Selasa, 23 September 2014

Hutan Tropis Semakin Berkurang Oleh Hutan Tanaman Industri

Aku bertemu kembali dengan Gilberto Rosso, seorang teman lama yang telah berpisah selama sembilan tahun, satu tahun sebelum banjir besar melanda seluruh Jakarta pada 2007. Gilberto dan keluarganya menetap di distrik Kelapa Gading, satu jarak jarak yang tidak terlalu jauh dengan Bekasi tempat aku settle dengan keluargaku, tetapi karena kesibukan  membuat satu terhadap yang lain menjadi sangat jarang bertemu. Aku bertemu dengan laki ini pada Minggu pagi di rumahnya beberapa jam sebelum dia pergi ke gereja. Ia sekarang bekerja di suatu kelompok besar dari beberapa perusahaan, satu di antara kelompok perusahaan ini mengelola perkebunan kelapa sawit di Sumatra Utara dan Kalimantan Timur. Ia bertugas sebagai inspektur perkebunan di unit kerja di Sumatra Utara. Kelapa Gading itu bagian dari wilayah Jakarta terletak di Jakarta Utara luasnya kira-kira 1000 hektar, sementara perkebunan tempat dia melakukan inspeksi adalah 50 kalinya. Ada banyak perusahaan lain juga yang memiliki izin mengelola perkebunan kelapa sawit. Inilah yang disebut hutan buatan atau hutan tanaman industri atau lebih sering disebut perkebunan.

Hutan buatan adalah areal yang sangat luas ditanami dengan tumbuhan yang sejenis dan seumur saja [homogen] dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi sebab hasil hutan akan digunakan bahan baku industri. Bahan baku industri apa saja, tetapi di Indonesia porsi terbesar adalah kelapa sawit untuk industri minyak goreng, karet untuk ban mobil, tebu untuk gula, dan pinus untuk pulp paper. Pada mulanya hutan buatan ini hutan tropis juga yang memiliki tumbuhan beragam jenis [heterogen] dan tempat hidup beragam makhluk hutan seperti monyet, orang utan, gajah, beruang, harimau, burung, dan sebagainya. Hutan ini sangat berguna sebagai hutan resapan menyimpan air pada musim hujan. Hutan tropis tidak membutuhkan pupuk untuk menyuburkan hutan, sebaliknya di dalam hutan ini tersedia sangat banyak humus sebagai pupuk alami. Humus adalah bahan organik yang berasal dari daun atau bagian tumbuhan lain yang menjadi lapuk setelah mengalami pelapukan di atas permukaan tanah, warnanya hitam, dan memiliki banyak unsur pupuk organik. Hutan tropis selalu hijau sepanjang tahun sebab memiliki cadangan air yang cukup di bawah permukaan tanah tempat hutan ini tumbuh.

Ketika hutan tropis dikonversi menjadi hutan buatan, maka perlahan tapi pasti areal luas hutan buatan ini tidak lagi menjadi tempat penyimpanan alami air hujan. Pohon kelapa sawit misalnya, pohon ini tidak terlalu membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya, begitu bibit ditanam, akar pohon ini perlahan menumbus tanah sampai bagian terdalam menjumpai air. Tumbuhan seperti kelapa sawit tidak membutuhkan banyak air di permukaan tanah, sebab terlalu banyak genangan air dapat membusukkan akar dan pohon akhirnya mati. Supaya area perkebunan tidak menjadi genangan air pada musim hujan, maka di beberapa tempat dan mengelilingi hutan buatan ini dibuat kanal-kanal dan kelebihan air di dalam kanal segera dibuang ke sungai terdekat. Pengelolaan hutan buatan sebagian besar dilakukan oleh perusahaan besar perkebunan oleh negara atau swasta, tetapi ada juga sebagian kecil oleh petani modal kecil dalam skala tidak terlalu besar, atara 2 sampai 10 hektar per petani.

Kali pertama aku melihat hutan tanaman industri di Sumatra Selatan kira-kira 40 tahun yang lalu. Pohon yang ditanam di hutan buatan ini semuanya adalah pohon karet peninggalan masa kolonial Belanda dulu. Kelapa sawit pada waktu itu belum menjadi primadona. Dari pohon karet disadap getah lateks, satu hari kalau beruntung diperoleh kira-kita satu kaleng ukuran setengah liter saja. Indonesia menjadi urutan kedua setelah Malaysia dalam industri karet. Keberadaan hutan buatan secara ekonomi baik untuk membuat peningkatan income negara secara signifikan. Namun, dibalik nilai ekonomi hutan buatan yang besar ini, perluasan hutan ini tanpa kendali juga dapat menjadi ancaman ekosistem hutan tropis itu sendiri terhadap lingkungan hidup ini. Sudah lama kita telah mengetahui ketika kita masih belajar di sekolah, bahwa hutan tropis adalah paru-paru dunia, lebih kecil lagi adalah paru-paru suatu pulau, dan lebih kecil lagi adalah paru-paru suatu kota besar. Kerapatan tumbuhan hutan tropis sebagai paru-paru dunia jelas lebih rapat dibandingkan dengan hutan buatan., maka jumlah oksigen yang dilepaskan dari hutan tropis juga lebih banyak dibandingkan dengan hutan buatan. Makhluk hutan yang telah aku sebutkan di atas juga memerlukan kehidupan dan lingkungan hutan yang sehat. Manusia yang memiliki kecerdasan dan kapital seharusnya tidak memikirkan diri sendiri saja, melainkan pikirkan juga tetangga kita yang selama ribuan tahun telah menetap  lebih dulu di hutan tropis. Hutan tropis yang semakin berkurang luasnya berakibat akan membuat lahan hidup habitat hutan juga semakin berkurang, maka kita tidak perlu heran semakin banyak monyet, harimau, gajah, dan lainnya mendatangi ke rumah-rumah penduduk untuk mendapatkan makanan. Mereka tetangga dari hutan ini tidak dapat dikatakan sebagai hama, melainkan mereka hanya ingin mendapatkan segala sesuatu yang pernah menjadi habitat mereka. Nah, well, well, segala sesuatu yang pernah menjadi habitat mereka telah diambil oleh keserakahan komplotan kapitalis perkebunan.

Walaupun hutan tropis tempat resapan air letaknya jauh dari pantai, efeknya sangat terasa sampai ke pinggiran pantai. Tumpahan air hujan pada musim hujan merembes jauh ke bawah permukaan tanah mengisi seluruh kantong-kantong air tawar di seluruh dataran paling rendah sehingga rembesan air laut dapat tertahan hanya sampai di pinggiran pantai saja. Pengalihan fungsi hutan tropis bukan saja konversi menjadi hutan buatan, melainkan juga menjadi area  perumahan mewah yang dilakukan oleh perusahaan pengembang property. Bagus kalau rumah-rumah mewah ini dihuni oleh pemiliknya, sebaliknya tidak sedikit property ini dibiarkan kosong oleh pemiliknya sebagai investasi saja. Berkurangnya hutan tropis adalah penyebab utama semakin banyak dataran rendah di Indonesia menjadi tempat bencana banjir, karena berkurangnya tanah resapan air hujan. Air hujan bersama tanah mengalir begitu saja masuk ke sungai menjadi endapan lumpur di dasar sungai dan terbawa aliran air sungai sampai ke tempat-tempat yang lebih rendah, yakni kota. Sebut saja beberapa kota ini seperti Bandung, Makassar, Semarang, Denpasar, Manado, dan Samarinda, pada masa kolonial Belanda mereka tidak pernah mengalami banjir. Jakarta memang sejak zaman Jan Pieterzoon Coen langganan banjir setiap tahun, tetapi sekarang pada abad 21 kota ini paling parah mengalami banjir pada 2007.

Pada Juli 2014 seorang bupati di Jawa Barat ditahan oleh KPK karena kasus mengalihkan fungsi hutan resapan air hujan menjadi tempat pemukiman rumah penduduk [baca : estate mewah]. Dan, beberapa bulan sebelum bupati ini menjadi tersangka, boss pengembang yang telah mengantongi izin Tuan Bupati sesumbar, bahwa area pengembangan property-nya bebas banjir 100 persen. Apakah orang ini tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, bahwa tempat ini oleh pemerintah kolonial Belanda telah dirancang sebagai tempat resapan air hujan bagi Bogor dan sekitarnya. Apakah Tuan Bupati ini tidak menyadari sebelum memberi izin kepada pihak pengembang, bahwa efek konservasi fungsi hutan ini akan dirasakan oleh Jakarta pada puluhan tahun kemudian. Apakah engkau gembira dapat membeli rumah di sini, maka berarti engkau termasuk orang yang ikut menyumbang kerusakan lingkungan. 

Selain keberadaan hutan tropis yang harus dipelihara kelangsungan hidupnya adalah hutan suaka alam atau hutan lindung atau hutan konservasi, yakni hutan karena sifat kahsnya diperuntukkan secara khusus untuk perlindungan flora dan fauna, seperti hutan lindung di Ranau, Sumatra Selatan, Taman Nasional di Kerinci di Jambi, hutan Taman Nasional Meru Betiri di sebelah selatan Banyuwangi, Jawa Timur, dan hutan U.jung Ku.lon di bagian ujung tenggara Pulau Jawa bagian barat. Melalui ajaran dari nenek moyang mereka yang diturunkan dari generasi ke generasi, maka suku Baduy Da.lam di kawasan padalaman Banten memiliki kemampuan memelihara hutan secara tradisional tetapi efektif. Inilah yang disebut kearifan lokal yang sering terlupakan. Keberadaan hutan buatan harus melalui izin bupati. Tanpa tindakan etis yang nyata dari semua pelaku bisniz dan birokrat pemegang kekuasaan perizinan, maka tidak mustahil hutan suaka alam atau hutan lindung pun akan mereka habisi untuk digantikan menjadi hutan tanaman industri, sehingga makin gendutlah rekening mereka. Sampai kapan pun pelaku bisniz pun akan pura-pura tidak tidak tahu tentang etika bisniz, maka benteng terakhir yang masih diharapkan oleh rakyat adalah birokrat pemegang kekuasaan yang kuat iman, tidak dapat disuap oleh kapitalis-kapitalis perkebunan. Janganlah menyebut diri orang bermoral, kalau tidak mempunyai kesadaran melakukan tindakan etis.


Sabtu, 20 September 2014

Berkat Tersedia Pada Hari Perhentian

Sabat adalah waktu perhentian, karena pada satu hari penuh itu umat Tuhan tidak melakukan kegiatan kerja apa pun untuk memuliakan Tuhan. Tidak boleh menyalakan api, tidak boleh memasak makanan, dan tidak boleh bepergian jauh dari rumah. Dari hari pertama sampai hari keenam Tuhan melakukan pekerjaan penciptaan semesta alam, tetapi pada hari ketujuh Tuhan beristirahat, maka manusia juga harus patuh terhadap[ kehendak Tuhan supaya berhenti bekerja pada hari ketujuh seperti yang dilakukan oleh Tuhan. Pada hari ketujuh manusia harus memusatkan seluruh pikiran dan jiwanya untuk mendengarkan suara Tuhan, yakni firman Tuhan.Jadi, satu hari sebelum Sabat dimulai, maka umat Tuhan diharuskan mempersiapkan diri bagi semua kebutuhan rumah [baca : Keluaran xxxiv:1-2]. Sabat Yahudi memang beda dengan Sabat orang Kristen yang biasa disebut orang percaya mengenai waktu diadakan Sabat. Sabat Yahudi jatuh setiap hari Sabtu, sebaliknya Sabat bagi orang percaya jatuh pada hari Minggu. Pada suatu masa seluruh penduduk Roma menerima Yesus Orang Nazaret sebagai Juruselamat, maka mereka menjadi orang percaya mengikuti jejak Rasul Paulus. Kaisar Roma yang berkuasa pada waktu itu telah menetapkan perhitungan tahun menurut kalender Romawi yang berlaku sampai sekarang. Kaisar ini menetapkan Minggu sebagai saat berkumpul bagi orang percaya. Dan, sampai sekarang orang Kristen di seluruh dunia melakukan perhentian bagi Tuhan selalu dilakukan setiap Minggu. Perhentian yang dilakukan setiap Minggu ini biasa disebut Kebaktian Minggu di gereja. Gereja berasal dari bahasa Portugis iggreja adalah perkumpulan orang percaya untuk berdoa bersama dan memuliakan Tuhan.

Sering tidak mengunjungi gereja pada hari yang seharusnya adalah kebiasaan buruk seorang anggota jemaat, yakni tidak disiplin terhadap ketetapan Tuhan. Engkau dapat saja berkata, bahwa engkau setiap minggu pasti datang ke gereja, tetapi datang ke gereja pada Senin siang, inilah yang disebut datang ke persekutuan jemaat tidak waktunya. Kehadiran yang dikehendaki oleh Tuhan ialah pada hari perhentian sehingga sehingga semua anggota jemaat bersama melakukan persekutuan, bukan datang semau sendiri, anywayseminggu sekali. Di luar hari perhentian, engkau dapat saja melakukan persekutuan di gereja pada hari yang disepakati bersama oleh semua anggota jemaat, tetapi Minggu adalah tetap hari perhentian utama. Dosa selalu dimulai dari kebiasaan buruk, sedangkan kita hidup untuk menyenangkan hati Tuhan, maka biasakanlah melakukan perbuatan yang menyenangkan Tuhan. Menguduskan hari Sabat atau perhentian adalah perintah Tuhan keempat dalam Dasa Titah, maka semua orang percaya harus mematuhinya. Siapa saja tidak patuh terhadap ketetapan Tuhan pasti akan mendapat hukuman dari-Nya, yakni kematian.

Tuhan mengingatkan orang percaya pentingnya Sabat. Tuhan telah mengingatkan manusia pentingnya Sabat, sebab Dia sendiri telah melakukan sabat lebih dahulu, yakni Dia telah melakukan penciptaan dunia selama enam hari dan pada hari ketujuh Dia istirahat. Enam hari engkau berlelah kerja, sibuk memikirkan segala perkara dunia, maka pada hari ketujuh engkau harus menyediakan secara khusus waktu untuk Tuhan. Arahkan hatimu, seluruh pikiranmu, dan kekuatanmu kepada Tuhan di tempat perhentian untuk mendengarkan suara Tuhan, yakni firman Tuhan yang dibacakan oleh bapak gembala. Apa yang engkau dapatkan selama enam hari bekerja selain keletihan fisik. Keletihan lain adalah engkau mengalami keletihan mental, sebab mendapat teguran sangat dari atasanmu, jika engkau seorang pekerja atau kecewa melihat hasil jualan menurun, jika engkau seorang pedagang, atau alasan lain seperti traffic crowded, maka untuk kedua keletihan ini tubuhmu perlu dipulihkan kembali dengan cara yang berbeda.Keletihan fisik dapat dipulihkan kembali dengan istirahat dan tidak melakukan kegiatan fisik rutin. Jantungmu selama enam hari memompa darah yang berisi oksigen untuk makanan seluruh saraf dan ototmu. Semakin keras bentuk pekerjaanmu yang menguras banyak pemakaian oksigen ke otakmu, maka semakin kencang juga jantungmu berdenyut. Ketakutan kehilangan kesempatan dan godaan untuk memiliki kesempatan duniawi membuat manusia sering lupa, bahwapikiran dan jiwa perlu diistirahatkan. Fisik dan jiwa manusia mengalami keletihan, maka harus diwaspadai dari sejak dini. Keletihan mental sangat menguras energi menyebabkan boring, bahkan dapat menimbulkan stress pikiran hebat, maka perlu dikendurkan ketegangan pikiran dengan pertemuan semua anggota keluarga di rumah dan pertemuan semua anggota jemaat di gereja. Firman Tuhan adalah berkat utama, berkat bagi jiwa orang percaya. Segala sesuatu yang engkau miliki hingga saat ini bukan karena hasil kerja keras enam hari selama bertahun-tahun, melainkan kemurahan Tuhan saja yang memelihara hidupmu. Makan bersama dengan seluruh anggota keluarga di rumah dapat menurunkan tensi pikiran. Jangan membawa masalah pekerjaan di meja makan ketika makan bersama, nikmatilah sabat bersama keluarga. Di Jakarta tidak sedikit manusia usia produktif mati pada usia muda, sebab jantungnya kelelahan dipaksa kerja keras tanpa istirahat cukup. Mati pada usia seperti ini adalah peringatan dari Tuhan supaya engkau istirahat pada hari Sabat. 

Barangsiapa tidak mematuhi perintah Tuhan terhadap pentingnya hari Sabat, maka dia pasti akan mati. Seperti pelita yang tidak pernah diisi minyak, maka lama kelamaan pelita akhirnya mati kehabisan energi untuk menyala. Keadaan rohani orang percaya setahap demi setahap menjadi redup dan akhirnya mati. Manusia dalam keadaan rohani yang mati, maka dia tidak dapat lagi melakukan perbuatan memuliakan Tuhan, mana yang bermoral atau yang tidak bermoral menjadi absurd dalam pandangan rohaninya. Sudah dibaptis dan percaya, bahwa Yesus Orang Nazaret adalah Juruselamat tidak cukup, sebab Iblis juga percaya, bahwa He is the Son of God. Sudah banyak domba yang hilang dicuri oleh serigala, semuanya dimulai dari kematian rohani secara bertahap, dan akhirnya mati sungguhan sebab meninggalkan Tuhan selamanya. Setiap kali semangat hidupmu, maka setiap perkataan Tuhan akan mengisi kehampaan hatimu dan menyegarkan jiwamu kembali. Yang seperti ini tidak dapat diganti dengan hiburan dunia seperti mendengarkan musik sambil makan dan minum di kafe bersama teman-teman. Hiburan dunia sifatnya semu.

Di mana orang percaya menemui Tuhan pada hari Sabat? Di rumah Tuhan, yakni tempat ibadat yang biasa disebut gereja. Jangan membuat rumah Tuhan sunyi ditinggalkan oleh pengunjung-pengunjungnya. Lebih baik satu hari di rumah Tuhan daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Tuhan daripada berada di kemah-kemah orang fasik. Di rumah Tuhan engkau mendengar suara Tuhan dan di di tempat ini juga engkau mengadukan perkaramu kepada Tuhan. Dalam keheningan rumah Tuhan engkau menemui Tuhan dan berbicara kepada-Nya, semua beban hidupmu engkau adukan kepada-Nya tanpa ada orang lain dapat memprotesmu. Ingat saja Hana, istri Elkana mendapat berkat dari Tuhan melalui imam Eli setelah mengadukan perkaranya di rumah Tuhan. Ia berdoa selama berjam-jam dengan bibir komat-kamit sehingga imam Eli mengira dia sedang mabuk. Ia selama bertahun-tahun tidak dapat hamil sebab dia mandul, sementara istri kedua Elkana sangat menghinanya. Ia memohon kepada Tuhan supaya dia dapat hamil dan bersedia menyerahkan anaknya untuk pelayanan di rumah Tuhan. Tuhan mengabulkan permintaannya, maka hamillah dia.

Tuhan mengundang engkau yang letih sebab menanggung beban kehidupan, maka mulai sekarang jangan ragu lagi untuk datang ke rumahnya, yakni gereja. Gereja bukan saja sebagai sarana engkau mengadukan perkaramu kepada-Nya, melainkan juga sebagai tempat bertemu dengan orang-orang percaya yang lain. Di tempat ini satu terhadap yang lain saling menguatkan iman. Besi dengan besi saling menajamkan, maka pertemuan sesama orang percaya semakin menajamkan kepekaan rohani melalui pertukaran informasi. Pada jaman information traffic yang serba cepat, maka orang Kristen tidak boleh mengalami tertinggal informasi faktual yang dapat menggerogoti pertumbuhan gereja. Berita faktual saat ini adalah adanya Islamic State of Iraq and Suriah, yakni kelompok Islam garis keras di Irak dan Suriah yang membangun negara Islam berdasarkan ajaran Islam yang mereka yakini paling benar. ISIS ini bukan saja menciptakan terror sadis terhadap kelompok non Islam, bahkan kelompok Islam yang dianggap tidak sejalan dengan mereka juga dieliminasi tanpa ampun. Saat ini kelompok ISIS telah menguasai 40 persen wilayah Irak, terutama di wilayah luas ladang minyak di Mosul, Irak bagian utara.

Setiap kali engkau datang ke gereja, semua perkataan-Nya akan mengingatkan pikiranmu mana baik dan mana buruk atau tentang kebaikan dan kejahatan, maka setahap demi setahap karaktermu akan terbentuk menjadi seperti yang dikehendaki oleh-Nya. Tuhan itu seperti tukang periuk dan manusia itu ibaratnya tanah lempung yang ada di tangan tukang periuk. Tanah lempung dibentuk menurut kehendak tukang periuk menjadi benda yang indah menurut pandangan tukang periuk. Manusia memiliki kesanggupan menyerap pembicaraan khotbah mimbar Minggu rata-rata sebesar 15 persen saja. Dengan prosentasi yang sedikit ini, jika dilakukan dengan teratur dan konsisten, engkau akan semakin menyadari, bahwa Tuhan sedang memindahkan pikiran-Nya ke dalam pikiranmu. Dengan personality yang menarik engkau menjadi orang tangguh menghadapi tantangan kehidupan dunia yang semakin kompleks. Di rumah Tuhan ada Roh Tuhan ada kuasa mengurapi engkau setiap saat engkau hadir ke rumah-Nya dengan urapan baru. Urapan baru selalu memberi harapan baru, maka jiwamu semakin bersemangat menghadapi setiap tantangan baru.

Tuhan berkuasa atas Sabat. Hari Sabat memang satu hari dikhususkan untuk Tuhan, tetapi jangan sampai alasan seperti ini engkau melupakan sisi kemanusiaan. Yesus datang ke bumi juga tidak mengabaikan sisi kemanusiaan, yakni berpartisipasi langsung terhadap kesulitan yang dihadapi oleh manusia, sebab Dia berkuasa atas Sabat. Sabat untuk manusia bukan manusia untuk Sabat. Misalnya, engkau sudah siap berangkat ke gereja pada hari Minggu, tetapi tetangga sebelah rumah meminta tolong kepadamu untuk mengantarkan anaknya ke hospital terdekat, sebab temperatur tubuh anak ini semakin tinggi yang diduga sakit demam berdarah. Rasanya tidak pada tempatnya engkau berkata, nanti dulu selesai mengikuti kebaktian. Penyakit ini tergolong mematikan. Hidup tidak hanya untuk hukum, melainkan  kemanusiaan juga tidak boleh diabaikan. Harus ada hubungan sebab-akibat yang dapat diterima secara logis mengapa pada waktu seharusnya pergi ke gereja, engkau tidak melakukan kewajiban ini sehinggatindakan etis yang engkau lakukan pada saat itu memang pantas dilakukan. Ingatlah kisah orang Samaria yang baik hati yang menolong orang tak dikenal dalam perjalanannya. Yesus sendiri berkata, bahwa berbuat baik pada hari Sabat diijinkan. Tidak perlulah engkau berandai-andai segala, bagaimana kalau setiap minggu terjadi begini, sebab setiap masalahmu, pasti Tuhan mempunyai jalan terbaik untukmu. Dan, tidak tertutup kemungkinan, bawa suatu kejadian yang sedang engkau hadapi adalah satu ujian dari Tuhan, yakni Dia ingin melihat tindakan etis apa yang akan engkkau lakukan pada hari perhentian ada halangan yang tak terduga.

Diberkatilah yang datang ke gereja atas nama Tuhan. Mengucap syukur datang ke rumah Tuhan tidak dengan tangan yang hampa dan mengucap syukur pulang dari gereja tidak dengan jiwa yang hampa. Jiwamu telah dikenyangkan oleh perkataan-Nya yang membuat engkau gembira dan happy. Engkau mendoakan untuk mereka yang tidak dapat hadir supaya di lain kesempatan dapat menghadiri hari perhentian.-