Tinoransak iga sapi for Christmas. |
Jumat, 11 Desember 2015
Tinoransak Iga Sapi Untuk Hari Natal
Tinoransak for Christmas. Semua orang menyukai Hari Natal. Semua orang
senang menyambut Natal.
Di Lebanon, Turki, Mesir, dan Irak, baik orang Kristen dan orang Islam
menyambut Hari Natal
dengan suasana hati gembira. Hari Natal itu menyenangkan hati sebab hari itu
adalah hari kesukaan. Apa yang membuat orang pada menyukai Hari Natal? Orang
yang tidak merayakan Natal juga merasakan kesukaan Desember ceria ini, mereka
meraup keuntungan dari bisniz Natal, seperti mencetak kartu-kartu Natal,
penjualan pohon pinus untuk pohon Natal di dalam rumah, kuantitas penjualan
berbagai jenis makanan meningkat, travel biro, dan lain sebagainya. Bagi yang
merayakan Natal, hati senang sebab ada ayam goreng, kue black forest, kue keju
caramel, tenderloin beefsteak, tuna fishsteak, bebek Peking goreng, minum jus
jeruk, jus strawberry, dan seterusnya. Semua makanan yang telah aku sebutkan di
sini tentu tidak datang begitu saja, sebab kehadiran semua makanan ini
membutuhkan uang tidak sedikit. Di satu restoran besar di Jakarta Selatan
menyediakan hidangan serba laut, seperti kepiting saus Pa.dang, lobster bumbu
lada hitam, nasi goreng sea food, udang goreng tepung, dan udang goreng saus
asam manis. Seorang pelanggan resto ini berkata, bahwa hidangan di sini
harganya terjangkau dan harga tidak bohong. Satu porsi kepiting saus Pa.dang
harganya terjangkau tentu bagi mereka yang berdompet tebal. Bagi orang Kristen
kelompok berpunya, maka memiliki uang pada saat perayaan Natal seperti ini pasti membuat hati senang.
Natal pada saat ini lebih dimaknai suasana
bisniznya dibandingkan dengan pesan rohaninya. Lagipula, Tuhan sebenarnya tidak
pernah memberi perintah untuk merayakan Natal.
Natal adalah suatu perayaan yang tidak ada sangkutannya dengan firman Tuhan,
tetapi selama ratusan tahun kemasan Natal
semakin indah dan semakin mahal. Natal selalu identik dengan pohon natal yang
terbuat dari tebangan pohon pinus. Lalu, di Bekasi di tempatku tidak ada pohon
pinus, pakai pohon apa, ya? Natal seharusnya dimaknai dengan kegembiraan dan
kesederhanaan. Gembira sebab Juru Selamat dunia telah lahir kedunia. Sederhana
sebab Juru Selamat dunia dilahirkan di tempat kumuh dengan aroma pesing tubuh
domba, yakni kandang domba. Kelahiran Sang Juru Selamat faktanya memang tidak
menghadirkan suatu kemewahan. Bayi mungil Juru Selamat dikelilingi oleh
gembala-gembala domba yang berpakaian sangat sederhana. Apalagi pada waktu itu
Palestina sedang dibawah penjajahan kekaisaran Romawi, rakyat dibawah tekanan
pajak tinggi melalui kaki tangan penguasa. Hidup susah, makan payah! Gembira
tidak berarti harus berfoya-foya makan kepiting saus Pa.dang atau bebek Peking goreng. Engkau seharusnya memiliki emphatic, sebab
masih banyak juga saudara-saudara kita dalam keadaan hidup susah dan makan
payah.
Uang memang dapat membuat orang senang. Pada
bulan yang membawa suasana Natal
yang menyenangkan ini, maka mau makan di resto mana saja pasti dapat dilakukan,
yang penting ada uangnya. Di satu resto di Jakarta Selatan, satu ekor bebek
Peking goreng atau bebek sawah khas Bali harganya dua ratus lima puluh ribu rupiah oleh pengunjung resto
dikatakan harga yang terjangkau. Saat ini aku sedang bokek, di dalam dompetku
hanya ada lima ribu rupiah saja, maka aku tidak
mimpi merayakan Natal dengan isteri dan anakku
perempuan dengan hidangan kepiting saus Pa.dang atau bebek Peking
goreng. Tidak semua orang Kristen adalah orang berpunya. Banyak juga orang
Kristen yang makan dengan lauk sederhana saja. Kami sering makan masing-masing satu
piring nasi dengan sayur asam atau sayur lodeh dan satu macam lauk sederhana,
yakni orekan tempe, orekan teri kacang tanah, tempe goreng, atau tahu
goreng saja. Kami mengucap syukur kepada Tuhan atas makanan yang telah kami
nikmati ini. Saat ini pun ikan asin tidak tergolong lagi lauk harga murah.
Pada awal bulan ini kami baru saja
mengembalikan mobil Daihatsu Espass tahun 1996 ke leasing, sebab tidak dapat
lagi memenuhi kewajiban membayar kredit sebesar delapan ratus lima puluh tiga
ribu rupiah per bulan. Kredit sudah berjalan selama dua tahun, sisanya satu
tahun lagi. Kami relakan lepas. Beban kewajiban membayar kredit itu kami
lepaskan dengan hati ikhlas, maka legalah pikiran kami, sebab telah lepas sebagian
beban hidup kami. Beban hutang itu mengurangi kebahagiaan, karena itu satu
negara yang memiliki beban hutang besar, maka rakyat negara itu kurang bahagia
atau tidak bahagia sama sekali. Jika engkau ingin bahagia, minimal engkau harus
bebas hutang. Jika engkau bebas dari hutang, maka uang semakin terkumpul, dan
engkau dapat menikmati kepiting spesial saus Pa.dang. Rasa bahagia dan senang
dapat sinkron, jika kondisi seperti ini datang dari Tuhan. Misalnya? Engkau memiliki
uang dari penghasilan halal dan cukup, kemudian makan bersama anak dan isteri pada
Desember ceria ini, di satu resto yang menyajikan nasi kebuli komplit dengan
lauk semur kambing, dan ayam goreng.
Namun, hidup ini bukan hanya memikirkan
kepiting saus Pa.dang, nasi goreng kambing, nasi kebuli komplit, atau nasi uduk
dan ayam goreng, melainkan sisihkan lebih banyak lagi uangmu ke dalam kotak
derma. Gereja membutuhkan banyak dana untuk diakonia, misi, dan tentu saja
perayaan Natal.
Banyak orang makan di resto sampai tersisa banyak, sebab banyak yang dipesan,
tetapi sedikit yang termakan, akibatnya paling sedikit ada tersisa dua sampai tiga
porsi. Kalau orang makannya di resto mahal dan ternama, orang ini sudah
membuang sia-sia IRD 100000 per porsi. Orang fasik tidak pernah ingat perkara
yang satu ini, sebab uangnya mudah diperoleh dari berbagai kejahatan yang
merugikan rakyat negeri ini. Natal selalu identik dengan boks berisi nasi dan
ayam goreng atau rendang daging sapi sebagai sarana pertemuan teman-teman yang
telah lama menghilang dari peredaran. Gereja yang biasa menyediakan boks berisi
menu lebih beraneka ragam dan ada sedikit sentuhan mewah, seperti nasi uduk
atau nasi kuning, ayam goreng, telur ayam balado, sambal goreng hati, orekan
tempe, dan krupuk udang, maka yang datang ke gereja lebih banyak lagi pada
perayaan. Every one likes Christmas. Apalagi kalau di dalam boks ada udang goreng
asam manis, pastilah yang datang lebih banyak lagi. Banyak gereja menjadi penuh
pengunjung satu tahun sekali setiap Hari Natal, setelah itu kosong kembali.
Datang untuk ayam goreng bukan untuk mencari Tuhan. Sampai kapan begini terus?
Pada suatu hari dua minggu sebelum Hari Natal setelah
aku berbelanja di Pasar Senen Jakarta,
aku berjalan menuju Jalan Kramat 5 nomor 12. Bertahun-tahun aku menunda datang
ke tempat ini, maka sekali ini aku memaksa diriku ke tempat ini. Aku bermaksud
menemui seorang teman yang pernah bersama menetap di kota Plaju 36 tahun yang lalu. Jalan ini
teduh sebab dinaungi oleh banyak pohon di kiri dan kanan jalan. Ada dua resto masakan Manado,
ini satu indikasi bahwa di sepanjang jalan ini banyak orang Manado. Temanku memang orang Manado dari Tonsea kelahiran Plaju. Atas
petunjuk dari pemilik resto, orang yang akan kutemui tempatnya satu rumah di
sebelah resto ini. Ternyata, temanku telah lama pindah ke daerah Tangerang
Selatan. Rumah ini dihuni oleh kakak perempuannya yang tertua dan belum lama
suaminya meninggal. Ketiga anaknya semua tidak ada yang menetap di sini setelah
besar dan mempunyai pekerjaan tetap. Rumah lama berventilasi besar di atas
jendela dan pintu rumah dan tegel kodok. Rumah ini terasa sejuk, sebab tegel
kodok mampu menurunkan temperature ruangan. Di sudut ruang tamu ada pohon natal
besar terbuat dari plastik yang belum diberi hiasan. Well, kami mengobrol
tentang anything ketika masih di Plaju. Pemilik rumah ini, Rosye menyuguhiku panada,
snack khas orang Manado,
yakni roti diisi dengan ikan tuna. Enak sebab rotinya empuk. Ketika aku mohon
diri untuk pulang, aku dibawakan lima panada dan
dua lalampa, yakni lempernya orang Manado.
Dari masakan Manado aku menyukai tinoransak iga
sapi, rica-rica daging babi atau ayam, bubur Manado, lalampa, dan panada. Natal membuat
hati gembira. Namun yang membuat engkau bahagia pada Hari Natal bukan karena
makan tinoransak iga sapi atau panada, melainkan engkau memiliki hubungan yang
harmonis terhadap Tuhan, sesamamu, dan dirimu sendiri.-
Link :
Label:
Romantika
Lokasi:
Bekasi, West Java, Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar