Rabu, 23 Juli 2014

Generasi Manusia Karbitan

Kata karbit sudah sangat populer dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, khususnya dalam bengkel las kuningan. Dalam bengkel las kuningan, kata ini biasa disebut sebagai gas karbit. Satu sebutan yang salah, tetapi telah familiar diterima masyarakat luas. Benda berwujud bongkahan padat dan keras ini sebetulnya persenyawaan dari unsur kalsium dan karbon, berwarna putih kusam, dengan penyebutan yang benar adalah kalsiumkarbida, dan rumus kimianya adalah CaC. Jika engkau pergi ke toko material dan berkata kepada penjual, bahwa engkau akan membeli satu atau lima kilogram kalsiumkarbida, penjual tidak mengerti material yang sedang engkau cari. Katakan saja kepadanya, mau cari karbit satu kiogram, maka segera engkau mendapatkan material tersebut. Dalam jumlah timbangan yang sebanding dengan air di dalam satu bejana, maka hasil reaksi keduanya adalah gas asetilen [C2H2], kapur tohor, dan pelepasan kalori. Gas asetilen adalah persenyawaan molekul hidrokarbon, jika dibakar melalui alat burner las akan menyala dengan warna putih kehijauan dan melepaskan panas yang sangat tinggi. Gas inilah yang biasa disebut gas karbit dan digunakan untuk las kuningan. Sebetulnya gas asetilen tidak berbau dan tak berwarna, sebab keluar melalui lumpur kapur tohor, berbaulah gas ini seperti kapur. Gas ini memiliki berat melekul sedikit lebih ringan dibandingkan dengan berat molekul udara.

Bukan karbitan, rasanya manis sekali.
Jika kalsiumkarbida dibiarkan di udara terbuka, ‘karbit’ ini perlahan-lahan bereaksi dengan uap air yang ada di dalam udara dan melepaskan kalori. Bongkahan karbit yang ditumbuk lebih halus, tersebar, dan di dalam ruangan dengan sangat sedikit ventilasi [udara luar masih dapat lewat], maka proses pelepasan kalori semakin intens. Tumpukan dua puluh kilogram buah pisang atau mangga yang masih berwarna hijau, kira-kira masih setengah matang ditaburi kira-kira setengah kilogram karbit kemudian ditutup rapat dengan beberapa lembar karung goni. Biarkan selama tiga atau empat hari, maka pisang atau mangga ini menjadi matang. Pisang dapat matang sebab dipaksa setelah menerima kalori eksternal dari hasil reaksi karbit dengan uap air di dalam udara bebas. Pisang yang telah matang melalui proses karbit ini biasa disebut pisang karbitan. Namun, buah pisang yang dimatangkan cara paksa ini tentu tidak senikmat dengan pisang matang alami.

Ada pisang matang karbitan, sebaliknya apakah ada manusia karbitan? Secara fisik tidak ada manusia karbitan, tetapi jiwa, yakni tempat luapan emosinya yang dimatangkan secara karbitan. Anak remaja berumur belum genap tujuh belas tahun diberi hadiah ulang tahun oleh orang tuanya berupa mobil sport merek Belecta. Anak ini sesuai menurut Undang-Undang Lalu-Lintas belum diijinkan memiliki surat ijin mengemudi, tetapi demi sayang anak yang salah arah tetap saja orang tua anak ini melatih anak ini mengendarai mobil. Dan, anak ini akhirnya dapat mengendarai mobil. Anak ini kemudian tanpa sepengetahuan ayahnya membawa mobil ini ke jalan toll bersama seorang temannya. Anak ini memang dapat mengendarai mobil, tetapi jiwanya yang belum stabil. Anak ini memang pantas disebut anak karbitan. Ayahnya yang telah menjadikannya manusia karbitan. Kemudian muncullah banyak istilah yang berkaitan dengan karbit, seperti remaja karbitan, artis karbitan, menejer karbitan, penyanyi karbitan, pengusaha karbitan, menteri karbitan, jenderal karbitan, politisi karbitan, pendeta karbitan, dan seterusnya. Dari sejak kanak-kanak seorang anak serba karbitan, maka waktu menjadi presiden pun, ya disebut presiden karbitan. Di sekeliling kehidupan kita banyak dijumpai manusia berkualitas karbitan, karena tergiur mudahnya mendapatkan uang dengan cara instant.

Penyanyi karbitan.
Keadaan ekonomi yang semakin sulit membuat banyak anak usia remaja terpaksa mencari nafkah ketika mereka seharusnya masih menikmati letupan emosi pada usia mereka, maka kondisi ini membuat emosi mereka teralu cepat matang yang seharusnya mereka terima sepuluh atau lima belas tahun lagi. Kondisi seperti ini tidak termasuk matang karbitan, sebab yang mereka rasakan ini memang nyata di hadapan mereka, sehingga mereka menyadari, bahwa jika mereka ingin mempertahankan hidup, mereka harus bekerja. Bagi anak-anak remaja seperti ini berlaku satu realitas, bahwa kesulitan hidup membuat manusia berpikir untuk mendapatkan problem solution. Anak-anak remaja seperti ini justeru akan tumbuh menjadi dewasa karena ditempa oleh kehidupan.

Seorang anak bertumbuh mengikuti setiap tahapan emosi sesuai menurut usia emosinya. Katakanlah seorang anak sedang senang main kelereng, petak umpet, gasingan, atau permainan anak lainnya bersama teman-temannya, kemudian orang tuanya melakukan by pass dengan kegiatan lain yang dinilai akan menambah kecerdasan. Memang anak ini tampak bertambah cerdas dan lebih cerdas dibandingkan dengan anak-anak seusianya, tetapi ingatlah, bahwa hidup bukan hanya untuk kecerdasan, melainkan juga harus memiliki kestabilan dan kematangan emosi. Cerdas tetapi tidak ada ekspresi emosi tidak bedanya dengan robotik. Walaupun teknik make-up wajah semakin maju, sutradara yang cermat dengan pekerjaannya tidak seharusnya sembarangan memakai actor atau aktris untuk peran orang tua, hanya karena pemegang casting adalah gadis muda dan cantik. Inilah yang sering disebut artis karbitan. Sosok manusia yang harus meletupkan emosi yang belum pernah dia rasakan, maka actionnya juga tidak meyakinkan. Aku pernah melihat public figure cantik dan terkenal, kata banyak orang, dia adalah penyanyi yang sudah sering rekaman. Belum pernah terdengar rekamannya top hit seperti apa, tapi mobil-mobil mewahnya berderet seperti apa. Baru dapat menyanyi di kamar mandi saja langsung terkenal. Dasar penyanyi karbitan! Ada tren baru di Indonesia, yakni semakin banyak artis terlibat dalam dunia politik dan langsung terjun menjadi anggota parlemen. Dari mana mereka mendapat pendidikan politik? Mereka, politisi yang lebih senior atau politician career tidak mudah melangkahkan kaki ke parlemen begitu saja, sebaliknya mereka yang bermodalkan tampang melenggang begitu mudah ke parlemen. Selamat datang politisi karbitan. Apakah ada jenderal karbitan? Dan, apakah ada pendeta karbitan?  

Manusia karbitan akan terlihat identitasnya kalau dia terlibat pada acara debat terbuka, diskusi, atau diinterview oleh seorang jurnalis, dia selalu ingin menguasai pembicaraan, menganggap dirinya lebih benar, dan temperamental. Ia adalah manusia yang tidak akan pernah siap kalah menghadapi pahitnya perjuangan hidup. Indonesia tidak pantas dipimpin oleh presiden karbitan. Manusia karbitan adalah korban anak salah didik oleh orang tua. Kita patut kasihan terhadap manusia berkualitas karbitan, usia fisik telah mencapai tujuh puluh tahun, tapi masih doyan makan kembang gula harum manis, kue bulu kukus, atau dodolipet, sebab ada fase yang terputus dan masih ingin dinikmati secara sembunyi-sembunyi. Apakah masih dapat diperbaiki mentalitas karbitan diperbaiki? Tidak ada yang dapat memundurkan jarum penunjuk waktu yang terus maju. Waktu berjalan terus, sementara manusia karbitan asyik dengan dunianya sendiri. Namun, yang lebih kasihan lagi adalah tidak sedikit juga yang bersedia menjadi pengikut figur manusia karbitan.- 

Rabu, 16 Juli 2014

Siap Menang Dan Siap Kalah



Roti sobek isi smoked beef.
Pada 9 Juli 2014 pertandingan sepak bola Piala Dunia 2014, semi final antara Brazilia berhadapan dengan Jerman. Dari sejak semula aku menjagokan Jerman, kampiun dari Eropa dengan semua pemain andalan, seperti Muller, Klose, Kroos, Ozil, Khedira, Podolski, dan lain-lain mereka tampil dalam kondisi prima. Semua orang di seluruh dunia pasti mengetahui, bahwa lawan Jerman bukan tim sembarangan, yakni kampiun klas dunia, Brazil yang telah menjadi legenda juara enam kali Piala Dunia. Jerman bertarung di rumah sendiri tim Brazil di kota Belo Horizonte. Setiap tim yang terlibat dalam pertandinganini hanya ada satu di dalam pikiran mereka, yakni harus menang. Untuk apa pergi jauh melintasi lautan luas menuju Brazil kalau bukan untuk satu tujuan menang. Bagi Brazil sepak bola adalah nasionalisme, kebanggaan rakyat, prestisius yang harus dipertahankan mati-matian, apalagi negeri ini telah mengeluarkan 11 milyar USD ongkos untuk membiayai Piala Dunia 2014, maka kata menang yang ada dalam pikiran setiap Brazilian. Dalam pertandingan apapun pasti ada yang menang, juga pasti ada yang kalah, maka yang paling penting dalam menjalani hidup ini adalah siap menghadapi kekalahan dengan hati ikhlas. Ada yang menang dan ada yang kalah adalah realitas kehidupan.

Pukul 03.00 waktu Indonesia Barat pertandingan dimulai. Brazil dengan gerakan menyerang menguasai bola dari sejak awal, sementara Jerman dengan gerakan rileks menghadang bola lawan, take over bola kepada teman dengan arah yang baik, semua gerakan ini dilakukan dengan disiplin dan konsisten. Sebagian besar tempat duduk di stadion diwarnai oleh kaos warna kuning dan meriahnya penonton dan penggila bola. Brazilian penggila bola paling gila. Dari anak-anak sampai kakek-nenek, laki dan perempuan, semua penggila bola. Mungkin balap mobil dan bola volley adalah selingan orang Brazil. Walaupun selingan olah raga selain sepak bola, tim bola volley Brazil selalu masuk kampiun dunia. Siapa yang tak mengetahui pembalap mobil F-1 terkenal dari Brazil, Emmerson Fitipaldi atau Arton Senna?

Pertandingan baru berjalan 11 menit, jala gawang Brazil bergoyang keras oleh terjangan bola yang ditendang keras dari kaki Mueller, nomor punggung 13. Bermula bola berada di area sudut kiri Brazil, lalu ditendang ke tengah, kira-kira 15 meter dari gawang, di sini ada Mueller, tanpa ampun langsung dieksekusi. Seluruh penonton kaos kuning di stadion Mineirazo terkesima tidak percaya dengan pemandangan ini. Semudah itu lawan menerobos barisan defender Brazil dan memasukkan bola ke gawang. Pemandangan yang wajar diterima logika adalah sebelum lawan bercucuran keringat, maka lawan tidak akan semudah itu memasukkan gol ke gawang Brazil. Belum lagi rasa terkejut orang Brazil hilang, baik yang main di lapangan maupun penonton di stadion, maka Klose dua menit kemudian di depan gawang telah menendang bola dengan kaki kanan dan terciptalah gol kedua untuk Jerman. Kejadian berikut membuat pemain tim Brazil menjadi frustasi dan membuat bungkam seisi stadion, sebab gol ketiga dan keempat tercipta tidak sampai satu menit dilakukan oleh Kroos, dua menit setelah Klose. Gol kelima dibuat oleh Khedira dan penutup untuk 1st half play. Orang Jerman belum mengeluarkan keringat untuk lima gol ini. Pada 2nd half play gol keenam dieksekusi oleh pemain yang baru masuk ke lapangan menggantikan Klose. Aku mempunyai kebiasaan berdoa pada pagi hari. Aku pejamkan mataku berdoa. Mungkin lima belas menit aku berdoa. Ketika aku membuka mata selesai berdoa, skor Jerman sudah menunjukkan tujuh. Ketika waktu menunjukkan angka 90 plus additional time, Brazil memasukkan bola ke gawang Jerman. Hadiah hiburan dari Tuhan untuk Brazil. Jerman menang tanpa keringatan, skor 7 - 1.

Siap menang dan siap kalah. Tim Oranje lawan White Cement.
Satu hari setelah pertandingan semi final ini, mudah ditebak reaksi public Brazil atas kejadian memalukan ini, ekspresi kekecewaan orang Brazil dari berbagai lapisan masyarakat. Semua surat kabar menuliskan berita dengan nada ejekan terhadap pelatih Brazil, Luiz Felipe Scolari yang dianggap bertanggungjawab terhadap kekalahan yang sangat mencoreng muka. Tidak cukup surat kabar dalam negeri, surat kabar luar negeri pun, termasuk KOM.PAS dari Indonesia tidak kalah seru memberi komentar atas kekalahan yang menghebohkan dunia. Scolari dianggap sudah merasa nyaman dengan pemain-pemain muda andalannya yang selama ini telah memberi kontribusi bagus pada semua laga uji coba, baik di dalam maupun di luar Brazil. Dan, bukan hanya itu saja sebab dia mengandalkan dua pemain muda, Neymar dan Da Silva yang dianggap jimat sakti bagi team-nya, begitu kedua pemain muda ini bermasalah pada tulang punggungnya sebab cedera dari pertandingan sebelumnya, maka team Brazil sangat kehilangan roh permainan mereka. Kemana pemain-pemain senior seperti, Roberto Kaka, Ronaldinho, dan Robinho? Seandainya ketiga jagoan senior ini dipasang, mereka pasti dapat menjadi penahan kokoh terhadap serangan Jerman, walaupun Neymar absent di lapangan. Nasi sudah menjadi bubur tidak ada guna berandai-andai.

Gagal di semi final setelah ditaklukkan oleh Jerman, maka masih ada satu peluang lagi untuk menjaga martabat para Brazilian dalam dunia sepak bola, yakni pertandingan melawan Belanda untuk memperebutkan tempat ketiga. Betapapun hebatnya perlawanan Brazil melawan Belanda dalam pertandingan ini, dan katakanlah menang, maka hasil pertandingan ini tidak akan dapat menutup kekecewaan para Brazilian. Di hati terdalam para Brazilian, mereka masih mengharapkan matahari masih dapat bersinar terang di tengah awan mendung yang membuat langit Brazil gelap gulita, daripada tidak mendapat sesuatu pun yang tertinggal, pertarungan melawan Belanda harus menang, walaupun di tengah duel yang tidak diharapkan. Namun, sesuatu apa pun yang sangat diharapkan oleh manusia, hanya kehendak Tuhan yang jadi, sebab yang terjadi adalah Brazil dikalahkan oleh Belanda dengan skor 3 – 0. Lengkaplah sudah, Piala Dunia 2014 menjadi mimpi buruk bagi tim legenda Brazil yang telah menjadi juara Piala Dunia enam kali. Namun, sebagai satu bangsa yang sangat menghargai fair play, maka tragedy kekalahan ini tidak menimbulkan kerusuhan massal yang dapat mengganggu ketertiban umum. Para Brazilian telah menerima kekalahan dengan jiwa besar.

Pengkhotbah berkata, manusia harus memperhatikan pekerjaan Tuhan! Siapakah dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan oleh-Nya? Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan oleh Tuhan seperti juga pada hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya. Pekerjaan Tuhan dari sejak semula adalah menciptakan seluruh isi semesta alam. Kalau engkau pada hari ini masih dapat makan, ini adalah pekerjaan Tuhan juga, yakni engkau masih dipelihara oleh Dia yang Mahamurah. Tuhan banyak melakukan perbuatan ajaib yang tidak terpikirkan oleh jangkauan logika manusia. Manusia membuat prediksi menurut kecerdasannya sendiri yang terbatas, tapi sering lupa, bahwa hanya racangan Tuhan saja yang terlaksana. 

Pada hari yang sama dengan pertandingan semi final antara Brazil dengan Jerman, pada pukul 08.00 waktu lokal orang Indonesia melakukan pemilihan calon presiden RI untuk perioda 2014 – 2019, yakni Prabowo Subianto dan Joko Widodo alias Jokowi. Pemilihan kali ini dinilai oleh banyak kalangan sangat disambut antusias oleh banyak orang Indonesia, di dalam negeri maupun di luar negeri. Pertempuran sengit head to head antara kebangkitan Neo Orde Baru dengan kelompok muda pendukung Revolusi Mental. Selesai pencoblosan lembaran surat suara pilihan, selanjutnya bergulir proses penghitungan cepat [quick count] yang dilakukan oleh lembaga survey kedua pihak yang bertarung. Ternyata hasil hitung cepat yang disiarkan melalui channel tv dari kubu Bowo berbeda dengan kubu Jokowi. Lembaga survey masing-masing pihak saling mengunggulkan satu terhadap yang lain. Mana yang benar dan mana yang abal-abal? Pada akhirnya Komisi Penyiaran Indonesia melarang semua stasiun tv menyiarkan hasil hitung cepat.

Pada pertandingan sepak bola orang menghitung skor tertinggi, tim yang mendapat skor lebih tinggi dari lawannya, maka tim inilah yang menang. Dua tim yang berlaga di lapangan, masing-masing tim menginginkan dengan keras kemenangan dengan skor setinggi mungkin. Jika keadaan memang memungkinkan, skor Jerman atas Brazil dapat lebih dari 7 – 1. Kemenangan adalah tujuan yang didapatkan pada satu laga, tetapi juga harus ditanamkan kemenangan yang memiliki nilai-nilai etika. Pertarungan sengit pemilihan calon presiden tidak berbeda seperti pertandingan sepak bola, kedua pihak calon presiden berusaha keras semaksimal mungkin mendapatkan skor terbanyak. Target kemenangan mendapatkan suara pemilih terbanyak untuk Bowo atau Jokowi. Keinginan berbuat curang dengan cara apa pun dapat dimulai dari tempat pemungutan suara seterusnya sampai ke Komisi Pemilihan Umum. Membutuhkan uang secukupnya untuk kebutuhan hidup adalah sikap hidup yang manusiawi, sebaliknya mendapatkan uang melebihi dari yang telah dipenuhi atas semua kebutuhan dengan cara tidak halal adalah kejahatan, dan kejahatan ini biasa disebut korupsi. Korupsi artinya mengurangi jumlah suara pihak yang satu lalu dipindahkan ke dalam pundi suara pihak yang akan dimenangkan. Menerima uang suap untuk melakukan perbuatan curang demi pemenangan yang tidak menjunjung tinggi etika adalah perbuatan tidak etis.

Tuhan telah menetapkan kekalahan bagi Brazil, Dia telah membengkokkan logika yang selama ini dipegang oleh banyak orang, bahwa Brazil kiblat sepak bola. Brazilian tidak ada bedanya dengan orang Indonesia, Jepang, Prancis, Jerman, atau Filipina, mereka manusia biasa juga yang dapat ditaklukkan. Pada saat orang mendapat kemujuran, memang layak bergembira, sebaliknya janganlah kegembiraan itu meluap berlebihan, ingatah di balik kegembiraanmu, ada juga yang bersedih sebab ketidakmujurannya. Lebih dari itu, meluapkan kegembiraan berlebihan dapat membuat engkau menjadi lengah. Tidak selamanya orang mendapat kemujuran. Hari ini adalah pemberian dari Tuhan untukmu gunakanlah sebaik-baiknya untuk Tuhan dan untuk sesama manusia. Manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya, sebab hari esok itu adalah milik Tuhan, hari esok adalah rahasia milik Tuhan. Hari ini manusia membuat rancangan hari esok di dalam pikirannya, tetapi hanya keputusan Tuhan yang terlaksana.

Dalam keadaanmu yang tidak mujur, engkau masih dapat menikmati setetes kebahagiaan, jika keadaanmu ini engkau terima dengan sikap realistis, yakni tidak selamanya engkau mendapatkan seperti yang engkau inginkan. Dan, engkau tidak mungkin merangkul seluruh isi dunia demi memuaskan hatimu. Jika engkau memiliki sikap realistis seperti ini, engkau adalah orang yang jujur terhadap hati nuranimu sendiri. Ya, hanya orang yang jujur terhadap hati nuraninya sendiri yang dapat menikmati kebahagiaan. Orang Brazil mengetahui setiap jengkal peraturan bermain bola, maka mereka menerima kekalahan mereka dengan tulus setelah melakukan permainan yang jujur dengan tim Jerman. Orang yang terlibat pemilihan calon presiden seharusnya telah mengetahui peraturan pemilihan umum jujur, sehingga tidak perlu mencari peluang membenarkan segala cara kotor untuk memenangkan perolehan suara tertinggi. Jangan bergaul dengan orang tidak jujur, sebab orang yang tidak pernah jujur terhadap hati nuraninya sendiri adalah orang yang tidak siap kalah dalam pertandingan; bagi orang seperti ini yang ada di dalam pikirannya adalah bersaksi dusta. Saksi dusta tidak akan luput dari hukuman, orang yang menyembur-nyemburkan kebohongan tidak akan terhindar [Amsal xix:5].-


Rabu, 09 Juli 2014

Aku Memilih Joko Widodo

Aku dan isteriku memutuskan untuk memilih Jokowi yang bernama lengkap Joko Widodo, orang Jawa dari Surakarta, dan politisi PDIP sebagai calon presiden RI untuk masa jabatan 2014 – 2019. Jokowi didampingi oleh JK yang bernama lengkap Muhammad Jusuf Kalla, orang Makassar, dan politisi Partai Golkar sebagai calon wakil presiden. Jawa dan luar Jawa bersatu membangun Indonesia yang lebih baik. Hari ini lebih baik dari kemarin, dan esok harapan lebih baik lagi. Bukan hanya orang Indonesia saja yang memeriahkan pesta demokrasi pemilihan calon dan wakil presiden, melainkan juga banyak orang dari bangsa lain ikut bikin meriah melalui jaringan sosial seperti twitter. Kebanyakan dari bangsa lain itu adalah selebriti, ya biasalah orang-orang seperti kerjanya berkicau bikin meriah. Tapi kicauan mereka lebih banyak diarahkan kepada Jokowi. Seharusnya mass media bersikap netral menyajikan pemberitaan yang tidak berat sebelah antara kandidat Jokowi dan Prabowo Subianto. Fakta di lapangan berbeda, RCTI berat membela Prabowo, sebaliknya MetroTV berat membela Jokowi. Ini artinya mass media tidak berpartisipasi memberi pendidikan politik yang benar terhadap rakyat. Masing-masing stasiun tv memberi klaim, bahwa lembaga survey yang dimilikinya adalah yang paling benar, sedangkan stasiun yang lain adalah abal-abal.

Antara Prabowo dan Jokowi sebetulnya bukan pilihan yang menyenangkan hati terdalamku. Aku sudah pernah membaca buku kenangan riwayat perjalanan hidup Ali Sadikin ketika orang ini menjadi gubernur Jakarta dari 1966 sampai 1971. Selama menjadi gubernur, orang ini telah membuat banyak prestasi membangun Jakarta, dicintai oleh rakyat, dan meninggalkan jabatan gubernur dengan nama yang bersih. Bagaimanapun, Ali Sadikin adalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan yang manusiawi, sebab ternyata ada juga cerita miring tentang orang ini yang tidak diungkapkan di dalam buku memoarnya. Namun, untuk ukuran orang masa kini yang pernah menjadi gubernur di Jakarta, dia adalah gubernur Jakarta yang bersih namanya. Bagaimana dengan Jokowi yang baru satu tahun menjadi gubernur Jakarta dan bersiap menjadi orang nomor satu di Indonesia? Orang ini tidak sebersih Ali Sadikin, sebab ketika dia dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dia meninggalkan satu masalah cukup besar berkaitan dengan penyediaan bus angkutan umum. Masalah ini menjadi bisik-bisik tak sedap dalam percakapan di warung kopi. Bagaimana dengan Prabowo?

Ia adalah bekas anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dari satuan Komando Pasukan Khusus. Ia bukan saja dibesarkan pada masa rezim Orde baru, bahkan sangat dekat dengan pemimpin tertinggi rezim ini, yakni Soeharto, sebab dia adalah menantu Soeharto. Sebelum rezim ini ambruk pada Mei 1998 dia terindikasi dengan masalah hak azasi manusia berkaitan dengan hilangnya banyak tokoh reformasi dan beberapa mahasiswa Universitas Trisakti yang mati oleh penembak gelap. Sampai sekarang pengusutan kasus ini masih gelap. Kisah kelam pada masa kejayaan rezim represive yang banyak berlumuran darah. Aku turut merasakan kondisi yang sangat tidak menyenangkan ketika penguasa Orde Baru ini masih berkuasa. Sekarang orang ini mencalonkan diri menjadi calon presiden negeri ini. Aku secara pribadi masih alergi terhadap eksistensi keluarga Cendana. Cendana adalah nama jalan di kawasan Menteng, wilayah elite di Jakarta Pusat istana keluarga Soeharto. Orang yang tahu siapa Soeharto, maka jalan ini adalah jalan paling angker pada waktu itu. Bekas tentara ini telah bercerai dengan isterinya, tetapi ketika dia berkampanye, isterinya hadir dan mendukung pencalonannya. Di mana keberadaan saudara-saudara bekas isterinya ini? Mungkin supaya tampak tidak mencolok dari pandangan public atas dukungan terhadap  Prabowo, maka mereka merasa lebih di belakang tirai saja menunggu waktu yang tepat untuk muncul.

Siapa saja mereka yang memberi dukungan penuh terhadap bekas tentara ini? Beberapa dari mereka ini adalah public figure yang tidak menyenangkan masyarakat, sebut saja seperti Aboerizal Bakrie yang masih terlilit kasus Lumpur Lapindo di Sidoarjo, orang Jawa Timur tidak akan melupakan peristiwa ini; Anis Matta, orang ini memang bersih saja, tetapi beberapa orang dari partainya pernah bermasalah besar dalam tindakan pidana korupsi, kesannya mau cari selamat berlindung di balik ketiak bekas tentara; Rhoma Irama, pemusik dangdut, orang yang sering melontarkan issue suku, agama, ras, dan agama [sara], dan doyan kawin; orang-orang dari Partai Demokrat, partai ini sangat terpuruk dan ditinggalkan oleh simpatisannya, sebab banyak anggota partai ini terlibat korupsi besar; bukankah Suryadarma Ali bekas Menteri Agama menjadi tersangka Komisi Pemberantasan Korupsi?; kelompok pendukung lain adalah Islam garis keras. Semua pendukung Prabowo ini kesannya mau cari selamat dan aman di balik ketiak bekas tentara ini kalau dia berhasil menjadi presiden.

Namun, di antara dua pilihan tidak menyenangkan terhadap dua calon presiden ini, tentu ada yang terbaik di antara mereka, maka aku dan isteriku memutuskan memilih Jokowi alias Joko Widodo, wong Solo. Bagiku yang penting adalah anyhow bukan Prabowo. Jokowi bukan tempat bagi orang-orang bermasalah mau cari selamat dan aman, melainkan tempat bagi manusia Indonesia yang mau membangun negara dengan hati nurani yang murni. Presentasi hitung cepat sampai pukul 23.00 WIB, Jokowi : Prabowo = 53.0 : 47.0.-  

Senin, 07 Juli 2014

Manuver Petualang Politik Mencari Kesempatan Dan Keselamatan

Membaca atau mendengar kisah petualangan itu mengasyikkan, apalagi kalau kisah itu ditulis oleh penulis berpengalaman. Aku penggemar berat kisah-kisah petualangan. Kalau sudah membaca lembar pertama novel petualangan pasti tidak lepas buku ini sebelum selesai. Ada banyak kisah petualangan, seperti politik, cinta, penaklukan satu daerah yang yang masih liar dan ganas, criminal, hukum, dan lain sebagainya. Beberapa penulis kisah petualang yang aku tahu, antara lain Karl May, Agatha Christy, Frederick Forsyth, Ian Flemming, John Grisham, Motinggo Boesye, dan masih banyak lagi yang lain. Penulis novel petualangan mempunyai ciri khas, yakni menulis cerita yang sejenis, misalnya Frederick Forsyth spesialis intrik politik, harap maklum saja orang ini adalah bekas wartawan BBC London. Ini yang membedakan penulis novel petualangan dengan penulis biasa. Misalnya, Karl May seorang Jerman suka menulis kisah petualangan di daerah liar, Frederick Forsyth menulis tentang petualangan politik, Ian Flemming menulis kisah petualangan James Bond, Agatha Christy menulis tentang criminal dari sisi medis, John Grisham menulis petualangan kejahatan dari sisi hukum, Motinggo Boesye menulis kisah petualangan cinta. Beberapa dari novel petualangan ini pernah diangkat ke layar lebar [movie].

Kata petualang berasal dari kata dari tualang. Petualangan, artinya adalah orang nekat mendapatkan sesuatu yang diinginkannya dengan cara tidak jujur atau setidaknya ada agenda tersembunyi dalam mencapai tujuannya. Misalnya : satu berlian berharga sangat mahal, disimpan di dalam brankast di gedung yang dijaga sangat ketat, kemudian seorang pencuri professional berupaya sangat keras untuk mendapatkan berlian tersebut dengan memanfaatkan tekhnologi hi-end. Kisah petualangan ini pernah difilmkan dengan Sean Connery sebagai aktornya. Arti petualangan kedua adalah orang yang hidupnya menyukai tantangan yang mungkin dapat membahayakan jiwanya. Antara arti yang pertama dan yang kedua, para pelakunya relative sama banyak, tetapi dari hasil pekerjaannya saja yang dapat membedakan keduanya. Misalnya seperti apa? Uang atau harta yang diperoleh dengan cara illegal, pasti cepat habisnya, sebaliknya untuk arti yang kedua, orang yang telah menyelesaikan satu petualangan baginya adalah kepuasan batin, seperti menaklukkan pendakian pegunungan granit setinggi 3000 meter. Petualang selalu menjalani kehidupan di luar kebiasaan yang dilakukan oleh kegiatan manusia normal pada umumnya, bahkan kalau perlu mengabaikan semua norma yang berlaku dalam masyarakat.

Dalam beberapa bulan sebelum pemilihan anggota parlemen kemudian dilanjutkan pemilihan presiden selalu ada petualang politik. Motivasi masing-masing petualang berbeda satu terhadap yang lain, bisniz, posisi menteri di cabinet, posisi ketua komisi di parlemen, ada yang mau cari aman supaya track record buruk masa lalunya tidak diungkit-ungkit, dan seterusnya. Kalau membandingkan sepak terjang petualang politik yang ada di dalam buku novel penulis-penulis ternama, kelakuan petualang politik di Indonesia kasat mata seperti sudah tidak tahu malu lagi. Amien Rais adalah seorang politisi pada 1998 awal reformasi di Indonesia sangat anti dengan rezim Orde Baru dan dia menjadi ikon tumbangnya penguasa rezim ini. Kemudian dia mendirikan partai dengan semangat reformasi politik yang demokrasi. Namun, sekarang dia merangkul calon presiden dari seorang figure yang pernah dibesarkan pada era rezim Orde Baru, terlebih lagi calon ini mempunyai track record yang tidak baik berkaitan dengan masalah hak azasi manusia dimasa lalu, maka jangan heran ada banyak petinggi partai yang  digagasnya ini telah berpindah memberi  dukungan pada calon presiden lain.

Seorang pengusaha besar merangkap sebagai politisi bukan cerita baru, sebut saja beberapa orang ini, Aboerizal Bakrie dan Jusuf Kalla dari Partai Golkar, sedangkan Surya Paloh dari Partai Nasdem. Indonesia memang adalah negara demokrasi, maka orang bebas mau menjadi anggota partai mana saja. Namun, seharusnya engkau telah mengetahui tujuan dan platform perjuangan partai sebelum bergabung. Segala sesuatu yang bersifat prinsipil jangan engkau pandang enteng berpindah tempat semudah berpindah makan dari warung nasi yang satu lalu pindah ke warung nasi lain di seberang jalan. Orang-orang seperti, Adolf Hitler, Napoleon Bonaparte, Karl Marx, Soekarno, Martin Luther, dan seterusnya diikuti oleh banyak pengikut sebab mereka hidup mempunyai prinsip. Ada seorang pengusaha dan politisi belum lama bergabung dengan Partai Nasdem barangkali hanya dua tahun saja, kemudian keluar dan bergabung dengan Partai Hanura. Dalam kampanye calon presiden, orang ini pecah kongsi dengan ketua umum partai politik yang kedua, sebab orang ini memberi dukungan penuh terhadap calon presiden yang berseberangan jalan dengan calon yang didukung oleh ketua umumnya. Calon presiden yang didukung oleh orang ini berasal dari figure yang dibesarkan oleh rezim Orde Baru. Orang seperti ini mengingatkan aku terhadap sejenis binatang yang kalau berpindah tempat dan terancam bahaya, binatang ini segera berubah warna tubuhnya mengikuti warna tempat dia berada sebagai kamuflase. Binatang apa ini namanya? Namanya, bunglon. Orang yang tidak berpendirian teguh. Hati-hatilah dengan kehadiran seorang petualang politik, orang seperti ini jangan diharapkan kesetiaan dari hatinya. Hati nuraninya sudah tumpul. Mungkin saja orang ini sebelum keluar dari partai politik sebelumnya memang bicara secara santun :”Gue mo keluar! Good bye deh buat lo!” Juga mungkin saja sebelum memberi dukungan kepada calon presiden idolanya, dia telah meminta restu kepada boss-nya yang kedua. Yah, tapi untuk ukuran rasa, tindakan orang ini jelas tidak etis. Orang ini juga pantas disebut blusukan seperti Jokowi, tapi blusukan demi kepentingannya sendiri. Orang masuk partai seharusnya berjuang demi kesejahteraan rakyat melalui garis kebijakan partainya, bukan demi kelancaran bisniznya. Hati-hati saja memilih calon presiden, sebab banyak petualang politik seperti ini dengan kekuatan kapitalnya blusukan menginduksi lingkungannya. Perlu diingatkan, bahwa pada umumnya pengusaha yang berpolitik adalah petualang politik. Orang seperti ini ketika menjadi petinggi negara setingkat menteri atau lebih tinggi lagi, maka yang ada di dalam kepalanya adalah menggemukkan bisniz perusahaannya dengan kekuatan birokrasi yang dipimpin olehnya. Inilah yang disebut sebagai korupsi kebijakan. Kata orang Jawa, aji mumpung. Yang diharapkan oleh politisi bunglon, ya sesuai dengan sifatnya bunglon yang mau cari selamat sendiri secara pribadi atau selamatkan perusahaan kalau calon presiden yang didukungnya berhasil.

Mungkin engkau berkata kepadaku, bahwa aku mengada-ada saja, sebab petualang politik memang sudah lama ada dari sejak jaman purba, bahkan Amerika, Prancis, dan Inggris adalah tempatnya para petualang politik. Betul katamu, bangsa kolonialis adalah petualang politik! Mereka adalah bangsa-bangsa yang memiliki nasionalisme tinggi, segala sesuatu yang baik atau buruk dilakukan oleh mereka demi negara mereka, sebab mereka adalah bangsa-bangsa yang bermental expansive hegemonis, sehingga petualangan politik mereka lebih banyak dilakukan di luar negara. Misalnya seperti apa? Prancis dan Inggris membangun tapal batas negara-negara di Afrika semudah membelah kue black forest ketika negara-negara ini masih berstatus pemerintah colonial. Sesudah Perang Dunia I  Prancis dan Inggris membuat kesepakatan rahasia untuk membuat tapal batas beberapa negara di Timur Tengah menurut kepentingan mereka, bukan berdasarkan batas-batas budaya bangsa. Kepentingan negara-negara colonial melalui petualangan politik yang merugikan bangsa-bangsa lain. Kuwait sebetulnya pada mulanya adalah satu kesatuan dengan Irak yang sekarang. Di Amerika juga pernah ada seorang komisaris perusahaan besar merangkap menjadi politisi dan sekaligus menduduki posisi menteri. Tapi di sana sikap fanatisme terhadap partai sangat besar, maka kemungkinan menjadi bunglon juga sangat kecil, sebab mereka mempunyai rasa malu menjadi manusia tidak berprinsip. Orang yang mempunyai prinsip tidak mau diberi satu box nasi ayam goreng dan berisi satu lembar uang lima puluh ribu rupiah.

Pada masa Majapahit dalam kejayaan banyak orang tua memberi nama anaknya dengan nama depan Kebo, seperti Kebo Ijo, Kebo Anabrang, Kebo Ireng, dan seterusnya. Kebo kependekan sebutan untuk kerbau adalah binatang yang digunakan oleh pak tani untuk menarik bajak, karena bertenaga kuat, mudah bersahabat, dan mudah dikendalikan. Jadi, orang tua memberi nama depan anak dengan Kebo, sebab sangat mengharapkan anaknya nanti bertenaga kuat, bersikap merakyat, dan mau diatur demi kepentingan masyarakat. Ketika Raden Wijaya menjadi raja Majapahit, ada orang penting kerajaan bernama Nambi. Ia dapat menjadi mahapatih bukan karena berjuang mengusir kekuatan asing, melainkan karena maneuver politik di lingkaran dalam kekuasaan kerajaan. Kelakuan yang tidak terpuji ini membangkitkan kemurkaan terhadap Ranggalawe sehingga terjadilah pemberontakan dan berakhir dengan tewasnya Ranggalawe. Manusia bunglon ada di mana-mana dan ada dari sejak jaman purba. Petualangan politik selalu memberi dampak kekacauan, pemberontakan, bahkan dapat memicu peperangan terbuka. Masih banyak di antara orang Indonesia yang belum bersikap cerdas dan tegas terhadap sesuatu yang bersifat prinsip. Karena kemiskinan dan kesadaran berpolitik masih rendah bagi kebanyakan orang Indonesia di level akar rumput, kondisi seperti ini sangat dimanfaatkan oleh petualang politik yang ambisius dengan cara politik suap uang. Bangkitlah dan mau belajar terus supaya pikiran terbuka tidak dibodohi terus. Orang yang mempunyai harga diri tidak bersedia menerima uang yang tidak jelas tujuannya untuk apa. Apa kaitannya satu box nasi dan ayam goreng dan diselipkan uang Rp 50000,- dalam kebisingan kampanye calon presiden? Kiranya biarlah hati nurani tidak salah menjawab pertanyaan ini. Binatang yang bernama bunglon memang bagus dipelihara di rumah sebagai hiasan, tetapi manusia berperangai bunglon harap dijauhi saja, walaupun dompetnya tebal penuh uang, sebab engkau adalah rakyat dari bangsa besar yang mempunyai martabat dan tidak bersedia mengikuti kepentingan manusia bunglon.-