Seorang calon pendeta melakukan penumpangan tangan pada suatu ritual altar call, tetapi orang yang ditumpangi tangan olehnya tidak jatuh tergeletak, maka calon pendeta ini dinyatakan tidak lulus, sebab hal ini dipandang tidak ada urapan Roh Kudus baik pada diri calon pendeta, maupun terhadap orang yang menerima penumpangan tangan darinya. Aku bertanya kepada Pangemanan, mengapa penumpangan tangan harus melayang di atas kepala. Katanya untuk menghindari manipulasi tangan manusia. Manipulasi tangan manusia!
Well, well, well, seorang calon pendeta mendapat ancaman dari seniornya, harus jatuh atau ditunda pengangkatan status pendetanya entah sampai kapan. Apakah penuh Roh melalui penumpangan tangan harus jatuh ke lantai? Faktanya semua rasul pada hari Pentakosta dipenuhi oleh Roh Kudus. Roh Kudus turun atas mereka (Kisah ii:4). Ketika Petrus dan Yohanes menumpangkan tangan di atas kepala orang-orang Samaria, lalu mereka menerima Roh Kudus (Kisah viii:17). Ketika Keluarga Kornelius menerima Roh Kudus sebelum mereka dibaptis (Kisah x:44). Semua orang yang menerima Roh dalam peristiwa ini tidak ada yang jatuh tergeletak. Kita yang hidup pada abad ke 21 ini jangan berpikir untuk melebihi pengalaman rohani para rasul pada abad ke 1 permulaan gereja.
Seseorang dipenuhi Roh, penuh Roh, atau menerima Roh adalah pengalaman rohani atau ilahi yang sifatnya subyektif dan khas yang memiliki makna rasa. Jadi, pengalaman orang yang satu dengan orang yang lain beda satu terhadap yang lainnya. Namun, apakah harus mengekspresikannya berlebihan dengan dalih Roh sedang bekerja, jatuh bergulingan seperti orang kerasukan setan. Alkitab mengungkapkan, orang yang kerasukan setan memperlihatkan dirinya berkelakuan tidak normal, seperti menghempaskan tubuhnya atau jatuh berguling-guling. Kalau ada orang menerima penumpangan tangan dari seorang pendeta kemudian jatuh bergulingan, lalu apa bedanya dengan kerasukan setan. Orang yang dipenuhi dengan Roh dengan orang yang kerasukan setan pasti beda perilakunya. Orang yang dipenuhi dengan Roh diperlihatkan dengan pembaharuan moral, bukan seperti orang kesurupan. Lalu, mengapa orang yang mengaku menerima pengurapan Roh kemudian jatuh bergulingan?
Jawabannya adalah sugesti! Mereka menerima berbagai informasi yang menyesatkan darai pekerja-pekerja gereja, bahwa tanda dipenuhi dengan Roh adalah jatuh. Kata "jatuh" ini sudah cukup memberi sugesti bagi diri orang yang bersangkutan menerima penumpangan tangan. Pada saat ritual altar call berlangsung semua orang diperintahkan berdiri, menutup mata, dan tangan dinaikkan ke atas tinggi di atas kepala. Dalam kondisi seperti ini keseimbangan orang sangat rentan mudah jatuh ketika kepalanya didorong sedikit saja. Mungkin suatu kebanggaan juga baik bagi orang yang menerima penumpangan tangan maupun bagi gembalanya, menganggap ada urapan Roh hadir di situ. Jatuh, rebah, rebah, kalau perlu menjatuhkan diri dan berguling-guling seperti orang kerasukan setan. Seperti inikah yang disebut kuasa Roh Kudus bekerja?
Untuk apa engkau datang ke rumah Tuhan? Sungguh, engkau melakukan kesalahan besar kalau datang ke rumah Tuhan atau gereja untuk mendapatkan kesembuhan instan. Mujizat adalah ciptaan Tuhan. Tuhan menyembuhkan penyakitmu adalah mujizat. Carilah Tuhan selagi engkau masih kuat, bukan mencari mujizat ciptaan Tuhan. Bagi Tuhan menghadirkan mujizat adalah perkara kecil. Mujizat apa saja dapat diciptakan oleh Tuhan. Satu tanda bagi orang percaya adalah meletakkan tangannya atas orang sakit dan orang itu akan sembuh (Markus xvi:17). Engkau orang percaya? Dan, engkau sedang sakit? Letakkan tangan kirimu pada bagian yang sakit dan angkat tangan kananmu, katakan kepada Tuhan, di dalam nama-Mu, Yesus Kristus orang Nazaret, maka sembuhlah penyakitku. Kesembuhan penyakit itu adalah proses bukan instan. Jadi, sabarlah! Tanda bahwa engkau adalah orang percaya, sabarlah dalam kesesakanmu. Orang yang mau hidup sehat, maka dia harus meninggalkan gaya hidup lama yang merusakkan tubuh.
"Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu? Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata : Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang ... " (Matius xxiv:1-5). Waspadalah kelak kemudian akan datang mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu membuat tanda-tanda dahsyat dan banyak mujizat. Di mana ada bangkai, maka di situ pasti ada burung nazar berkerumun (Matius xxiv:23-28). Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya engkau beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya engkau tahan berdiri di hadapan Anak Manusia (Lukas xxi:36). Waspada! Waspada! Waspada!
Bagaimana mewaspadai antara nabi-nabi palsu dan nabi-nabi orisinil? Buah perbuatan manusia pasti akan lenyap dimakan jaman, sebaliknya yang beraal dari Roh pasti akan abadi (Kisah v:38-39). Nabi adalah orang yang dipanggil untuk menjadi mulut Allah, artinya orang yang dipanggil menjadi nabi itu dijadikan alat Allah untuk berfirman kepada umat-Nya (Keluaran iv:16; Yeremia xx:7-9, yang mengatakan bahwa Yeremia dipenuhi oleh firman Tuhan, sehingga jikalau dia bermaksud membandel, firman itu menjadi seperti api yang menyala-nyala di dalam hatinya) (Iman Kristen, Hadiwijono, 1997, hlm 324). Ujilah setiap roh sebab penyesatan sudah terjadi di mana-mana. Semua gembala berkata, bahwa semua perkataan yang diucapkannya di mimbar sesuai dengan yang tertulis di dalam Alkitab. Jangan sekali-kali mengabsolutkan setiap perkataan! Ada baiknya engkau mendapatkan second opinion. Perkataan yang ada di dalam Alkitab tidak salah, tetapi penafsiran yang membuat applikasi menjadi bermasalah, sebab setiap gembala mempunyai perspektif yang berbeda satu terhadap lainnya. Erastus Sabdono? Jacob Nahuway? Niko Nyotorahardjo? Stephen Tong? Aaaaaah ..... mereka manusia biasa juga yang dapat salah. Kalau Ginting gimana? Anak kemaren sore.-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar