Kamis, 29 Juni 2017

Bersiaplah Tuhan Memproses Hidupmu

Saul adalah seseorang yang pernah diurapi oleh Tuhan, tetapi dia gagal menjalankan missinya, bahkan lebih dari itu dia mengakhiri hidupnya pada masa paling sulit dalam hidupnya dengan cara bunuh diri. Siapa pun orangnya yang melakukan tindakan nekad bunuh diri, dia adalah seorang yang menganggap dirinya sudah tidak ada harapan. Dan, dia adalah seorang yang tidak menghargai bahwa hidup itu adalah anugerah dari Tuhan. Dapat ditelusuri bagaimana Saul  sampai memutuskan tindakan nekad bunuh diri, dimulai dari saat dia mengakhiri hidupnya : putus asa [1 Samuel xxx1:4]; frustrasi [1 Samuel xxviii:7]; punya pikiran jahat [1 Samuel xviii:11]; dengki [1 Samuel xviii:9]; ditolak sebagai raja [1 Samuel xv:9]; tidak taat [1 Samuel xiii:9-12]. Dari kronologis yang dialami oleh Saul, ternyatalah bahwa dia adalah orang yang tidak stabil mentalnya. Lalu, pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah Saul yang tragis ini pada masa seperti sekarang ini?

Percaya diri. Engkau harus percaya diri. Engkau mau berbicara di mimbar, maka engkau harus percaya diri bahwa engkau mampu melakukan tugas ini. Engkau mau main menyanyi dengan iringan alat musik gitar di hadapan publik, engkau harus percaya diri bahwa engkau mampu melakukan perbuatanmu. Saul adalah seorang pemuda gagah dan tampan yang telah diurapi oleh Tuhan melalui Samuel. Ia dipilih oleh bangsa Israel sebagai raja. Namun, sayang sekali, di balik tubuhnya yang gagah dan berwajah tampan, dia tidak memiliki rasa percaya diri. Tidak pe-de! Musuh bebuyutan bangsa Israel adalah bangsa Filistin. Ketika orang Filistin berkemah mengepung orang Israel di Mikhmas, orang Israel pada ketakutan dan berserakan cari selamat sendiri. Sebagai seorang yang telah diurapi oleh Tuhan dan sebagai pemimpin bangsa ini, seharusnya dia berwibawa mengatur barisan tempur. Sebaliknya dia melakukan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan olehnya, yakni dia memerintahkan rakyatnya melakukan ibadah korban bakaran dan korban keselamatan. Ibadah ini memang menyenangkan bagi bangsa Israel, tetapi tindakan ini hanya boleh dilaksanakan oleh seseorang yang mempunyai otoritas dari Tuhan, yakni seorang imam. Imam ini adalah nabi Samuel. Akibat perbuatan lancangnya ini, maka dia dimarahi habis-habisan oleh Samuel, sebab perbuatan Saul dapat dikatagorikan tidak taat. Ia melakukan tindakan bodoh ini untuk menumbuhkan rasa percaya dirinya melalui suatu cara yang memang disukai oleh orang Israel. Kalau menumbuhkan rasa percaya diri yang dilakukan oleh Saul ini salah, lalu bagaimana menumbuhkan rasa percaya diri yang benar. Engkau harus percaya diri, percaya diri yang dilandasi iman kepada Kristus. Seperti apa itu? Goliat, orang Filistin juga percaya diri. Orang seperti Goliat pasti punya percaya diri besar. Bagaimana tidak, dia memiliki tinggi badan hampir 3 meter, pakai ketopong, baju zirah, punya perisai, punya tombak berat dan panjang. Pendek kata segala sesuatu yang dapat diandalkan maju bertempur.

Dengarlah suara TUHAN. Suara Tuhan adalah rema yang memimpin jalan hidupmu. Simpanlah rema itu di dalam batinmu. Waspadalah terhadap semua ajaran yang tidak berasal dari Tuhan sebab dunia ini penuh dengan muslihat. Engkau pasti berhasil dalam segala jalan yang engkau tempuh dalam hidupmu selagi Dia menyertaimu. Yosua berhasil membawa bangsa Israel masuk ke Tanah Kanaan sebab Dia menyertainya. Daud menjadi raja Israel yang penuh berkat sebab TUHAN menyertainya, sebaliknya Roh Allah mengundurkan diri dari kehidupan Saul. 

Berjiwa besar dalam menghadapi persaingan. Siap kalah dalam menghadapi setiap persaingan. Orang dengki tidak suka kalau orang lain berhasil dan apalagi orang lain ini sampai mengancap kedudukannya. Dengki adalah penyakit yang menggerogoti jiwa seseorang. Apa nama penyakit ini? Penyakit jiwa!

Will be continued!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar