Roti kopi dari Purwokerto. Lekker! |
Kamis, 24 Januari 2013
Engkau Menjadi Tentram dan Bahagia, Jika Engkau Mengasihi Saudaramu
Dalam satu
keluarga terdiri dua anak atau lebih terjadi pertengkaran adalah hal lumrah.
Pertengkaran adalah romantika bumbu penyedap di dalam suatu keluarga. Keluarga
macam apa jika di dalamnya sepi seperti kuburan, sepi seperti tidak ada
kehidupan. Keluarga adalah pilar sebuah gereja. Berkat Tuhan disalurkan melalui
keluarga. Tuhan mengajarkan supaya kita mengasihi semua saudara yang tinggal
satu rumah dengan kita, khususnya saudara kandung. Tuhan menghadirkan mujizat
di tengah keluarga orang Kristen bukanlah satu kemustahilan sepanjang saudara
percaya, bahwa firman Tuhan dari dulu, sekarang dan sampai kapan pun tetap
sama. Tuhan menghadirkan mujizat di dalam kehidupan orang percaya adalah proses
dalam kehidupan Anda. Proses adalah satu rentang waktu, jadi Anda harus sabar.
Barangsiapa berkata, bahwa dia
berada di dalam terang, tetapi dia membenci saudaranya, dia berada di dalam
kegelapan sampai sekarang [1 Yohanes ii:9]. Orang seperti ini setiap hari membaca Alkitab dan
setiap minggu pergi ke gereja dan pada hari lain juga rajin mengikuti
persekutuan doa, tetapi firman Tuhan tidak memancar dalam kehidupan nyata.
Firman Tuhan hanya dipandang sebagai pengetahuan. Bahayanya firman Tuhan hanya
dipandang sebagai pengetahuan adalah firman Tuhan akan ditafsirkan bagaimana
baiknya menurut dia. Ciri orang ini adalah mengetahui saudaranya membutuhkan
bantuan, tetapi dia tidak mau tahu. Benih kebencian di dalam satu keluarga
dapat tumbuh subur karena ada akar kepahitan di dalam hati seorang atau beberapa
anggota keluarga. Keluarga Yakub adalah contohnya. Yakub mempunyai 12 orang
anak, tetapi dia lebih mengasihi Yusuf dari anak-anaknya yang lain, karena
Yusuf, anaknya yang lahir pada masa tuanya; dia menyuruh membuatkan jubah maha
indah bagi anak kesayangannya ini. Melihat perlakuan istimewa Yakub terhadap
Yusuf ini, maka bencilah mereka terhadap anak ini [Kejadian xxxvii:4].
Jika di
dalam hati seseorang telah timbul kebencian terhadap saudaranya, yang ada dalam
pikirannya adalah upaya untuk melenyapkan saudaranya supaya dia mendapatkan
juga perhatian seperti yang dimiliki oleh saudaranya ini. Alkitab itu
sesungguhnya adalah huruf-huruf mati, tetapi huruf-huruf ini akan hidup dan menyala
terang seperti obor melebihi terangnya pelita, jika Anda mempunyai iman kepada
Tuhan; dan iman itu akan tetap hidup jika Anda mengasihi saudara Anda.
Mengasihi saudara-saudara yang lain artinya memberi tempat bagi mereka di hati
Anda [Yakobus ii:24]. Jika Anda pelit terhadap saudara yang sedang membutuhkan
bantuan Anda, Tuhan juga sedang menutup berkat untuk Anda; karena Tuhan
menghendaki berkat-Nya juga mengalir kepada yang sedang membutuhkan bantuan.
Tehadap orang yang pelit kepada saudaranya, Tuhan mengambil apa yang dimiliknya
dengan satu dan banyak cara, misalnya rumahnya dicuri orang, sering ditipu, mobilnya
kebakaran, atau anak dan istrinya sering sakit sehingga harus keluarkan banyak
uang untuk pergi ke dokter, dan lain sebagainya.
Barangsiapa mengasihi saudaranya,
dia tetap di dalam terang, di dalam dia tidak ada penyesatan [1 Yohanes ii:10]. Ada 3 pilar yang membuat kehidupan rohani
Anda itu sehat, yaitu : pertama, setiap hari makan roti kehidupan yang
didatangkan dari Sorga, karena roti ini menyehatkan jiwa manusia [Yohanes
vi:35]; kedua, Anda mempunyai hikmat. Salomo dalam doanya tidak menyebutkan
sama sekali meminta kekayaan dunia melainkan dia meminta hikmat [1 Raja-Raja
iii:6-9]; ketiga, Anda melakukan persekutuan dengan Tuhan di dalam doa [1
Yohanes 1:3] dan melakukan pertemuan dengan anggota jemaat yang lain selain
hari Minggu [Matius xviii:21-22]. Kalau Anda pernah hidup dalam penderitaan dan
penderitaan ini adalah hasil perbuatan orang dekat Anda, katakan saudara,
kemudian Anda diharuskan untuk mema’afkannya walaupun dia pernah membuat hidup
Anda menderita luar biasa, Anda sudah melaksanakan perintah Tuhan, Anda harus
mengampuni kesalahan yang dilakukan oleh orang lain [khususnya saudara Anda]
sebanyak sampai 70 kali 7 kali, yang mempunyai makna mengampuni kesalahan orang
lain secara tidak terbatas. Silahkan Anda membaca kisah Yusuf di dalam Kejadian
dari pasal xxxvii. Klimaks dari cerita Yusuf ini adalah dia tidak mempunyai
dendam kepada semua saudaranya yang telah membuat dirinya menderita selama 13
tahun, sebaliknya dia mema’afkan mereka. Memberi ma’af dan diberi ampunan
adalah dua kebutuhan manusia yang terdalam di dalam jiwanya. Orang yang
menyadari dirinya dalam keadaan bersalah dan kesalahannya dima’afkan, maka
orang seperti ini akan merasakan kebahagiaan luar biasa; karena beban jiwa yang
menghimpit hidupnya telah terlepaskan. Anda juga akan menikmati kebahagiaan,
jika Anda dapat membuat orang lain bahagia; sebaliknya jiwa Anda juga akan
menderita, jika Anda masih mengikat dendam kepada seseorang. Melampiaskan
dendam tidak akan pernah menyelesaikan masalah, karena hidup Anda tidak
ditentukan oleh masa lalu melainkan hari ini. Orang melihat keadaan Anda hari
ini bukan masa lalu Anda. Jika pada saat ini Anda mengasihi musuh Anda, saat
ini juga Tuhan mengasihi Anda. Apa yang masih terikat di bumi, maka sorga juga
seterusnya masih mengikat. Jika Anda mengampuni kesalahan orang lain, dosa Anda
juga diampuni oleh Tuhan. Orang yang hidupnya di dalam terang selalu menyadari,
bahwa tidak ada yang tersembunyi bagi dirinya di hadapan Tuhan. Orang seperti
Yusuf selalu positive thinking. Banyak hal yang didapatkan dalam positive
thingking, yaitu : 1 ) Semakin kreatif karena jiwa yang merdeka; sebaliknya
negative thinking, yaitu dendam, dengki, fitnah, zinah, dan benci membelenggu
jiwa sehingga pikiran tidak berkembang untuk melakukan kreatifitas. Orang yang
kreative selalu disukai di tempat pekerjaan, karena ide-ide baru yang
innovative selalu memberi nafas baru di dalam perusahaan. 2) Percaya, bahwa setiap hari Tuhan memberi
harapan baru dan semangat baru. Boss selalu menyukai karyawan yang mempunyai
percaya diri yang besar, selalu mengatakan perkataan yang membangun lingkungan
tempat kerja. 3) Sabar dalam menghadapi penderitaan, karena percaya, bahwa
Tuhan tidak membiarkan orang percaya sendirian dalam penderitaan. 4) Selalu
berdoa kepada Tuhan.
Tuhan
memberkati Anda, jika Anda memberi ruang di dalam hati Anda untuk
saudara-saudara Anda. Berkatilah orang yang membuat penderitaan terhadap Anda
dan jangan membalas kejahatan dengan kejahatan. Pembalasan adalah hak Tuhan,
biarlah tangan Tuhan yang bekerja menyiapkan berkat yang akan Anda nikmati.
Barangsiapa membenci saudaranya, dia
berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu kemana
dia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya [1 Yohanes ii:11]. Orang-orang seperti ini mempunyai
ciri-ciri selalu negative thinking, selalu mencari kesalahan orang lain, selalu
membangkitkan perkara yang tidak perlu dibangkitkan hanya untuk mencari
perhatian dari orang lain, dan selalu mengungkit perkara masa lalu.
Saudara-saudara Yusuf adalah sekelompok manusia yang hatinya dipenuhi oleh
kedengkian. Tidak tertutup kemungkinan, mereka satu sama lain saling
menyalahkan setelah mereka menjual Yusuf kepada pedagang budak bangsa Arab,
karena mereka berkata bohong kepada ayah mereka, Yakub, bahwa Yusuf telah
dimakan binatang buas dengan cara melumuri jubah Yusuf dengan darah domba
sebagai alibi penghilang jejak. Mereka hidup dikejar dosa yang selalu
membayangi pikiran mereka selama bertahun-tahun lamanya. Ketika bencana
kelaparan melanda semua wilayah tetangga Mesir, termasuk Palestina, mereka
tidak dapat berbuat apa pun, sebaliknya Tuhan menghadirkan mujizat kepada Mesir
melalui Yusuf. Mesir berkelimpahan gandum, makanan pokok bagi bangsa-bangsa di
sekitarnya. Mereka tidak tahu harus berbuat apa, karena hidup di dalam dosa
memang membuat para pelakunya hidup di dalam kegelapan. Penulis mazmur
mengatakan, bahwa firman Tuhan adalah pelita bagi kakinya dan terang bagi jalan
hidupnya [Mazmur cxix:105]. Jika pelita yang seharusnya berfungsi menerangi
kaki supaya tidak tersesat ketika berjalan pada kegelapan malam, tetapi tidak
berfungsi lagi karena minyaknya habis, orang yang membawa pelita ini akan
tersesat jalan pada kegelapan yang pekat. Demikianlah keadaan hati manusia,
jika firman yang seharusnya menjadi terang di dalam hatinya, tetapi terangnya
berangsur redup sampai akhirnya mati sama sekali, karena kasih telah hilang
berganti dengan kebencian, hidup orang ini akan mengalami kegelapan; dan di dalam
kegelapan orang ini dapat tersesat. Orang yang tersesat biasanya akan
terombang-ambing oleh berbagai ajaran yang menyesatkan. Seumpama orang yang
berjalan dalam kegelapan tanpa pelita, kegelapan itu membutakan mata sehingga
orang tidak tahu lagi kemana tujuannya. Demikian pula jika Roh Kristus tidak
ada di dalam jiwa seseorang, gelaplah hidupnya. Tuhan tidak pernah menghadirkan
mujizat di tengah orang-orang yang hatinya penuh kedengkian.-
Surat
1 Yohanes ii:9-11.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar