Ada dua jenis bahan bakar minyak yang disubsidi dari uang negara, yakni kerosene dan premium. Subsidi ini telah lama dilakukan dari sejak awal pemerintahan era Soeharto demi pencitraan pemerintah yang baik memperhatikan kesejahteraan rakyat, tetapi pada akhirnya subsidi ini menjadi boomerang beban negara yang teramat berat. Beban subsidi yang semakin berat ini harus ditanggung oleh pemerintah sesudah rezim Orde Baru jatuh. Itu sebabnya, harga kerosene dan bensin di Indonesia dapat lebih murah, bahkan paling murah dibandingkan dengan Singapura, karena separuhnya ditanggung oleh pemerintah. Subsidi itu sebenarnya bantuan langsung dari negara kepada rakyat melalui mekanisme kebutuhan dasar yang dikonsumsi oleh rakyat. Bahan bakar minyak adalah kebutuhan dasar yang dikonsumsi oleh rakyat untuk berbagai keperluan. Banyak subsidi yang harus diberikan oleh negara kepada rakyat, tetapi subsidi bahan bakar minyak adalah subsidi yang paling besar dan berpotensi mengganggu neraca anggaran belanja beaya negara. Inilah pentingnya satu negara mempunyai ketahanan ekonomi di bidang energi, yaitu dapat membuat industri tetap berjalan, industri berjalan, roda ekonomi tetap berputar, roda ekonomi berjalan, pendapatan negara bertumbuh, dan semakin bertambah. Pendapatan negara semakin bertambah, maka rakyat sejahtera. Sekarang rakyat tidak lagi menggunakan kerosene sebagai bahan bakar rumah-tangga, sebab kerosene dialihkan menjadi avtur yang lebih menguntungkan negara, sedangkan pengganti kerosene adalah gas cair butane-butylene yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai gas elpiji. Untuk sementara negara bernapas lega, sebab beban subsidi berkurang.
Senin, 16 Juni 2014
Ketahanan Ekonomi Di Bidang Energi
Satu negara yang kebutuhan energinya sangat tergantung oleh
pasokan negara lain, maka pada suatu waktu kedaulatan negara ini pasti akan terancam. Contoh yang paling
factual adalah Ukraina. Negara ini sangat bergantung dengan pasokan gas alam
yang dibeli dari Russia
dengan harga murah. Dijual dengan murah saja negara ini mengalami kesulitan
membayar, apalagi kalau pasokan gas ini ditutup total oleh Russia . Di bagian tenggara negara
ini terdapat semenanjung yang bernama Crème, sebagian dihuni oleh penduduk asli
Ukraina berbahasa Ukraina, sebagian lain dihuni oleh penduduk Ukraina yang
berbahasa Russia .
Selanjutnya mudah dibaca situasi di perbatasan kedua negara ini, yakni Russia
menempatkan puluhan ribu tentara tak berseragam di perbatasan. Ukraina adalah
negara di Eropa Timur yang luas wilayah daratannya, tetapi rendah pendapatan
bersih negara ini, maka dengan mudah Russia menggoyang kedaulatannya. Singapura
negara pulau kecil dan tidak mempunyai sumber mineral minyak dan gas bumi,
tetapi negara ini sangat berdaulat, bahkan dapat mengatur wilayah kedaulatan
udara komersil sampai Riau.
Segala cara dilakukan oleh Amerika dan semua sekutunya dalam
menjaga cadangan energi sampai masa depan yang tidak terbatas sebenarnya telah
dilakukan oleh Jerman ketika Perang Dunia II pecah dari 1939 - 1945. Jerman
menyerbu Russia
di sebelah timur dan juga menyerbu ke selatan berusaha menyatukan rantai
pertahanan dari Afrika Utara sampai daerah Kaukasus di Russia. Jika rantai
pertahanan ini berhasil diwujudkan, Jerman akan menguasai sebagian besar
cadangan energi dunia untuk ukuran masa itu. Jadi, memang dari sejak dulu
banyak negara berlomba untuk memiliki ketahanan ekonomi di bidang energi.
Sumber energi itu antara lain, minyak dan gas bumi, biofuel minyak nabati, batu
bara, panas bumi, panas matahari, kincir angin, dan tenaga nuklir. Saat ini Indonesia
memiliki semua yang tersebut ini, kecuali tenaga nuklir yang masih dalam
kajian. Minyak bumi, gas alam, dan batu bara adalah sumber energi tidak
terbarui lagi, artinya jika unsur-unsur pembentuk yang terdiri dari karbon dan
hydrogen bersama oksigen bereaksi membentuk energi, unsur-unsur hasil reaksi
ini tidak dapat kembali lagi membentuk unsur-unsur sumber semula. Semakin
banyak digunakan dan semakin lama, maka sumber energi tidak terbarui lagi ini
semakin menyusut jumlahnya di dalam bumi. Namun, selagi masih ada di beberapa
tempat utama di dunia, maka negara-negara besar dan bermodal kuat berusaha
sekuat tenaga menguasai sumber-sumber energi ini. Beberapa negara utama
penghasil minyak bumi adalah Irak, Arab Saudi, Brunei Darussalam, Suriah,
Nigeria, Mexico, dan Venezuela. Negara-negara ini tergabung dalam organisasi
negara-negara pengekspor minyak [OPEXC]. Indonesia
pernah menjadi anggota organisasi dunia ini ketika Indonesia masih terhitung sebagai
negara pengekspor minyak bumi.
Pada 1956 pecah perang pertama antara negara-negara Arab
dibawah komando Mesir melawan Israel yang didukung oleh sebagian besar
negara-negara Barat, utamanya adalah Amerika, Inggris, Prancis, dan Belanda.
Sejak perang ini pecah minyak bumi digunakan oleh negara-negara Arab sebagai
alat untuk menekan negara-negara Barat supaya mengurangi dukungan terhadap Israel
dengan cara embargo minyak. Mobil Morris dan Mini Cooper buatan Inggris lahir
akibat embargo minyak oleh Arab memaksa negara ini memproduksi mobil nasional
hemat bahan bakar minyak. Dan, berhasil, sampai sekarang mobil ini masih tetap
diproduksi. Dengan berjalannya waktu minyak tidak dapat lagi digunakan untuk
embargo, karena negara-negara Barat berhasil mengatasi ketergantungan minyak
terhadap Arab. Inggris berhasil mengeksplorasi minyak di Laut Utara sementara
Amerika melakukan eksplorasi di Teluk Mexico
dan Alaska .
Negara-negara Barat dengan kemajuan teknologi di bidang energi, maka mereka
bukan saja berhasil mengatasi ketergantungan minyak terhadap negara-negara
pengekspor minyak, melainkan sekaligus mempunyai ketahanan ekonomi di bidang
energi.
Untuk memiliki ketahanan ekonomi di bidang energi kuncinya
adalah penguasaan teknologi pertambangan mulai dari hulu sampai ke hilir.
Walaupun disebut energi tak terbarui lagi, minyak bumi adalah primadona pasokan
kebutuhan energi utama di banyak negara, khususnya di Indonesia . Indonesia pernah berjaya memiliki
sumber tambang minyak bumi yang berlimpah dan menjadi anggota OPEXC yang
disegani selama lebih 30 tahun. Dalam perioda ini Indonesia
menjadi kampiun di Asia Tenggara, sehingga Malaysia
perlu belajar serius kepada Indonesia
dalam menejemen dan teknologi perminyakan. Kedigjayaan perminyakan Indonesia
telah berlalu, penyebab utamanya adalah salah menejemen dan peningkatan
konsumsi yang semakin bertambah dan cenderung tak terkendali. Salah menejemen
adalah satu istilah saja untuk menghaluskan kondisi yang tidak menyenangkan.
Apa saja kondisi salah menejemen sehingga negara terkesan gagal menyediakan
energi murah dan cukup bagi rakyat? Pertama adalah korupsi yang telah dilakukan
oleh birokrat-birokrat di lingkungan dalam perusahaan minyak milik negara dan
badan usaha milik negara bidang kelistrikan dan anggota parlemen bidang energi.
Pada bulan ini seorang anggota parlemen bidang energi telah ditetapkan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai tersangka penerima gratifikasi. Ia adalah
Sutan Bathoegana. Tersangka artinya, dia telah terindikasi positif
keterlibatannya kongkalingkong. Kedua adalah pertambahan jumlah penduduk yang
cenderung tak terkendali. Demografi yang semakin meningkat akan meningkatkan
berbagai kebutuhan yang pada akhirnya akan menguras cadangan energi yang ada di
negeri ini, seperti jumlah kebutuhan rumah, jumlah kendaraan angkutan umum,
darat, laut, sungai, dan udara, jumlah angkutan kebutuhan pokok masyarakat, dan
belum lagi ditambah dengan kendaraan bermotor milik pribadi, yakni mobil dan
motorbike. Ketiga adalah ketidakadilan menikmati kesejahteraan di negeri ini.
Crowded lalu lintas di negeri ini terutama di kota-kota besar provinsi karena
keserakahan kepemilikan kendaraan bermotor. Aku telah sering melihat ada banyak
keluarga, masing-masing memiliki lebih tiga mobil di dalam garasi, bahkan ada
yang sampai lima
dengan kapasitas lebih dari 2000 cc. Mudahnya penduduk mendapatkan kendaraan
motorbike dengan system kredit.
Pertamina memasok kebutuhan bahan bakar minyak dan gas yang
semakin meningkat volumanya untuk dikonsumsi oleh masyarakat, kebutuhan rumah,
kendaraan angkutan umum, kendaraan motor pribadi, dan industri. Minyak bumi
sebagai tulang punggung energi nasional ini sekarang harus diimpor dari Timur
Tengah dan kapasitas produksi kilang minyak di Indonesia juga tidak tidak mampu
memenuhi kebutuhan konsumsi, maka sebagian minyak bumi yang diimpor terpaksa
harus diolah di negara lain. Ada
dua jenis bahan bakar minyak yang disubsidi dari uang negara, yakni kerosene
dan premium. Subsidi ini telah lama dilakukan dari sejak awal pemerintahan era
Soeharto demi pencitraan pemerintah yang baik memperhatikan kesejahteraan
rakyat, tetapi pada akhirnya subsidi ini menjadi boomerang beban negara yang
teramat berat. Beban subsidi yang semakin berat ini harus ditanggung oleh pemerintah
sesudah rezim Orde Baru jatuh. Itu sebabnya, harga kerosene dan bensin di Indonesia
dapat lebih murah, bahkan paling murah dibandingkan dengan Singapura, karena
separuhnya ditanggung oleh pemerintah. Subsidi itu sebenarnya bantuan langsung
dari negara kepada rakyat melalui mekanisme kebutuhan dasar yang dikonsumsi
oleh rakyat. Bahan bakar minyak adalah kebutuhan dasar yang dikonsumsi oleh
rakyat untuk berbagai keperluan. Banyak subsidi yang harus diberikan oleh
negara kepada rakyat, tetapi subsidi bahan bakar minyak adalah subsidi yang
paling besar dan berpotensi mengganggu neraca anggaran belanja beaya negara. Inilah
pentingnya satu negara mempunyai ketahanan ekonomi di bidang energi, yaitu
dapat membuat industri tetap berjalan, industri berjalan, roda ekonomi tetap
berputar, roda ekonomi berjalan, pendapatan negara bertumbuh, dan semakin
bertambah. Pendapatan negara semakin bertambah, maka rakyat sejahtera.
Ada dua jenis bahan bakar minyak yang disubsidi dari uang negara, yakni kerosene dan premium. Subsidi ini telah lama dilakukan dari sejak awal pemerintahan era Soeharto demi pencitraan pemerintah yang baik memperhatikan kesejahteraan rakyat, tetapi pada akhirnya subsidi ini menjadi boomerang beban negara yang teramat berat. Beban subsidi yang semakin berat ini harus ditanggung oleh pemerintah sesudah rezim Orde Baru jatuh. Itu sebabnya, harga kerosene dan bensin di Indonesia dapat lebih murah, bahkan paling murah dibandingkan dengan Singapura, karena separuhnya ditanggung oleh pemerintah. Subsidi itu sebenarnya bantuan langsung dari negara kepada rakyat melalui mekanisme kebutuhan dasar yang dikonsumsi oleh rakyat. Bahan bakar minyak adalah kebutuhan dasar yang dikonsumsi oleh rakyat untuk berbagai keperluan. Banyak subsidi yang harus diberikan oleh negara kepada rakyat, tetapi subsidi bahan bakar minyak adalah subsidi yang paling besar dan berpotensi mengganggu neraca anggaran belanja beaya negara. Inilah pentingnya satu negara mempunyai ketahanan ekonomi di bidang energi, yaitu dapat membuat industri tetap berjalan, industri berjalan, roda ekonomi tetap berputar, roda ekonomi berjalan, pendapatan negara bertumbuh, dan semakin bertambah. Pendapatan negara semakin bertambah, maka rakyat sejahtera. Sekarang rakyat tidak lagi menggunakan kerosene sebagai bahan bakar rumah-tangga, sebab kerosene dialihkan menjadi avtur yang lebih menguntungkan negara, sedangkan pengganti kerosene adalah gas cair butane-butylene yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai gas elpiji. Untuk sementara negara bernapas lega, sebab beban subsidi berkurang.
Bukan perkara mudah menyadarkan lebih 250 juta penduduk
negeri ini untuk berpartisipasi kampanye hemat energi. Budaya panutan mungkin
hanya sampai dua perioda kepemimpinan kepala negara, pada perioda berikut belum
tentu kepala negara yang berikut dapat memberi panutan yang sama, maka yang
dibutuhkan untuk mengubah mind-set bangsa ini adalah melalui pendidikan peningkatan
mutu karakter bangsa, yakni satu bangsa yang mempunyai kesadaran menggunakan
secara terukur, meningkatkan effisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
energi yang ada. Jadi, perlu ada kebulatan tekad dari bangsa ini sendiri.
Dulu, di Jakarta ada satu asumsi, bahwa dapat disebut kaya
secara materi harus mempunyai sedikitnya satu mobil, maka semakin tinggi
penghasilan semakin besar nafsu untuk memilki banyak mobil supaya dipandang
kaya oleh lingkungan sosialnya. Kondisi sosial seperti ini tentu dimanfaatkan
oleh dealer mobil semua merek untuk menawarkan mobil-mobil terbaru mereka.
Mind-set seperti ini mungkin telah terbentuk di masyarakat Jakarta sekitar decade 60. Pada masa itu
orang baru disebut kaya kalau sudah memiliki mobil merek Impala, maka
berlombalah orang untuk memilikinya. Kalau tidak tercapai keinginan dengan
Impala, dapat Bel Air atau Vaughan ,
okay-lah. Sekarang jaman telah berubah, orang disebut berhasil kalau memiliki
BMW, bahkan lebih jauh lagi memiliki Lamborghini atau Ferrari, kalau tidak
tercapai target seperti itu, ya cukuplah Toyota Camry, dan seterusnya sampai
level merek yang lebih rendah. Di Indonesia pada umumnya orang berlomba
memiliki mobil pribadi bukan karena kebutuhan, melainkan untuk menunjukkan
prestisius, maka tak mengherankan kemacetan lalu lintas semakin parah dan
peningkatan polusi udara yang semakin hebat di seluruh kota-kota besar di negeri
ini. Mind-set seperti ini memang harus ditumpas melalui pendidikan seperti
tersebut di atas. Penambahan jumlah jalan raya, flyover, dan underpass tidak
akan menyelesaikan kemacetan lalu lintas, kalau mind-set seperti ini tidak
dilepaskan dari pikiran orang Indonesia ,
maka konsumsi bahan bakar minyak tetap akan semakin meningkat terus. Jadi,
perlu ada kebulatan tekad dari bangsa ini untuk mengubah mind-set yang salah.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar