Jumat, 31 Januari 2014
Bagaimana Umat Tuhan Menyuap Tuhan?
Memberikan persembahan adalah satu bentuk ibadat yang
dilakukan oleh umat Tuhan untuk memuliakan Tuhan dan satu alasan engkau
mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan, bahwa engkau datang ke rumah Tuhan tidak
dengan tangan yang hampa. Muliakanlah Tuhan dengan hartamu, demikian Tuhan
memberi perintah. Sebelum engkau memberikan persembahanmu kepada-Nya, maka
engkau harus mengucap syukur dalam doamu, bahwa engkau diberi kesempatan
membawa persembahanmu kepada-Nya. Ada
banyak orang mempunyai kesempatan membawa persembahan, tetapi dia tidak
melakukannya karena kelalaiannya sendiri. Tuhan adalah Raja dari segala raja di
muka bumi, maka Dia harus didahulukan dalam segala tindakan yang engkau
lakukan. Persembahan dibedakan dua kategori, yaitu persembahan wajib yang harus
dilakukan oleh umat Tuhan sebagai bentuk responsibilitas terhadap kelancaran
pekerjaan hamba Tuhan yang ditugaskan oleh Tuhan untuk pelayanan umat Tuhan.
Persembahan ini biasa disebut persembahan persepuluhan, yakni satu per sepuluh
dari penghasilan umat Tuhan. Kedua adalah persembahan tidak wajib karena
diberikan di rumah Tuhan [baca : gereja] dengan jumlah yang seikhlas hatimu.
Namun, sebenarnya baik persembahan wajib maupun persembahan tidak wajib, engkau
harus memberikan persembahanmu dengan hati yang ikhlas, supaya persembahanmu
itu menjadi berkat bagi dirimu dan bagi orang lain.
Manusia sudah dari sejak jaman purba selalu mendahulukan
kekuatan yang berada di luar dirinya dan dipercayai mempunyai kekuatan yang lebih
dahsyat dibandingkan dengan dirinya. Supaya kekuatan supranatural yang ada di
luar dirinya tidak marah dan memberi ganjaran lebih banyak, maka manusia
berusaha memberi lebih banyak persembahan dengan motivasi ekonomi. Inilah yang
disebut sebagai semangat hedonisme. Walaupun sudah hidup dalam kasih karunia
Tuhan, masih banyak juga orang percaya memberi persembahan ke rumah Tuhan
seperti manusia yang masih hidup menurut hukum, yakni memberi derma sebanyak
mungkin dengan harapan siapa tahu Tuhan memberi ganjaran lebih berlipat kali
ganda. Dengan banyak memberi derma dan perbuatan baik lain, siapa tahu juga
dosa-dosa akan lebih banyak diampuni. Pikirkanlah baik-baik, apakah berguna
bagi Tuhan jika engkau memberi derma satu koper uang jutaan rupiah, padahal kekayaan
Tuhan jauh lebih banyak dari yang engkau miliki? Dapatkah engkau menyuap
seorang kaya yang kekayaannya mencapai milyaran dollar dengan lembaran-lembaran
uang recehan rupiahan?
Jangan penuh perhitungan atau jangan pelit memberi
persembahan ke rumah Tuhan, karena Dia Yang Maha Murah pasti akan memberi balas
kepadamu 10 kali, 20 kali, bahkan 100 kali ganda, demikian engkau sering
mendengar bapak pendeta memberi khotbah di mimbar. Memberi persembahan itu
penting, tetapi yang paling penting itu memberi persembahanmu dengan kasih.
Memberi dengan kasih itu bukan karena memikirkan balasan sekian kali ganda
balasan yang akan engkau terima dari Tuhan. Ingatlah dengan baik, bahwa Tuhan
itu bukan banker yang akan memberimu bunga sekian persen karena engkau banyak
memberi persembahan, melainkan Dia Yang Maha Murah itu akan memberimu kekayaan
dari-Nya sesuai menurut kasih karunia-Nya kepadamu, bukan menurut pikiranmu
sekian kali ganda. Bagaimana engkau sampai pada pikiran, bahwa Tuhan akan
mengganjar persembahanmu sekian puluh kali ganda? Mungkin 2 ayat berikut dibawah
ini yang mengusik pikiranmu :
“Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.
Pada waktu dia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu
datanglah burung dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang
berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh,
karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layuhan dia dan menjadi
kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di di tengah semak duri, lalu
makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati sehingga dia tidak tidak
berbuah. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, dia tumbuh dengan suburnya dan
berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali
lipat, ada yang seratus kali lipat.” [Markus
iv:3-8].
Ayat ke 8 inilah yang sering dijadikan pembenaran
mendapatkan berkat sekian puluh kali ganda Ayat ini supaya tidak ditafsirkan
sebagai metafora persembahan yang engkau taburkan di rumah Tuhan, melainkan
firman Tuhan yang ditaburkan di setiap jiwa di mana firman-Nya dikabarkan. Ada orang yang sangat
sulit menerima kebenaran firman Tuhan, sebaliknya ada juga orang yang mudah
menerima kebenaran sehingga hasil pemahaman orang ini berlipat kali ganda
dibandingkan dengan orang yang bebal. Persembahan yang diberikan ke rumah Tuhan
seharusnya berguna untuk membantu pelayanan missi sehingga jiwa-jiwa baru yang
belum mengenal Kristus semakin bertambah. Logikanya, semakin banyak domba baru
masuk ke dalam kandang, seiring dengan waktu yang semakin berjalan, maka
persembahan yang masuk ke dalam perbendaraan rumah Tuhan juga semakin
bertambah. Bertambah berlipat kali ganda.
Engkau tidak memberikan persembahanmu dengan hati kuatir,
karena isi dompetmu telah berkurang setelah memberi persembahan ke dalam
kantong kolekte. Ingatlah baik-baik, bahwa semua yang pernah engkau miliki
sampai sekarang adalah pemberian kemurahan Tuhan, bukan hasil jerih payah
keringatmu. Tuhan pasti mengganti semua yang engkau berikan untuk kemuliaan
Tuhan. Ia tidak akan pernah membiarkan engkau jatuh tergeletak dalam
kemiskinan, sebaliknya Dia tetap setia memelihara hidupmu sehingga engkau
datang ke rumah Tuhan selalu tidak dengan tangan yang hampa; selalu ada
persembahan di tanganmu untuk engkau berikan di rumah Tuhan. Ayat berikut yang
mungkin mengusik pikiranmu tentang persembahan adalah :
“Camkanlah ini : Orang yang menabur sedikit, akan menuai
sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.” [2 Korintus ix:6]
Mungkin ada yang berpikir, bahwa semakin banyak uang
dimasukkan ke dalam kotak derma, maka dia pasti akan menuai berkat materi
sekian kali lipat ganda dari sebelumnya. Mereka yang mempunyai pikiran yang
demikian sering lupa dengan ayat berikut yang mengiringi ayat ini, yaitu :
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan
sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita.” [ayat 8]. Sudah dari
sejak zaman purbakala, bahwa manusia itu mudah tergoda dengan tiga hal ini,
yaitu harta, takhta, dan perempuan. Saat ini kita sedang berbicara tentang
harta. Uang termasuk juga harta, yaitu harta yang likuiditasnya tinggi. Memberi
uang persembahan, baik itu di rumah Tuhan maupun di tempat ibadat keluarga,
atau memberi uang langsung kepada seseorang yang sangat membutuhkan adalah satu
bentuk ibadat untuk memuliakan Tuhan. Tetapi yang harus dijauhi oleh engkau
adalah memberi uang persembahan kepada Tuhan dengan motivasi yang salah. Memang
tidak salah logikanya, bahwa jika engkau memberikan sebanyak mungkin uang
persembahan ke dalam kantong kolekte, Tuhan mengganti yang telah engkau
keluarkan. Tapi jangan engkau lupakan, bahwa Tuhan Yang Maha Murah itu
memberikan kekayaan milik-Nya kepadamu sesuai menurut kasih karunia-Nya, bukan
menurut kehendakmu. Misalnya, engkau diberi kesehatan yang prima, engkau diberi
pekerjaan yang sesuai dengan talentamu, engkau diberi lingkungan pergaulan yang
baik, keluargamu rukun damai sejahtera, engkau dipelihara nyawamu oleh-Nya.
Apakah yang telah aku sebutkan ini bukan berkat-berkat luar biasa bagimu? Tidak
ada yang tersembunyi di hatimu di hadapan Tuhan, sebab Dia Maha Mengetahui apa
motivasimu memberi persembahan. Tuhan tidak dapat disuap oleh lembaran demi
lembaran uangmu dalam kotak persembahan untuk mendapatkan imbalan yang lebih
besar, karena Dia sangat tahu isi hatimu sebelum engkau meletakkan uang
persembahanmu di rumah-Nya.
Tidak ada orang, baik umat Tuhan atau bukan yang mau hidup
dalam kemiskinan, mau makan saja harus antre beras dan minyak goreng seperti
yang pernah terjadi di Indonesia pada decade 60, bahkan di banyak negara lain
seperti di Afrika masih banyak yang antre bahan makanan. Tentu hidup yang
sangat menyenangkan dengan kekayaan berlimpah dan fasilitas hidup yang serba
lengkap, penghasilan besar per bulan, rumah gedung permanent, mobil tekhnologi
hi-end, deposito bank, lingkungan sosial yang menyenangkan, setiap tahun
liburan ke luar negeri, dan seterusnya. Kekayaan dunia yang telah aku sebutkan
ini memang membuat hati senang, tetapi tidak akan membawa kebahagiaan sejati.
Orang berkelimpahan harta kekayaan kecenderungan hatinya adalah mengabaikan
Tuhan, sebaliknya hidup dalam kemiskinan yang luar biasa pun akan tergoda untuk
melakukan kejahatan. Dapatkanlah kekayaan sejati yang membuat engkau selalu
ingat kepada Tuhan dan membuat jiwamu tentram. Inilah sejatinya lima kekayaan utama dari
Tuhan yang harus engkau dapatkan dari pada memikirkan segala sesuatu yang belum
engkau peroleh :
Tuhan. Emas dan perak di dunia ini adalah milik
Tuhan. Jika engkau berhasil mendapatkan secuil saja, semua yang engkau miliki
bukan karena hasil jerih payahmu, melainkan dari kemurahan-Nya belaka. Ia
memberi makan ketika yang dikasihi-Nya sedang tidur. Apakah engkau terhitung
sebagai orang yang dikasihi oleh-Nya? Supaya engkau terhitung sebagai orang
dikasihi-Nya, maka engkau harus setia terhadap semua ketetapan-Nya, engkau
harus meletakkan pikiran-Nya ke dalam pikiranmu, dan engkau harus mengasihi
sesamamu manusia. Dalam hal ini justeru Tuhan berkata, bahwa bukan persembahan
yang engkau dahulukan, melainkan belas kasihan terhadap sesama manusia. Hidup
hanya bergantung oleh kemurahan-Nya. Dan, Tuhan memberi kepadamu hanya menurut
takaran kasih-Nya kepadamu, bukan mengikuti semangat keinginan duniamu..
Hidup benar. Engkau tidak memboroskan penghasilan yang
engkau dapat untuk belanja yang tidak berguna. Engkau mendapatkan penghasilanmu
dengan cara yang benar di hadapan Tuhan. Jangan mencuri! Uang hasil curian
tidak menjadi berkat bagimu, walaupun engkau persembahkan ke rumah Tuhan. Saul
bermaksud akan memberikan hasil jarahan dari orang Amalek untuk persembahan
kepada Tuhan, sebaliknya Tuhan menolak jalan pikiran Saul. Ada orang Kristen merampasi kekayaan milik
seorang koruptor klas kakap, kemudian hasil jarahannya diserahkan ke dalam
persembahan, seperti inilah disebut hidup yang tidak benar. Semua perbuatan
yang dilarang oleh Tuhan adalah perbuatan tidak benar, maka jangan engkau
lakukan. Perbuatan Saul tidak benar, maka jangan engkau meniru perbuatannya. Tuhan
memberi kenikmatan dunia kepada manusia paling lama hanya 70 tahun, sesudah itu
manusia harus meninggalkan semua kenikmatan dunia untuk menuju kekekalan.
Engkau tidak membawa secuil pun emas ke liang kuburmu, maka untuk apa
memikirkan berapa kali lipat ganjaran yang diberikan oleh Tuhan untukmu.
Berhikmat. Tahukah engkau perbedaan montir
mobil hasil pendidikan sekolah Tekhnik dengan montir jalanan? Bedanya adalah
montir jalanan mendapatkan pengetahuan melalui pengalaman trial and error.
Jadi, bekerja dengan cara yang salah atau dapat juga melakukan dengan cara yang
benar. Yang penting bagi mereka adalah mesin mobil hidup, walaupun dengan cara
yang salah. Berbeda dengan montir sekolahan, dia mendapatkan keahlian melalui
bimbingan oleh guru sekolah dengan metoda yang benar. Setiap langkah dalam
prosedur dilakukan berdasarkan teori terapan yang telah teruji. Jadi, bukan
coba-coba lagi. Berhikmat artinya engkau mempunyai kemampuan menggunakan
pengetahuanmu dengan cara yang tepat. Bukan dari hasil coba-coba. Belajarlah
dari kisah Ayub! Tuhan mengijinkan kemiskinan mengiringi kehidupan seseorang,
supaya orang ini mendapatkan hikmat. Setelah orang ini mendapatkan hikmat, maka
Tuhan mengembalikan kembali kekayaan yang dulu pernah dimilikinya. Hikmat adalah
satu kekayaan batin yang nilainya melebihi emas dan perak dan hasilnya melebihi
batu permata yang paling indah di dunia. Jika engkau memiliki hikmat, betapa
berharganya kekayaan ini. Contohnya hikmat itu seperti apa? Mungkin begitu
pertanyaanmu. Begini, jika engkau memperoleh uang senilai 1 juta rupiah, apa
yang engkau akan belanjakan dari uang ini? Makan sepuasnya mentraktir
teman-teman makan di KFC. Apakah tindakanmu ini tergolong manusia berhikmat? Banyak
orang kaya secara ekonomi, tetapi miskin batin sehingga orang ini tidak pernah
terpuaskan dengan segala yang dimilikinya. Hanya orang yang kaya secara batin
dapat mengucap syukur dalam segala perkara. Harta terindah yang tak ternilai
harganya adalah hikmat yang diberikan oleh-Nya untukmu. Hikmat memberi
kemampuan dengan pengetahuan supaya menggunakan hartamu untuk tujuan yang
mulia. Mintalah hikmat dari Tuhan supaya engkau memiliki pemahaman yang benar
untuk menaati semua perintah Tuhan.
Rendah hati. Rendah hati artinya tidak
menyombongkan diri. Kejatuhan manusia didahului dengan kesombongan. Orang
sombong menganggap, bahwa segala masalah yang dihadapinya hanya dapat
diselesaikan dengan uang, maka seluruh waktu yang dimilikinya hanya digunakan
untuk mencari kekayaan dunia, bukan mencari Tuhan. Yang ada di dalam pikiran
orang seperti ini adalah kerja, kerja, dan sekali lagi kerja. Bekerja memang
baik, karena fitrahnya manusia memang harus bekerja. Tapi bekerja berlebihan
sehingga tidak ada waktu lagi untuk Tuhan adalah salah. Orang sombong
menganggap, bahwa dirinya sanggup menyelesaikan semua masalah sehingga dia
membiarkan dirinya banyak turun tangan, sebaliknya Tuhan dibiarkan angkat
tangan. Ketika masalah rumit tiba dalam kehidupannya dan tidak terselesaikan,
maka barulah dia menyadari kebebalannya. Orang yang rendah hati menyadari
keterbatasannya di hadapan Tuhan, sehingga dia membiarkan Tuhan lebih banyak
turun tangan mengatasi masalah dirinya. Malas? Bukan! Beda dengan kemalasan.
Orang yang rendah hati tetap bekerja, tetapi dia mengandalkan, bahwa Tuhanlah
yang memimpin pikirannya sehingga pekerjaan selesai pada waktunya. Tuhan
memberi berkat secara berlimpah kepada orang yang memiliki sifat mau berbagi
kepada orang lain. Sifat mau berbagai kepada orang lain tidak dimiliki oleh
orang yang tinggi hati.
Dapat dipercaya. Siapa memberi responsibilitas dalam
perkara kecil, maka dia juga dapat memberi resposibiltas dalam perkara yang
lebih besar. Tuhan akan memberi kekayaan lebih besar sedikit demi sedikit
sejalan dengan tingkat kedewasaan responsibilitasmu. Orang yang dapat
dipercayai mempunyai kemampuan mengelola berkat yang dipercayakan oleh Tuhan
kepadanya. Perhatikan baik-baik, ada banyak orang dunia sangat berlimpah harta
bendanya, sebaliknya di lain sisi ada banyak orang percaya hidup dalam
kekurangan. Dalam hal ini sebab Tuhan mempercayakan pengelolaan milik-Nya
kepada orang dunia, sementara tidak sedikit juga orang percaya yang seharusnya
berhikmat, tetapi sebaliknya justeru menjadi manusia pemboros.
Well, sebagai penutup posting-ku ini, untuk diberkati Tuhan
secara luar biasa maka milikilah terlebih dahulu kekayaan rohani ini, bukankah
Tuhan telah berkata, dapatkanlah terlebih dahulu Kerajaan Sorga, maka yang
lainnya akan ditambahkan oleh-Nya.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar