Kamis, 31 Oktober 2019

Kebohongan Untuk Kebohongan

Ada pepatah dari dari Texas mengatakan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan berbohong harus mempunyai ingatan yang tajam. Cerita bohong yang engkau karang harus berhubungan logis dengan cerita bohong lain yang engkau buat. Dengan kata kata lain harus menunjukkan alibi yang tepat. Orang yang banyak bicara dan berbelat-belit, pasti ada kebohongan yang disimpannya. Mana ada pencuri yang berbicara jujur, bahkan oleh penasehat hukumnya sudah diatur mau bicara apa pada saat penyidikan. Namun, kebohongan pada akhirnya selalu terungkap.

Di bawah kepemimpinan Jokowi, presiden Indonesia ke 7 pemerintah mengadakan bantuan desa yang jumlahnya cukup besar. Di Indonesia jumlah desanya banyak, maka ada saja yang berani berspekulasi untuk membuat desa fiktif supaya dapat aliran dana bantuan dari pemerintah pusat. Dulu, kita sudah terbiasa mendengar perusahaan fiktif supaya ada kemudahan meminjam kredit dari bank. Kini mainan para birokrat untuk mencuri uang rakyat kreatifitasnya meningkat membuat desa fiktif. Namun, kini pemerintah pusat sudah mencium gelagat tak beres ini dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawaty akan turun tangan langsung terhadap keberadaan desa fiktif ini. Fiktif artinya bohongan.

Selama bertahun-tahun jauh sebelum era Jokowi menjadi gubernur di Jakarta milyaran rupiah anggaran pembiayaan belanja daerah yang tak logis menjadi pesta pora birokrat, yang penting sudah dapat persetujuan parlemen daerah. Cincailah bersama dapat  bagian antara pemerintah dan parlemen daerah. Namun, pada masa Basuki Tjahaja Purnama menjadi gubernur, maka apbd sangat ditertibkan sehingga birokrat dan anggota parlemen yang biasa pesta pora uang rakyat pada tak berkutik. Inilah sebabnya dia sangat dibenci oleh semua koruptor. Sebagian besar birokrat dan sebagian besar anggota parlemen daerah di Jakarta adalah manusia korup. BTP jatuh dari singgasana DKI One dituduh melakukan penistaan agama Islam, bukan satu kebetulan kalau orang ini beragama Kristen dan orang Tionghoa. Bagi birokrat korup maupun anggota parlemen daerah korup yang terlibat langsung maupun tak langsung dalam konspirasi jahat ini, tak penting kasus apa yang menjerat BTP, karena yang paling utama orang ini harus disingkirkan. "Celakalah dunia dengan segala penyesatannya : memang penyesatan harus ada, tetapi celakalah orang yang mengadakan penyesatan ... " Ini adalah realitas Injil, yakni celakalah mereka yang terlibat konspirasi jahat mengadakan penyesatan.

Ahok atau sebutan lain dari namanya Basuki Tjahaja Purnama memang bicara keras dan tegas terhadap orang-orang yang tidak jujur dalam pengelolaan uang milik negara. Ia bahkan tidak segan lagi langsung memecat para pembantunya yang terindikasi korup. Di negeri ini orang yang berniat baik menegakkan kebenaran justeru tidak disukai oleh kebanyakan orang yang menganggap diri manusia agamis dan santun bicara. Ia dianggap manusia yang tidak memiliki kesantunan berbicara, maka dia digantikan oleh seorang gubernur yang dianggap memiliki kesantunan berbicara dan dianggap gubernur syariah agama. Hasilnya dapat engkau lihat sendiri. Inikah yang disebut gubernur santun dan syariah?





Tidak ada komentar:

Posting Komentar