Orang Indonesia tidak pernah mempercayai sepenuh hati terhadap eksistensi orang Tionghoa, walaupun banyak di antara mereka sudah menyumbangkan prestasi terhadap negeri ini. Orang Tionghoa juga pernah merasakan kegetiran ditindas oleh tentara kompeni. Pada 1740 sampai 1743 terjadi pembunuhan besar-besaran terhadap orang Tionghoa mulai dari Batavia (sekarang Jakarta) meluas sampai Semarang. Bersama orang Jawa dan Madura mereka berperang melawan kekejaman tentara kompeni. Disebut tentara kompeni karena pada waktu yang dihadapi adalah orang Belanda dalam serikat dagang Hindia Timur yang disebut Veereniging Oost-Indisch Compagnie (VOC). Pada awal abad ke 19 penjajahan resmi dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda (Nederland Indisch) dibawah kepemimpinan seorang gubernur jenderal. Gubernur Jenderal yang sangat terkenal dan kejam pada abad itu adalah Herman Willem Daendels. Pada masa itu banyak orang Tionghoa menjadi tuan tanah di pulau Jawa. Pemungutan pajak keluarga yang dilakukan oleh pemerintah kolonial melalui orang Tionghoa menjadi satu sebab dari dua penyebab utama pecahnya Perang Jawa (1825 - 1830). Pajak keluarga ini begitu memberatkan beban kehidupan rakyat. Orang Jawa berubah menjadi benci terhadap orang Tionghoa.
Namun, apakah kebencian terselubung orang Melayu (baca : Jawa) terhadap orang Tionghoa berlanjut sampai ke anak-cucu orang Tionghoa ini sampai sekarang. Terselubung? Terselubung oleh apa? Terselubung oleh jargon-jargon persatuan Indonesia! Bangsa ini bersemangat meneriakkan jargon-jargon persatuan Indonesia, tetapi begitu melihat saudara setanah airnya orang Tionghoa, maka dengan mudahnya mereka berkata, ah itu lain masalahnya. Enam ratus tahun orang Tionghoa dan Tionghoa peranakan dan keturunan mereka berada di Indonesia, rasanya tidak adil kalau kita masih tidak memiliki hati untuk menghargai eksisitensi mereka.
Engkau berada di Amerika atau di Inggris selama sepuluh tahun, maka engkau tidak sulit memohon naturalisasi. Tidak sedikit orang Amerika hasil naturalisasi prestasi mereka dihargai di negeri ini. Habibie orang Indonesia asal Pare-pare adalah presiden Indonesia ke 3 telah lama menetap di Jerman, sekolah dan bekerja di sana selama kira-kira 20 tahun dengan status tetap sebagai warga negara Indonesia. Bagi kebanyakan orang Jerman, Habibie dipandang sebagai orang yang fasih dan memahami budaya Jerman, sehingga mereka memandang orang ini sebagai pribadi Jerman, karena itu ketika orang ini dilantik menjadi presiden di negeri his homeland, maka tak berlebihan mereka berkata bahwa ada orang Jerman menjadi presiden Indonesia.
Mungkin ada ketakutan bagi sebagian besar golongan Melayu Islam terhadap orang Tionghoa, bahwa mereka dapat menjadiancaman kedaulatan negara apabila eksistensi mereka berkembang semakin besar. Ketakutan yang sama sekali tidak dilandasi alasan yang logis. Pada saat ini sedang memanas kampanye politik pemilihan calon presiden tahun 2019 dan pemerintah yang sedang berjalan banyak melakukan bisniz dengan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok, maka segala sesuatu yang berhubungan dengan Tiongkok selalu diungkit-ungkit. Bayangkan ada hoaks di media sosial yang mengatakan, sudah banyak tentara Tiongkok berada di Indonesia. Nanti, kedepannya orang Tionghoa ini akan menjadi kambing hitam, mereka menjadi tempat persembunyian para tentara Tiongkok. Berita hoaks yang memuakkan. Orang Indonesia harus banyak belajar berpikir logis dan banyak berdoa kepada Gusti Allah supaya negeri ini diselamatkan dari berita-berita hoaks. Berpikir logis itu seperti apa, ya? Berpikir logis itu begini, pertama pilihlah calon presiden sudah pasti prestasi kerjanya selama ini. Kedua pilihlah yang memiliki kriteria seperti ini, yakni jujur, nasionalis, cerdas, tegas, bertindak bijak. Ketiga, jangan tergoda diiming-imingi janji, bahwa pada jaman bapak anu dulu rakyat lebih sejahtera keadaannya. Segala sesuatu harus dikaji berdasarkan data-data yang absah. Jangan biarkan rezim masa lalu biang korup hidup kembali di negeri ini. Negeri ini milik bangsa Indonesia, maka jangan pernah berhenti mencintai negeri ini. Never stop loving this country!!!