Jumat, 31 Januari 2014
Symbol Agama Tidak Menyelamatkan Dirimu
Simbol agama, apa itu? Simbol agama adalah benda atau gambar
yang mempunyai bentuk tertentu dan typical yang mewakili keberadaan satu agama.
Bermacam-macam bentuk dan rupa yang menjadi symbol agama, misalnya segi tiga
kembar warna biru muda mewakili symbol agama Yahudi, salib benda berbentuk segi
empat panjang bersilang pada bagian tengah dengan segi empat lain yang lebih
pendek adalah symbol agama Kristen dan Katholik, salib yang mempunyai dua
silang, pendek untuk bagian atas dan lebih panjang sedikit di bawahnya adalah
symbol agama Katholik Orthodoks, bulan sabit adalah symbol agama Islam, dan
seterusnya masih banyak lagi symbol agama lainnya. Tidak disangkal, bahwa
keberadaan symbol agama dapat membangun semangat bagi semua pengikut satu agama.
Di samping symbol agama yang telah saya sebutkan ini, bentuk pakaian dan
warna-warna tertentu merefleksikan satu agama atau kelompok tertentu yang
mengidentifikasikan agama tersebut. Bentuk dan warna refleksi ini typical agama
yang bersangkutan. Untuk warna tidak tidak terlalu mengikat, tetapi bentuk
benda keagamaan sebagai symbol agama dianggap memiliki kekuatan magis bagi
pemakainya.
Salib adalah symbol agama Kristen yang banyak digunakan pada
abad pertengahan dipercayai mempunyai kekuatan magis untuk mengusir setan. Itu
sebabnya pada masa itu banyak rumah orang Kristen di dinding rumah bagian dalam
di sebelah kiri atau kanan setiap pintu selalu dijumpai salib. Tidak bedanya
dengan orang Cina dari penganut ajaran Tao selalu meletakkan cermin di atas pintu
serambi rumah, hal ini juga dipercayai sebagai pengusir setan. Apakah setan
takut melihat salib? Yesus mati tergantung di kayu salib sebagai pengorbanan
diri-Nya terhadap orang-orang berdosa yang percaya kepada-Nya. Terinspirasi
penyaliban ini, maka banyak orang Kristen menggunakan salib sebagai symbol
agama. Yesus tidak pernah mengajarkan kepada pengikut-Nya tentang symbol salib
secara fisik, karena yang paling utama dari bagian iman Kristen adalah semua
orang percaya kepada-Nya harus bersedia menyalibkan dirinya sehingga layak
dipandang sebagai murid-Nya. Semua orang percaya harus menyalibkan dirinya,
bukan harus mempunyai kalung salib dari emas tergantung di lehernya.
Menyalibkan diri artinya bersedia melupakan keberadaan dirinya untuk orang lain
seperti Yesus juga mengabaikan diri-Nya yang datang dari sorga untuk
orang-orang berdosa. Simbol agama berbicara tentang agama dipandang dari sudut
kebendaan. Kalung salib terbuat dari emas berbicara tentang kebendaan.
Penulis cerita horror banyak terinspirasi dari novel
karangan Bram Stoker yang berkisah tentang Dracula yang pasti takut melihat
salib. Dalam kisah ini seseorang dengan keberanian luar biasa menunjukkan benda
terbuat dari kayu berbentuk salib kepada Dracula, maka Dracula mati habis
menjadi debu. Ada satu cerita yang pernah terjadi di Jakarta pada decade 60,
aku dengar dari kakakku, begini ceritanya, ada tetangga kami anaknya kesurupan
atau kerasukan setan, maka tetangga kami yang seorang Katholik mengambil salib
dari dinding rumahnya dan menghadapkan salib ini kepada orang yang kesurupan
ini. Apakah setan menjadi takut karena salib ini? Tidak! Setan yang membuat
kesurupan anak ini pergi setelah diusir oleh seorang dukun. Jadi, cerita
tentang salib dari novel Bram Stoker yang dikatakan dapat mengusir setan pantas
disebut mitos saja. Mistos akan hilang dengan sendirinya dari ingatan
masyarakat sejalan dengan kesadaran iman seseorang dan semakin meningkatnya
tingkat pendidikan masyarakat.
Yesus, Yesus Orang Nazaret adalah nama yang dahsyat dan luar
biasa pasti ditakuti oleh Iblis atau setan. Aku perlu menegaskan Yesus Orang Nazaret,
karena dewasa ini banyak juga orang memakai nama Yesus, terutama di Mexico
dan Filipina. Walaupun engkau tidak mempunyai kalung salib emas tergantung di
lehermu, Iblis pasti mundur darimu, jika engkau beriman kepada Yesus Orang
Nazaret dan dengan bibirmu engkau mengatakan, bahwa Dia adalah Juru Selamat
hidupmu. Orang Kristen biasa dengan menumpangkan tangan kanan memegang kepala
orang kerasukan setan dan berseru dengan suara lantang “Di dalam nama Yesus
[Orang Nazaret], engkau Iblis keluar dari dalam tubuh orang ini!” Tidak perlu
menggunakan kayu berbentuk salib. Engkau mendoakan orang sakit memohon kepada
Bapa di sorga di dalam nama Yesus juga dengan cara seperti ini, menumpangkan
tangan kananmu memegang bagian tubuh yang dirasa sakit. Ada kuasa mengusir setan atau penyakit, jika
engkau beriman kepada Yesus Orang Nazaret.
Minyak urapan. Minyak juga disebut sebagai benda
keagamaan, symbol pencurahan Roh Tuhan atas diri seseorang. Di masa lalu,
ribuan tahun yang lalu Tuhan menyatakan diri hanya pada orang-orang tertentu
pilihan-Nya, maka berkat Tuhan dicurahkan melalui orang pilihan-Nya dengan
meletakkan minyak pada dahi orang percaya. Di lingkungan Gereja Katholik ada
sakramen perminyakan, terutama orang yang sedang sakit diberi minyak pada
dahinya. Namun, dewasa ini denominasi Pentakosta juga muncul gerakan
menggunakan minyak urapan untuk berbagai aspek kehidupan manusia, seperti untuk
orang sakit, perlindungan terhadap roh-roh jahat dengan meletakkan minyak pada
setiap sudut rumah, sampai tempat usaha di pasar atau di pertokoan supaya
komoditi lancar dan untung besar. Minyak yang digunakan adalah minyak goreng
dari kelapa, sawit, zaitun, canola, jagung, bunga matahari, kedele, dan
sebagainya dari berbagai merek. Aku mengingatkan kepadamu, bahwa orang
seharusnya semakin beriman kepada Tuhan bukan kepada symbol agama atau
benda-benda keagamaan.
Tasbih. Ini adalah benda keagamaan
berbentuk manik-manik yang diuntai seperti kalung. Ada yang terbuat dari kayu, plastic, mutiara,
dan beberapa jenis batu mulia. Orang Buddha, Katholik, dan Islam menggunakan
tasbih untuk keperluan ibadah. Bagi orang Katholik tasbih ini biasa disebut rosario digunakan untuk
sembahyang menghormati ibu Maria, ibu yang melahirkan Yesus Orang Nazaret.
Judul doa untuk menghormati Maria ini adalah Salam Maria, diulang sampai 10
kali kemudian disela dengan doa Kemuliaan, dilanjutkan lagi doa Salam Maria dan
seterusnya sampai 4 kali pengulangan. Orang Islam menggunakan tasbih untuk
wirid, yakni menyebut nama Allah sebanyak yang dapat dilakukan sepanjang malam.
Orang Kristen tidak menggunakan tasbih rosario
karena tidak berkepentingan harus memberi kemuliaan kepada Maria. Maria
dipandang sebagai alat Tuhan tidak beda dengan semua nabi pendahulunya, engkau
juga alat Tuhan yang dipakai untuk memuliakan Tuhan. Tasbih rosario juga
diyakini mempunyai kekuatan magis seperti salib, yakni mengusir setan.
Sorban, kopiah, sarung, baju koko, gelang, sajadah, jilbab,
nama orang memang bukan benda-benda keagamaan tetapi pemakainya menunjukkan
typical agama atau kelompok tertentu. Misalnya, orang laki-laki Sikh selalu
menggunakan sorban dan beberapa gelang besi di tangan kiri dan kanan mereka dan
nama belakang mereka selalu ditambahi Singh, seperti Gurnam Singh, Gulanim
Singh, Pardesh Singh, dan seterusnya. Kalau orang Islam, mereka banyak yang
menggunakan nama depan atau belakang dengan Muhammad. Nama Singh maupun
Muhammad sudah identik dengan kelompok atau agama tertentu, jadi rasanya
janggal kalau orang Hindu, Buddha, atau Kristen memberi nama bayi mereka dengan
kedua nama ini, kecuali pada kemudian hari ada orang Sikh atau Islam pindah ke
salah satu agama yang aku sebutkan ini. Kopiah, sarung, baju koko, sajadah, dan
jilbab adalah typical orang Islam yang menggunakan. Walaupun sering dinyatakan,
bahwa kopiah adalah typical nasional bangsa Indonesia , engkau akan menciptakan
satu kondisi yang asing kalau datang ke gereja menggunakan tutup kepala kopiah.
Di banyak desa atau kota
kecil di Jawa banyak orang menggunakan sarung, bukan hanya orang Islam, tetapi
belum pernah aku melihat orang menggunakan sarung pada satu acara kebaktian.
Pada
masa kini symbol agama Kristen tidak diminati keberadaannya di Eropa karena di
masa lalu agama digunakan oleh pejabat tinggi gereja [uskup dan cardinal] hanya
sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan dan pemerasan pajak terhadap rakyat.
Symbol keagamaan memang sedang trend dan fenomenal bagi masyarakat di Indonesia . Pernah
pada satu ketika polisi melakukan razia preman di di seluruh wilayah Jakarta secara serentak.
Hasil kerja polisi adalah menangkap ratusan preman. Dari rupa fisik mereka,
maka dapat aku kenali mereka itu berasal dari mana. Banyak di antara preman itu
mengenakan baju pada bagian atas dua tiga kancing dilepas sehingga bagian dada
mereka terlihat jelas kalung salib besar. Pakai kalung salib besar terbuat dari
emas, tapi kerjaan mereka meresahkan masyarakat. Memalukan! Perbuatan mereka
jelas membuat malu Tuhan. Mereka keluar masuk kompleks pelacuran memalak
perempuan pelacur dengan kalung salib besar tergantung di leher mereka. Tuhan
tidak melihat kesalehan normative keagamaan seseorang dan juga tidak melihat
symbol agama yang dikenakan oleh seseorang, melainkan melihat hati. Bukan orang
yang menyebut Tuhan, Tuhan, Tuhan yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,
melainkan siapa saja yang taat melakukan kehendak Tuhan. Bukan karena kesalehan
normative dan mengenakan symbol agama engkau selamat, melainkan beriman kepada
Juru Kunci Sorga, yakni Yesus Orang Nazaret.-
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar