Kamis, 31 Oktober 2013

Keselamatan Untuk Segala Bangsa

Tirus dan Sidon adalah dua kota pelabuhan di pesisir utara Palestina di provinsi yang disebut Fenisia. Di provinsi ini dihuni oleh banyak orang Yunani dan peranakan mereka. Di provinsi ini kebudayaan hellenis masih mengental. Tidak mengherankan sama sekali di kalangan terpelajar orang Yahudi mampu menggunakan bahasa Yunani sebagai bahasa pergaulan di provinsi ini. Misalnya, rasul Paulus dan Yohanes, murid Yesus, mereka keduanya fasih bicara Yunani. Namun, karena bangsa Yahudi adalah bangsa yang sikap sosialnya eksklusif, mereka bangga sebagai keturunan bangsa terpilih, maka mereka menganggap bangsa lain adalah kasta rendah yang tak perlu didekati. Misalnya, mereka tak mau bergaul dengan orang Samaria.

Di provinsi ini Yesus pernah singgah untuk beristirahat tanpa diketahui oleh orang lain. Tetapi keberadaan-Nya untuk beristirahat tidak berlangsung lama. Keberadaan-Nya di mana saja selalu mengundang banyak orang untuk meminta tolong kepada-Nya, pada umumnya meminta kesembuhan dari penyakit. Seorang perempuan Yunani mendatangi Yesus memohon dengan mengiba-iba untuk menyembuhkan anaknya perempuan yang sedang sakit keras karena dirasuk oleh roh jahat. Hidup ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan untuk memdapatkkan sesuatu. Ada harga yang harus dibayar, yakni ujian iman sampai engkau dinyatakan lulus test and proper dengan nilai tinggi. Akhirnya Yesus meluluskan permintaan perempuan Yunani ini [Matius xv:21-28].

Kepada Abraham, Tuhan telah menyatakan janji, bahwa melalui keturunannya, Ishak anak yang dijanjikan kepadanya, dia akan menjadi berkat bagi semua bangsa. Yesus Kristus adalah anak Maria yang dikandung dari Roh Kudus telah dilahirkan di Betlehem, dan dibesarkan di Nazaret adalah keturunan Abraham. Berkat bagi semua bangsa yang dijanjikan kepada Abraham itu adalah keselamatan kekal. Yesus melayani perempuan ini menunjukkan, bahwa berkat keselamatan juga diberikan kepada bangsa lain. Begitu besarnya kasih Tuhan, Dia memberikan kasih karunia melalui Yesus Kristus, keturunan Abraham, supaya semua orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup kekal. Ada tiga hal keutamaan bagaimana berkat Tuhan juga meliputi bagi semua bangsa.

Tuhan menetapkan kualifikasi keselamatan kekal. Kepada siapa Taurat dan semua kitab para nabi diturunkan dan dipercayakan untuk dipelihara adalah otoritas Allah sendiri, yakni bangsa Israel. Orang Yahudi menganggap Tuhan seperti gembala yang memelihara domba-domba-Nya. Ada banyak domba yang taat kepada gembalanya, sebaliknya ada juga banyak domba yang hidup semau sendiri sehingga tersesat dan hilang. Banyak domba Israel yang hilang untuk dicari dan diselamatkan memberi kesan kepada bangsa lain, bahwa keselamatan hanya untuk bangsa Israel lahiriah. Tidak! Keselamatan kekal diberikan oleh Tuhan untuk segala bangsa sesuai dengan janji-Nya kepada Abraham, bahwa keturunannya akan menjadi berkat segala bangsa. Yesus dilahirkan sebagai bangsa Israel adalah keturunan Abraham yang diutus untuk menyelamatkan domba-domba yang hilang dari bangsa Israel. Dengan diberikan kesempatan menerima kasih karunia seluasnya terhadap segala bangsa, sebaliknya penolakan banyak datang dari bangsa Israel sendiri.

Iman menuntut pengujian. Perempuan Yunani ini mengumpulkan semua keberanian yang ada padanya, dia mendekati Yesus memohon supaya Dia mengabulkan permohonannya. Perempuan ini memohon Yesus dengan menyembah-nyembah supaya permintaannya dikabulkan. Namun, tidak mudah begitu saja untuk mendapatkan sesuatu yang sangat diharapkan tiba di tangan. Manusia hidup harus bergantung kepada Tuhan dan tahu menghargai segala sesuatu yang Tuhan berikan kepada manusia. Perempuan ini dapat mengetahui dengan tepat, bahwa Yesus adalah keturunan Daud memang tak salah. Bagaimana perempuan ini dapat mengetahui, bahwa Yesus mempunyai kuasa mengusir roh jahat, pasti dia mendapatkan informasi dari mendengar cerita orang tentang Yesus dari Nazaret ini. Semua hal yang telah dia dengar tentang Yesus semakin menguatkan imannya untuk datang kepada-Nya. Jika dia mengandalkan akalnya sendiri, kemungkinannya dia tidak mau datang kepada-Nya, sebab orang Yunani sudah terbiasa hidup mengikuti pikiran yang harus menurut logika.

Iman kepada Tuhan harus diperlihatkan dengan gentar dan takut, sebab hidup orang percaya bersandar kepada Tuhan yang menentukan keberhasilannya. Apakah ada orang rendahan yang mempunyai kepentingan dengan seorang penguasa junjungannya, mendatanginya dengan mata melotot? Pasti tidak ada. Mendatangi seorang gubernur dengan harapan kepentingamu terpenuhi, maka datanglah dengan kerendahan hati. Kalau seorang gubernur dihormati dengan segala kerendahan hati, maka kepada Tuhan engkau harus lebih dari itu. Hidup akan semakin diberati oleh Tuhan, jika engkau hidup yang rendah hati mengandalkan hidup kepada Tuhan saja.

Pada akhirnya setiap orang harus mengalami ujian iman supaya hidupnya semakin dewasa. Bacalah seluruh kisah Ayub. Apa yang dialami oleh Ayub juga akan menimpa semua orang hanya bentuk ujian imannya yang berbeda satu sama lain. Di dalam penderitaan kesulitan ekonomi Ayub diuji oleh Tuhan, tetapi akhirnya dia berhasil melewati ujian iman. Semua orang percaya diberi kekuatan oleh Tuhan supaya berhasil melewati ujian. Semua perkara dalam hidup ini dapat diatasi, sebab Dia memberi kekuatan kepada orang percaya [Filipi iv:13}.   

Keselamatan kekal menyentuh segala bangsa.  
Orang menyatakan imannya terhadap sesuatu atau siapa karena dia mengetahui kepada siapa dia mempercayakan hidupnya. Mari kita menyimak kisah Rut, perempuan Moab dan menantu dari Naomi perempuan Israel dan suaminya Elimelekh yang merantau ke tanah Moab. Moab adalah satu wilayah di sebelah selatan laut mati dan dihuni oleh bangsa tak mengenal Tuhan. Naomi mempunyai dua orang menantu perempuan Moab, yakni Orpa dan Rut. Sepuluh tahun kemudian matilah kedua anak lelaki Naomi tanpa anak. Orpa kembali kepada sanak saudaranya di Moab, sedangkan Rut berkeras hati tetap mengikuti Naomi pulang kembali ke Israel. Rut berkata kepada Namomi, bahwa bangsa Israel adalah juga bangsanya, Tuhan bagi bangsa Israel adalah juga Tuhan baginya, dan jika ada sesuatu ada yang memisahkan antara dia dan Naomi, biarlah maut yang memisahkan mereka [Rut i:16-17]. Inilah pernyataan iman Rut kepada Tuhan, Allah bagi bangsa Israel.

Kita simak kisah lain dari orang bernama Naaman, seorang panglima perang raja Aram yang menderita penyakit kusta. Ia mendapat informasi dari pelayan perempuan untuk isterinya, seorang perempuan Israel, bahwa di Israel ada seorang nabi yang dapat menyembuhkan penyakit kustanya. Berangkatlah dia bersama rombongan pasukannya menuju Israel. Setiba di Israel, dia tidak ditemui langsung oleh Elisa melainkan pelayannya saja. Pelayan Elisa meminta supaya Naaman berendam ke dalam sungai Yordan sebanyak tujuh kali. Naaman gusar mendengar permintaan pelayan Elisa terhadap dirinya, sebab dia mengira bahwa Elisa dengan tangannya akan membuat sesuatu yang ajaib atas dirinya. Tapi kemudian semua pelayannya berhasil membujuknya supaya dia melakukan apa yang diperintahkan oleh Elisa. Setelah dia berendam di dalam sungai Yordan sebanyak tujuh kali, maka sembuhlah dia dari penyakit kustanya. Ia berujar, katanya, bahwa di seluruh tempat di bumi tidak ada Allah, selain hanya di Israel. Pernyataan Naaman ini adalah pernyataan imannya kepada Tuhan, Allah bangsa Israel [2 Raja-raja v:9-14].

Perempuan Yunani yang anaknya perempuan sedang sakit dirasuk roh jahat berkata kepada Yesus sebagai penyataan imannya, bahwa dia pun bersedia makan makanan sisa dari bangsa Israel seperti seekor anjing yang bersedia makan makanan sisa dari tuannya. Kata anjing di sini adalah metafora untuk bangsa asing terhadap perempuan yang menyembah-nyembah Yesus. Adalah satu hal yang lazim di mana pun berada dan dalam kondisi seperti apa pun, seorang ibu cenderung melupakan rasa malu demi sesuatu yang berguna untuk anaknya. Apalagi untuk anaknya yang sedang sakit keras. Orang yang melupakan dirinya demi kasih terhadap orang lain dan dilandasi dengan iman yang teguh terhadap kebenaran, hati Yesus pun tergerak untuk meluluskan permohonan bangsa asing ini.

Kesembuhan ilahi dan pertolongan kasih lain memang tidak ada kaitannya dengan keselamatan kekal, tetapi sebagai orang percaya seharusnya menggunakan setiap peluang yang ada untuk meyampaikan Injil Kristus. Pada pertengahan abad ke 19 seorang pengabar Injil bernama Coolen membuka persawahan luas di desa Ngoro, Jawa Timur. Lingkungan desanya jelas adalah mayoritas orang Jawa Islam. Persawahannya menghasilkan beras berkelimpahan, berkualitas baik, dan murah mengundang penduduk dari banyak desa lain untuk membeli beras di sini. Pada waktu itu bencana kelaparan melanda seluruh pulau Jawa, terutama di daerah pesisir setelah Perang Jawa selesai. Mereka datang bergelombang ke desa Ngoro untuk mendapatkan beras murah dan berlimpah. Pada masa yang bersamaan pula mereka mendengarkan ajaran Injil Kristus yang disampaikan oleh Coolen. Pada masa itu Yesus telah diterima oleh orang Jawa Kristen menurut pandangan orang Jawa yang masih percaya terhadap datangnya Ratu Adil. Kini, pada abad ke 21 keberadaan orang Jawa Kristen dengan jumlah yang patut diperhitungkan di Indonesia menunjukkan, bahwa keselamatan kekal memang menyentuh ke segala bangsa. Injil Kristus telah menjamah ke seluruh penjuru dunia, kira-kira 5 persen penduduk Palestina di Gaza adalah pemeluk agama Kristen.

Jika Tuhan memberikan keselamatan kekal hanya bagi bangsa Israel lahiriah, karya keselamatan itu terlalu kecil bagi domba-domba tersesat di seluruh dunia yang harus diselamatkan oleh kasih karunia Tuhan. Jika hanya domba-domba Israel lahiriah yang harus diselamatkan, orang Jawa, Batak, Cina, Inggris, dan seterusnya tidak akan mendapat bagian keselamatan. Bapa menunggu dengan setia dan sabar domba-domba yang tersesat kembali ke kandang mereka, yakni rumah Bapa di sorga. Domba-domba tersesat ini sekarang tersebar di seluruh dunia menunggu pertolongan Tuhan melalui orang percaya yang mengabarkan Injil Kristus kepada mereka.-


Rabu, 16 Oktober 2013

Be Enough With One Woman in Your Marriage

Forever and unforgetable.
Ribuan tahun yang lalu kehidupan adalah mutlak milik kaum laki-laki, sedangankan kaum perempuan lebih banyak dimarjinalkan, bahkan bagi sebagian besar orang Jawa sampai akhir abad ke 19 perempuan dipandang sebagai konco wingking. Wingking artinya belakang, tak perlu tahu urusan suami. Di banyak tempat di Timur Tengah pada masa yang sering disebut jaman keberutalan, sungguh malang sekali jika seorang bayi dilahirkan dengan kelamin perempuan, karena bayi ini pasti dikuburkan dalam keadaan hidup atas perintah ayahnya. Keberadaan anak laki-laki dipandang sebagai cahaya kebahagiaan dan sumber keberuntungan dibandingkan dengan anak perempuan, karena anak laki-laki membawa nama keturunan. Banyak keluarga sulit mendapatkan anak, masa penantian ada yang mencapai puluhan tahun usia perkawinan, bahkan tidak sedikit yang tidak mempunyai sama sekali. Jika satu keluarga tidak mempunyai anak, apalagi suami adalah seorang raja atau kepala suku, sekali lagi perempuan adalah pihak yang harus disalahkan, suami dapat menjadikan masalah ini sebagai alasan untuk kawin dengan perempuan lain. Setiap pergantian jaman walaupun ada sedikit kemajuan kebudayaan, tetap saja kaum perempuan terpinggirkan.

Di Palestina seorang perempuan tidak boleh menjadi saksi satu perkara, walaupun dia jelas melihat peristiwa satu kejahatan. Seorang rabbi tidak akan pernah mengajarkan hukum kepada anak perempuannya, karena hal ini dipandang sebagai tindakan tidak pantas. Perempuan sudah seharusnya hanya menjadi kaum pendengar saja, yakni menuruti perintah suami tanpa membantah. Perempuan tidak perlu mendapatkan perhatian atau imbalan atas kesetiaan yang dia persembahkan kepada suaminya. Kaum laki-laki telah lupa sama sekali, bahwa Tuhan pada mulanya menciptakan seorang perempuan [bukan dua orang] sebagai pendamping yang sepandan bagi laki-laki. Di masa itu seorang suami melindungi istrinya bukan karena dilandasi rasa kasih, melainkan dilandasi untuk mempertahankan hak milik, perempuan, yakni istri hanya dipandang seperti barang.

Di belahan bumi lain seperti di Roma dan Yunani, mereka memang mendapat kebebasan lebih banyak dibandingkan dengan perempuan di Palestina. Kebebasan perempuan Roma dapat dilihat dengan cara mereka berpakaian yang lebih erotis dan kebebasan bicara dibandingkan dengan perempuan di tempat lain. Kebebasan ini berkembang terus ke generasi berikut dan menjalar ke seluruh Eropa bekas jajahan Imperium Romawi. Tapi tetapi saja mereka didominasi oleh kaum laki-laki.

Yesus Orang Nazaret adalah Anak Manusia yang menaruh banyak perhatian terhadap kaum perempuan. Baik Matius, Markus, Lukas [dan KIsah Para Rasul], maupun Yohanes menulis banyak peristiwa kehidupan Yesus yang melibatkan peranan perempuan. Yesus memang senang diundang menghadiri pesta dan Dia juga senang berkumpul bersama anak-anak yang pasti selalu ditemani oleh masing-masing ibu dari mereka. Pada satu hari dikisahkan, Yesus menghadiri pesta yang sangat meriah sekali. Tentu saja meriah sebab di pesta itu hadir seorang perempuan cantik berambut panjang, yakni Maria Magdalena. Perempuan ini meminyaki kaki Yesus dengan setengah kati minyak narwastu murni yang sangat mahal kemudian menyekanya dengan rambutnya yang panjang. Mudah diduga, pesta yang dihadiri oleh banyak orang Parisi dan rabbi menimbulkan kehebohan luar biasa bagi mereka yang menyaksikan pemandangan yang tidak biasa ini.

Pada satu hari Yesus sedang bicara tentang ibadat dan hikmat yang benar dengan seorang perempuan Samaria di pinggir bibir sumur. Pada umumnya orang Yahudi tidak mau berinisiatif bicara dengan orang Samaria yang mereka pandang sebagai kasta rendahan. Ratusan tahun sebelum kelahiran Kristus, bangsa Assiria pernah menyerbu Palestina [sebelumnya bernama Kanaan]; bangsa ini kemudian memasukkan bangsa lain dari daerah jajahan lain ke Samaria sehingga percampuran sebagian ras tidak terhindarkan lagi. Dengan peristiwa percakapan antara Yesus dengan perempuan Samaria ini, Yesus memberi teladan menerobos sekat penghalang dalam memberitakan Kabar Baik dari Tuhan kepada semua orang. Terbukti perempuan Samaria ini kemudian bercerita kepada kaumnya, bahwa dia telah bertemu dengan Tuhan. Terhadap perempuan ini juga Yesus berkata, bahwa apabila tiba saatnya, orang percaya menyembah Allah bukan di gunung ini atau berkiblat ke Yerusalem melainkan harus dilakukan dalam roh dan kebenaran; karena Allah itu adalah Roh, maka barangsiapa menyembah-Nya, dia harus menyembah dalam roh dan kebenaran. Lebih lanjut, Yesus lebih berkata kepada perempuan ini, bahwa sekarang memang sudah tiba saatnya ketika dia telah bertemu dengan Juru Selamat [Yohanes ps 4].

Pada satu siang berbondong-bondonglah banyak orang yang terdiri dari anak muda usia sampai usia dewasa bahkan tua sekali dan semua laki-laki. Mereka menyeret seorang perempuan muda yang kedapatan berzinah dengan seorang laki-laki ke hadapan Yesus yang sedang berjongkok di tanah. Yesus seperti orang yang tidak perduli dengan keadaan sekeliling ketika mereka datang kepada-Nya. Ia sedang asyik seperti seorang anak menulis di pasir. Di antara mereka adalah orang Parisi dan rabbi yang selalu berperkara dengan Yesus merasa mempunyai amunisi untuk menjatuhkan-Nya. Seorang dari mereka bertanya kepada Yesus, mau diapakan perempuan yang telah berzinah ini. Mereka sebetulnya tahu, bahwa menurut Taurat Musa perempuan seperti ini harus dirajam sampai mati. Orang yang bertanya tadi bukan karena ingin mendapatkan pemahaman yang benar, melainkan berusaha untuk menjatuhkan-Nya. Dalam peristiwa ini bukan berarti Tuhan memberi kelonggaran kepada manusia terhadap dosa, melainkan Dia memberi kesempatan kedua kepada orang berdosa untuk memperbaiki diri [Yohanes ps 8].  

Tirus adalah kota di pesisir utara yang dihuni oleh banyak orang yang belum mengenal Tuhan. Banyak di antara mereka adalah orang Yunani dan peranakan mereka, tetapi orang lokal juga ada seperti Kanaan dan Filistin. Di daerah ini bahasa sehari-hari yang digunakan  adalah bahasa Yunani. Ke kota ini Yesus pernah singgah. Pada satu ketika seorang perempuan peranakan Yunani menghadap Yesus yang sedang duduk beristirahat. Ia datang dengan menyembah di kaki Yesus dan memohon dengan penuh pengharapan, bahwa anak perempuannya dirasuk setan dan sangat menderita supaya Yesus mau menyembuhkan anaknya. Tidak mudah begitu saja mendapatkan apa yang engkau harapkan. Adakah orang berdoa kepada Tuhan dengan tangan berada di pinggang? Pada umumnya seorang ibu rela menanggalkan rasa malu untuk mendapatkan yang dia sangat harapkan demi anaknya yang sedang sakit. Walaupun perempuan ini tergolong orang yang belum bertobat dari masa lalunya, dia mendapatkan anak perempuannya bebas dari kerasukan setan, sebab besar keyakinan ibu ini terhadap kuasa Tuhan atas anak perempuannya yang sedang sakit. Realitas Injil menunjukkan, bahwa seseorang beriman terhadap kuasa Kristus bukan karena keturunan, melainkan karena mempercayai ajaran kasih karunia [Markus ps 7].
           
Ketika Yesus mati di kayu salib ada banyak perempuan tak jauh dari tempat eksekusi. Di antara mereka adalah Maria Magdalena, Maria ibunya Yakobus, sedangkan banyak murid Yesus tidak tampak di sekeliling tempat penyaliban. Sesuai seperti yang pernah diucapkan sendiri oleh Yesus, bahwa Dia pada hari ketiga akan bangkit dari antara orang mati, Maria Magdalena adalah perempuan kepadanya Yesus memperlihatkan diri-Nya sebelum murid-murid yang lain melihat-Nya. Maria Magdalena memberi kesaksian kepada murid-murid yang lain, bahwa dia telah melihat sendiri, Yesus telah bangkit dari antara orang mati. Yohanes sendiri yang mencatat pengalaman pribadi Magdalena terhadap peristiwa ini dua ribu tahun yang lalu. Dan, Yohanes adalah satu di antara murid-murid yang paling dekat dengan Yesus.

Berbagai peristiwa berkaitan dengan perempuan telah tertulis di dalam Alkitab menunjukkan, bahwa Yesus telah mengangkat martabat perempuan yang sebelumnya dipandang sebelah mata oleh kaum pria. Ribuan tahun yang lalu pun banyak orang Yahudi yang menganut pola hidup polygamy, tetapi pada zaman Yesus masih ada di dunia cara hidup seperti itu tak ada tercatat dalam kesaksian Injil. Hal ini menunjukkan, bahwa baik Taurat Musa apalagi ajaran kasih Yesus memang tidak mengajarkan hidup berpolygami. Polygami adalah satu sikap hidup yang merendahkan martabat perempuan karena perempuan hanya dipandang sebagai benda yang dapat dibandingkan antara satu dengan yang lain. Kecenderungan manusia [baca : kaum pria] lebih condong melihat rupa dari pada hati, maka hanya kepada yang muda dan cantik saja perhatian itu tertumpah. Manusia telah jatuh ke dalam dosa, orang berdosa pikirannya selalu serong, maka selamanya manusia tidak akan pernah berbuat adil. Bagi semua orang yang telah menerima kasih karunia keselamatan dari Tuhan, maka cukuplah hanya dengan satu istri saja. Yang penting ciptakan setiap hari lagu baru, so you will never be boring.-