Sabtu, 25 Agustus 2018

Orang-Orang Yang Tersesat

Setiap hari kita dapat menjumpai berita orang-orang yang tersesat di kota-kota besar. Jangan tanya di padang pasir atau di hutan rimba, sebab di kedua tempat ini memang tempatnya orang-orang tersesat, apalagi kalau tidak membawa kompas dan tidak mempunyai pengalaman survive. Tanpa alamat jelas atau membawa informasi yang salah mencari alamat seseorang, biasanya berakhir tersesat. Kisah orang yang tersesat di kota besar ada yang sampai kehabisan uang dan menjadi pengemis atau gelandangan. Tersesat di planet bumi masih ada harapan pertolongan, sebaliknya tersesat salah memilih jalan keselamatan siapa yang dapat menolongmu? Menuju keselamatan kekal satu jalan saja, yakni tidak ada jalan keselamatan lain selain hanya melalui Anak Allah yang tunggal, Yesus Kristus Orang Nazaret. Di luar Yesus Kristus tidak ada keselamatan! Salah memilih jalan keselamatan, maka engkau pasti tersesat dan binasa. Yesus Orang Nazaret memberi jaminan tentang diri-Nya, bahwa Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Dia (Yohanes xiv:6). Tidak ada seorang nabi mana pun yang berani memberi jaminan seperti ini. Walaupun Musa disebut nabi besar bangsa Israel, dia hanya menyampaikan peringatan kepada bangsa ini, bahwa jika mereka tidak mendengarkan suara TUHAN Allah mereka dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapan-Nya, yang disampaikan oleh Musa kepada mereka pada hari Musa mengucapkan peringatan ini, maka segala kutuk akan datang kepada mereka dan mencapai mereka (Ulangan xxviii:15).

Inilah perintah yang harus dilaksanakan oleh bangsa Israel, yakni barangsiapa percaya kepada Allah, dia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, dia telah berada di bawah hukuman, sebab dia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah (Yohanes iii:18). Bangsa Israel lebih memilih tidak mempercayai Yesus, Anak Tunggal Allah, maka mereka menghadapi konsekuensi hukuman. Bangsa Israel tidak menyadari sama sekali, bahwa Allah di dalam Perjanjian Lama hakekatnya sama dengan Allah di dalam Perjanjian Baru.  Ada dua jenis orang-orang yang tersesat, yakni pertama, orang-orang di luar Kristus dan kedua adalah orang-orang di dalam Kristus sendiri. Orang-orang yang tersesat di luar Kristus jumlahnya sangat banyak dan mereka adalah keprihatinan rasul Paulus. Keprihatinan rasul Paulus adalah keprihatinan dan responsibilitas kita juga. Mereka yang disebut di luar Kristus adalah mereka yang tidak percaya, bahwa yang mati tergantung di kayu salib adalah Yesus Orang Nazaret. Bagi orang-orang seperti ini menerima pemberitaan kematian Kristus di kayu salib adalah kebodohan, maka hidup mereka pasti menuju maut, sebaliknya bagi orang-orang yang diselamatkan pemberitaan kematian Kristus adalah kekuatan Allah (I Korintus i:18). Pemberitaan kematian Kristus adalah pemberitaan salib. Salib Kristus memisahkan dua kelompok manusia, yakni kelompok pertama adalah orang yang menanggapi, bahwa menerima pemberitaan kematian Kristus adalah kebodohan, sebab bagi mereka pemberitaan ini dianggap tidak logis, sebaliknya kelompok yang lain mempercayai bahwa pemberitaan tentang salib membawa keselamatan jiwa orang percaya.

Kekuatan Allah terletak pada firman-Nya, firman yang menguatkan iman kepada Kristus. Firman Allah tidak pernah kembali dengan sia-sia, sebab firman melaksanakan apa yang diperintahkan oleh-Nya. Hikmat perkataan manusia bertentangan dengan kebenaran salib Kristus, bahwa Kristus mati di kayu salib sebagai tebusan kehidupan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Ia memakai engkau yang dipandang bodoh oleh dunia sebagai alat-Nya untuk membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang dunia yang menganggap diri mereka orang bijak. Sebelum Kristus datang ke dunia, manusia harus menumpahkan darah domba atau sapi jantan tak bercacat sesuai menurut Hukum Taurat sebagai lambang penghapusan dosa dan mengingatkan manusia, bahwa dosa pasti menuju maut. Setiap tahun mereka melakukan ritual ini. Namun, bagi orang yang percaya, bahwa darah yang tertumpah di Golgota itu adalah darah Kristus, maka tidak perlu lagi bagi orang percaya untuk menumpahkan darah hewan tak bercacat bagi penebusan dosanya. Penumpahan darah hewan jantan tak bercacat tidak dapat menghapuskan dosa manusia, sebatas sebagai lambang saja. Dan, lambang ini digenapi oleh kematian Kristus di kayu salib. Hanya yang datang dari sorga yang dapat menghapus dosa manusia, yakni Dia yang kudus dan tak berdosa. Kristus adalah manusia yang lahir dari Roh Kudus, air, dan darah. Roh Kudus menunjukkan keilahian Kristus, sebaliknya air dan darah menunjukkan kemanusiaan Kristus, karena Dia datang ke dunia melalui rahim seorang perempuan. Mereka yang menganggap berita tentang salib adalah suatu kebodohan di Indonesia jumlah mereka dapat mencapai 90 persen dari jumlah penduduk termasuk di dalamnya aliran kepercayaan pada suku-suku pedalaman. Sebagian besar mereka adalah pemeluk agama Islam. Untuk tingkat dunia ditambah lagi oleh orang-orang atheis, bahkan Israel di Timur Tengah ummat pilihan Allah sama sekali tidak mau menerima salib Kristus. Pada waktu yang lebih lanjut lagi akan ada semakin banyak orang murtad mengikuti roh-roh sesat melalui nabi-nabi palsu (I Timotius iv:1-2 dan Ibrani iii:12). Kalau Tuhan Yesus datang untuk kali kedua, masih adakah iman di bumi? 

Kelompok kedua adalah orang-orang tersesat di dalam Kristus. Mereka menerima Kristus sebagai Juru Selamat dan mereka dibaptis di dalam Bapak, Anak, dan Roh Kudus. Setiap Minggu mereka mengikuti ibadat di gereja memuji dan memuliakan Tuhan. Namun, dalam keseharian kehidupan rohani mereka tidak merefleksikan, bahwa mereka adalah orang Kristen yang seharusnya taat kepada firman Allah. Adat nenek moyang masih koheren menguasai jiwa mereka. Mereka mengakui sendiri, bahwa mereka tidak dapat meninggalkan warisan nenek moyang mereka. Mereka tersebar di seluruh Indonesia dalam masyarakat suku-suku pedalaman, seperti Nias, Enggano, Batak, Pasamah, Badui Dalam, Ranau, Toraja, Bali, Dayak, Kombai, Korowai, dan seterusnya. Mereka mensejajarkan ilah-ilah mereka di hadapan Allah yang hidup. Mereka menganggap roh-roh nenek moyang bersama Roh Kristus menyelamatkan mereka. Injil Kristus belum sepenuh hati memenangkan jiwa-jiwa mereka, maka mereka mendapatkan kebinasaan sebab pikiran mereka dibutakan oleh ilah-ilah mereka (2 Korintus iv:3-4). Realitas Injil menunjukkan, bahwa mereka membiarkan ilalang tumbuh subur di antara gandum, malah ilalang yang semakin memenuhi ladang gandum (Matius xiii:25-26). Gereja yang semakin kehilangan visinya, maka gereja ini akan redup rohnya untuk berkembang. Hidup segan, mati tak mau. Keberadaan persekutuan ummat di gereja masih tetap ada, tetapi tidak ada sukacita di dalamnya. Gereja berisi orang-orang sesat karena roh-roh nenek moyang mengurung pikiran mereka. Ketika orang Islam berkata, bahwa mereka menyekutukan ilah dan Allah adalah musrik, mereka tidak dapat berkata apa pun, karena faktanya memang demikian, ilah-ilah mereka padukan dengan Tuhan Yesus. Ketika nabi-nabi palsu dan mesias-mesias palsu mendemontrasikan suatu mujizat luar biasa, goyahlah iman mereka. Orang kalau sudah goyah imannya, maka tinggal selangkah lagi dia menjadi murtad. Banyak tempat suku pedalaman yang dulu pernah menjadi kantung Kristen, sedikit demi sedikit melepaskan iman mereka kepada Kristus, sebab pada dasarnya iman mereka tidak mengakar dalam menurut ajaran Kristus (Kolose ii:7-8).

Orang Kristen dapat tersesat bukan hanya disebabkan oleh adat nenek moyang, filsafat kosong, ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia juga memberi kontribusi penyesatan, bahkan menafsirkan firman Allah semau pikiran sendiri juga dapat tersesat. Misalnya, menafsirkan ajaran kasih dengan mengijinkan melakukan persetubuhan dengan siapa saja; anak laki dengan ibu kandungnya sendiri, ayah kandung dengan anak kandung perempuan, suami dengan istri tetangga (sekte Children of God), seorang laki boleh memiliki istri sampai dua belas orang (sekte Mormon), Yesus bukan Juru Selamat (sekte Saksi Yehovah). Firman Tuhan adalah kompas yang menuntun pikiran orang Kristen supaya tidak tersesat dalam perjalanan menuju keselamatan kekal, maka bacalah seksama dengan pimpinan Roh Kudus, dan renungkanlah. Engkau tidak akan pernah menjadi pelaku firman dengan benar, kalau pemahamanmu terhadap firman Tuhan tidak benar. Karena itu menurut pesan rasul Paulus kepada jemaat Korintus : " ... Jangan sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (I Korintus vi:9). Pergaulan yang buruk juga dapat membuat orang Kristen tersesat. Orang melakukan percabulan, perzinahan, pencurian, pelahap, hamba minuman, nakotika, perjudian, korupsi, saksi dusta, dan berbagai kejahatan lain dimulai dari pergaulan yang buruk. Sekali lagi rasul Paulus memberi peringatan : "Janganlah kamu sesat ... " (I Korintus xv:33). 

Betapa pun seorang anak perilakunya menjengkelkan kedua orang tuanya, tetapi di lubuk hati terdalam tidak ada orang tua menghendaki anaknya tersesat. Demikian juga bagi seorang gembala, tidak menghendaki domba-dombanya tersesat mengambil jalan sendiri-sendiri. Sebelum penyesatan terjadi tiada hentinya orang tua, gembala, close friend, dan yang paling jauh adalah teman dan tetangga memberi nasehat supaya engkau menjauhi dari segala sesuatu yang dapat membuat engkau tersesat. Penulis amsal mengingatkan, bahwa siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, sebaliknya siapa mengabaikan teguran, tersesat (Proverb x:17). Dengarlah nasehat dan perhatikan teguran. Untuk kedua hal ini, nasehat dan teguran. Selagi ada sahabatmu di dalam Kristus masih mau memberi nasehat dan teguran kepadamu, artinya engkau masih dikasihi oleh Tuhan. Seorang tua di Hong Kong memberi nasehat kepada seorang anak lakinya demikian : -- Jangan dekat dengan obat bius (narkotika). Jangan pernah ikut terlibat dalam gang. Jangan berjudi.-- Orang tua ini adalah ayahnya Jackie Chan. Engkau tahu siapa Jackie Chan? Ia adalah moviestar laga terkenal  di seluruh dunia berasal dari Hong Kong. Tuhan tidak menghendaki engkau tersesat, maka dengarkan nasehat dan teguran orang tuamu di dalam Kristus selagi orang tuamu masih ada.-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar