Sabtu, 25 Juli 2015
Dengan Iman Kita Memandang Masa Depan
Kamos adalah dewa sesembahan orang Moab .
Lingkungan sosial keagamaan suku bangsa ini mengelilingi kehidupan keluarga
Elimelekh. Tidak ada perkataan di dalam Alkitab yang memberi indikasi, bahwa
keluarga ini menyimpang dari Allah bangsa Israel , sebaliknya mind-set kedua
menantu keluarga ini tidak mustahil diliputi suasana kekafiran sejak masa
kanak-kanak. Kebanyakan istri mempunyai kecenderungan memperhatikan dan
mengikuti teladan suami, sebaliknya ada banyak juga istri tetap teguh mengikuti
keyakinan agamanya sendiri. Dalam hal ini, Kilyon, suami Rut memiliki karakter
yang sangat mengesankan istrinya, yakni kesetiaan terhadap Allah Israel .
Perempuan ini menyadari meninggalkan Moab , negeri leluhurnya bersama ibu
mertuanya dalam keadaan sengsara, sebab Naomi pulang kembali ke kampung
halamannya dalam keadaan tangan yang hampa. Ia tetap setia terhadap kehidupan
keluarga Elimelekh, mertuanya, walaupun suaminya telah meninggal. Ia
meninggalkan tanah Moab
bukan saja secara fisik, tetapi meninggalkan keyakinan agama yang dianut olehnya
sebelum memasuki Kanaan. Jadi, ada perubahan secara total terhadap iman yang pernah
diyakini sebelumnya. Namun, realitas kehidupan selalu menunjukkan, bahwa
kehidupan seseorang diatur oleh sesuatu yang diyakini membuat dirinya merasa
nyaman. Faktor apa saja yang membuat seseorang berganti keyakinan sehingga
dirinya merasa nyaman ?
Percaya terhadap keyakinan yang memberi
keselamatan kekal adalah satu perkara yang sulit diterangkan dengan alasan
paling sederhana sekali pun, selain diterima dengan percaya saja Yesus berkata
kepada Nikodemus, bahwa karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Dia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan mendapatkan hidup yang kekal [Yohanes
3:16]. Yesus berkata kepada Marta, bahwa Dia adalah kebangkitan dan hidup,
barangsiapa percaya kepada-Nya, dia akan hidup walaupun dia sudah mati [Yohanes
11:25]. Yesus berkata kepada Tomas, seorang murid-Nya, bahwa Dia adalah jalan
dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang akan sampai kepada Bapa
tanpa melalui Dia [Yohanes 14:6]. Ketiga ucapan Yesus ini memiliki makna
eskatologis, yakni masa depan sesudah kematian orang percaya secara fisik.
Tidak mudah dipahami, apalagi untuk diterima oleh orang yang belum percaya.
Untuk memahami ketiga ungkapan ini membutuhkan waktu tidak sebentar dan
membutuhkan keberanian untuk menerima suatu kebenaran. Jangan heran ada orang
membutuhkan waktu sampai puluhan tahun untuk mempercayai tiga perkataan Tuhan
di atas, sebaliknya ada yang langsung menerima kebenaran ini dalam waktu
relative singkat. Allah di dalam Kristus memberkati semua orang yang setia
mencari kebenaran.
Pikiran
yang memimpin rasa ingin tahu. Paulus menulis surat kepada jemaat di Roma, bahwa iman
timbul dari pendengaran, yakni pendengaran akan firman Kristus [Roma 10:17].
Setelah mendengar, kemudian merenungkan. Perenungan adalah kegiatan berpikir
yang secara tekun memimpin ke arah kebenaran. Siapa saja yang tidak mau
mendengar, maka dia tidak akan pernah mendapatkan kebenaran. Iman yang
alkitabiah adalah menerima keyakinan berlandaskan bukti-bukti yang dapat
dipertanggungjawabkan. Allah di dalam Kristus adalah Tuhan yang Mahaadil dan
Mahasetia memberi kesempatan kepada orang yang mengandalkan intelektualnya
dalam mencari kebenaran. Koordinat atau titik temu antara pemahaman dari hasil
perenungan terhadap firman Tuhan selalu ada celah untuk bertemu dalam setiap
konteks. Untuk orang seperti ini memang sulit menerima kebenaran Tuhan, sebab orang
ini sangat mengeraskan hati, tetapi begitu orang ini memahami dan memiliki iman
terhadap Yesus Orang Nazaret, maka iman orang ini seperti jangkar kapal yang
menancap batu karang di dasar laut.
Emosi
yang melingkupi jiwa.
Ada banyak orang hidup dalam lingkungan orang percaya tetapi bukan karena mereka
ini memahami kebenaran Tuhan, melainkan mempunyai hubungan emosi dari
orang-orang sebelum mereka, yakni dari orang tua dan orang tua dari orang tua
sebelumnya, istri bangsa kafir hidup bersama suami yang telah percaya atau
sebaliknya, dan seterusnya. Rut termasuk contoh di dalam konteks ini, dia
mempunyai suami orang Yehuda. Untuk orang-orang dalam kelompok ini, maka iman
tetap bersemi di dalam roh mereka dengan kondisi orang yang dituakan dalam kelompok
ini adalah imam yang konsisten memberi teladan. Orang tua adalah imam bagi
keluarga, sedangkan anak laki-laki tertua adalah imam terhadap
saudara-saudaranya. Pada suatu hari dalam pengajaran di hadapan orang banyak di
Danau Galilea, Yesus berkata kepada mereka, bahwa benih yang ditaburkan di
tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera
menerimanya dengan gembira. Tetapi dia tidak berakar dan tahan sebentar saja.
Apabila datang penindasan karena firman itu, orang itu pun segera murtad
[Matius 13:20-21]. Firman Tuhan pasti membangkitkan emosi, apalagi perkataan
yang membuat jiwa bergelora sebab sukses dunia mengiringi hidupnya. Orang
seperti ini mengikuti kebaktian sebagai kegiatan rutin mekanis, tetapi tidak
mengetahui tujuannya datang ke rumah ibadah. Begitu masalah hadir dalam
kehidupan orang seperti ini, maka dia melarikan diri dari keyakinannya. Masalah
dapat hadir berupa kekecewaan terhadap suami, keteladanan buruk dari orang tua,
dan ekonomi. Iblis menggoda iman melalui berbagai peluang yang ada.
Kehendak
pilihan manusia.
Gabungan pikiran dan emosi merupakan akibat logis terhadap kehendak bebas
manusia. Satu perusahaan menawarkan fringe benefit yang lebih tinggi dan
menjanjikan jaminan hari tua yang menyenangkan, maka tidak ada alasan logis
untuk mengesampingkan tawaran yang menggoyahkan kesetiaan yang selama ini diberikan
kepada perusahaan lama. Ada
dua alasan orang berpindah agama berdasarkan kehendak pilihan, yaitu keyakinan
baru lebih unggul dibandingkan dengan keyakinan lama dan alasan kedua adalah
ada kesejajaran mind-set antara yang lama dan yang baru. Rut dalam konteks ini
sangat mempercayai, bahwa Allah bangsa Israel jauh lebih unggul
dibandingkan dengan dewa Kamos yang disembah oleh suku bangsanya [Rut 1:16]. Setelah
mendengar khotbah Petrus di Yerusalem, maka sekitar tiga ribu jiwa menyerahkan
diri untuk dibaptis oleh Petrus [Kisah Para
Rasul 2:31]. Setelah Perang Jawa berakhir pada 1830, banyak orang Jawa
mempunyai keyakinan, bahwa keunggulan militer pemerintah kolonial juga
keunggulan agama yang dianut oleh orang Belanda. Namun, issu sentral yang
memenuhi pikiran kebanyakan orang Jawa pada waktu itu adalah Ratu Adil,
Juruselamat orang Jawa. Ratu Adil adalah mind-set yang hidup selama 700 tahun
dalam pikiran orang Jawa, maka sepanjang pertengahan abad ke 19 adalah saat
“hijrah” bagi ratusan orang Jawa di Jawa Timur dan Jawa Tengah beralih dari
iman lama menunju iman Kristus. Pada mulanya diawali oleh ratusan saja di Desa
Ngoro, Mojowarno, Jawa Timur, kemudian berlanjut menjadi ribuan orang Jawa Kristen
beriman kepada Yesus Orang Nazaret.
