya lepas dari badannya. Iswahyanto dipanggil oleh Tuhan setelah
tamasya di RS PMI Bogor karena salah minum obat yang membuat ginjalnya gagal
berfungsi. Yang terakhir adalah Ahmad hidupnya berakhir di RS Sentra Medika
Cibinong, trombositnya turun jauh di bawah minimum setelah dia digigit oleh
nyamuk Aedes Aegypti yang membuatnya sakit demam berdarah. Bicara hubungan
sebab-akibat, maka ada banyak hubungan sebab-akibat yang harus terpenuhi dengan
alasan yang memenuhi logika. Semua orang pada waktunya nyawanya akan tercabut
dari badannya, tetapi jalan setiap orang berbeda caranya satu dengan yang lain
kembali ke rumah Tuhan. Tuan dokter menulis status pasiennya demikian, mati
setelah minum racun nyamuk Baygon atau kecelakaan tergilas truk container. Jika
ada berita tertulis, begini Paijo mati karena … kelanjutan dari karena inilah
yang disebut sebagai jalannya kembali ke Rumah Tuhan. Keajaiban memang selalu
ada di dunia ini. Misalnya ada orang dari suku Indian di Amerika kepalanya tembus
kena panah musuhnya, tetapi tetap hidup dan anak panah ini dibiarkan tetap
menancap di kepalanya sampai akhir hayatnya benaran.
|
Di Cibeureum, Sukabumi. Belakang dari kiri : Partono, Ahmad, PG, Suharyanto, Ujang Nurhadi. |
Aku sendiri ketika masih aktif bekerja di Cibinong pernah
bertamasya ke RS Mitra Keluarga Bekasi karena sakit demam berdarah. Penyakit
yang sama diderita oleh Ahmad. Dua minggu aku dirawat di sini. Selain diinfus,
aku mengonsumsi tiga sampai empat liter air mineral per hari. Proses
penyembuhan demam berdarah memang sederhana kalau tidak terlambat, yakni banyak istirahat,
banyak minum air mineral, multi vitamin, dan makan bergizi. Setiap lima belas menit aku
harus kencing. Hanya karena kemurahan Tuhan, maka aku ada sebagaimana ada
sekarang.
Ahmad orang yang aku kenang sebagai pribadi yang rajin di
tempat pekerjaan. Jabatannya sama seperti aku, yakni kepala regu. Aku dan
kepala regu yang lain dalam 4 shift mempunyai tugas yang sama, yakni membuat
sampling system lancar in operation, tetapi dia yang paling rajin. Ia orang
Ciamis berusia lima
tahun lebih muda daru usiaku, kepala regu yang paling muda dalam angkatan kami.
Ia juga kepala regu yang aktif memotivasi anggota regu dalam practiced
improvement. Tentu saja kami tidak mempunyai hubungan darah persaudaraan, hanya
sebatas pertemanan, dan tidak begitu akrab, tetapi waktu hampir 30 tahun memang
bukan waktu yang singkat dalam suka dan duka. Duka? Perusahaan pernah mengalami
surut keuangan pada 1998 yang memaksa kami harus menekan overwork, padahal upah
tambahan overwork cukup untuk menambahi isi dompet. Ini adalah salah satu duka
yang kami jalani bersama sebagai buruh. Ia adalah kepala regu setelah
giliranku. Kalau aku lagi tidak tergesa-gesa pulang dari shift pagi, biasanya
aku selama satu atau dua jam ngobrol dulu dengan dia di tempat kerja. Well,
sometimes!
Ada waktunya menanam, ada waktunya
menuai. Ada
waktunya membangun, ada waktunya membongkar. Ada waktunya hidup, ada waktunya pula untuk
mati. Banyak rancangan di dalam pikiran manusia, tetapi hanya keputusan Tuhan
saja yang terlaksana. Apa yang telah dibengkokkan Tuhan, siapa yang sanggup
meluruskannya kembali. Pada akhirnya semua akan menuju kekekalan, belum genap
70 tahun seperti yang ditulis di dalam Alkitab, rohnya harus kembali kepada
pemilik-Nya. Manusia semakin pandai, mereka dapat meramal bilamana badai
Katarina akan tiba di pantai, dapat mempredikisi nilai saham satu perusahaan
sekian bulan mendatang. Namun, satu hal yang tidak dapat diramal oleh manusia,
bilamana dirinya akan mati. Selamat jalan Ahmad! Selamat jalan teman!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar