|
Gereja Katholik di Wlingi, Jawa Timur. |
Berbahagia bagi orang yang mencari kebenaran. Dibawah komando Saulus, seorang Farisi
kelahiran Tarsus [di wilayah Turki sekarang], maka ribuan orang Kristen
dieksekusi oleh orang Yahudi. Namun, pada akhirnya Saulus bertobat setelah dia
mengalami perjumpaan yang dahsyat dengan Yesus Orang Nazaret. Dalam perjalanan
membawa orang-orang Kristen yang dianiaya oleh kelompoknya, dia melihat
penampakan cahaya luar biasa menyilaukan sehingga matanya menjadi buta selama
tiga hari. Setelah dipulihkan oleh Tuhan, dia bertobat dan menjadi rasul-Nya,
dan berganti nama menjadi Paulus. Penghambatan berikut terjadi di pusat
kekaisaran Romawi. Di kota Roma banyak orang Kristen disiksa, dibunuh, dan
rumah ibadat orang Kristen dibakar. Ini adalah realitas Injil, bahwa
barangsiapa beribadah kepada Yesus Orang Nazaret, maka dia akan mengalami
siksaan luar biasa.
Pada masa Constatinus Agung menjadi kaisar
penghambatan terhadap orang Kristen berakhir. Ia mengeluarkan Edik Milano. Putusan
Milano menyatakan, bahwa gereja mendapat kebebasan sepenuhnya dan Hari Minggu
ditetapkan sebagai hari kudus. Pada masa Theodosius Agung, negara menetapkan
peraturan, bahwa seluruh penduduk harus menyatakan iman Kristen sesuai menurut
ajaran uskup di Roma dan Aleksandria. Uskup adalah kepala gereja dalam sistem episcopal,
dibantu oleh presbiter dan diakonos. Ada uskup Karthago di Afrika Utara, uskup
Aleksandria di Mesir, uskup Avignon di Prancis, uskup Roma di Italia, dan uskup
Constantinople di Byzantium. Mereka bersaing adu kekuatan pengaruh. Setelah
Theodosius meninggal, kekaisaran Romawi terbelah dua, yakni Romawi Barat di
Roma dan Romawi Timur di Constantinople [sekarang Istanbul di Turki].
Walaupun kepercayaan kafir telah dilarang
oleh negara, sebagian kecil lapisan masyarakat ini masih ada di Roma. Mind-set
orang Kristen baru juga masih banyak dipengaruhi oleh kebiasaan kepercayaan
kafir. Orang kafir yang belum lama menjadi Kristen merasa kehilangan dewa-dewa
dan dewi-dewi sesembahan mereka yang dianggap dapat memberi berbagai
pertolongan di saat mengalami kesulitan. Mereka menjumpai pengganti dewa dan
dewi mereka yang telah hilang dari sisi kehidupan mereka dalam rupa pemujaan
santo-santo dan santa-santa. Santo atau santa adalah figure yang telah
meninggal dan oleh Gereja Roma dipandang sebagai orang kudus sangat dekat
dengan Tuhan. Maria, ibu yang melahirkan Yesus dipandang sebagai orang kudus di
atas semua santo dan santa, dialah seorang pengantara khas yang melindungi dan
mendoakan semua orang Katholik. Paus, yakni uskup Roma yang berhak menetapkan
seseorang sebagai orang kudus.
Pada pertengahan abad ke 11 kesatuan gereja
terpisah, yakni Gereja Barat di Roma dan Gereja Timur di Constatinople. Pada
waktu itu yang disebut sekarang Gereja Katholik Roma adalah Gereja Roma,
sedangkan Gereja Timur menyebut diri sebagai Gereja Ortodoks atau Gereja
Katholik Gerika. Pangkal perselisihan adalah Gereja Roma menuntut pengakuan,
bahwa uskup Roma adalah satu-satunya kepala gereja dan tidak pernah mengajarkan
yang salah. Ketika kekaisaran Romawi runtuh sama sekali oleh perselisihan di
dalam negara, maka Gereja Roma memiliki momentum menggantikan imperium Romawi
sebagai pusat gereja dunia. Dan, Gereja Roma juga mempunyai alasan lain atas
klaim pusat gereja di Roma, yakni rasul Paulus dan Petrus pernah melayani
jemaat di Roma dan mati sahid di kota ini sehingga ada alasan politik, bahwa
Gereja Roma mempunyai pewarisan jabatan rasuli.
Maria adalah figure sentral yang sangat
dihormati oleh orang Katholik Roma dan merupakan harga mati doktrin Gereja
Katholik Roma sampai sekarang. Di dalam semua bangunan gereja Katholik Roma
selalu ada patung ibu Maria di letakkan di sebelah kanan atau kiri bangunan. Di
hadapan patung ini orang berlutut dan berdoa. Novena adalah sebutan untuk
berdoa kepada ibu Maria, tetapi biasa juga disebut doa Rosario dengan kalung
rosary. Orang Katholik merasa belum mantap hatinya jika benda-benda religi,
termasuk kalung ini belum diberkati dengan cara pemberian tanda salib oleh
seorang pastor. Doa Rosario diakhiri dengan penyebutan nama-nama santo dan
santa dalam bentuk nyanyian penyembahan. Setelah pasangan pengantin Katholik
menerima pemberkatan nikah, segera pasangan ini digiring menuju patung ibu
Maria, berlutut, dan berdoa, memohon berkat atas keluarga baru ini. Di
negara-negara yang sangat kental ajaran Katholik-nya, seperti Italia, Spanyol,
Portugal, dan semua negara Amerika Latin, penduduk biasa membuat patung-patung
kecil dari seorang santo atau santa. Satu patung santo digantungkan di rear
mirror mobil, dengan bangga seorang sopir taksi mengatakan, bahwa santo ini
pelindung-nya. Setiap jenis pekerjaan ada santo atau santa pelindung pekerjaan
ini. Santo Yusuf adalah pelindung pekerja di bidang furniture, santo Franciscus
pelindung para guru, dan seterusnya. Waktu dulu aku mengikuti katekisasi, guru
mengajarkan, bahwa tidak boleh ada sesembahan lain dihadapan TUHAN dan tidak
boleh membuat patung menyerupai apa pun untuk disembah, sebab Dia adalah Allah
yang cemburu. Yang melindungi orang Kristen adalah malaikat dari sorga yang
diutus oleh Tuhan.
Dulu aku seorang Katholik dari sejak usia
sepuluh tahun, bahkan sebelum menjadi orang Katholik kami sekeluarga adalah
pemeluk Islam abangan. Pada 11 November 1966, pukul 17.00 waktu setempat, aku,
ibuku, dan kakakku nomor tiga dibaptis percikan air oleh almarhum pastor
Neylen, orang Belanda di Gereja Katedral Santa Maria Palembang. Saksi ibu
baptis kami adalah ibu Bong, tetangga kami di Jalan Supeno, sedangkan kami
tinggal tak jauh dari beliau, di Jalan Kartini. Setiap malam kami berdoa di
depan patung ibu Maria, di kiri kanan patung diapit dengan lilin yang menyala. Kami
aktif dengan semua kegiatan di gereja. Kakakku aktif sebagai Pemuda Katholik,
ibuku aktif sebagai anggota Wanita Katholik, sedangkan aku aktif menjadi
misdinar, yakni melayani pastor pada saat misa ekaristi. Kami sekeluarga juga
aktif menghadiri doa Rosario. Sekolah? So pasti di sekolah Katholik, dari SD
Xaverius IV sampai selesai di SMP Xaverius II. Sebelum dan sesudah berdoa harus
membuat tanda salib, utara-selatan-barat-timur. Jadi, apa yang tidak aku
ketahui isi seremoni Gereja Roma ini.
Ketika aku dibaptis umurku telah mencapai
sepuluh tahun, maka pastor mempersilahkan aku untuk memilih nama baptis yang
diambil dari nama-nama santo yang jumlahnya mencapai puluhan. Bingung aku
memilih. Tentu aku menghendaki nama yang enak terdengar, maka aku memutuskan
nama baptis Fraciscus Xaverius, kakakku memilih nama Yulianus, sedangkan ibuku
memilih Maria Adriana. Dengan nama baptis pilihan ini, aku telah menunjuk Santo
Franciscus Xaverius sebagai orang kudus pelindungku. Jika yang dibaptis masih
bayi, orang tua yang memilihkan nama baptis bayi ini. Satu tahun kemudian
ayahku dibaptis di gereja yang sama dan oleh pastor yang sama dengan nama
baptis Adrianus.
Tidak satu keharusan bagi orang Katholik awam
untuk membaca Alkitab setiap hari dan memang kami tidak pernah diarahkan oleh
romo pastor untuk memahami firman Tuhan. Cukup dengan ketaatan terhadap
Perintah Gereja dan Sepuluh Perintah Allah. Apa yang dilakukan oleh orang
Katholik seusai mengikuti misa Jum’at Agung? Satu demi satu maju ke depan altar
untuk mencium kaki dari patung Yesus yang tergantung di salib. Sekali lagi mencium
kaki patung Yesus. Ukuran salib kira-kira panjang 40 centimeter dan bagian
pendek yang melintang kira-kira 25 centimeter, sedangkan patung yang melekat di
atas salib terbuat dari bahan tembaga bakar. Pada waktu itu, entahlah sekarang,
banyak orang Katholik memiliki keyakinan salib patung Yesus mampu mengusir
setan atau roh-roh jahat. Itu sebabnya di setiap kamar rumah orang Katholik
selalu ada salib seperti ini, begitu juga dengan rumah sakit.
Gereja Katholik Roma mengajarkan, bahwa
keselamatan diberikan oleh gereja melalui tujuh sakramen, yakni perjamuan,
baptisan, penguatan [konfirmasi], pengakuan dosa [confession], perminyakan, perkawinan,
dan imamat. Sakramen imamat diberikan hanya kepada orang yang ditahbiskan
sebagai pastor. Gereja Roma lebih mengutamakan peraturan gereja dan tradisi
gereja, sedangkan sola scriptura adalah urusan hierarki tertinggi di Vatikan,
Roma yang dianggap manusia tanpa salah menafsirkan firman Tuhan. Orang Katholik
ke gereja tidak perlu membawa Alkitab, sebab memang tidak dianjurkan membawa
“benda” ini. Lalu, apa yang dilakukan mereka ketika mengikuti misa ekaristi?
Mereka mengikuti aturan liturgy yang sudah disusun baku oleh gereja, kemudian
memakan hosti. Pembacaan firman oleh pastor paling lama tiga puluh menit. Di
gereja tidak pernah ada ceritanya pastor berkata begini kepada jemaatnya
:”Saudara-saudara yang terkasih di dalam Kristus. Marilah bersama-sama kita
buka Alkitab dari [Matius, Markus, Lukas, atau Yohanes] pasal …, ayat ….” Awam
Katholik pasti tidak tahu yang mana Matius, atau Yohanes, apalagi Keluaran
dalam Perjanjian Lama. Diminta membuka Matius, mungkin sepuluh menit saja masih
kurang waktu untuk menemukannya.
Pada suatu ketika ada seorang Islam
mengajukan beberapa pertanyaan terhadap iman Katholik yang masih mengental di
dalam diriku. Begitu dangkalnya pengetahuanku tentang isi Alkitab, maka
pertanyaan-pertanyaan orang Islam ini tak terjawab olehku. Orang Islam ini pun
sedang menghadapi pergumulan pribadi tentang imannya. Sejak itu aku menghadapi
pergumulan imanku. Aku membaca banyak buku tentang sejarah gereja dari berbagai
sumber. Kebenaran harus aku dapatkan. Aku bertekad membuka wawasan pikiranku
apa yang menjadi perbedaan antara Kristen dan Katholik. Kira-kira lima tahun
kemudian aku memutuskan hijrah ke iman Kristen [1981?]. Gereja Kristen yang
kali pertama aku kunjungi adalah Gereja Kristen Pasundan di kecamatan Gunung
Putri, Bogor. Kemudian mengembara ke berbagai gereja Kristen sampai menjadi
anggota tetap di Gereja Kristus Cibinong.
Martinus Luther adalah seorang Jerman dan dia
juga seorang pastor di kotanya, di Wittenberg. Ia dipakai oleh Tuhan secara
luar biasa untuk mendobrak kebobrokan dan keangkuhan Gereja Roma yang pada
waktu itu sangat mendominasi hajat manusia di seluruh daratan Eropa, terutama
tengah, barat, dan utara. Ia memprotes penjualan surat penghapusan siksaan api
neraka [indulgensi] yang direstui oleh Gereja Roma. Penjualan surat penghapusan
siksa secara besar-besaran ini menghasilkan uang yang sangat luar biasa.
Rencananya uang ini akan dipakai untuk membangun Basilika Santo Petrus di Roma
dan untuk membayar hutang gereja. Protesnya ini menimbulkan gelombang protes di
seluruh Eropa Barat dan Tengah bukan saja terhadap kemuakan penjualan surat
indulgensi, tetapi juga dibarengi oleh semangat nasionalisme Jerman yang telah
bosan didikte oleh Roma. Peristiwa ini terjadi pada abad ke 16 sebagai momentum
reformasi gereja secara besar-besaran. Hasil reformasi di Eropa memperlihatkan
beberapa doktrin dalam iman Kristen yang sesuai dengan Alkitab, yakni :
- Bukan melalui
tradisi gereja manusia mendapatkan keselamatan, melainkan dari kemurahan
kasih karunia Allah melalui Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus [Roma iii:22].
Keselamatan diperoleh bukan
karena moralitas, melainkan iman kepada Yesus Kristus.
- Jangan membuat
taurat-taurat baru pada era kasih karunia dari Tuhan, sebab Dia yang telah
mati di kayu salib telah membebaskan orang percaya dari kutuk dosa dan
kutuk hukum Taurat [1 Timotius iv:3 dan Roma vii:4-6]. Untuk menjadi gembala tidak mutlak
harus tidak kawin. Lebih baik kawin dari pada hangus oleh hawa nafsu [1
Korintus vii:9].
- Sesuai menurut
perintah yang diucapkan oleh Yesus Kristus, hanya ada dua sakramen, bukan
tujuh sakramen, yakni perjamuan
kudus [Lukas xxii:19] dan baptisan [Matius xxviii:19].
- Orang yang masih
hidup tidak dapat berkomunikasi dengan orang yang telah mati [Lukas
xvi:31]. Santo dan santa adalah
orang-orang kudus yang telah mati tidak dapat dijadikan pengantara atau
pelindung.
- Orang yang sudah
mati tidak ada manfaatnya lagi untuk didoakan, sebab upahnya sudah selesai
tepat pada saat nyawanya lepas dari tubuh [Pengkhotbah ix:5]. Tidak ada arwah yang harus didoakan.
- Tuhan memberi
perintah kepada orang percaya, tidak boleh ada allah lain di hadapan-Nya
[Ulangan v:7]. Hanya Tuhan di dalam nama Yesus Kristus yang layak
dimuliakan dan ditinggikan. Bukan manusia!!! Gereja tidak mempunyai kuasa menetapkan orang kudus untuk
disejajarkan dengan TUHAN.
- Tuhan memberi
perintah kepada orang percaya, tidak boleh membuat patung menyerupai apa
pun untuk disembah, sebab Dia adalah Tuhan yang cemburu [Ulangan v:8]. Bersihkan gereja dan rumah dari patung-patung
orang kudus. Apakah engkau pasti diselamatkan sebab mengenakan kalung
salib dari emas sebesar telapak tanganmu?
Jaman Reformasi
Luther telah lama berakhir. Dua main stream Katholik dan Kristen kini berjalan
dengan jalan doktrinnya masing-masing. Gereja Katholik Roma tetap tampil dengan
paradigma sebelumnya, tidak ada yang berubah, kecuali tidak ada lagi penjualan
surat penghapusan siksa neraka.-
Shalom temans! Bagi kamu yang selalu diberkatin dan dikuatkan oleh kotbahnya Ps. Joel Osteen kini bisa langsung streaming dari google apps store, ketik aja “christian joel osteen sermon” atau klik link dibawah. Apps nya ringan dan gampang banget di akses! Semoga terberkati! Shalom!
BalasHapushttps://play.google.com/store/apps/details?id=com.hinenidev.JoelOsteenSermon
Shalooooooom. Terima kasih banyak, teman. Tuhan memberkatimu dalam pelayananmu. E-mail saya adalah qcp05@hotmail.com.
BalasHapus