Pernyataan
Roh Kebenaran kepada roh manusia. Allah di dalam Kristus telah menentukan
sejak semula semua orang yang dipilih-Nya sesuai menurut rencana Allah [Roma
8:28-29 dan Efesus. 1:4]. Di Indonesia bukan perkara mudah mengubah keyakinan
agama yang selama ini dipegang oleh suku-suku seperti, Banten, Sunda, Melayu,
Bugis, Makassar , Madura, Minang, dan Aceh.
Apalagi memasuki abad ke 21 kebangkitan rohani agama Islam terjadi di mana-mana
di seluruh dunia, bagi mereka alasan logis yang seperti apa untuk menyatakan
iman kepada Kristus. Rut berketetapan hati meninggalkan leluhurnya untuk
mengikuti Naomi ke Betlehem, sebab dia setia dengan kehidupan keluarga dari
suaminya. Namun, iman yang dibangun dalam situasi dan kondisi emosional yang
mendalam biasanya rapuh untuk dipertahankan. Dalam konteks ini Rut memiliki
hubungan emosional yang mendalam dan pernyataan Roh Kebenaran kepada roh
manusia, yakni roh Rut yang menetapkan perempuan ini ditakdirkan menerima karunia
keselamatan kekal dari Tuhan. Bukti bahwa Rut telah ditakdirkan untuk
diselamatkan adalah dirinya dan Obed, anak hasil pernikahannya dengan Boas
tercantum dalam daftar silsilah Yesus Kristus [Matius 1:5].
Pertobatan merupakan syarat mutlak untuk
dapat diselamatkan. Bertobat artinya bertindak, yakni bersedia diperbaharui
oleh Roh Tuhan menjadi manusia ciptaan baru. Manusia ciptaan baru mengakui
Allah di dalam Kristus sebagai Dia yang secara sah menuntut kebenaran dan terhadap
diri sendiri mengakui hidup dalam kecemaran dan ketidakberdayaan. Pertobatan
itu membawa aspek suka cita, sebab Allah memberi kasih karunia keselamatan
ketika dirinya masih hidup. Dan, pertobatan itu merupakan suatu kesadaran
bertindak, memahami tujuan hidupnya berpindah keyakinan. Iman yang sejati tidak
pernah ada dalam diri seseorang tanpa disertai pertobatan.
Simpulan. Keselamatan itu seperti orang memilih gerbong kereta
api yang akan berjalan menuju ke suatu stasiun tujuan. Di stasiun kereta api besar
ada banyak gerbong pada setiap jalur yang akan membawa penumpang ke berbagai
jurusan. Salah memilih gerbong akan berakibat salah tujuan. Ada banyak alasan mengapa orang salah memilih
gerbong. Rut memilih gerbong yang benar, maka dia mencapai tujuan dengan benar,
yakni keselamatan. Kesetiaan Rut terhadap keluarga mertuanya yang tetap setia
terhadap Allah Israel ,
maka dia terhisap menerima keselamatan kekal. Karena iman kepada Allah bangsa Israel ,
maka Rut beroleh keselamatan walaupun dia bukan orang Yahudi.-
BLOG INI BELUM SELESAI. WILL BE CONTINUED.
Label:
Roti Kehidupan
Lokasi:
Bekasi, West Java, Indonesia
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar