Minggu, 30 November 2014

Menuju Harapan Baru Yang Lebih Baik

Bulan ini dua berita penting menghiasi kolom berita negeri ini, yakni pertama Minggu malam, 9 November, Presiden Joko Widodo mengumumkan langsung dari Istana Negara, bahwa terhitung 10 November pukul 00.00 harga bahan bakar minyak dinaikkan. Gasoline premium dari harga semula IDR 6500 per liter menjadi IDR 8500 per liter, sedangkan disel dari IDR 6500 menjadi IDR 7500 per liter. Kenaikan harga bahan bakar minyak ini dimaksudkan untuk mengurangi beban subsidi dari negara terhadap bahan bakar minyak, premium dan diesel. Komponen mahasiswa yang terdiri dari mahasiswa dan kelompok buruh mempertanyakan mengapa harga jual premium dan diesel naik, sedangkan harga minyak mentah dunia sedang turun? Bicara tentang subsidi bahan bakar minyak, pemerintah sudah melakukan tindakan pemberian subsidi dari sejak awal pemerintahan Orde Baru. Tentunya subsidi dilakukan sebagai dukungan ekonomi dari negara terhadap rakyat selama kondisi kesejahteraan rakyat belum terpenuhi sepenuhnya.

Inilah ironisnya, hampir 50 tahun rakyat Indonesia kelompok ekonomi menengah ke bawah belum menikmati kesejahteraan, walaupun negara telah memberi subsidi bahan bakar minyak yang setiap tahun semakin membengkak. Kenyataan dari keadaan sebenarnya, penerima subsidi bahan bakar minyak lebih banyak dinikmati oleh kelompok ekonomi menengah ke atas. Premium gasoline lebih banyak dikomsumsi oleh pemilik mobil mewah yang seharusnya menggunakan pertamax atau pertamax plus yang tidak disubsidi oleh pemerintah. Sekarang kepemilikan mobil mewah dan minibus dengan voluma besar silinder berkapasitas besar sudah sangat banyak, kondisi baru maupun bekas pakai tangan kedua. Mobil-mobil seperti ini yang banyak merampas subsidi yang seharusnya diberikan untuk kelompok ekonomi menengah ke bawah. Para borjuis ini sudah lupa atau pura-pura tidak tahu dengan ekonomi azas kerakyatan. Mengenai bahan bakar diesel, banyak penadah liar menimbun kemudian menjual ke tingkat industri dengan keuntungan yang lebih besar. Siapa pelaku penimbun liar minyak diesel? Pastilah mereka pemodal besar kelompok ekonomi tingkat tinggi. Komponen harga jual premium bukan hanya harga minyak mentah di pasaran dunia. Bagaimana dengan upah buruh di Pertamina? Viet Nam bukan termasuk negara kaya di kawasan Asia Tenggara, harga premium di negeri ini IDR 11000 per liter dan mereka pernah menderita sengsara diembargi Amerika Serikat selama 30 tahun, tetapi tidak ada yang namanya demonstrasi harga bahan bakar minyak yang mahal. Hukum ekonomi adalah dengan berjalannjya waktu, rakyat akan beradaptasi dengan kondisi yang ada. Kalau subsidi tidak pernah berhenti setiap tahun, lalu bilamana akan menjadi bangsa yang self survive?

Namun, ada kecenderungan masyarakat pengguna bahan bakar minyak beralih ke pertamax yang memiliki nilai oktan 92. Stasiun pompa gasoline dari beberapa perusahaan asing, seperti Shell, Total, dan Petronas memasang harga gasoline 92 pada kisaran IDR 9500 - 10500. Pada umumnya orang Indonesia lebih memercayai kualitas produk luar negeri, tetapi pertamax tentu lebih baik dibandingkan dengan premium yang selama ini digunakan selama bertahun-tahun, keduanya produk Pertamina. Premium mempunyai nilai oktan 88. Jadi, harga premium yang sekarang ini boleh disebut harga pada batas psikologis. Beli Shell atau Total masih terasa mahal, sedangkan harga Pertamina selisih tidak jauh lagi dengan buatan luar negeri. Jadi, sekiranya konsumsi pertamax semakin meningkat dan menambah income negara, maka Pertamina harus meningkatkan voluma produksi pertamax.

Berita kedua adalah Rabu siang, 19 Nevember pukul 14.00 Presiden JokoWidodo melantik Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dengan panggilan Ahok menjadi Gubernur Jakarta yang semula menduduki jabatan Pelaksana Tugas Gubernur Jakarta, setelah bekas Gubernur Jakarta, Joko Widodo dilantik menjadi presiden RI ke 7. Ahok adalah gubernur Jakarta pertama dari keturunan Tionghoa, gubernur kedua beragama Kristen setelah Heng Ngantung orang Manado, gubernur kedua yang dilantik oleh presiden di Istana Negara setelah Ali Sadkin oleh Presiden Soekarno pada April 1966, dan gubernur ketiga berasal dari kalangan tekhnokrat setelah Fauzi Bowo dan Joko Widodo. Sebelum menjadi Wakil Gubernur Jakarta mendampingi Jokowi, pernah menjadi bupati yang sukses di Provinsi Bangka-Belitung dan dia berasal dari provinsi ini.

Bukan tanpa halangan dia dapat menjadi orang nomor satu di Jakarta, sebab satu organisasi massa berbasis agama, yakni Front Pembela Islam dibawah pimpinan Habib Riziq sangat menentang penunjukkan Ahok menjadi Gubernur Jakarta. Jargon FPI adalah mereka tidak menolah Ahok, tetapi menolak orang kafir. Ahok kafir? Bagaimana dengan preman tengik dan koruptor penggerogot uang rakyat Jakarta? Dan, Ahok dianggap telah menghina kaum Muslim, sebab Ahok pernah melarang pemotongan hewan kurban di halaman sekolah dasar pada Hari Raya Idul Adha. Masalah pemotongan hewan korban yang dianggap penghinaan terhadap Islam, maka seharusnya kaum Muslimin di seluruh Indonesia, khusunya di Jakarta tersinggung semua. Sebagian besar fraksi partai di dewan perwakilan rakyat daerah tidak memberi angin segar dukungan terhadap Ahok. Islam ada di mana saja di Indonesia dari Merauke di Papua sampai Sabang di Aceh, bukan hanya di Petamburan saja tempat markas FPI. Faktanya, puluhan ribu pernyataan dukungan di media sosial fb justeru datang dari orang Muslim, hal ini menunjukkan betapa besarnya harapan masyarakat Jakarta terhadap perubahan ke arah yang lebih baik melalui kepemimpinan Ahok. Demokrasi artinya harus siap menghadapi perbedaan dan berjiwa besar menghadapi kondisi tidak seperti yang diharapkan, maka seluruh rakyat Jakarta harus berani membuka diri terhadap perubahan yang setiap saat terjadi di dalam dinamika masyarakat.-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar