Senin, 31 Maret 2014

Bakmie Gondangdia Yang Serba Hijau

Mana yang paling enak bakmie Gondangdia, bakmie Aheng, Jalan Mangga Besar atau bakmie Ahong, Jalan Mangga Kecil? Yang paling enak adalah Aheng, Mangga Besar, mungkin begitu katamu, karena engkau memang menyukai Aheng. Yang lain berkata, Ahong, ada lagi yang lain berkata, Ahenghong yang paling okay. Semuanya salah! Yang paling enak adalah makan bakmie di bawah pohon tamarin dan ditemani makan bersama dengan Luna Maya, walaupun rasanya bakmienya kurang garam dan kecap, tetap saja engkau mengatakan, ini bakmie paling okay. Tiga puluh tahun kemudian engkau bercerita nostalgia ini kepada teman-teman, bla, bla, bla. Memang berbagi cerita tentang romantisme tidak dapat diukur nilainya dengan uang berapa pun besarnya. Ada rasa kebanggaan, walaupun mungkin engkau bukan lagi bagian dari temanmu yang telah sukses besar, sedangkan engkau tetap saja seperti yang dulu.

Sekarang aku mau bercerita tentang restoran yang berlokasi di kelurahan Menteng, Jakarta, di jalan yang dulu bernama Gondangdia Lama. Seperti pada umumnya restoran makanan Cina, maka restoran ini dimulai dengan bakmie, itu sebabnya restoran ini diberi nama, Bakmie Gondangdia. Dari sejak jaman pemerintahan colonial Belanda dulu, Jalan Gondangdia, HOS Cokroaminoto [dulu namanya Jalan Jawa], dan Cikini Raya adalah tiga jalan yang sibuk sebagai perlintasan antara wilayah utara dan selatan Jakarta. Berbeda dengan Jalan Diponegoro, Subang, Taman Sunda Kelapa, Madiun, atau Lembang sebagai tempat untuk perumahan yang tenang dan sangat elit, maka di Jalan Cikini Raya ada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama Perguruan Cikini dan bioskop Metropole, di Jalan HOS Cokroaminoto ada bioskop Menteng dan Apotik Jawa yang besar dan beberapa toko kecil, dan di Jalan Gondangdia Lama ada Hotel Gondangdia dan kemudian menyusul restoran makanan Cina, Bakmie Gondangdia. Apakah Bakmie Gondangdia adalah anak bungsu bagian sejarah keberadaannya di kawasan Menteng? Oh, maybe! Di Jakarta masih banyak resto bakmie legendaries yang lebih tua dibandingkan dengan yang di sini. Namun, bakmie ini mempunyai ciri khas yang beda dengan kebanyakan restoran yang lain.

Meja tempat meracik bakmie. Tetap seperti dulu.
Aku duduk di meja kedua dari pintu depan sebelah kiri, melihat menu sepintas dan langsung pesan bakmie pangsit rebus. Ini adalah kebiasaanku jika memasuki restoran masakan Cina, yakni pesan bakmie pangsit rebus, sebab bakmie adalah menu pertama yang selalu ada di setiap restoran makanan Cina, seperti rendang daging sapi selalu ada di setiap restoran masakan Padang. Bicara tentang rasa bakmie restoran ini sebetulnya biasa saja dibandingkan dengan bakmie kebanyakan resoran Cina di Jakarta, tetapi nilai legendaries restoran ini tidak dapat dibandingkan dengan kebanyakan restoran sejenis yang ada di kota ini. Nilai legendaries satu restoran biasanya lebih banyak ditentukan siapa saja yang pernah mengunjungi tempat ini, dapat bertahan paling sedikit melewati satu generasi, yakni kira-kira 50 tahun, dan dapat menjaga ciri khas keberadaannya. Ada seorang bekas direktur utama pabrik semen terbesar di Indonesia pada awal masa jabatannya sering makan bakmie di sini bersama isterinya. Kalau tidak sempat makan siang di luar kantor, bapak direktur ini cukup memesan nasi tim, pesanan langsung diantar. Siapa sangka kalau direktur utama ini adalah the big boss pabrik semen terbesar di Indonesia dan aku pernah bekerja di perusahaannya. Tapi hubunganku dengannya seperti bumi dan langit. Aku hanya buruh kecilnya. 

Selesai makan bakmie pangsit dan membayar harganya, aku ingin sekali mencoba bercakap sedikit saja tentang restoran ini dengan seseorang yang tampaknya adalah pemilik resto ini. Ternyata pemilik restoran ini adalah pribadi yang ramah, suka ngobrol, dan bersedia melayaniku berbicara tentang restoran yang sekarang dikelola olehnya. Namanya adalah Rino Indrasano, umurnya mungkin sekitar 45 tahun atau paling tua 50 tahun, dan dia adalah generasi kedua keluarga pemilik restoran ini. Restoran ini didirikan pada Maret 1968, menjelang akhir decade 60. Angka 1968 tampak tersablon di bagian belakang kaos T-shirt seragam pelayan berwarna dasar hijau lumut dengan leher warna kuning. Kebanyakan pelayan di sini berasal dari Jawa Tengah. Sungguh tepat sekali aku datang ke tempat ini pada 19 Maret masih suasana ulang tahun. Usia restoran ini seumur pemilik yang sekarang, belum genap 50 tahun. Pada masa awalnya, restoran ini banyak dikunjungi oleh murid-murid Perguruan Cikini dan para orang tua mereka merasakan nikmatnya bakmie restoran ini. Perguruan ini telah menghasilkan banyak orang sukses mulai dari setingkat menteri, penasehat hukum sampai pengusaha besar, bahkan seorang yang pernah menjadi presiden di negeri ini adalah alumnus sekolah ini. Walaupun semua alumnus telah terserak kemana-mana, dari mereka, pelanggan lama setia yang membuat restoran ini tetap bertahan sampai sekarang. Yaaaaaah, bagaimana pun rasanya bakmie Gondangdia, setiap restoran pasti memiliki segmen penggemar sendiri-sendiri. Ada seorang pelanggan lama dan alumnus SMP-Cikini yang telah lama menetap di luar negeri, pulang ke Jakarta tidak lupa untuk berkunjung ke restoran ini. Sweet memories never die.

Jalan Taman Sunda Kelapa masuk dari Jalan Diponegoro [2010].
Penampilan depan dan interior restoran ini diberi warna serba hijau tua dan muda. Pintu masuk sebelah kiri dan kanan berwarna hijau lumut, warna kusen-kusen pintu dan jendela berwarna hijau, dan seragam kaos t-shirt  bagi semua pelayan berwarna hijau lumut yang dikombinasi warna kuning pada krah leher. Menurut penuturan Rino, bangunan ini telah lama ada semasa perang tapi tidak tahu persis tahun berapa. Ya, tentu saja 1940 sampai 1945. Seperti biasa pada umumnya orang Tionghoa, mereka tidak akan pernah memindahkan tempat meracik bakmie dari awal restoran ini melayani pembeli, walaupun restoran telah mengambil keuntungan balik modal. Sampai sekarang jika engkau mengunjungi restoran ini, engkau dapat  melihat meja tempat meracik bakmie tetap berada di situ dari sejak semula, yakni di bagian depan, dibelakang jendela berkusen warna hijau. Tidak mempunyai keinginan mengganti warna hijau ke warna lain? Lebih lanjut kata Rino, atas permintaan sebagian besar alumnus Perguruan Cikini supaya warna hijau tetap dipertahankan sebagai ciri khas abadi Bakmie Gondangdia. Anyhow, yang serba hijau.

Selain bakmie pangsit dan bakmie baso, restoran ini juga menyediakan daftar menu yang lain, seperti cap cay, bakmie goreng, bihun goreng, kwetiau goreng, nasi goreng, ayam goreng saus mentega, fuyunghai, ifumie, dan lain-lain dan seterusnya. Engkau tidak cukup satu hari untuk dapat menikmati semua yang ada di sini. Hari ini bakmie pangsit rebus, maka next time coba yang lain, seperti nasi tim dikombinasi dengan ayam goreng saus mentega atau nasi goreng dikombinasi dengan beefsteak lada hitam dan minumnya pelega kerongkongan dengan jus jeruk. Engkau jangan salah alamat untuk dapat mencapai tempat legendaries ini, yakni di bawah flyover kereta rel listrik, sekarang bernama Jalan Soeroso, tidak jauh dari persimpangan dengan Jalan Cikini 2, kira-kira 10 meter saja, tepat di depan gedung Bank Central Asia. Selamat menikmati makan di sini.-     


Minggu, 23 Maret 2014

Gereja Di Indonesia Harus Menjadi Kantong Anggur Baru Bagi Bangsa Indonesia

“Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab dia akan berkata, bahwa anggur yang tua itu baik” [Lukas v:37-39].

Gereja Bukit Zaitun di Blitar.
Buah anggur adalah komoditas utama di beberapa negara Mediterannian, seperti Spanyol, Prancis, Italia, Malta, Lebanon, dan Palestina. Hampir semua orang diseluruh dunia tahu, bahwa Prancis lebih dikenal dengan anggurnya dibandingkan dengan parfumnya. Harumnya parfum Prancis memang sudah dikenal oleh banyak orang, tetapi anggur Prancis sudah menaklukkan lidah banyak orang di seluruh dunia. Warna buah anggur bermacam-macam, ada yang berwarna merah muda, merah tua, merah kekuningan, dan hijau, Rasanya ada yang manis, manis rada asam, atau asam. Mengenai rasa lebih banyak ditentukan oleh kondisi tanah tempat pohon anggur itu ditanam, misalnya buah anggur yang berasal dari Probolinggo terasa lebih asam dibandingkan yang berasal dari Australia. Buah anggur dapat dinikmati langsung sebagai buah dari rantingnya, dengan mesin juicer diambil konsentratnya, dibuat jam pengisi roti, dan difermentasi.

Melalui proses fermentasi buah anggur diubah menjadi minuman yang disebut grape wine. Ketika musim panen buah anggur tiba, jumlah panenan yang dipetik dapat mencapai ratusan ribu ton. Berton-ton buah anggur dimasukkan ke dalam drum berdiameter besar terbuat dari kayu berdinding tebal untuk dibuat bubur anggur. Dari dalam drum ini dihasilkan ratusan liter jus anggur yang masih bercampur dengan serpihan buah anggur. Jus anggur ini kemudian diberi ragi dalam jumlah yang tepat supaya dalam proses fermentasi, yakni proses perubahan gula menjadi alcohol tidak ada ragi yang tersisa. Fermentasi dilakukan di dalam satu drum terbuat dari kayu, berdinding tebal, dan ditutup rapat. Perubahan gula yang ada di dalam buah anggur menjadi alcohol juga disertai pelepasan gas karbondioksida. Jika jumlah jus anggur yang difermentasi mencapai ratusan liter, volume gas yang dilepaskan juga besar sehingga di dalam drum ada tekanan yang tetap dibiarkan selama satu minggu. Setelah satu minggu, banyak residu jus anggur mengendap di dasar drum, sedangkan filtratnya di keluarkan sambil disaring dengan screen halus dan di masukkan ke dalam drum-drum lain yang lebih kecil. Sampai tahapan ini jus anggur yang telah selesai difermentasi disebut grape wine yang dapat diminum, tetapi rasanya belum optimal, biasa disebut anggur baru [fresh wine]. Supaya rasa wine mencapai sangat optimal, wine harus disimpan di dalam gudang berhawa sejuk sampai berbulan-bulan, bahkan ada yang sampai bertahun-tahun. Wine yang telah disimpan dalam waktu lama inilah biasa disebut anggur tua [old wine]. Enak rasanya dan membuat orang yang menikmatinya menjadi terlena.

Bagi masyarakat orang Jawa dan pada umumnya masyarakat di Kepulauan Indonesia, maka keberadaan hidangan utama harus tersedia sampai pesta selesai, misalnya kombinasi nasi dengan opor ayam, sambal goreng kentang, dan gudeg [Jawa], nasi dengan rendang daging sapi, balado terong, dan tunjang [Minang], atau ubi jalar dengan babi dan ikan bakar [Papua]. Perkara minum setelah makan, cukup dengan air putih atau teh saja. Namun, lain Jawa, lain pula Palestina, sebaliknya di Mediterannian, khususnya di Palestina, wine adalah minuman utama yang harus tersedia di dalam satu acara penting, misalnya perkawinan, reuni keluarga, atau reuni hubungan pertemanan yang lama tak berjumpa. Kita dapat menjumpai dalam kisah perkawinan di Kana, betapa paniknya pemilik hajatan perkawinan sebab kehabisan wine. Kehabisan wine dalam satu pesta perkawinan dapat membuat malu keluarga, karena dapat menjatuhkan prestisius keluarga. Dalam kisah ini diceritakan, seorang tamu berkata, bahwa biasanya dalam satu pesta orang menyuguhkan wine yang baik [anggur tua] terlebih dahulu, kemudian menyuguhkan wine yang kurang baik [anggur baru], tetapi dalam pesta ini  lain, yakni dari awal sampai akhir pesta tuan rumah tetap menyuguhkan wine yang baik. Anggur tua membuat setiap tamu merasa senang.

Anggur baru atau anggur tua disebut juga sebagai ilustrasi terhadap kondisi seseorang atau masyarakat. Siapakah yang disebut anggur baru? Dan, siapakah yang disebut anggur tua? Dalam satu perusahaan besar dan telah berlangsung selama bertahun-tahun, karyawan lama biasanya telah begitu larut atau kohesif dengan peraturan perusahaan yang dirasakan menyenangkan. Top management berhak menetapkan peraturan baru untuk peningkatan performance ditinjau dari sisi efisiensi perusahaan. Katakan saja peraturan baru itu adalah meniadakan overwork, cuti tambahan bagi yang telah bekerja selama lima tahun, dan tunjangan cuti dihapuskan. Top management tahu, bahwa peraturan baru ini pasti akan menimbulkan gejolak dan telah menyiapkan paket pension dipercepat dan uang kompensasi bagi buruh lama yang tidak menyetujui peraturan baru. Peraturan perusahaan baru memang selalu menimbulkan gejolak, karena buruh memerlukan penyesuaian terhadap kondisi baru. Pernah terjadi satu perusahaan besar di Bogor membekukan salah satu departemennya dan memberhentikan semua buruhnya dan disertai pemberian kompensasi berupa uang. Perusahaan sudah menghitung tetap untung jika terpaksa memberhentikan sejumlah buruh disertai kompensasi uang, dibandingkan dengan cara rekrut buruh baru. Buruh baru selalu membawa perubahan besar, seperti gaji lebih murah, relative lebih mudah menyesuaikan diri terhadap metoda baru, tidak banyak mendapat hambatan yang berarti dalam pengarahan. Buruh baru masih memiliki idealisme besar unutk maju. Buruh lama adalah anggur tua, angkatan tua yang sulit diharapkan untuk bergerak maju, mereka berpikir, untuk apa memikirkan kemajuan perusahaan, toh sebentar lagi akan pension.

Di masa lalu ketika Yesus masih berada di Palestina, orang membuat wine di dalam kantong kulit hewan. Kulit hewan dibentangkan dan dibentuk bidang persegi panjang, kemudian satu dengan yang lain dijahit sehingga terbentuk kantong besar disebut bag. Anggur yang masih dalam proses fermentasi harus ditempatkan di dalam kantong baru, sebab kantong baru jahitannya masih kuat menahan gas yang keluar selama fermentasi. Jika anggur baru dipaksakan juga ditempatkan ke dalam kantong lama, kantong lama akan pecah, sebab jahitannya mungkin sudah tidak sekuat kantong yang masih baru sehingga anggur ikut terbuang percuma. Karena anggur tua tidak mengeluarkan gas karbondioksida lagi, maka anggur tua tidak akan bermasalah disimpan di dalam kantong lama. Apa artinya ini? Komposisi orang lama di dalam satu organisasi jauh lebih banyak dibandingkan dengan orang baru, maka yang lama ini akan meracuni pikiran orang baru. Orang lama statis, sudah puas dengan keadaan yang ada, sebaliknya orang baru progressive, selalu mencari terobosan baru. Orang baru biarlah ditempatkan di tempat yang baru, sementara yang lama di tempatkan di tempat yang lama dan biarlah mereka habis dengan sendirinya.   

Anggur baru memang sudah dapat diminum, tetapi rasanya masih kurang enak atau bahkan tidak enak sama sekali. Orang kalau meneguk sesuatu ke dalam mulutnya dan terasa tidak enak, pasti segera terjaga. Menelan dengan terpaksa atau memuntahkan minuman ini. Aku telah mengatakan di atas anggur baru adalah wine setengah jadi masih dalam proses. Kehidupan dimulai dari kelahiran sampai kematian adalah rentetan proses pembentukan karakter dan kerohanian seseorang sepanjang hidupnya. Proses kehidupan ini lebih banyak tidak enaknya, hatimu terhenyak ketika engkau ditegur oleh Tuhan melalui berbagai cara, misalnya ketika mengikuti acara Golden Way-nya Mario Teguh, setelah mengikuti Kebaktian Kebangunan Rohani, setelah membaca Alkitab, atau setelah mendengarkan khotbah seorang pendeta di gereja. Semua tulisan yang diilhamkan Tuhan memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran [Timotius iii:16]. Semua perkataan Tuhan itu seperti tongkat rotan seorang ayah menghajar bokong anaknya sebagai peringatan supaya tetap berjalan di jalan yang benar menurut kehendak Tuhan. Kalau engkau dihajar oleh Tuhan melalui mimbar kebaktian Minggu dan perkataan-Nya kena-mengena dengan perbuatanmu selama ini, jangan tersinggung dengan pendeta yang sedang menyampaikan firman-Nya, sebaliknya engkau mengucap syukur kepada-Nya, sebab prilaku rohanimu sedang diproses menjadi lebih baik lagi.

Berbeda dengan anggur lama yang memilki rasa nikmat di lidah dan beraroma harum. Satu tegukan engkau meminum, langsung lolos ke perut melalui kerongkongan. Ulangi lagi. Terasa nikmat, tambah lagi sehingga akhirnya ketagihan. Sesuatu yang membuat nikmat bagi tubuh, cepat atau lambat pasti akan membuat ketagihan. Demikianlah prilaku rohani bangsa Israel  seperti orang yang ketagihan anggur lama, sebab mereka telah larut selama berabad-abad dengan hukum Taurat. Orang atau satu kelompok besar suatu bangsa yang sudah tertata dengan aturan yang dianggap telah baku, maka bukan perkara mudah untuk mengubahnya. Mind-set yang ada pada bangsa Israel adalah ketaatan melaksanakan hukum Taurat untuk mencapai kesempurnaan berhubungan dengan Tuhan. Padahal Tuhan telah berkata kepada bangsa Israel, bahwa kedatangan-Nya ke dunia bukan untuk mengubah yang telah ada, yakni hukum Taurat, melainkan untuk menggenapi demi kesempurnaan melaksanakan Taurat melaui jalan yang telah disediakan, yakni percaya kepada Yesus Orang Nazaret. Dan, engkau pasti diselamatkan. Bagi bangsa Israel, Musa adalah seorang nabi yang sangat dimuliakan, tetapi Yesus, siapa Orang ini? Aaaaah, … jangan-jangan orang gila dari Nazaret.

Ajaran Tuhan di dalam Injil banyak memberi teguran yang membangun rohani dan mengubah karakter menjadi lebih baik. Ditegur itu membuat engkau terjaga dan tetap waspada supaya kesalahan yang sama jangan terulang lagi. Ada sepasang muda-mudi menghadiri satu kebaktian minggu di satu gereja, tetapi ketika anggur baru sedang dibagikan oleh pendeta melalui mimbar, mereka diam-diam meninggalkan rumah Tuhan, pergi entah ke mana. Ada banyak pendeta berzina dengan jemaatnya sendiri. Untuk orang-orang seperti ini, biarlah Tuhan saja yang mengatur mau disediakan tempat di mana, yang penting jangan sampai yang lama meracuni yang baru. Gereja yang akan melakukan pembaruan harus memilah-milah waktu pengadaan kebaktian. Ada kebaktian umum, remaja, dewasa muda, kaum ibu, kaum lanjut usia juga diperhatikan. Jadi, setiap kelompok berada di kantongnya masing-masing.

Indonesia membutuhkan anggur baru, yakni manusia Indonesia yang tergerak hatinya untuk melakukan pembaruan nyata di negeri ini, bukan hanya sekedar jargon pada waktu kampanye pemilihan calon presiden dan calon legislator. Lihat saja, sekarang ini Maret sampai April 2014 semua partai politik di Indonesia sibuk kampanye merebut hati rakyat untuk perolehan suara terbanyak. Semua partai politik menawarkan gerakan perubahan yang menjanjikan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, semua janji akan terlupakan bagitu terpilih sebagai mayoritas. Selama puluhan bahkan ratusan tahun bangsa Indonesia terbuai dengan anggur tua sehingga menjadi bangsa pemalas. Bangsa ini berpikir, buat apa kerja keras menanam padi, tongkat dan kayu saja dilempar ke tanah jadi tanaman. Bangsa ini terbuai dengan iklim yang bersahabat setiap tahun, tanah luas dan subur, pegunungan yang kaya dengan sumber mineral, dan laut luas yang kaya dengan sumber pangan kelautan. Setelah hampir 70 tahun merdeka dari penjajahan, seharusnya kita sudah menjadi bangsa yang dapat berdiri di atas kaki sendiri, sebaliknya kita malah menjadi bangsa yang tidak berdaulat di bidang penyediaan pangan, industri, informasi, perdagangan, perkebunan, jasa, pertambangan. Yang disebut kedaulatan bukan hanya sebatas tapal batas negara, tetapi totalitas. Beras yang menjadi komoditas utama dari sejak jaman Mataram Hindu seharunya bangsa ini mampu menyediakan sendiri, sebaliknya sekarang harus mengimpor setiap tahun; bahkan garam pun terpaksa mengimpor. Gereja di Indonesia harus menjadi kantong baru bagi bangsa Indonesia yang terus progressive.- 

Jumat, 07 Maret 2014

Selamat Jalan Teman

Minggu, 2 Maret 2014 pukul 15.00 hp-ku berdering. Partono, temanku orang Surabaya memberitahukan kepadaku, bahwa Ahmad Juhana telah meninggal dunia pukul 12.00 siang, karena sakit demam berdarah. Asrizal, temanku orang Solok mengirim kabar melalui sms, bahwa Ahmad meninggal di RS Sentra Medika Cibinong. Berita kematian selalu memberikan suasana kesedihan, apalagi orang yang meninggal dunia adalah seseorang yang mempunyai hubungan emosi. Syarifuddin, Iwan, Iswahyanto, Ahmad, aku, Leo, Arifin, Partono, dan Azril adalah sebagian kecil dari kami yang memiliki hubungan emosi selama puluhan tahun di tempat pekerjaan kami, di pabrik semen di Cibinong. Empat teman pertama tersebut di atas telah mendahului kami dipanggil oleh Tuhan. Aku dan Partono telah pension tiga setengah tahun yang lalu, tetapi kami masih berkomunikasi melalui tilpon selular. Hampir tiga puluh tahun aku mengabdikan diri bekerja sebagai analis kimia di pabrik semen ini sejak 1981. Hanya karena kemurahan Tuhan saja aku telah melewati masa kerja yang aman di perusahaan ini. Sebetulnya temanku Ahmad ini akan pension tinggal satu atau dua tahun lagi.

Berdiri paling kiri :Ahmad, Naibaho, Syarifuddin, Suyono, Iwan, Sugiarto, ?, ?
Duduk dari kiri : Rujito, Kusworo, aku, Suharjito [1982?].
Aku, Ahmad, Syarifudin, Partono, Asril, Arifin, Iswahyanto, Haris, dan Dade, kami yang tergabung pecinta motor Vespa pernah melakukan perjalanan tamasya bersama ke beberapa tempat di Jawa Barat, antara lain ke Cibatok, Cibeureum, dan Pelabuhan Ratu. Kami adalah kelompok buruh pabrik semen unit semen putih dari departemen produksi dan quality control. Secara tidak resmi kami menyebut kelompok kami adalah Vespa Club P5, karena unit kami disebut P5. Tidak perlu ada anggaran dasar atau anggaran rt, yang penting asal mempunyai Vespa lalu bergabung. Di club seperti ini jangan mempunyai pikiran pangkat dan jabatanku lebih tinggi dari pangkatmu, walaupun di tempat pekerjaan memang ada hierarkinya. Di club seperti ini memang tidak cocok bagi mereka yang mengutamakan jaga image. Demikianlah kenyataannya begitu, bahwa jabatan tertinggi di club ini adalah kepala regu.

Berdiri dari kiri : Ahmad, Syarifuddin, Iswahyanto, Azril, aku, Haris, Dade.
Syarifuddin adalah teman kami yang pertama kali dipanggil oleh Tuhan setelah berjuang selama satu minggu dirawat di RS Islam Jakarta karena leukemia.Yang membuat kematian adalah memang malaikat pencabut nyawa yang diperintahkan oleh Tuhan untuk menyabut nyawa orang pada waktu yang telah ditetapkan. Ketika Syarifuddin meninggal, dia meninggalkan seorang anak yang masih berusia belum genap satu tahun. Kemudian menyusul Iwan Setiawan setelah berjuang selama satu minggu koma di RS Husada Jakarta karena kecelakaan, pada akhirnya nyawanya lepas dari badannya. Iswahyanto dipanggil oleh Tuhan setelah tamasya di RS PMI Bogor karena salah minum obat yang membuat ginjalnya gagal berfungsi. Yang terakhir adalah Ahmad hidupnya berakhir di RS Sentra Medika Cibinong, trombositnya turun jauh di bawah minimum setelah dia digigit oleh nyamuk Aedes Aegypti yang membuatnya sakit demam berdarah. Bicara hubungan sebab-akibat, maka ada banyak hubungan sebab-akibat yang harus terpenuhi dengan alasan yang memenuhi logika. Semua orang pada waktunya nyawanya akan tercabut dari badannya, tetapi jalan setiap orang berbeda caranya satu dengan yang lain kembali ke rumah Tuhan. Tuan dokter menulis status pasiennya demikian, mati setelah minum racun nyamuk Baygon atau kecelakaan tergilas truk container. Jika ada berita tertulis, begini Paijo mati karena … kelanjutan dari karena inilah yang disebut sebagai jalannya kembali ke Rumah Tuhan. Keajaiban memang selalu ada di dunia ini. Misalnya ada orang dari suku Indian di Amerika kepalanya tembus kena panah musuhnya, tetapi tetap hidup dan anak panah ini dibiarkan tetap menancap di kepalanya sampai akhir hayatnya benaran.

Di Cibeureum, Sukabumi.
Belakang dari kiri : Partono, Ahmad, PG, Suharyanto, Ujang Nurhadi.
Aku sendiri ketika masih aktif bekerja di Cibinong pernah bertamasya ke RS Mitra Keluarga Bekasi karena sakit demam berdarah. Penyakit yang sama diderita oleh Ahmad. Dua minggu aku dirawat di sini. Selain diinfus, aku mengonsumsi tiga sampai empat liter air mineral per hari. Proses penyembuhan demam berdarah memang sederhana kalau tidak terlambat, yakni banyak istirahat, banyak minum air mineral, multi vitamin, dan makan bergizi. Setiap lima belas menit aku harus kencing. Hanya karena kemurahan Tuhan, maka aku ada sebagaimana ada sekarang.    

Ahmad orang yang aku kenang sebagai pribadi yang rajin di tempat pekerjaan. Jabatannya sama seperti aku, yakni kepala regu. Aku dan kepala regu yang lain dalam 4 shift mempunyai tugas yang sama, yakni membuat sampling system lancar in operation, tetapi dia yang paling rajin. Ia orang Ciamis berusia lima tahun lebih muda daru usiaku, kepala regu yang paling muda dalam angkatan kami. Ia juga kepala regu yang aktif memotivasi anggota regu dalam practiced improvement. Tentu saja kami tidak mempunyai hubungan darah persaudaraan, hanya sebatas pertemanan, dan tidak begitu akrab, tetapi waktu hampir 30 tahun memang bukan waktu yang singkat dalam suka dan duka. Duka? Perusahaan pernah mengalami surut keuangan pada 1998 yang memaksa kami harus menekan overwork, padahal upah tambahan overwork cukup untuk menambahi isi dompet. Ini adalah salah satu duka yang kami jalani bersama sebagai buruh. Ia adalah kepala regu setelah giliranku. Kalau aku lagi tidak tergesa-gesa pulang dari shift pagi, biasanya aku selama satu atau dua jam ngobrol dulu dengan dia di tempat kerja. Well, sometimes!


Ada waktunya menanam, ada waktunya menuai. Ada waktunya membangun, ada waktunya membongkar. Ada waktunya hidup, ada waktunya pula untuk mati. Banyak rancangan di dalam pikiran manusia, tetapi hanya keputusan Tuhan saja yang terlaksana. Apa yang telah dibengkokkan Tuhan, siapa yang sanggup meluruskannya kembali. Pada akhirnya semua akan menuju kekekalan, belum genap 70 tahun seperti yang ditulis di dalam Alkitab, rohnya harus kembali kepada pemilik-Nya. Manusia semakin pandai, mereka dapat meramal bilamana badai Katarina akan tiba di pantai, dapat mempredikisi nilai saham satu perusahaan sekian bulan mendatang. Namun, satu hal yang tidak dapat diramal oleh manusia, bilamana dirinya akan mati. Selamat jalan Ahmad! Selamat jalan teman!


Selasa, 04 Maret 2014

Tuhan Memuliakan Orang Percaya Dalam Pemeliharaan-Nya

“Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi” [Keluaran 16:13-14].

Roti kasur fresh from the oven.
Apakah masih mungkin menunggu berkat yang jatuh dari langit seperti yang pernah dialami oleh bangsa Israel? Mengapa tidak? Apa yang mustahil bagi manusia, sebaliknya tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Mujizat Tuhan tetap berlaku dari dulu, sekarang, dan seterusnya tetap ada. Mujizat Tuhan selalu hadir di tengah ketidakberdayaan orang percaya. Bangsa Israel mengalami ketidakberdayaan selama puluhan tahun di padang Gurun Sinai dalam perjalanan menuju ke satu negeri yang telah dijanjikan oleh Tuhan kepada mereka. Tuhan menjanjikan kepada mereka satu negeri yang penuh susu dan madu. Tentu saja mereka tidak mempunyai waktu lagi baik untuk bertanam gandum maupun berternak domba dan sapi, tetapi Tuhan tetap memelihara hidup mereka. Kepada Musa mereka bersungut-sungut, bahwa mereka tidak pernah lagi makan daging, sebaliknya Tuhan menjawab sungut-sungut mereka dengan mengirimkan jutaan burung puyuh pada sore hari sehingga mereka dapat makan daging. Mereka menyebut tepung yang jatuh dari langit sebagai manna, karena mereka tidak tahu menyebut apa yang jatuh dari langit yang bentuknya seperti sisik halus berwarna putih. Selama 40 tahun tahun lamanya sampai tiba di tanah yang dijanjikan oleh Tuhan mereka makan manna. Burung puyuh dan manna adalah berkat dari langit atas kemurahan Tuhan. Namun, Tuhan adalah Tuhan Yang Mahatahu sampai di mana ketidakberdayaan ummat-Nya. Mujizat itu adalah gabungan ketidakberdayaan manusia dan kuasa Tuhan. Jadi, engkau harus menunjukkan kerjamu sampai pada satu batas yang engkau tidak ketahui optimalnya seperti apa. Hanya Tuhan Yang Mahatahu sampai di mana batas optimalmu sehingga engkau pantas disebut tidak berdaya lagi. Jangan hanya mengeluh dan bersungut-sungut saja, sebaliknya mengucaplah syukur sajalah apa yang ada engkau miliki. Sebelum engkau berdoa meminta sesuatu, Tuhan sudah mengetahui apa yang ada dalam pikiranmu. Itulah sebabnya kepada orang yang sering mengucap syukur, Dia memberi sesuatu yang ada di dalam pikiran orang ini melalui suatu cara yang tidak pernah terpikirkan oleh orang ini.

Orang Betawi mempunyai istilah berkat dari langit dengan ungkapan rezeki nomplok. Orang Jawa juga dengan ungkapan tenguk-tenguk nemu getuk. Orang Inggris juga punya dengan ungkapan money from heaven. Mungkin antara tahun 1985 sampai 1990 aku pernah menyaksikan film yang diperankan oleh Chris Christopherson, judulnya adalah Flash Point. Diceritakan dalam film ini, Christ berperan sebagai anggota Texas Rangers, yakni polisi perbatasan antara Amerika dan Mexico. Ia dan seorang temannya melakukan patroli rutin beberapa puluh kilometer di sepanjang di perbatasan dengan mobil jeep off road Willyz. Di satu tempat yang telah dipenuhi oleh semak belukar, mereka  menemukan bangkai mobil jeep Williz. Di tempat bagasi belakang mobil yang sudah jadi besi tua ditemukan dua kantong besar berisi uang bernilai ratusan ribu dollar dan beberapa catatan kejadian yang pernah terjadi sekitar tanggal pembunuhan Presiden John F. Kennedy, yakni November 1963. Mereka mendatangi satu bank lokal dan menunjukkan beberapa lembar dari uang temuan mereka dan meminta konfirmasi apakah uang temuan ini masih berlaku. Mereka mengatakan kepada bank officer, bahwa uang itu diperoleh dari menang main poker. Ternyata uang yang pernah beredar tahun 1963 itu masih berlaku. Ratusan ribu dollar setelah 20 tahun masih berlaku. Money from heaven!

Aku sudah sering mendengar cerita seperti ini di kehidupan nyata, bukan sekedar cerita rekayasa dari seorang pengarang novel. Ini satu cerita dari kehidupan nyata yang pernah terjadi di Palembang pada 1972. Pada tahun itu aku masih menetap di Palembang dan sedang mengikuti pendidikan kejuruan minyak dan gas bumi di perusahaan tambang minyak milik negara di Plaju. Plaju adalah kota kecil 8 kilometer di sebelah selatan dari Palembang. Ketika itu masih beredar undian yang dinamakan Nalo, singkatan dari Nasional Lotere. Pemenang undian lotere ini berhak mendapatkan uang tunai sebesar 72 juta rupiah. Adalah Kirmanto, katakan saja demikian nama seorang laki yang berprofesi sebagai pengayuh becak. Ia mempunyai keluarga dan menetap di satu rumah sangat kumuh dan jauh dari kenyamanan. Pada satu hari yang tidak pernah dibayangkan oleh pengayuh becak ini, dia menjadi seorang dari puluhan juta penduduk Indonesia yang beruntung mendapatkan uang dari undian ini. Emosinya sungguh tak terbendung lagi. Luar biasa gembira! Barangkali yang ada dalam pikirannya adalah sebentar lagi good bye kemiskinan. Ia membakar rumah yang selama ini ditempati oleh dia, anak, dan isterinya. Ia lupa sama sekali, bahwa tanda bukti undian Nalo berada di dalam rumah yang sedang berkobar oleh kobaran api yang sedang menghabiskan rumah ini. Setelah dia menyadari apa yang telah terjadi dengan tanda bukti undian yang telah habis terbakar di dalam rumahnya sendiri yang telah rata dengan tanah, maka dia berteriak histeris memilukan hati. Hartanya sendiri musnah terbakar, sedangkan uang 72 juta rupiah tidak pernah ada dalam genggaman tangannya. Uang senilai 72 juta rupiah pada 2014 hanya dapat untuk membeli satu mobil minibus bekas, tetapi pada 1972 dapat digunakan untuk membeli satu rumah baru lengkap dengan perabotan di dalamnya dan satu mobil baru sedan Toyota atau Holden sederhana. Walaupun disebut sederhana, yakni tanpa AC dan sound system, memiliki mobil baru pada masa itu adalah satu kemewahan. Bagi seorang pengayuh becak miskin, menyisihkan sebagian penghasilan hariannya untuk tabungan hari tua, sampai akhir hayat pun adalah satu kemustahilan, maka bagi Kirmanto, uang hasil undian Nalo itu rejeki nomplok atau uang kaget yang tak pernah terbayangkan dalam hidupnya. Jika pada saat ini dia masih hidup, umurnya mungkin sekitar 70 tahun. Dan aku tidak tahu apakah dia masih menjadi penghuni rumah sakit jiwa kilometer 5 Palembang.

Tapi sebaiknya engkau tidak usah bermimpi memperoleh money from heaven seperti cerita di atas. Kekayaan yang diperoleh dengan cepat, cepat pula habisnya. Ia seperti mempunyai sayap burung rajawali, terbang melesat dengan cepat menghilang. Manusia itu menurut kodratnya dia harus bekerja keras untuk mendapatkan satu dua piring makanan. Mau makan satu piring ketela rebus, dia bekerja berpeluh keringat. Jika dia mau makan yang lebih enak lagi, satu piring ayam goreng atau tenderloin beef  steak, dia harus bekerja lebih keras lagi. Bangsa Israel dapat makan daging di Gurun Sinai sebab kemurahan Tuhan melalui Musa yang mendapat mandate dari Tuhan untuk memimpin bangsa ini keluar dari Mesir menuju Tanah Kanaan. Musa memimpin jutaan orang Israel berjalan kaki di gurun pasir dari tanah perbudakan menuju ke negeri kebebasan bukan perkara mudah. Ia harus bekerja keras menghadapi perangai bangsanya yang tegar tengkuk. Ia memberi ungkapan yang sederhana kepada bangsanya prihal manna yang jatuh dari langit di atas permukaan gurun pada pagi hari. Ia berkata kepada bangsanya, bahwa manna yang setiap hari dimakan oleh bangsanya adalah roti dari Tuhan. Ya, benar. Inilah realitas Injil, bahwa setiap hari orang percaya makan roti yang bikin orang perutnya kenyang, sebaliknya juga orang percaya harus makan roti dari Sorga yang bikin kenyang jiwa, yakni firman Tuhan.

Kalau engkau pernah menyaksikan satu acara program On The Spot pada satu stasiun tv, pernah diberitakan seorang pelayan rumah pada satu keluarga kaya di Hong Kong mendapat warisan 1 milyar US dollar dari majikannya. Majikannya ini suaminya sudah meninggal dan tidak mempunyai anak pewaris kekayaan. Pelayan perempuan inilah yang setia menemani majikannya selama bertahun-tahun sampai majikannya meninggal. Pelayan perempuan ini sungguh berhikmat menghadapi satu kondisi yang membuat siapa saja sangat gembira luar biasa. Ia menyadari, bahwa luapan kegembiraan yang berlebihan akan membuat siapa saja menjadi lengah. Bekas babu ini sekarang menjalankan satu usaha besar dari warisan yang diterima dari orang yang tidak mempunyai hubungan darah dengannya. Bekas babu ini memiliki kemampuan menjaga emosinya. Bagaimana dengan engkau sendiri? Apakah engkau tergolong manusia yang memiliki kemampuan menjaga emosi? Satu hal yang sangat penting dalam menghadapi berkat yang tidak terduga adalah kestabilan emosi. Seseorang memiliki kemampuan menjaga emosi, sebab dia mempunyai kesehatan mental yang sangat prima.

Pada saat seperti sekarang ini, rumahmu di Bekasi dilanda banjir kemudian ada teman yang bermurah hati memberimu bantuan sebesar 500 ratus ribu rupiah. Tentu saja terima kasih, tetapi uang sebesar itu menurut kurs sekarang memang bukan nilai luar biasa; sebaliknya jika engkau terima warisan seperti cerita di atas, siapkah mentalmu menerima kondisi yang tidak terduga ini. Ya, aku siap!!! Ah, itu hanya sesumbar sikapmu saja. Tunggu dulu, Tuhan Mahatahu, Dia sangat mengetahui kondisi mentalmu seperti apa. Jatah berkatmu sebenarnya sudah disediakan oleh Tuhan. Selain itu Tuhan juga tidak mengehendaki berkat yang engkau terima itu dapat menyusahkanmu saja, melainkan Dia memberi sesuatu yang memang engkau membutuhkan untuk dipenuhi. Namun, jika Tuhan Mahatahu kondisi mental seseorang, mengapa Dia memberi Kirmanto uang hadiah Nalo, padahal jelas dia tidak siap mental menerima hadiah ini. Orang seperti Kirmanto ini tergolong orang menurut istilah orang Jawa adalah wong dumeh, artinya orang sombong. Menurut pikiran Kirmanto, walaupun rumah dan seluruh isinya dibakar habis, uang hadiah Nalo dapat menutupi semuanya. Orang yang mendahulukan jalan pikirannya sendiri, tanpa penyertaan Tuhan adalah orang sombong. Kesombongan selalu mendahului kejatuhan. Orang yang meletakkan pikiran Tuhan ke dalam pikirannya selalu bertanya kepada jiwanya, untuk apa uang sebanyak ini. Kita kembali ke cerita ketika bangsa Israel menerima manna di gurun pasir. Musa memberi perintah kepada bangsanya, yakni supaya bangsa Israel mengambil manna secukupnya saja sesuai menurut kebutuhan satu keluarga. Jangan ada yang menyimpannya sampai besok pagi. Ternyata banyak juga bangsa Israel tidak menuruti perintah Musa. Mereka mengambil manna melebihi kebutuhan sendiri, ada yang menyimpan kelebihan manna di dalam kemah mereka, akibat keserakahan mereka manna menjadi busuk dan berulat tidak dapat dimakan. Padahal tidak perlu mereka menimbun kelebihan, karena setiap orang pasti mendapat bagiannya masing-masing. Keserakahan juga adalah bentuk mental yang tidak sehat. Setiap peristiwa yang terjadi pada diri seseorang pasti atas seijin Tuhan untuk pembelajaran hidup sehat.

Tuhan memuliakan orang percaya dalam pemeliharaan-Nya, walaupun dalam kondisi yang sangat sulit sekali pun. Roti dan daging burung adalah makanan manusia. Apakah ada tertulis di dalam Alkitab, bahwa Tuhan menyediakan rumput segar daging gajah atau daging badak. Tidak pernah ada tertulis demikian! Rumput bagaimana pun segarnya bukan makanan manusia. Daging gajah dan daging badak juga tidak lazim dimakan oleh manusia. Orang percaya tidak perlu mencuri kalau hanya untuk memenuhi kebutuhan perut, Tuhan sudah menyediakan lebih dari cukup. Memiliki hikmat jauh lebih berharga dibandingkan dengan mendapatkan money from heaven tapi tidak siap menerimanya. Mintalah hikmat dari Tuhan, sebab hanya orang yang berhikmat saja selalu siap menghadapi kondisi yang luar biasa, dia dapat menggunakan pengetahuannya dengan tepat dalam setiap tindakan yang diambilnya. Siapa tahu engkau adalah orang berikut yang mendapatkan sesuatu yang tidak terduga datang dari Sorga dan … engkau adalah orang yang tepat menerimanya.-